Anda di halaman 1dari 19

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PENGENDALIAN VEKTOR DAN PENYAKIT DI INDUSTRI

Dosen Pembimbing
1. Agus Joko Susanto, SKM, M.KKK
2. Arni Widyastuti, SKM., MKes

Disusun oleh :
Kelompok 10
Santika Permatasari (P21345120063)
Wajihan Safira (P21345120071)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II


Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA PENGATAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah
Praktek Kerja Industri: Pengendalian Vektor dan Penyakit di Industri.

Penulisan makalah berjudul Praktek Kerja Industri: Pengendalian Vektor dan Penyakit di
Industri. Bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktek Kerja Industri.

Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:

1. Dosen mata kuliah Praktek Kerja Industri.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan.

3. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 01 September 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................i

Kata Pengantar..............................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5

2.1 Pengertian Vektor.............................................................................................5

2.2 Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vector...................................5

2.3 Pelaksanaan pengawasan pengendalian vektor di industri...............................7

2.4 Instrument pengawasan pengendalian vektor di industri.................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................18

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tular Vektor dan Zoonotik merupakan penyakit menular melalui Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit; antara lain malaria, demam berdarah, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, japanese encephalitis (radang otak), rabies (gila anjing), leptospirosis, pes, dan
schistosomiasis (demam keong), dll. Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi masalah
kesehatan dan banyak ditemukan di masyarakat dengan angka kesakitan dan kematian yang
cukup tinggi serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan/atau wabah serta
memberikan dampak kerugian ekonomi masyarakat. Vektor adalah artropoda yang dapat
menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit. Binatang Pembawa
Penyakit adalah binatang selain artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau
menjadi sumber penular penyakit.

Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia telah teridentifikasi terutama terkait
dengan penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis maupun penyakit menular
potensial wabah. Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang merupakan penyakit
tular Vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian terhadap Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit menjadi bagian integral dari upaya penanggulangan penyakit tular Vektor, termasuk
penyakit-penyakit zoonotik yang potensial dapat menyerang manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari vektor?
2. Bagaimana standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vektor?
3. Apakah ada pelaksanaan pengawasan pengendalian vektor?
4. Apa instrument pengawasan pengendalian vektor?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vektor


2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan pengendalian vektor
3. Untuk mengetahui instrument pengawasan pengendalian vector

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vektor
Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit (agen)
dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor mekanik yaitu hewan avertebrata yang
menularkan penyakit tanpa agen tersebut mengalami perubahan, sedangkan dalam vektor
biologik agen mengalami perkembangbiakan atau pertumbuhan dari satu tahap ke tahap yang
lebih lanjut. Contoh Aedes aegypti bertindak sebagai vektor demam berdarah. Timmreck (2004)
menyebutkan bahwa vektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa
penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan penyakit, misalnya lalat,
kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus, atau hewan pengerat lain. Vektor menyebarkan
agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui
kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada
makanan. Binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain artropoda yang dapat menularkan,
memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit.

Dalam rangka pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, pemerintah telah
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor. Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia telah teridentifikasi
terutama terkait dengan penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis maupun
penyakit menular potensial wabah. Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang
merupakan penyakit tular Vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian terhadap Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit menjadi bagian integral dari upaya penanggulangan penyakit tular
Vektor, termasuk penyakit-penyakit zoonotik yang potensial dapat menyerang manusia, yang
memerlukan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan.

2.2 Standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk vektor

Menurut Permenkes RI No 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya, Vektor merupakan artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau
menjadi sumber penular penyakit. Di lingkungan kesehatan masyarakat, vektor dapat merugikan

5
kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara
penularan penyakit maka dari itu diperlukannya pengendalian vektor. Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit yang diatur dalam peraturan ini adalah nyamuk Anopheles sp., nyamuk
Aedes, nyamuk Culex sp., nyamuk Mansonia sp., kecoa, lalat, pinjal, tikus, dan keong
Oncomelania hupensis lindoensis.

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
terdiri dari jenis, kepadatan, dan habitat perkembangbiakan. Jenis dalam hal ini adalah
nama/genus/spesies Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Kepadatan dalam hal ini adalah
angka yang menunjukkan jumlah Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dalam satuan tertentu
sesuai dengan jenisnya, baik periode pradewasa maupun periode dewasa. Habitat
perkembangbiakan adalah tempat berkembangnya periode pradewasa Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit.

Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit adalah kriteria dan
ketentuan teknis pada media Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang mencakup jenis,
kepadatan, dan habitat perkembangbiakan. Kondisi wilayah tersebut dikaitkan dengan
pemenuhan standar baku mutu untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, paling sedikit
meliputi:

1. Angka kepadatan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai standar baku mutu.
2. Habitat perkembangbiakan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai standar baku
mutu.

No Vector Nilai Baku Mutu


1 Nyamuk Anopheles sp. <0,025
2 Larva Anopheles sp. <1
3 Nyamuk Aedes aegypti dan/atau Aedes albopictus <0,025
4 Larva Aedes aegypti dan/atau Aedes albopictus ≥95
5 Nyamuk Culex sp <1
6 Larva Culex sp <5
7 Mansonia sp. <5
8 Pinjal Indeks Pinjal Khusus <1

6
Indeks Pinjal Umum <2
9 Lalat <2
10 Kecoa <2

2.3 Pelaksanaan pengawasan pengendalian vektor di industri

Pada pelaksanaan pengawasan pengendalian vektor di industri kita bisa melihat apakah
industri sudah melakukan pengendalian terhadap vektor, tentunya pengendalian dilakukan
terhadap jenis vector dengan mengetahui keberadaannya di lingkungan perusahaan atau industri
tempat kerja praktik.

Jika telah diketahui adanya vektor, apakah teknik yang dilakukan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan prosedur, alat, dan bahan yang digunakan. Yang kita lakukan dalam pengawasan
ini adalah mengidentifikasi keberadaan vektor di lingkungan dalam dan luar gedung industri
tempat praktik menggunakan instrumen yang telah kita buat pada tahap sebelumnya.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan:

1. Apakah Industri Sudah Melakukan Pengendalian Terhadap Vector

 Tentunya pengendalian dilakukan terhadap jenis vector dengan mengetahui


keberadaannya di lingkungan perusahaan atau industri tempat kerja praktik.
2. Jika Telah Diketahui Adanya Vector, Apakah Teknik Yang Dilakukan Oleh Perusahaan
Sudah Sesuai Dengan Prosedur, Alat, dan Bahan Yang Digunakan
 Yang kita lakukan dalam pengawasan ini adalah mengidentifikasi keberadaan
vector di lingkungan dalam dan luar gedung industri tempat praktik menggunakan
instrumen yang telah kita buat pada tahap sebelumnya.

7
2.4 Instrument pengawasan pengendalian vektor di industri

Checklist Pengawasan Pengendalian Vektor di Industri

a. Data Umum

1) Nama Industri :
2) Alamat Industri :
3) No. Telp/Fax/Website :
4) Status Kepemilikan : (Swasta/Pemerintah)
5) Akta Pendirian Usaha :
6) Tanggal Pendirian :
7) Nama Pimpinan Industri :
8) Jumlah Divisi/Bagian Indutri :
9) Jumlah Karyawan : orang (L= orang ; P= orang)
10) Jumlah Pengunjung Rata2/Hari :
11) Tanggal Penilaian :
b. Data khusus

1) Jenis Industri :
2) Jenis Produk :
3) Hasil Produk :
4) Produk Utama :
5) Produk Ikutan/Sampingan :
6) Bahan Baku :
7) Bahan Penolong/Penunjang :
8) Bahan Buangan :
9) Waktu Kerja :

8
No Item Pemantau Ya Tidak Keterangan
1 Tersedia upaya pencegahan

pengendalian vektor terpadu


2 Tersedia tenaga khusus untuk pencegahan dan
pengendalian vektor
3 Bangunan yang ada tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya vektor
4 Man Biting Rate (MBR) Nyamuk Anopheles
5 Angka Paritas Nyamuk Anopheles
6 Kapasitas Vektor Nyamuk Anopheles
7 Entomological Inoculation Rate (EIR)
Nyamuk Anopheles
8 Indeks Habitat (IH) Larva Anopheles
9 Indeks Kontainer Larva Aedes spp
10 Indeks Kontainer Larva Culex sp
11 Indeks Populasi Lalat
12 Indeks Populasi Kecoa/Lipas Periplaneta
Americana (PA)
13 Indeks Populasi Blatella Germanica (BG)
14 Indeks Populasi Supella Longipalpa (SL)
15 Indeks Populasi Blatta Orientalis (BO)

9
Kuesioner Pengawasan Pengendalian Vektor di Industri

KUESIONER UNTUK KARYAWAN TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR

PT. ……………………………..

JAKARTA ………….

TAHUN 2021

I. DATA UMUM

1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Masa kerja :
5. Bagian :
6. Pendidikan terakhir :
a) SMP
b) SLTA / sederajat
c) Perguruan tinggi (D3/S1/S2)
Petunjuk pengisian

a) Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan anda secara jujur dan jelas

b) Pilih salah satu jawaban dengan member tanda silang (X) pada pilihan A, B atau C
sesuai dengan pilihan anda

10
II. DATA KHUSUS
A. Pengetahuan

11
12
Formulir Penilaian Sanitasi Industri Untuk Pengendalian Vektor Penyakit

No. Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai Nilai Skor


Max Hasil

Bagian Luar (Outdoor Area) Total Skor Max = 210

1. Lokasi 3 1) Tidak terletak di daerah banjir 5


2) Tidak dekat dengan sumber pencemar 5
(TPA) dengan jarak minimal 500 meter

2. Halaman 3 1) Bersih dari sampah yang berserakan 4


2) Tidak ada genangan air yang dapat 3
menjadi sarang serangga dan tikus
3) Terdapat penerangan pada malam hari 3
yang berfungsi dengan baik

3. Tempat 6 1) Ada penutup 2


Sampah 2) Kedap air 2

3) Berkontruksi kuat, ringan, dan mudah


2
dibersihkan
4) Dipisahkan antara sampah basah dan 2
sampah kering
1
5) Diangkut tiap 1 x 24 jam
6) Terdapat pada radius 20 meter 1

No. Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai Nilai Skor

13
Max Hasil

4. Tempat Parkir 2 1) Bersih dari sampah yang berserakan 3


2) Konstruksi jalan rata (tidak 3
bergelombang maupun berlubang) dan
kedap air
3) Terdapat penerangan minimal 10 fc 2

4) Terdapat rambu – rambu parkir yang 2


jelas

5. Pagar 5 1) Terdapat pagar sebagai pembatas 4


2) Terbuat dari bahan yang kuat dan 3
berfungsi dengan baik
3) Bersih dari kotoran 3

6. Taman  2 1) Bersih dari sampah yang berserakan 4


2) pertamanan dan pertamanan tertata rapi 3
3) penerapan berfungsi dengan baik dan
3
tersebar merata

No. Variabel Bobot Komponen yang Dinilai Nilai Nilai Skor


Max Hasil

14
Bagian Dalam (Indoor Area) Total Skor Max = 300

1. Lalat 10 1) Indeks lalat tidak lebih dari 8 ekor / fly 4 


grill
2) Sistem pengelolaan sampah diatur sebaik
3
mungkin sehingga tidak memungkinkan
lalat untuk bersarang  

3) Dilakukan pemberantasan lalat dengan


menyemprot tempat perindukan lalat 3
dengan pestisida secara periodic

2. Kecoa 10 1) Indeks kecoa tidak lebih dari 2 ekor/ plate 4


2) Sistem pengelolaan sampah diatur sebaik 3
mungkin sehingga tidak memungkinkan
kecoa utk bersarang
3) Dilakukan pemberantasan kecoa dengan
3
menyemprot tempat perindukan kecoa
dengan pestisida secara periodic

CARA PERHITUNGAN CHECKLIST DAN KUESIONER

 Pedoman Analisis Data Kuesioner

Mencari Interval
Xn− Xi
c K
Ket :

C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
Xi = Nilai Terendah
K = Banyaknya Kelas

15
Menentukan Bobot Setap Jawaban :

 Jawaban yang paling benar bobot nilai 2


 Jawaban yang dianggap mendekati benar bobot nilai 1
 Jawaban yang dianggap kurang baik bobot nilai 0
Menentukan Nilai Tertinggi dan Terendah :

 Nilai tertinggi : 2 (bobot benar) x 30 (jumlah soal) = 60


 Nilai terendah : 0 (bobot salah) x 30 (jumlah soal) = 0
Mencari Banyaknya Kelas yaitu 2 kelas, yakni :

 Baik
 Kurang
Menentukan Kelas Interval
60−0
c 3 =20

Menentukan Batas Penilaian :


Maka kriteria untuk penilaian pengetahuan, sikap, dan tindakan yaitu

 Pedoman Analisis Data Checklist

Menurut buku Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam Supranto (2000:64) memberikan
penilaian untuk setiap variabel pengamatan yaitu :

Jumlah jawaban iyatiap variabel x 100 %


ˇ
Jumlah item list

 Batas - Batas Penilaian Checklist

Rentang Nilai 75%-100% <75%

16
Penilaian Memenuhi Persyaratan Tidak Memenuhi Persyaratan

BAB III

PENUTUP

17
3.1 Kesimpulan
Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab
penyakit (agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor
menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain
yang rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung
melalui kontaminasi pada makanan. Binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain
artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular
penyakit. Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit adalah
kriteria dan ketentuan teknis pada media Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang
mencakup jenis, kepadatan, dan habitat perkembangbiakan.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya

18
Kementerian Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Suryono Hadi, Yulianto. 2018. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Praktek Kerja Industri.
Pusdik Badan PPSDM Kesehatan.

19

Anda mungkin juga menyukai