Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR BINATANG

PENGGANGGU – B
PRINSIP DASAR PENGENDALIAN VEKTOR
Dosen Pengampu :
Drs, Pangestu, M.Kes
Dini Syafitri SKM, MKM
Beben Saiful Bahri, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :

Mia Fandini (P21335121052)

Raihan Taufikurohman (P21335121066)

Salsabila Rauda (P21335121071)

Shinta Amalia Namarito (P21335121075)

Sri Permatasari (P21335121077)

KELAS 3 D4 B

PRODI SANITASI LINGKUNGANJURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prinsip
Dasar Pengendalian Vektor.” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Drs.Pangestu,M.Kes, Bapak Beben Saiful Bahri,SKM,MKM, Ibu Dini Syafitri SKM, MKM
Pada Prodi D4 Sanitasi Lingkungan, mata kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu - B. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Prinsip Dasar Pengendalian Vektor.” bagi para pembaca dan jugabagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih Bapak Drs.Pangestu,M.Kes, Bapak Beben Saiful


Bahri,SKM,MKM, Ibu Dini Syafitri SKM, MKM selaku dosen mata kuliah Pengendalian
Vektor dan Binatang Pengganggu - B yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 25 Oktober 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Definisi Pengendalian Vektor........................................................................................ 3
2.2 Upaya / Jenis Pengendalian Vektor .............................................................................. 4
2.3 Faktor Penghambat Pengendalian Vektor .................................................................. 6
2.4 Manfaat Pengendalian Vektor ...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/MENKES/PER/III/2010, pengendalian


vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor
serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan
penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor
sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah.

Pengendalian vektor penyakit ini merupakan konsep yang relatif baru. Awalnya orang
berpikir tentang pembasmian vektor. Pembasmian itu sulit dicapai dan kurang realistis dilihat dari
segi ekologis, oleh karenanya pengendalian vektor saat ini hanya ditujukan untuk mengurangi dan
mencegah penyakit bawaan vektor sejauh dapat dicapai dengan keadaan sosial-ekonomi yang ada
serta keadaan endemi penyakit yang ada (Soemirat, 2007). Kesehatan lingkungan berhubungan
dengan seluruh faktor fisik, kimia, dan biologis eksternal terhadap orang, dan semua faktor yang
berkaitan yang berdampak terhadap perilaku, meliputi penetapan dan pengendalian faktorfaktor
lingkungan tersebut yang dapat berpotensi merugikan kesehatan. Hal ini ditargetkan pada
pencegahan penyakit dan menciptakan lingkungan yang sehat (Budiman dan Suyono, 2011).

Menurut Budiman dan Suyono (2011), pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah
upaya untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor atau binatang pengganggu dengan
maksud pencegahan atau pemberantasan penyakit yang ditularkan atau gangguan oleh vektor dan
binatang penggangu tersebut. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara kimia, fisik-mekanik,
fisiologi, biologi, dan perbaikan lingkungan. Pengendalian serangga dengan cara fisik dan
mekanik ini ditujukan langsung untuk membinasakan hama sasaran. Keduanya aman, tidak
mencemari lingkungan dan kompatibel dengan taktik-taktik pengendalian yang lain. Agar
penerapanya dapat efektif, biologi, dan ekologi hama sasaran harus diketahui terlebih dahulu
(Nyoman, 2005).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengendalian vektor?
2. Apa saja upaya atau jenis pengendalian vektor?
3. Apa saja faktor penghambat pengendalian vektor?
4. Apa saja manfaat pengendalian vektor?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami pengertian pengendalian vektor.
2. Agar mahasiswa mampu memahami upaya atau jenis pengendalian vektor
3. Agar mahasiswa mampu memahami faktor penghambat pengendalian vektor
4. Agar mahasiswa mampu memahami manfaat pengendalian vektor

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pengendalian Vektor


Vektor adalah arthropoda atau binatang tidak bertulang belakang (invertebrata)lain yang
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia, dengan jalan memindahkan bibit penyakit yang
dibawanya pada manusia melalui gigitan pada kulit atau selaput lendir,atau meninggalkan bibit
penyakit yang dibawanya pada bahan makanan atau bahan bahanlainnya, sehingga mendatangkan
penyakit bagi manusia yang memakan ataumempergunakan bahan bahan tersebut (Myrnawati,
2004).

Pengendalian adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan ataumenekan populasi
atau densitas vektor dengan maksud mencegah penyakit yangditularkan vektor atau gangguan
gangguan yang di akibatkan oleh vektor (Sumantri,2010)

Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko
untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah. Tujuan
upaya pengendalian vektor adalah untuk mencegah atau membatasi terjadinya penularan
penyakit tular vektor di suatu wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan
dikendalikan. Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan secara fisik
atau mekanis, penggunaan agen biotik, kimiawi, baik terhadap vektor maupun tempat
perkembangbiakannya dan atau perubahan perilaku masyarakat serta dapat mempertahankan
dan mengembangkan kearifan lokal sebagai alternatif. Upaya penyelenggaraan pengendalian
vektor dapat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau pihak swasta dengan
menggunakan metode pendekatan pengendalian vektor terpadu (PVT). Upaya pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan:

a. Pengamatan dan penyelidikan bioekologi, penentuan status kevektoran, status resistensi,


dan efikasi bahan pengendali, serta pemeriksaan sampel

b. Intervensi Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dengan metode fisik, biologi, kimia,
dan terpadu

c. Pemantauan kepadatan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.

3
2.2 Upaya atau Jenis Pengendalian Vektor
Terdapat dua jenis pengendalian vektor, adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian vektor secara alami
• Lautan, gunung, danau dan sungai yang luas, dapat menghalangi penyebaran serangga

• Tidak mempunyai beberapa spesies, serangga hidup di daerah yang tinggi dari
permukaan laut

• Perubahan musim yang merupakan gangguan bagi kelestarian hidup vektor, seperti
musim, iklim, angin dan curah hujan

• Adanya hewan pemangsa

2. Pengendalian vektor secara buatan

o Pengendalian secara fisik dan mekanik

Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya- upaya untuk mencegah,
mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara
fisik dan mekanik. Contohnya: modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat
perindukan (3M, pembersihan lumut, penanaman bakau, pengeringan, pengalihan/
drainase, dll), pemasangan kelambu, memakai baju lengan panjang, penggunaan
hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier), pemasangan kawat.

o Pengendalian secara biologi

Pengendalian secara biologi yitu pemanfaatan predator yang menjadi musuh vektor
dan bioteknologi sebagai alat untuk mengendalikan vektor. Misalnya, predator
pemakan jentik (ikan, mina padi,dan lain sebagainya), pemanfaatan bakteri, virus,
fungi, manipulasi gen ( penggunaan vektor jantan mandul dan lain sebagainya).

o Pengendalian secara kimia

Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor dengan menggunakan


pestisida kimia. Misalnya, penggunaan kelambu berinsektisida, larvasida dan lain
sebagainya

o Pengendalian secara biophysical

Pengawasan ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari dua macam cara, yakni cara
fisik dan cara biologik :
4
1. Menangkap binatang tersebut, biasanya jenis jantan (secara fisik),

2. Kemudian disterilkan dengan menggunakan sinar gamma (dengan cara biologik),


kemudian dilepaskan kembali ke alam tidak akan terjadi pembuahan jumlah binatang
dapat dikontrol.

o Pengendalian secara kultural

Menciptakan keadaan lingkungan sehingga tidak menguntungkan antropoda atau


rodentia dengan jalan mengubah kebiasaan atau sikap hidup yang tidak
menguntungkan.

o Pengendalian terpadu

Artinya digunakan kombinasi dari berbagai cara yang disebutkan diatas sehingga
kelemahan yang ada pada suatu cara dapat saling dikurangi dibedakan macam
artropoda dan rodentia yang akan diawasi.

o Pengendalian legislatif

Mencegah tersebarnya serangga berbahaya antar daerah, pulau maupun negara melalui
peraturan.Pencegahan dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida di bandara,
pelabuhan, stasiun, terminal dsb. dan disediakan karantina.

o Pengendalian Lingkungan

Pengendalian Lingkungan / Mengelola lingkungan yaitu mengatur lingkungan


sehingga tidak cocok dan membatasi perkembangan vektor yang dilakukan atas usaha
manusia

a. Modifikasi lingkungan Cara ini paling aman terhadap

Lingkungan karena tidak merusak keseimbangan alam dan tidak mencemari


lingkungan tetapi harus dilakukan terus menerus. Misalnya :

• pengaturan sistem irigasi,

• penimbunan tempat penampungan air

• pembungan sampah

• pengeringan air yang menggenang

• pengubahan rawa menjadi sawah


5
• pengubahan hutan jadi pemukima

b. Manipulasi Lingkungan (Enviromental Manipulation). Membersihkan dan


memelihara secara fisik tempat perindukan atau tempat istirahat serangga. Contoh :

• membersihkan tanaman air yang mengapung seperti ganggang dan lumut sehingga
menyulitkan perkembangan Anopheles sundaicus.

• Mengatur kadar garam di laguna sehingga menekan populasi An. subpictus dan An.
sundaicus,

• Melestarikan tanaman bakau yang membatasi tempat perindukan An. sundaicus,

• Membuang atau mencabut tumbuhan air di kolam atau rawa sehingga menekan
populasi Mansonia spp.

• Melancarkan air got agar tidak jadi tempat perindukan Culex spp.

o Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)

Merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metode pengendalian


vektor yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas
pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya

2.3 Faktor Penghambat Pengendalian Vektor


Pengendalian vektor atau pengendalian populasi vektor adalah upaya untuk mengurangi atau
mengendalikan populasi organisme vektor yang dapat menyebarkan penyakit. Beberapa faktor
penghambat dalam usaha pengendalian vektor meliputi:

1) Resistensi terhadap Pestisida

Organisme vektor, seperti nyamuk dan kutu, dapat mengembangkan resistensi terhadap
pestisida yang digunakan untuk mengendalikan mereka. Hal ini dapat mengurangi efektivitas
pestisida dan membuat pengendalian vektor lebih sulit.

2) Keterbatasan Sumber Daya

Terkadang, sumber daya terbatas, seperti anggaran dan personel, dapat menjadi faktor
penghambat. Kurangnya dana dan tenaga kerja dapat menghambat upaya pengendalian vektor
yang efektif.

3) Perubahan Lingkungan

6
Perubahan iklim dan perubahan lingkungan dapat memengaruhi distribusi dan perilaku vektor.
Peningkatan suhu, curah hujan yang berfluktuasi, dan perubahan habitat dapat mempengaruhi
kemampuan untuk mengendalikan populasi vektor.

4) Mobilitas Manusia dan Barang

Perjalanan manusia dan perdagangan barang dapat memindahkan vektor dan penyakit yang
mereka bawa dari satu tempat ke tempat lain. Ini dapat menghambat upaya pengendalian vektor
karena vektor dapat kembali dengan cepat setelah diendalikan.

5) Kepatuhan Masyarakat

Pengendalian vektor sering melibatkan tindakan seperti penggunaan kelambu berinsektisida,


pengurangan tempat pembiakan vektor, atau penggunaan obat-obatan profilaksis. Kepatuhan
masyarakat terhadap langkah-langkah ini bisa menjadi penghambat jika masyarakat tidak
memahami pentingnya atau tidak mematuhi rekomendasi tersebut.

6) Perubahan Genetik

Vektor: Beberapa vektor dapat mengalami perubahan genetik yang membuat mereka lebih
tahan terhadap upaya pengendalian, seperti mengembangkan resistensi terhadap insektisida.

7) Ketidakpastian Penyebaran Penyakit

Faktor penghambat lainnya adalah ketidakpastian dalam pergerakan vektor dan penyebaran
penyakit. Prediksi pergerakan vektor dan penyakit tidak selalu akurat, dan hal ini dapat
membuat pengendalian sulit dilakukan.

banyak tantangan untuk melakukan pengendalian vektor, dilaporkan oleh 47% (39) responden,
diikuti oleh kurangnya informasi 38.6% (n=32). Keterbatasan ekonomi, kurangnya informasi,
keterbatasan waktu dan perubahan peran dari tenaga kesehatan/ kader dan stake holder menjadi
faktor yang menghambat pengendalian vektor (Harapan et al., 2018, Harapan et al., 2021).

7
2.4 Tujuan dan Manfaat Pengendalian Vektor
Tujuan Pengendalian Vektor
Tujuan pengendalian vektor menurut Permenkes RI NOMOR : 374/MENKES/PER/III/2010
diantaranya :
1. Tujuan upaya pengendalian vektor adalah untuk mencegah atau membatasi terjadinya
penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat
dicegah dan dikendalikan.
2. Menurunkan kepadatan vektor,
3. Menghambat proses penularan penyakit,
4. Mengurangi kontak manusia dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor
dapat dikendalikan secara lebih rasional, efektif dan efisien
5. Meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh binatang atau serangga pengganggu.

Program Pengendalian Vektor


Program pengendalian vektor penyakit adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi dan memantau populasi vektor penyakit agar tidak menyebabkan penularan
penyakit. Hal ini melibatkan upaya pencegahan dan pengendalian vektor, seperti nyamuk dan
tikus, yang merupakan penyebar utama penyakit menular.

Manfaat Program Pengendalian Vektor


Implementasi program pengendalian vektor penyakit di desa memiliki berbagai manfaat
yang signifikan. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
 Mengurangi penyebaran penyakit menular
 Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat
 Mencegah terjadinya wabah penyakit
 Memperkuat sistem kesehatan masyarakat
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular

.
.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengendalian vektor adalah suatu proses yang memerlukan pemantauan dan penelitian
berkelanjutan untuk memahami perubahan dalam populasi vektor dan dampak dari upaya
pengendalian yang diterapkan.

Identifikasi dan pemahaman yang baik tentang organisme vektor, siklus hidupnya, serta
peranannya dalam penyebaran penyakit adalah langkah awal yang penting dalam perencanaan
pengendalian vektor. Pengurangan habitat vektor, termasuk pengendalian lingkungan dan
tempat-tempat pembiakan vektor, merupakan strategi efektif untuk mengurangi populasi
vektor.

Tujuan pengendalian vektor menurut Permenkes RI NOMOR : 374/MENKES/PER/III/2010


diantaranya :
1. Tujuan upaya pengendalian vektor adalah untuk mencegah atau membatasi terjadinya
penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah, sehingga penyakit tersebut dapat
dicegah dan dikendalikan.
2. Menurunkan kepadatan vektor,
3. Menghambat proses penularan penyakit,
4. Mengurangi kontak manusia dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor
dapat dikendalikan secara lebih rasional, efektif dan efisien
5. Meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh binatang atau serangga pengganggu.

3.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembahasan makalah diatas. Dan disarankan kepada pembaca untuk lebih banyak lagi
mencari – cari sumber atau bacaan mengenai Pengertian vektor dan binatang pengganggu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo Kuat dan Syamsuddin. 2019. Buku Ajar Pengendalian Vektor dan Tikus. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Indonesia

Asri, N.K., & Festi, W.P., 2017a. Community Social Capital On

Fighting Dengue Fever In Suburban Surabaya, Indonesia: A Qualitative Study. International


Journal Of Nursing Sciences, 4, pp.374-7.

https://id.scribd.com/document/346407424/Makalah-Kesling-pengendalian-vektor
Permenkes RI NOMOR : 374/MENKES/PER/III/2010
http://slideplayer.info/
http://bhuanajaya.desa.id/

10

Anda mungkin juga menyukai