Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGENDALIAN VEKTOR DI RUMAH

Dosen Pengampu : Septia Dwi Cahyani, S.KL., M.KL

OLEH :

1. Amaranggani Seffika S.T 211513251407


2. Maria Asti Mila 211513251446
3. Ricat Pongu Samalati 211513251427
4. Sukma Dwi Utami 211513251429
5. Yulius Malo 211513251430

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, yang tiada putus putus-Nya
sehingga atas hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul Pengendalian Vektor Di Rumah. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada baginda Rasulullah yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
ke alam yang terang-menerang.

Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Ibu Septia Dwi Cahyani, S.KL., M.KL Selaku dosen mata kuliah
Pengendalian Vektor, dalam kajian makalah ini kami penuhi sebagai pengajuan
tugas dari mata kuliah Pengendalian Vektor. Makalah ini sudah kami susun dengan
maksimal.

Adapun dalam makalah ini terdapat 3 bab, yang meliputi bab 1 berisi
pendahuluan, bab 2 berisi tentang tinjauan pustaka, bab 3 penutup tentang
kesimpulan dan saran. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Malang, 11 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6


2.1 Persyaratan Kesehatan Rumah ............................................................................6

2.2 Pengendalian Vektor Nyamuk di Rumah ..........................................................8

2.3 Pengendalian Vektor Kecoa di Rumah ..............................................................8

2.4 Pengendalian Vektor Tikus di Rumah ...............................................................8

2.5 Pengendalian Vektor Lalat di Rumah .................................................................8

2.6 Upaya Menjaga Sanitasi Lingkungan Rumah....................................................9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10

3.2 Saran ..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi rumah dapat dikatakan baik apabila memenuhi salah satu
kriteria rumah sehat yaitu memenuhi persyaratan pencegahan penularan
penyakit (Auliya, 2014). Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko penularan berbagai jenis
penyakit berbasis lingkungan (Pramudiyani dkk, 2014). Menurut Peraturan
Pemerintah RI No.12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi
sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan
harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Sanitasi lingkungan yang tidak memadai merupakan tempat yang


sangat baik untuk berkembang biaknya berbagai vektor penyakit. Vektor
adalah salah satu mata rantai dari rantai penularan penyakit. Arthropoda atau
invertebrata atau organisme lain yang dapat memindahkan infectious agents
baik secara mekanis, biologis, atau melalui penjamu (host). Vektor juga
merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan atau
menjadi sumber penularan penyakit terhadap manusia. Sedangkan,
pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya tidak
lagi beresiko terjadinya penularan penyakit vektor disuatu wilayah (Febry et
al., 2020).

Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan


untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga
keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu
wilayah. Cara pengendalian vektor antara lain usaha pencegahan (prevention),
usaha penekanan (suppression), dan usaha pembasmian (eradication). Telah
diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya (Indonesia, 2017).

Pengendalian vektor dilakukan dengan berbagai macam yaitu,


manipulasi lingkungan, secara kimiawi, secara mekanis, dan secara biologi
(Boesri dkk, 2015). Pengelolaan lingkungan (environmental control) dapat
dilakukan dengan cara mengelola lingkungan (environmental management),
yaitu memodifikasi atau memanipulasi lingkungan sehingga terbentuk
lingkungan yang tidak cocok (kurang baik) yang dapat mencegah atau
membatasi perkembangan vektor (Pettersen et al., 2019).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ardina dkk (2017),


diketahui bahwa hasil identifikasi jentik sebanyak 13,3% rumah ditemukan
jentik nyamuk Aedes aegypti yang sebagian besar ditemukan pada bak mandi,
penampung air dan wadah penampung air dispenser. Dalam kegiatan survey
jentik nyamuk diperoleh hasil 28% rumah warga ditemukan adanya jentik
nyamuk di bak kamar mandi dari total 25 rumah yang disurvey. Warga Desa
Mrican sangat kooperatif terhadap peneliti yang melakukan kegiatan survey
yang harus masuk ke dalam kamar mandi warga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang diatur di dalam persyaratan kesehatan rumah?
2. Bagaimana cara pengendalian vektor nyamuk di rumah ?
3. Bagaimana cara pengendalian vektor kecoa di rumah ?
4. Bagaimana cara pengendalian vektor tikus di rumah ?
5. Bagaimana pengendalian vektor Lalat di rumah ?
6. Bagaimana upaya menjaga sanitasi lingkungan rumah ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persyaratan Kesehatan Rumah
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia. Sebagai tempat berlindung dari segala cuaca, sekaligus sebagai
tempat tumbuh kembang dan berkumpulnya komunitas terkecil manusia, yaitu
keluarga. Setiap keluarga yang menghuni rumah masing-masing layak
mendapatkan keamanan dan kenyamanan (Ramadhan dkk, 2016). Rumah
adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4
Tahun 1992).

Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi
WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut


Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150
µg/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m 3 per 24 jam, plumbum (Pb)
kurang dari mg/kg bahan;
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci
kedap air dan mudah dibersihkan;
c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux
dan tidak menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30 oC;
b. Kelembaban udara 40 – 70 %;
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni;
e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/ orang/hari;
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau
air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907
tahun 2002.
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang
9. Pembuangan Limbah
a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan
bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2
orang tidur.

2.2 Pengendalian Vektor Nyamuk di Rumah


Pengendalian pada nyamuk dapat dilakukan dengan cara:

1. Secara Fisik : Menguras bak mandi, menutup tempayam yang berisi air,
mengubur barang-barang bekas, menghilangkan sarang nyamuk,
membersihkan container, membersihkan lingkungan, dan sebagainya.
2. Secara Kimia : Menggunakan bubuk abate, fogging
3. Secara Biologi : Memelihara ikan di bak mandi, menggunakan EMV
(elektric mat vaporizer) ekstrak daun bakau dan dengan menggunakan
bakteri pathogen B. thuringiensis.

2.3 Pengendalian Vektor Kecoa di Rumah


Pengendalian pada kecoa dapat dilakukan dengan cara :
1. Secara Fisik : Menggunakan lem kecoa, sedangkan cara manualnya
dilakukan dengan cara membalik posisi punggung dibagian bawah.
2. Secara Kimia : Menggunakan insektisida kimia
3. Secara Biologi : Menggunakan predator hewan seperti tokek, cicak,
burung. Selain itu adapun tumbuhan alami yang membantu mengusir kecoa
diantaranya daun salam, serai, mentimun.

2.4 Pengendalian Vektor Tikus di Rumah


Pengendalian vektor tikus dapat dilakukan dengan pengendalian vektor
terpadu (PVT) :
1. Secara Fisik : Memasang perangkap tikus, lem tikus, pengaturan sanitasi,
sirinne.
2. Secara Kimia : Menggunakan rodentisida dan fumigasi.
3. Secara Biologi: Menggunakan bantuan hewan pemangsa yaitu kucing,
atau opsi lain ular. Menggunakan bantuan tumbuhan alami seperti kulit
buah durian, beberapa lembar daun salam, perasan ampas teh.

2.5 Pengendalian Vektor Lalat di Rumah


Secara umum pengendalian lalat dilakukan sebagai berikut :
a. Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat
b. Mengurangi sumber yang menarik bagi lalat.
c. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman
penyakit Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia.
d. Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan lalat.
e. Pemberantasan lalat secara langsung.

Pengendalian pada lalat dapat dilakukan dengan cara :


1. Secara Fisik : Lem lalat dan fly traps (perangkap lalat)
2. Secara Kimia : Menggunakan pestisida adapun bagian nya seperti larvasida
untuk mengendalikan larva (belatung), ataupun serangga dewasa (adultisida)
3. Secara Biologi : Menggunakan fungi atau cendawan yang bersifat
enthomopathogenic.

2.6 Upaya Menjaga Sanitasi Lingkungan Rumah

1. Membuang sampah pada tempatnya. Hal pertama yang harus dilakukan


adalah membiasakan diri membuang sampah di tempatnya.
2. Memisahkan sampah organik dan non organik.
3. Menyapu dan mengepel lantai secara teratur.
4. Membuang barang yang sudah tidak terpakai.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga keberadaannya
tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah. Cara
pengendalian vektor antara lain usaha pencegahan (prevention), usaha
penekanan (suppression), dan usaha pembasmian (eradication).
Sanitasi lingkungan yang tidak memadai merupakan tempat yang sangat
baik untuk berkembang biaknya berbagai vektor penyakit. Upaya menjaga
sanitasi rumah agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya suatu penyakit
yaitu dengan cara : membuang sampah pada tempatnya, pemilahan sampah,
menyapu dan mengepel lantai secara teratur, dan membuang barang yang sudah
tidak terpakai.

3.2 Saran
a. Bagi pemerintah diharapkan mampu memberikan program pembelajaran
dan pelatihan kepada fasyankes terkait pengendalian vektor agar dapat
diimplementasikan secara berkala atau sewaktu-waktu.
b. Bagi masyarakat diharapkan mampu melakukan sanitasi rumah dalam
rangka pengendalian vektor dirumah untuk mencegah sumber penularan
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ardina, R., Nurhalina, N., Suratno, S., Purbayanti, D., Sartika, F., & Agus, A.
(2018). SURVEI JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI PERUMAHAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENTENG KOTA PALANGKA
RAYA: Aedes aegypti Mosquito Survey in Housing Area of Puskesmas
Menteng Palangka Raya. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian
kepada Masyarakat, 3(1), 55-61.

Auliya, R. (2014). Hubungan antara strata PHBS tatanan rumah tangga dan sanitasi
rumah dengan kejadian leptospirosis. Unnes Journal of Public Health, 3(3).

Boesri, H. B., Heriyanto, B., Susanti, L., & Handayani, S. W. (2015). Uji repelen
(daya tolak) beberapa ekstrak tumbuhan terhadap gigitan nyamuk Aedes
aegypti vektor demam berdarah dengue. Vektora: Jurnal Vektor dan
Reservoir Penyakit, 7(2), 79-84.

Febry dkk, 2020. Buku Ajar Pengendalian Vektor.

Indonesia, P. R., & Indonesia, P. R. (1992). Undang Undang No. 4 Tahun 1992
Tentang: Perumahan dan Pemukiman. Lembaran Negara RI Tahun, 115.

Indonesia, R. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus per Aqua dan Pemandian Umum. Sekretariat Negara.
Jakarta.

Komisi, W. H. O. (2001). mengenai Kesehatan dan Lingkungan, Planet Kita


Kesehatan Kita.

Pramudiyani, N. A., & Prameswari, G. N. (2011). Hubungan antara sanitasi rumah


dan perilaku dengan Kejadian pneumonia balita. KEMAS: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6(2).

Petersen, L. R., Beard, C. B., & Visser, S. N. (2019). Combatting the increasing
threat of vector-borne disease in the United States with a national vector-
borne disease prevention and control system. The American journal of
tropical medicine and hygiene, 100(2), 242.

Ramadhan, A. S., & Handoko, L. B. (2016). Rancang bangun sistem keamanan


rumah berbasis arduino mega 2560. Techno. com, 15(2), 117-124.

Anda mungkin juga menyukai