Anda di halaman 1dari 18

KEWIRAUSAHAAN

ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Muhammad Thoriq Zhahran (P21345120039)
Nilta Saniyyah (P21345120042)
Salwa Kireina Azzahra (P21345120062)
Santika Permatasari (P21345120063)

2D3B Kesehatan Lingkungan

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Tahun Ajaran 2020/2021

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12120.
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha.”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, 26 Maret 2022

Penulis

ii
Daftar Isi
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan ......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Proses dan Tahap Studi Kelayakan...........................................................5
2.2 Analisis Kelayakan Usaha........................................................................6
2.3 Kriteria Investasi.....................................................................................13
2.4 Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis......................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Studi kelayakan yang sering juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima/ memanfaatkan atau
menolak dari suatu gagasan atau peluang yang diperoleh. Studi kelayakan Bisnis merupakan
penelitian terhadap perencanaan usaha bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya usaha tersebut dibangun, tetapi juga saat operasionalnya secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang ditentukan. Misalnya, rencana
peluncuran produk baru (Husein Umar 2001) aspek- aspek yang mendasari studi kelayakan
bisnis adalah aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek Sumber Daya Manusia, aspek
Manajemen, aspek keuangan, aspek persaingan serta aspek lingkungan sosial.

Sedangkan menurut Dadjim Sinaga dan Herlina J, studi kelayakan bisnis atau
Investment analysis merupakan suatu analisis untuk mengetahui arus biaya yang dikeluarkan
dan keuntungan berdasarkan data penelitian yang akurat terhadap faktor- faktor yang
berhubungan dengan pelaksanaan rencana investasi modal dalam suatu usaha, serta
membandingkan arus benefit dan biaya tersebut selama umur ekonomis investasi usaha
Sehingga dapat diketahui layak atau tidak layak usaha tersebut. pendapat lain yang juga
sejalan dengan pendapat diatas mengatakan bahwa Studi kelayakan adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan,
untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan( Kasmir dan Jakfar 2003).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses dan tahap studi kelayakan?


2. Bagaimana cara analisis kelayakan usaha?
3. Apa saja kriteria investasi?
4. Bagaimana penyusunan studi kelayakan bisnis?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana proses dan tahap studi kelayakan,


2. Untuk mengetahui bagaimana cara analisis kelayakan usaha.
3. Untuk mengetahui apa saja kriteria investasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana penyususnan studi kelayakan bisnis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses dan Tahap Studi Kelayakan


Agar tujuan yang telah di tetapkan dapat dicapai, maka sebelum suatu studi dijalankan
perlu dilakukan beberapa persiapan. Kemudian hendaknya suatu studi dilakukan mengikuti
prosedur yang berlaku, yaitu mulai dari tahap-tahap yang telah ditentukan. Tahap-tahap
dalam studi ini hendaknya dilakukan secara benar agar jangan sampai terjadi penyimpangan
dan untuk kesempurnaan hasil studi itu sendiri.

Tahapan dalam studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksaan studi


kelayakan dan keakuratan dalam penilaian. Ada beberapa tahapan studi yang dikerjakan
(Husain Umar, 1997: 13), yaitu sebagai berikut.

1) Penemuan ide proyek


Produk atau jasa yang akan dibuat harus berpotensi untuk dijual dan menguntungkan.
Oleh karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk atau jasa dari
usaha harus dilakukan. Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan kriteria bahwa
suatu produk atau jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang belum terpenuhi
dan memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi produk atau jasa tersebut belum ada.
2) Tahap penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan menggunakan metode ilmiah. Proses itu dimulai dengan mengumpulkan data,
lalu mengolah data dengan memasukkan teori-teori yang relevan, menganalisis, dan
menginterpretasi hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai.
3) Tahap evaluasi proyek
Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang akan
didirikan. Kedua, mengevaluasi proyek yang sedang beroperasi. Ketiga, mengevaluasi
proyek yang baru selesai dibangun. Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu
dengan satu atau lebih standar atau kriteria. Standar atau kriteria ini bersifat kuantitatif
ataupun kualitatif. Untuk evaluasi proyek, yang dibandingkan adalah seluruh ongkos
yang ditimbulkan oleh usulan proyek serta manfaat yang akan diperoleh.
4) Tahap pengurutan usulan yang layak

5
Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak, tetapi
manajemen memiliki keterbatasan untuk merealisasikan semua proyek tersebut, perlu
dilakukan pemilihan proyek yang dianggap paling penting untuk direalisasikan. Sudah
tentu, proyek yang diprioritaskan ini mempunyai skor tertinggi jika dibandingkan
dengan usulan proyek yang lain berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5) Tahap rencana pelaksanaan proyek bisnis
Setelah usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja
pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan
manajemen, dan lain-lain.
6) Tahap pelaksanaan proyek bisnis
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan disiapkan, tahap pelaksanaan proyek
pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek, mulai pemimpin sampai pada tingkat
yang paling bawah, harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana
yang telah diterapkan.

2.2 Analisis Kelayakan Usaha

Aspek-aspek dalam Analisis Kelayakan Usaha

Terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji untuk menentukan kelayakan usaha.
Masing-masing aspek tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu dengan
lainnya. Jika salah satu aspek tidak dipenuhi dengan baik, maka perlu dilakukan perbaikan
atau tambahan. Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung pada
kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Dalam hal ini dengan pertimbangan
prioritas mana yang harus didahulukan dan mana yang berikutnya. Secara umum aspek-aspek
yang dilakukan dalam analisis kelayakan usaha sebagai berikut:

1. Aspek Hukum.

Dalam aspek ini yang dianalisis adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen
usaha, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki untuk mendirikan
usaha. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting karena hal itu merupakan
dasar hukum yang harus dipegang apabila di kemudian hari timbul masalah. Keabsahan
dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau
mengeluarkan dokumen tersebut.

6
Dokumen yang diperlukan meliputi:

 Bentuk badan usaha serta keabsahannya dan untuk badan usaha tertentu, seperti
perseroan terbatas atau yayasan harus disahkan oleh Kementerian Kehakiman.
 Tanda daftar perusahaan (TDP).
 Nomor pokok wajib pajak (NPWP)

Di samping dokumen di atas, perusahaan juga harus memiliki izin-izin tertentu sesuai
dengan jenis bidang usaha. Izin-izin tersebut antara lain:

 Surat izin usaha perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kementerian


Perdagangan
 Surat izin usaha industri (SIUI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian.
 Izin usaha tambang.
 Izin usaha perhotelan dan pariwisata.
 Izin usaha farmasi dan rumah sakit.
 Izin usaha peternakan dan pertanian.
 Izin domisili, di mana lokasi usaha berada diperoleh dari kelurahan setempat.
 Izin gangguan, diperoleh melalui kelurahan setempat di mana usaha berdomisili.
 Izin mendirikan bangunan diperoleh melalui Dinas Tata Kota.
 Izin tenaga kerja asing (jika ada tenaga kerja asing).

2. Aspek Pasar dan Pemasaran.

Setiap usaha yang akan dijalankan harus memiliki pasar yang jelas. Faktor ada tidaknya
konsumen yang akan membeli dan besarnya pasar yang ada perlu diketahui terlebih
dahulu. Di samping itu, pelaku usaha juga harus mengetahui prilaku konsumen sebagai
calon pembeli dan pesaing yang ada, baik saat ini maupun yang akan datang. Setelah itu,
perusahaan mengatur strategi pemasaran yang tepat untuk meraup konsumen.

Dalam aspek pasar dan pemasaran hal-hal yang perlu dijabarkan adalah:

 Adanya tidak pasar (konsumen calon pembeli).


 Jika ada seberapa besar pasar yang ada (dalam hal ini terkait dengan pasar nyata dan
pasar potensial).
 Bagaimana peta kondisi pesaing terutama untuk produk sejenis yang ada sekarang.
 Bagaimana prilaku konsumen menyangkut selera dan kebiasaan.

7
 Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut
pasar yang ada sekarang dan yang akan datang.

Untuk mengetahui ada tidaknya pasar dan seberapa besarnya pasar baik pasar nyata,
potensi pasar yang ada, maupun prilaku konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar. Riset
pasar dilakukan dengan cara:

 Terjun langsung ke lapangan melakukan observasi, wawancara, maupun kuesioner.


 Mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti pengecer atau agen- agen, laporan
pemerintah (dalam hal kementerian terkait), hasil survey lembaga-lembaga
independen dan lain-lainnya.

3. Aspek Keuangan.

Dalam aspek keuangan, hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi, biaya-
biaya dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi berarti jumlah dana yang
dibutuhkan baik untuk modal investasi pembelian aktiva tetap maupun modal kerja.

Selain itu, juga biaya-biaya yang diperlukan selama umur investasi dan pendapatan.
Semua ini pada akhirnya dibuat seperti dalam bab sebelumnya yaitu menilai jumlah
kebutuhan investasi dan pembuatan cash flow. Setelah itu baru dinilai kelayakan usaha
melalui metode penilaian investasi. Metode penilaian yang digunakan antara lain:

 Payback period.
Metode ini merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu usaha artinya seberapa lama uang yang diinvestasikan
itu akan kembali.
 Average rate of return.
Metode ini merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan
cara membandingkan antara rata-rata sebelum pajak dengan rata-rata investasi.
 Net present value.
Metode ini merupakan perbandingan antara present value kas bersih dengan present
value investasi selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua present value tersebut
dikenal dengan net present value.
 Internal rate of return.
Metode ini merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
 Profitability index.

8
Metode ini merupakan ratio yang mengukur dengan membandingkan antara
penerimaan bersih yang akan datang dengan nilai sekarang dengan pengeluaran
investasi selama umur investasi.
 Break event point.
Metode yang digunakan untuk mengukur lamanya perhitungan waktu untuk
kembalinya modal yang dikeluarkan.

4. Aspek Teknis/Operasi.

Dalam aspek teknis atau operasi yang akan digambarkan secara lengkap adalah mengenai:

 Lokasi usaha, baik kantor maupun tempat produksi. Berbagai pertimbangan seperti
dekat dengan pasar, bahan baku, tenaga kerja, pemerintahan, lembaga keuangan, atau
pertimbangan lainnya. Hal ini dikarenakan lokasi merupakan tempat untuk
menjalankan kegiatan usaha sebagai tempat perencanaan, pengambil keputusan,
pengendalian, proses produksi, penjualan atau sebagai tempat penyimpanan.
 Penentuan layout gedung, mesin dan peralatan serta layout ruangan sampai pada
usaha perluasan selanjutnya. Layout merupakan proses penentuan bentuk dan
penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi atau operasi.
Perancangan layout berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan
lokasi usaha.
Dalam menentukan layout ini diperhatikan beberapa hal yaitu:
a) Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan.
Mengetahui jumlah pekerja, mesin, dan peralataan yang dibutuhkan akan
memudahkan mengetahui kapasitas yang dibutuhkan untuk menentukan layout
dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap komponen tersebut.
b) Peralatan untuk menangani material atau bahan.
Peralatan untuk menangani material atau bahan adalah alat yang digunakan
dalam operasi perusahaan. Layout juga sangat tergantung pada jenis material
dan bahan yang dipakai, misalnya derek dan kereta otomatis untuk
memindahkan bahan, haruslah ditempatkan pada tempat yang aman.
c) Lingkungan dan estetika.
Keputusan layout juga harus didasarkan pada lingkungan dan estetika.
Tujuannya adalah agar ada keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja seperti
penentuan jendela dan sirkulasi udara ruangan.

9
d) Arus informasi.
Layout juga harus mempertimbangkan arus informasi. Pertimbangan terhadap
cara untuk memindahkan informasi atau melakukan komunikasi perlu dibuat
sebaik mungkin.
e) Perpindahan antara tempat kerja yang berbeda.
Pertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat
dan bahan.
 Teknologi yang akan digunakan. Penggunaan teknologi padat karya atau padat modal,
jika menggunakan padat karya maka akan memberikan kesempatan kerja yang lebih
luas, namun jika menggunakan padat modal justru sebaliknya.

5. Aspek Manajemen/organisasi.

Manajemen adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam mengelola sumber daya yang
tersedia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Jadi
organisasi dan manajemen memiliki keterkaitan yang erat (Robbins dan Coulterm 2007).

Aspek manajemen/organiasi perlu dianalisis untuk menentukan apakah bisnis yang akan
dijalankan memiliki cukup keahlian manajemen, kompetensi organisasi dan sumber daya
untuk meluncurkan usaha secara sukses. Dalam aspek manajemen dan organisasi yang
perlu dianalisis dan dinilai adalah:

a. Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal).


b. Sumber daya manusia terkait dengan jumlah, kualifikasi pendidikan dan pengalaman.
Entrepreneur harus menyadari bahwa manusia adalah sumber daya yang sangat
penting di dalam dunia usaha. Begitu pentingnya maka entrepreneur harus
mengelolanya dengan serius.
Hal-hal yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:
 Perencanaan sumber daya manusia.
Proses di mana seorang entrepreneur memastikan bahwa mereka memiliki jumlah
karyawan yang memiliki kapabilitas yang tepat di tempat dan waktu yag juga
tepat.
 Recruitment dan decrruitment.
Recruitment adalah proses untuk menempatkan, mengenali dan menarik pelamar
yang berkemampuan. Decrruitment adalah proses untuk mengurangi gugus kerja
organisasi.

10
 Seleksi.
Seleksi merupakan proses untuk menentukan kualitas pelamar terbaik untuk
pekerjaan yang tersedia.
 Orientasi.
Orientasi merupakan proses pengenalan seorang karyawan terhadap
pekerjaannya. Orientasi ini terdiri dari pengenalan unit kerja dan organisasi.
 Pelatihan.
Pelatihan merupakan hal yang amat penting dalam proses manajemen sumber
daya manusia. Ketika tuntutan kerja berubah, kecakapan karyawan pun harus
berubah.
 Manajemen kinerja karyawan.
Entrepreneur harus dapat mengetahui apakah karyawan telah bekerja secara
efektif dan efisien atau apakah mereka membutuhkan perbaikan melalui
pelatihan.
 Kompensasi dan benefit.
Entrepreneur harus dapat mengembangkan sistem kompensasi yang
merefleksikan perubahan kondisi kerja dan tempat kerja agar karyawan tetap
termotivasi, kompensasi meliputi upah dasar, gaji, insentif dan benefit lainnya.
 Pengalaman karir.
Karir merupakan posisi berurutan yang dimiliki seseorang dalam pekerjaannya.
c. Struktur organisasi yang ada sekarang serta gambaran mengenai jabatan. Secara
umum terdapat 4 (empat) jenis struktur organisasi sebagaimana dijelaskan Swastha
dan Sukotjo (1991) sebagai berikut:
1) Struktur organisasi garis.
Struktur organisasi ini menerapkan aliran wewenang langsung dari top
manajamen kepada manajemen di bawahnya. Kelemahan model ini adalah
tanggung jawab dipikul sepenuhnya oleh pemimpin usaha sehingga dapat
terjebak pada pekerjaan yang bersifat administratif sehingga kekurangan waktu
untuk memikirkan hal-hal dan rencana yang bersifat strategis. Struktur
organisasi jenis ini cocok untuk usaha berskala kecil dan menengah.
2) Struktur organisasi garis dan staf.
Struktur organisasi ini merupakan gabungan antara organisasi lini dan
departemen staf. Departemen staf memberikan saran kepada departemen lini.

11
Pengambilan keputusan tetap pada departemen lini. Departemen staf hanya
memberikan dukungan teknis khusus. Struktur organisasi ini banyak ditemukan
pada usaha menengah dan besar.
3) Struktur organisasi fungsional.
Pada struktur organisasi fungsional, masing-masing manajer adalah orang
spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan mempunyai beberapa pimpinan.
Manajer memiliki kekuasaan penuh untuk menjalankan fungsi-fungsi yang
menjadi tanggung jawabnya.
4) Struktur organisasi matriks.
Struktur organisasi ini merupakan suatu desain struktural yang menugaskan para
spesialis dari berbagai departemen fungsional untuk bekerja pada suatu proyek
yang dipimpin oleh seorang manajer proyek. Manajer proyek mempunyai
otoritas terhadap staf yang terlibat. Jadi staf yang terlibat memiliki dua atasan
yaitu manajer lini dan manajer proyek. Model ini banyak digunakan di
perusahaan besar dan perusahaan multinasional.
d. Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan.

6. Aspek Ekonomi Sosial.

Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan jika usaha tersebut dijalankan. Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi
secara luas serta dampak sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Dampak ekonomi menggambarkan:

a. Jumlah tenaga kerja yang tertampung, baik yang bekerja di tempat usaha ataupun
masyarakat di luar lokasi usaha. Sebaliknya usaha yang akan dibuat dapat
memanfaatkan tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi usaha, namun tentunya
memperhatikan kebutuhan usaha tersebut terkait dengan spesifikasi maupun
keahlian/keterampilan yang diperlukan oleh pihak perusahaan.
b. Peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan masyarakat bekerja otomatis
mempunyai penghasilan yang dapat dipergunakannya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

7. Aspek Dampak Lingkungan.

12
Aspek dampak lingkungan merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini
karena setiap usaha yang dijalankan akan memiliki dampak sangat besar terhadap
lingkungan di sekitarnya. Dampak lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain terhadap
tanah, air, udara dan terhadap kesehatan manusia. Dampak pendirian usaha akan
berdampak terhadap kehidupan fisik, flora dan fauna yang ada di sekitar usaha secara
keseluruhan. Terlebih-lebih pada jenis usaha yang menghasilkan produk yang memiliki
limbah beracun seperti pabrik pestisida dan sebagainya.

2.3 Kriteria Investasi

Investasi adalah penempatan suatu modal baik yang maupun aset berharga lainnya ke
dalam suatu benda, lembaga maupun pihak tertentu dengan harapan bahwa si pemilik modal
bisa memperoleh keuntungan. Karena adanya harapan keuntungan, maka istilah investasi
sering dianggap sebagai tanam modal. Kriteria investasi adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengukur imbal hasil yang didapatkan atau biaya yang dikeluarkan untuk suatu
instrumen investasi. Biaya investasi adalah uang tambahan yang Anda keluarkan untuk
melancarkan proses investasi Anda. Misalnya, biaya transaksi ketika membeli suatu
instrumen.

Macam-Macam Kriteria Investasi

Investasi merupakan aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber dana untuk
mengadakan barang modal sekarang dan di masa yang akan datang. Investasi mempunyai
beberapa kriteria yang diantaranya:

1. Payback Period
Payback period merupakan salah satu kriteria investasi yang dapat didefinisikan
sebagai waktu untuk investasi bisa dikembalikan maupun waktu untuk investasi bisa
mencapai titik impas. Kriteria ini juga seringkali disebut sebagai periode pulang pokok.
Apabila waktu yang dibutuhkan semakin pendek, maka proposal investasi dianggap
kian membaik. Biasanya perhitungan payback akan menggunakan rumus berikut.
Payback Period: Besaran Nilai Investasi Kas Masuk Bersih x 1 Tahun
Berdasarkan rumus tersebut diketahui bahwa semakin cepat kemampuan proyek untuk
mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan untuk investasi, maka proyek tersebut
akan semakin baik dalam bentuk satuan waktu.
2. Gross Benefit Cost Ratio

13
B/C Ratio atau gross benefit cost ratio akan mengukur manakah yang jauh lebih besar
antara biaya yang dikeluarkan atau hasil yang didapatkan. Biaya yang dikeluarkan
nantinya akan dinotasikan sebagai cost (C).
Jika nilai B/C < 1 maka B > C. Ini artinya nilai output yang dihasilkan akan jauh lebih
kecil dibandingan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
Untuk perhitungan B/C juga memiliki rumus yang cukup lengkap.
Gross B/C = t=0tPV (B)t=0tPV (C)
Apabila gross B/C > 1, maka proyek layak untuk dilanjutkan dan dilaksanakan dengan
baik. Namun, jika gross B/C < 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilanjutkan.
Bahkan hanya sekedar dimulai untuk dilaksanakan saja.
3. Net Prensent Value (NPV)
Kriteria invetasi berikutnya adalah NPV. Jika payback period maupun gross B/C bisa
dihitung menggunakan nominal, namun bisa saja nominal tersebut menyesatkan. Sebab,
tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
Jika menggunakan kriteria ini, maka bisa langsung menghitung selisih nilai sekarang
dengan besaran biaya total dengan penerimaan total bersih. Untuk menemukan NPV,
maka bisa menggunakan rumus sederhana berikut.
NPV : t=0t=nBt– Ctl+it
Jika NPV > 0, maka proyek tersebut layak untuk dijalankan. Namun, jika NPV yang
diperoleh justru negatif atau NPV < 0, maka sudah jelas bahwa tidak layak untuk
dijalankan. Bahkan untuk sekedar dimulai saja sekalipun.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Ini adalah salah satu kriteria investasi yang didefinisikan sebagai tingkat pengembalian
internal dari kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan return. IRR adalah tingkat
diskon rate yang membuat NPV suatu proyek sama dengan 0.
Tujuan dari perhitungan IRR tentu saja untuk dapat mengetahui berapa persentase
keuntungan yang diperoleh dari proyek tertentu. Di samping itu, IRR juga bisa
dijadikan sebagai alat ukur dari kemampuan suatu proyek untuk mengembalikan bunga
pinjaman. Rumus IRR, diantaranya:
IRR = I1 + NPV(+)NPV(+)–NPV(-) (I2– I1)
Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diperoleh informasi bahwa jika IRR > tk,
maka proyek yang hendak dilakukan bisa segera dilaksanakan. Namun, jika IRR < tk,
maka proyek tidak layak untuk dijalankan saat itu juga.
5. Net Benefit Cost Rasio
14
Kriteria investasi yang terakhir adalah net benefit cost ratio. Ini adalah perbandingan
antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini akan menunjukkan
gambaran berapa kali lipat manfaat yang dapat diperoleh dari biaya yang sudah
dikeluarkan sebelumnya.
Sama halnya seperti kriteria lainnya, maka net benefit cost ratio juga dapat dihitung
menggunakan rumus tertentu. Rumus yang dipakai juga terbilang sederhana dan sangat
mudah untuk diingat dengan baik seperti berikut.
Net B/C = NPV(+)NPV(-)
Dengan rumus tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa jika net B/C > 1, maka
proyek dapat segera dilaksanakan dengan baik. Namun sebaliknya, apabila net B/C < 1,
maka proyek tersebut sangat tidak layak untuk dilaksanakan.

2.4 Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis

1. Lakukan Analisis Awal


Mulailah dengan menguraikan rencana Anda. Anda harus fokus pada kebutuhan yang
tidak terlayani, pasar di mana permintaan lebih besar daripada penawaran, dan apakah
produk atau layanan memiliki keunggulan tersendiri. Kemudian Anda perlu
menentukan apakah rintangannya terlalu tinggi untuk diselesaikan (yaitu terlalu
mahal, tidak dapat memasarkan secara efektif, dll.).
2. Siapkan Laporan Laba Rugi yang Diproyeksikan
Langkah ini mengharuskan Anda untuk bekerja mundur. Mulailah dengan apa yang
Anda harapkan dari pendapatan proyek dan kemudian investasi apa yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan itu. Ini adalah dasar dari laporan laba rugi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan di sini termasuk layanan apa yang diperlukan dan berapa biayanya,
penyesuaian apa pun terhadap pendapatan, seperti penggantian biaya, dll.
3. Lakukan Survei Pasar, atau Lakukan Riset Pasar
Langkah ini adalah kunci keberhasilan studi kelayakan Anda, jadi buatlah selengkap
mungkin. Sangat penting bahwa jika organisasi Anda tidak memiliki sumber daya
untuk melakukan yang tepat, maka menguntungkan untuk menyewa perusahaan luar
untuk melakukannya. Riset pasar akan memberi Anda gambaran paling jelas tentang
pendapatan yang secara realistis dapat Anda harapkan dari proyek.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah pengaruh geografis pada pasar,
demografi, analisis pesaing, nilai pasar dan apa yang akan menjadi bagian Anda dan
apakah pasar terbuka untuk ekspansi (yaitu, tanggapan terhadap penawaran Anda).

15
4. Rencanakan Organisasi dan Operasi Bisnis
Setelah dasar dari langkah-langkah sebelumnya telah diletakkan, saatnya untuk
mengatur organisasi dan operasi dari usaha bisnis yang direncanakan. Ini bukan usaha
yang dangkal dan luas. Ini harus menyeluruh dan mencakup biaya awal, investasi
tetap dan biaya operasi. Biaya ini mencakup hal-hal seperti peralatan, metode
merchandising, real estat, personel, ketersediaan pasokan, overhead, dll.
5. Siapkan Neraca Hari Pembukaan
Ini termasuk perkiraan aset dan kewajiban, yang harus seakurat mungkin. Untuk
melakukan ini, buat daftar yang mencakup item, sumber, biaya, dan pembiayaan yang
tersedia. Kewajiban untuk dipertimbangkan adalah hal-hal seperti sewa atau
pembelian tanah, bangunan dan peralatan, pembiayaan untuk aset dan piutang.
6. Tinjau dan Analisis Semua Data
Semua langkah ini penting, tetapi tinjauan dan analisis sangat penting untuk
memastikan bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada yang
memerlukan perubahan atau penyesuaian. Jadi, luangkan waktu sejenak untuk melihat
pekerjaan Anda untuk terakhir kalinya. Periksa kembali langkah Anda sebelumnya,
seperti laporan laba rugi, dan bandingkan dengan pengeluaran dan kewajiban Anda.
Apakah masih realistis? Ini juga merupakan waktu untuk memikirkan risiko,
menganalisis dan mengelola, dan membuat rencana darurat apa pun.
7. Pisahkan Keputusan yang Bisa Anda Lakukan dan Mana yang Tidak
Anda sekarang berada di titik untuk membuat keputusan tentang apakah proyek itu
layak atau tidak. Kedengarannya sederhana, tetapi semua langkah sebelumnya yang
kami tuju ke momen pengambilan keputusan ini. Beberapa hal lain yang perlu
dipertimbangkan sebelum membuat pilihan biner itu adalah apakah komitmen itu
sepadan dengan waktu, tenaga dan uang dan apakah itu selaras dengan tujuan strategis
organisasi dan aspirasi jangka panjang.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Studi kelayakan yang sering juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima/ memanfaatkan atau
menolak dari suatu gagasan atau peluang yang diperoleh. Studi kelayakan Bisnis merupakan
penelitian terhadap perencanaan usaha bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya usaha tersebut dibangun, tetapi juga saat operasionalnya secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang ditentukan.

Agar tujuan yang telah di tetapkan dapat dicapai, maka sebelum suatu studi dijalankan
perlu dilakukan beberapa persiapan. Kemudian hendaknya suatu studi dilakukan mengikuti
prosedur yang berlaku, yaitu mulai dari tahap-tahap yang telah ditentukan. Tahap-tahap
dalam studi ini hendaknya dilakukan secara benar agar jangan sampai terjadi penyimpangan
dan untuk kesempurnaan hasil studi itu sendiri.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi. Rafida, Tien. (2016). Pengantar Kewirausahaan: Rekayasa Akademik


Melahirkan Enterpreneurship. Medan: Perdana Publishing.

Kasmir, Jakfar. (2015). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenadamedia Group.

Rusdiana. (2018). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Bandung: Pustaka Setia.

Sulasih, Manullang, S. O., Purba, B., Purba, M. P. B., Mistriani, N., Simarmata, J.,Dewi, I.
K., S, H., & Rahmadana, I. M. F. (2021). Studi Kelayakan Bisnis. Yayasan Kita Menulis.

https://www.pipohargiyanto.com/blog/kriteria-investasi/#Macam-Macam_Kriteria_Investasi

18

Anda mungkin juga menyukai