Dosen Pembimbing
1. Agus Joko Susanto, SKM, M.KKK
2. Arni Widyastuti, SKM., MKes
Disusun oleh :
Kelompok 10
Santika Permatasari (P21345120063)
Wajihan Safira (P21345120071)
Penulisan makalah berjudul Praktek Kerja Industri: Pengendalian Vektor dan Penyakit di
Industri. Bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktek Kerja Industri.
Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari pembaca akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tular Vektor dan Zoonotik merupakan penyakit menular melalui Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit; antara lain malaria, demam berdarah, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, japanese encephalitis (radang otak), rabies (gila anjing), leptospirosis, pes, dan
schistosomiasis (demam keong), dll. Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi masalah
kesehatan dan banyak ditemukan di masyarakat dengan angka kesakitan dan kematian yang
cukup tinggi serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan/atau wabah serta
memberikan dampak kerugian ekonomi masyarakat. Vektor adalah artropoda yang dapat
menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit. Binatang Pembawa
Penyakit adalah binatang selain artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau
menjadi sumber penular penyakit.
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia telah teridentifikasi terutama terkait
dengan penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis maupun penyakit menular
potensial wabah. Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang merupakan penyakit
tular Vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian terhadap Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit menjadi bagian integral dari upaya penanggulangan penyakit tular Vektor, termasuk
penyakit-penyakit zoonotik yang potensial dapat menyerang manusia.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vektor
Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit (agen)
dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor mekanik yaitu hewan avertebrata yang
menularkan penyakit tanpa agen tersebut mengalami perubahan, sedangkan dalam vektor
biologik agen mengalami perkembangbiakan atau pertumbuhan dari satu tahap ke tahap yang
lebih lanjut. Contoh Aedes aegypti bertindak sebagai vektor demam berdarah. Timmreck (2004)
menyebutkan bahwa vektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang membawa
penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan penyakit, misalnya lalat,
kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus, atau hewan pengerat lain. Vektor menyebarkan
agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui
kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada
makanan. Binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain artropoda yang dapat menularkan,
memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit.
Dalam rangka pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, pemerintah telah
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor. Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia telah teridentifikasi
terutama terkait dengan penyakit menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis maupun
penyakit menular potensial wabah. Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang
merupakan penyakit tular Vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian terhadap Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit menjadi bagian integral dari upaya penanggulangan penyakit tular
Vektor, termasuk penyakit-penyakit zoonotik yang potensial dapat menyerang manusia, yang
memerlukan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan.
5
kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara
penularan penyakit maka dari itu diperlukannya pengendalian vektor. Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit yang diatur dalam peraturan ini adalah nyamuk Anopheles sp., nyamuk
Aedes, nyamuk Culex sp., nyamuk Mansonia sp., kecoa, lalat, pinjal, tikus, dan keong
Oncomelania hupensis lindoensis.
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
terdiri dari jenis, kepadatan, dan habitat perkembangbiakan. Jenis dalam hal ini adalah
nama/genus/spesies Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Kepadatan dalam hal ini adalah
angka yang menunjukkan jumlah Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dalam satuan tertentu
sesuai dengan jenisnya, baik periode pradewasa maupun periode dewasa. Habitat
perkembangbiakan adalah tempat berkembangnya periode pradewasa Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit.
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit adalah kriteria dan
ketentuan teknis pada media Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang mencakup jenis,
kepadatan, dan habitat perkembangbiakan. Kondisi wilayah tersebut dikaitkan dengan
pemenuhan standar baku mutu untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, paling sedikit
meliputi:
1. Angka kepadatan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai standar baku mutu.
2. Habitat perkembangbiakan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sesuai standar baku
mutu.
6
Indeks Pinjal Umum <2
9 Lalat <2
10 Kecoa <2
Pada pelaksanaan pengawasan pengendalian vektor di industri kita bisa melihat apakah
industri sudah melakukan pengendalian terhadap vektor, tentunya pengendalian dilakukan
terhadap jenis vector dengan mengetahui keberadaannya di lingkungan perusahaan atau industri
tempat kerja praktik.
Jika telah diketahui adanya vektor, apakah teknik yang dilakukan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan prosedur, alat, dan bahan yang digunakan. Yang kita lakukan dalam pengawasan
ini adalah mengidentifikasi keberadaan vektor di lingkungan dalam dan luar gedung industri
tempat praktik menggunakan instrumen yang telah kita buat pada tahap sebelumnya.
7
2.4 Instrument pengawasan pengendalian vektor di industri
a. Data Umum
1) Nama Industri :
2) Alamat Industri :
3) No. Telp/Fax/Website :
4) Status Kepemilikan : (Swasta/Pemerintah)
5) Akta Pendirian Usaha :
6) Tanggal Pendirian :
7) Nama Pimpinan Industri :
8) Jumlah Divisi/Bagian Indutri :
9) Jumlah Karyawan : orang (L= orang ; P= orang)
10) Jumlah Pengunjung Rata2/Hari :
11) Tanggal Penilaian :
b. Data khusus
1) Jenis Industri :
2) Jenis Produk :
3) Hasil Produk :
4) Produk Utama :
5) Produk Ikutan/Sampingan :
6) Bahan Baku :
7) Bahan Penolong/Penunjang :
8) Bahan Buangan :
9) Waktu Kerja :
8
No Item Pemantau Ya Tidak Keterangan
1 Tersedia upaya pencegahan
9
Kuesioner Pengawasan Pengendalian Vektor di Industri
PT. ……………………………..
JAKARTA ………….
TAHUN 2021
I. DATA UMUM
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Masa kerja :
5. Bagian :
6. Pendidikan terakhir :
a) SMP
b) SLTA / sederajat
c) Perguruan tinggi (D3/S1/S2)
Petunjuk pengisian
a) Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan anda secara jujur dan jelas
b) Pilih salah satu jawaban dengan member tanda silang (X) pada pilihan A, B atau C
sesuai dengan pilihan anda
10
II. DATA KHUSUS
A. Pengetahuan
11
12
Formulir Penilaian Sanitasi Industri Untuk Pengendalian Vektor Penyakit
13
Max Hasil
14
Bagian Dalam (Indoor Area) Total Skor Max = 300
Mencari Interval
Xn− Xi
c K
Ket :
C = Kelas Interval
Xn = Nilai Tertinggi
Xi = Nilai Terendah
K = Banyaknya Kelas
15
Menentukan Bobot Setap Jawaban :
Baik
Kurang
Menentukan Kelas Interval
60−0
c 3 =20
Menurut buku Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam Supranto (2000:64) memberikan
penilaian untuk setiap variabel pengamatan yaitu :
16
Penilaian Memenuhi Persyaratan Tidak Memenuhi Persyaratan
BAB III
PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan
Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab
penyakit (agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor
menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke manusia atau hewan lain
yang rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya, atau secara tidak langsung
melalui kontaminasi pada makanan. Binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain
artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular
penyakit. Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit adalah
kriteria dan ketentuan teknis pada media Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang
mencakup jenis, kepadatan, dan habitat perkembangbiakan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya
18
Kementerian Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
Suryono Hadi, Yulianto. 2018. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Praktek Kerja Industri.
Pusdik Badan PPSDM Kesehatan.
19