Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEMUDA DAN SOSIALISASI


Dosen Pengajar :
Arni Widyastuti, SKM. M.Kes
Nurul Qomariah, SKM, Msi Psi

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1D4B

04. Iqbal Bagas Febriansyah


12. Mia Fandini
20. Nabila Aulia
28. Rini Widyastuti
36. Siti Althafia Adini

PRODI DIPLOMA - IV
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2021
Website :www.poltekkesjkt2.ac.id
Email : info@poltekkesjkt2.ac.id dan poltekkes_jakarta2@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PEMUDA DAN SOSIALISASI” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Arni Widyastuti, SKM. M.Kes dan Ibu Nurul Qomariah, SKM, Msi Psi pada mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pemuda dan Sosialisas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arni Widyastuti, SKM. M.Kes dan
Ibu Nurul Qomariah, SKM, Msi Psi pada mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pegetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 03 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2
C. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH ...................................................................... 2
D. MANFAAT PENULISAN ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI .................................................. 3
B. PEMUDA DAN IDENTITAS. ..................................................................................... 7
C. PERGURUAN TINGGI DAN PENDIDIKAN .......................................................... 11
D. PERANAN PEMUDA DAN MASYARAKAT ......................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 21
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemuda adalah jiwa seorang insan manusia yang memiliki


ketangguhan dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan revolusi dan
renovasi peradaban bangsanya menuju arah yang lebih baik. Dengan
kecerdasan intelektualnya, dia dapat melihat segala bentuk permasalahan secara
menyeluruh sehingga sering muncul ide-ide brilian sebagai solusi dari
permasalahan yang ada. Dengan ketajaman mata hatinya, dia dapat melihat
celah-celah kenistaan dan kekejian yang ada disekitarnya untuk segera ia
perbaiki menjadi celah-celah yang mengeluarkan sinar kebaikan. Dengan
kekuatan fisiknya, dia dapat melumpuhkan mesin-mesin tirani dan monster-
monster kebiadaban yang senantiasa menghancurkan sendi-sendi keadilan
dalam masyarakat. Dengan keceriaan wajahnya, ia dapat menghibur lingkungan
sekelilingnya dengan lampu-lampu kebahagiaan.
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada
warga masyarakat yang baru.Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan
terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian,
tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi,
seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah
masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum
tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan
kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi
diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan
menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir
kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi
merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan
hubungannya dengan sistem sosial. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan
inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam
jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok
melalui pendidikan dan perkembangannya.
Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian
seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan
kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar
dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau
“saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Bertitik tolak dari
pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam

1
lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau
informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi
pemuda.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Internalisasi Belajar dan Spesialisasi?
2. Bagimana Internalisasi Belajar dan Spesialisasi?
3. Apa yang dimaksud dengan Pemuda dan Identitas?
4. Apa yang dimaksud dengan perguruan tinggi dan pendidikan?
5. Bagaimana Peranan Pemuda dan Masyarakat?

C. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Internalisasi Belajar dan
Spesialisasi
2. Untuk mengetahui bagaimana Internalisasi belajar dan Spesialisasi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pemuda dan Identitas.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perguruan tinggi dan
pendidikan.
5. Untuk mengetahui bagaimana Peran Pemuda dan Masyarakat.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Sebagai Pelaksanaan tugas mata kuliah ISBD
2. Bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman pembaca tentang
Peranan Pemuda dalam Sosialisasi.
3. Sebagai referensi bagi semua pihak yang membutuhkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI

Ketiga kata tersebut sebenarnya memiliki definisi yang hampir sama.


Proses terjadinya yaitu melalui interaksi sosial. Internalisasi lebih mengarah
pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut.
Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang
sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran
tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah
dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu
bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar
karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu
pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu
tindakan yang berbeda-beda. Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-
masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif.
Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling mengharagai adanya
norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar
individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois,
berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan
sebagainya.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau
negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut. Atas
pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan
lebih memahami apa itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang berlaku.
Dari pembelajaran tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau
kekhususan kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam
hidup bermasyarakat.

1. Pemuda
Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat
secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang
mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber
daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai
calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas
usia 10- 24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau
remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985,
mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.

3
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang
dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial
maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, pemuda adalah
mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka
pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis.
Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan
aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang
berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan
sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda,
generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang
pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia
sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi
muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan
progresif.
Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam empat sikap, yaitu :
a. Pemuda Urakan
Yaitu pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan
perubahan–perubahan dalam masyarakat. Tidak ingin untuk mengadakan
perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya
sendiri, kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.
b. Pemuda Nakal
Pemuda-pemuda ini tidak ingin, tidak berminat dan tidak
bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat ataupun
kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat
dengan menggunakan tindakan yang mereka anggap menguntungkan
dirinya tetapi merugikan masyarakat.
c. Pemuda Radikal
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan
perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tidak bisa menerima
kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka hadapi dan oleh
sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun tindakan rencana
jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.
d. Pemuda Sholeh
Pemuda yang dalam setiap tingkah lakunya sehari – hari selalu
berpegang teguh terhadap agamanya. Melakukan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.

4
2. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola
tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial
yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan
mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran
status masing-masing dan kebudayaan suatu masyarakat. Berikut pengertian
sosialisasi menurut para ahli
a. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu
belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir
kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
b. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati
serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya
sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati
serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya
sehingga akan membentuk kepribadiannya.
d. Soejono Dirdjosisworo
Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo (1985), sosialisasi
mengandung tiga pengertian penting, yaitu:
1) Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi
yang mana individu menahan, mengubah impulsimpuls dalam dirinya
dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
2) Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap,
ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan
tingkah laku di dalam masyarakat di mana ia hidup.
3) Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu
disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan dalam diri
pribadinya.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara
berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku
seseorang akan dapat diramalkan. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh
susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda
dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal
individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya.
Tujuan sosialisasi bagi individu-individu yang membaur menjadi
masyarakat sangat penting untuk dicapai, karena:

5
a. Pentingnya setiap anggota masyarakat untuk mengetahui dan
menjalankan nilai dan norma yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat.
b. Supaya setiap individu dapat mengendalikan fungsi organik melalui
proses latihan mawas diri yang tepat.
c. Agar setiap anggota masyarakat memahami suatu lingkungan sosial dan
budaya, baik lingkungan tempat tinggal seseorang maupun lingkungan
baru.
d. Supaya setiap individu dapat mengembangkan kemampuan
berkomunikasi yang baik dan benar, misalnya kemampuan membaca,
menulis, dan lainlain.
e. Guna melatih keterampilan serta pengetahuan setiap individu untuk
melangsungkan hidup bermasyarakat.
f. Supaya di dalam individu tertanam nilai-nilai dan kepercayaan yang ada
di masyarakat.
Proses Sosialisasi ada 4 yaitu:
a. Tahapan Persiapan
Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak –
anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari
lingkungan rumah, media dan tempat – tempat yag disinggahinya dengan
cara meniru walaupun tidak sempurna.
b. Tahapan Meniru
Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa
yang dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama
orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
c. Tahapan Siap Bertindak
Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadi
seorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada
dirumah maupun dilingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks
yang harus dihadapinya didalam bersosialisasi.
d. Tahapan Penerimaan
Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna didalam dirinya sudah
tau sepenuhnya apa itu arti norma dalam kehidupanyang sebenarnya,
memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang yang iia kenal maupun
orang yang ia tidak kenal dalam arti Masyarakat Luas.

6
B. PEMUDA DAN IDENTITAS

Pemuda selalu diidentikkan dengan suatu generasi yang dipundaknya


terbeban oleh bermacam-macam harapan sebagi penerus generasi, karena
memang pemuda adalah sebagai generasi penerus yang diharapkan dapat
mengisi pembangunan nasional. Berkaitan dengan itu, identitas atau jati diri
(kepribadian) adalah sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat
usia masih muda biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau
mengenali identitas dirinya, siapa dia dan bagaimana dia. Dalam tahap
pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi
dizaman yang serba bebas ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang
memengaruhi terbentuknya kepribadian seorang pemuda. Pergaulan zaman
sekarang menimbulkan dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif. Yang kita
takutkan sekarang adalah dari sisi negatinya. Jika permasalahan ini tidak di
tindak lanjuti akan membuat para pemuda tersebut kehilangan fungsinya
sebagai penerus pembangunan nasional. Oleh karena itu, untuk menangani dan
menindaklanjutinya perlu diadakan pembinaan dan pengembangan generasi
muda.
Pola dasar Pembinaan dan pengembangan Generasi Muda disusun
berlandaskan :
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
3. Landasan Strategis : GBHN
4. Landasan Historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi
Kemerdakaan Indonesia tahun 1945
5. Landasan Normatif : Etika dan tata nilai, tradisi luhur yang hidup
dalam masyarakat
Menurut Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
tersebut, telah ditetapkan oleh mentri pendidikan dan kebudayaan dalam
keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan NO 00323/U/1978 Tanggal 28
Oktober 1978.
Berkenaan dengan kenyataan di atas, memang sangat diperlukan
penataan kehidupan pemuda karena pemuda memainkan peran penting dalam
pembangunan nasional karena sebagai generasi penerus. Pembinaan dan
pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan
terhadap masa dating sebagai bagian mutlak masa kini. Jadi, pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah semua pihak yang bersangkutan harus
ikut serta dalam kepentingan generasi muda, agar satu laras mencapai tujuan
yang kita semua inginkan.

7
1. Pokok Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda
ada dua yaitu :
a. Generasi Muda sebagai Subyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan
kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan
masalah – masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan
berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
b. Generasi Muda sebagai Obyek
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan
bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke
tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
2. Potensi – potensi Generasi Muda.
a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan
yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara
wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan
daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b. Dinamika dan kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka
memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan
kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan
penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan
yang baru.
c. Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan,
mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun,
mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung
resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan
keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang
baik untuk berani mengambil resiko.
d. Opimis dan kegairahan semangat
e. Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
f. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
g. Patriotisme dan Nasionalisme
h. Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi

8
3. Masalah – masalah Generasi Muda
Generasi muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya
menghadapi berbagai permasalahan yang perlu diupayakan
penanggulangannya dengan melibatkan semua pihak. Permasalahan umum
yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa ini antara lain sebagai
berikut :
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan
masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah
putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi
juga merugikan bangsa.
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda
mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e. Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan
pertumbuhan.
f. Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
g. Penyalahgunaan Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak
fisik dan mental bangsa.
h. Masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
i. Pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala
penyimpangan perilaku (Deviant behavior).
j. Masuknya budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa kita yang dapat merusak mental generasi muda.
k. Masih merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya.
Permasalahan tersebut akan berkembang seiring dengan perkembangan
jaman apabila tidak diupayakan pemecahannya oleh semua pihak
termasuk organisasi masyarakat, diantaranya KARANG TARUNA .
4. Faktor Penyebab Permasalahan Pemuda
a. Kurang dalam mengendalikan diri
Dalam hal ini kita melibatkan keluarga karena keluarga
merupakan tempat awal seorang remaja membentuk karakter . Disini
peran orang tua sangat mempengaruhi perkembangan remaja dalam
mengendalikan diri , orang tua bukan hanya memberikan penjelasan
tentang nilai sosial (baik buruknya suatu perbuatan) tapi juga memberikan

9
suatu contoh perbuatan yang dapat dicontoh oleh remaja tersebut
sehingga ketika remaja sudah berada dilingkup sosial yang lebih luas
contohnya masyarakat , remaja tersebut akan terbiasa melakukan sama
seperti apa yang dicontohkan oleh orang tuanya .
b. Kurang waktu bersama keluarga
Meluangkan waktu sejenak untuk berkumpul bersama keluarga
merupakan hal kecil yang mempengaruhi perkembangan remaja diluar
karena pada saat seperti inilah masing-masing anggota keluarga
menceritakan masalah kepada orang tua atau orang yang lebih tua
didalam keluarga tersebut demi mendapat sebuah solusi yang benar .
Karena banyak faktor remaja melakukan hal negatif adalah karena
jarangnya meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dengan
alasan orang tua bekerja dan sibuk dengan urusan lain, jika didiamkan
begitu saja remaja tidak mendapat teman untuk menceritakan masalah
yang dihadapinya sehingga remaja mencari jalan keluarnya sendiri yang
menurutnya benar dan tak jarang dari keputusan itulah dapat
mengorbankan orang lain .
c. Masalah ekonomi keluarga
Keluarga miskin mungkin tidak memiliki kemampuan untuk
menyediakan pendidikan sempurna kepada anak. Makanan dan minuman,
tempat kediaman serta kesehatan yang memadai. Faktor inilah yang
mendorong remaja untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya atau
mencuri milik orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dan hal ini akan
terus meningkat ke arah yang lebih ekstrim jika dibiarkan seperti
menghilangkan nyawa orang lain demi suatu hal yang diinginkannya.
5. Usaha Menanggulangi Permasalahan Pemuda
a. Preventif : Remaja harus mencari motivasi sebanyak-banyaknya dari
teman, keluarga dan juga guru, berpandai-pandailah dalam memilih
teman dan lingkungan yang baik, menahan diri agar tidak mudah
terpengaruh dengan pergaulan yang tidak sehat.
b. Represif : Diberlakukannya tata tertib dan hukuman yang dibuat oleh
pihak lembaga pendidikan dan orang tua.
c. Persuatif : Persuasif dapat dilakukan melalui saran, ajakan, dan
bimbingan individu atau kelompok untuk mematuhi nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Pengendalian masalah sosial secara persuasif
secara tepat untuk diterapkan di lingkungan keluarga. Pengendalian sosial
secara persuasif juga dapat dilakukan di ruang publik.
d. Koersif : Upaya pengendalian permasalahan sosial yang dilakukan
dengan paksaan untuk membentuk ketertiban sosial. Upaya koersif dapat
dilakukan melalui dua yaitu kompulsi dan pervasi. Kompulsi merupakan

10
pemaksaan terhadap seseorang agar taat dan patuh terhadap norma-norma
yang berlaku. Pervasi merupakan penanaman norma-norma yang
dilakukan berulang-ulang agar norma terinternalisasi dalam diri
seseorang.
e. Rehabilitasi
Upaya rehabilitasi bertujuan melakukan perubahan atau perbaikan
terhadap kondisi yang tidak diharapkan atau dianggap bermasalah,
menjadi kondisi yang sesuai harapan atau sesuai dengan standar yang
berlaku. Upaya rehabilitasi ini diklasifikasikan dalam bentuk darurat
(emergency) dan berkelanjutan (sustainability). Adapun upaya
rehabilitasi dalam bentuk sustainability bertujuan agar dampak intervensi
dan pemberian pelayanan rehabilitasi tidak hanya bersifat sementara,
tetapi juga berkelanjutan. Contohnya penyediaan tempat tinggal/rumah
singgah untuk gelandangan, pengemis, dan orang dalam gangguan jiwa
yang dilakukan oleh dinas sosial, biasanya orang yang hidup dijalan
mengalami gangguan kesehatan.

C. PERGURUAN TINGGI DAN PENDIDIKAN

Pendidikan menjadi hal penting yang wajib ditempuh oleh setiap


orang. Bahkan, setiap orang memiliki hak untuk menerima pendidikan yang
baik. Indonesia pun mewajibkan anak – anak untuk menempuh pendidikan
sedikitnya 12 tahun hingga lulus SMA. Dan kini, bukan hal yang sulit untuk
menempuh pendidikan tinggi. Banyak kemudahan yang bisa kamu dapatkan
untuk menempuh perguruan tinggi. Bahkan, usia pun tidak menjadi masalah
untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Jika mendengar kata pendidikan tinggi atau perguruan tinggi, tentu
nama universitas dan institut yang langsung terlintas. Padahal, ada banyak
sekali jenis dari pendidikan dan perguruan tinggi, khususnya di Indonesia.
Banyaknya pilihan ini akan memudahkan kamu untuk memilih jenjang
pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan minat dan bakatmu.

1. Pendidikan Tinggi di Indonesia

Pendidikan tinggi di Indonesia dibedakan menjadi


Pendidikan Akademik, Pendidikan Vokasi, dan Pendidikan Profesi atau
Spesialis. Hal ini berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Naisonal. Sehingga pendidikan tinggi di
Indonesia diklasifikasikan dalam tiga jenis seperti berikut ini.
a. Pendidikan Akademik
Pendidikan Akademik merupakan sistem pendidikan tinggi yang
mana mengarah pada penguasaan terhadap disiplin ilmu. Tidak hanya itu,

11
pendidikan akademik juga mengarah kepada pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, hingga seni tertentu. Di dalamnya, mencakup
program pendidikan Sarjana (S1), Magister atau Master (S2), dan Doktor
(S3).
Nantinya, lulusan pendidikan akademik akan mendapatkan gelar
yang diikuti dengan bidang keahlian yang ditekuninya. Misalnya
menempuh pendidikan akademik pada sarjana dengan disiplin ilmu
ekonomi, maka nanti akan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Begitu pula dengan sarjana lain, misalnya SKM (Sarjana Kesehatan
Masyarakat), MM (Master Manajemen), dan lainnya.
b. Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi juga mengarah pada penguasaan keahlian,
namun diutamakan pada keahlian terapan. Yang mana menekankan pada
praktik penggunaan dalam dunia kerja. Yang mencakup pendidikan
vokasi adalah Diploma 1 (D1), Diploma II (D2), Diploma III (D3), dan
Diploma IV (D4).
Lulusan pendidikan vokasi ini pun nantinya akan mendapatkan
gelar vokasi, sama dengan lulusan pendidikan akademik. Bedanya, gelar
pendidikan vokasi tidak diikuti dengan disiplin ilmu yang ditekuni.
Contoh gelarnya adalah Ahli Muda (A.Ma.), Ahli Pratama (A.P.), Ahli
Madya (A.Md.), dan lainnya.
c. Pendidikan Profesi / Spesialis
Sementara untuk pendidikan profesi / spesialis, yaitu sistem
pendidikan yang dapat ditempuh setelah menyelesaikan program
pendidikan Sarjana. Tujuannya adalah untuk menguasai skill set yang
spesifik. Dibutuhkan untuk mendalami profesi yang relevan.
Untuk menempuh gelar profesi, harus satu rumpun dengan
pendidikan akademik yang ditempuh. Nantinya, setelah menyelesaikan
pendidikan profesi akan mendapatkan gelar profesi yang sesuai dengan
bidang pendidikan yang ditempuh. Pendidikan profesi ini juga sering
dibutuhkan dalam pekerjaan, misalnya untuk mendapatkan jabatan yang
lebih tinggi atau jenjang karir yang lebih tinggi.

2. Jenis Perguruan Tinggi di Indonesia

Pendidikan tinggi dan perguruan tinggi tentu berbeda. Beberapa


masih bingung menentukan ketika kuliah masuk ke pendidikan atau
perguruan tinggi. Dan perguruan tinggi pun dibedakan menjadi beberapa
jenis. Berikut ini akan dibahas mengenai jenis dari perguruan tinggi di
Indonesia.

12
1) Universitas
Universitas menjadi pilihan kebanyakan lulusan SMA dan
sederajat untuk melanjutkan perguruan tinggi. Universitas adalah
perguruan yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu.
Mulai dari eksata, sosial, humaniora, agama, hingga seni,
dipelajari mendalam di universitas. Yang mana disiplin ilmu ini
dikelompokkan ke dalam fakultas – fakultas tertentu. Misalnya rumpun
ilmu sosial, terdapat fakultas ekonomi, sosiologi, politik, dan lainnya.
Rumpun ilmu eksakta terdiri dari ilmu kebumian, biologi, kimia,
statistika, dan lainnya.
Secara tidak langsung, universitas juga dapat menyelenggarakan
dua jenis pendidikan tinggi, yaitu pendidikan akademik dan pendidikan
vokasi. Yang mana nantinya lulusan dari tiap disiplin ilmu akan
memperoleh gelar sesuai dengan disiplin ilmu yang dijalaninya.
Jenjang pendidikan pun dimulai dari jenjang diploma hingga
doktoral. Selain itu, universitas juga menjadi perguruan tinggi yang
paling komplit, karena menjalankan sistem pendidikan secara akademis
dan praktis sekaligus. Banyak sekali universitas yang ada di Indonesia,
diantaranya Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Sumatera
Utara, dan lainnya.
2) Institut
Sama halnya dengan universitas, institut juga menyelenggarakan
dua jenis pendidikan tinggi, yaitu pendidikan akademik dan pendidikan
vokasi. Jenjang pendidikan pada institut juga beragam. Yang
membedakan dengan universitas adalah jurusan yang ada pada institut.
Di institut, jurusan – jurusan hanya berasal dari satu rumpun
ilmu tertentu, yang kemudian dikelompokkan ke dalam fakultas – fakultas
khusus. Misalnya Institut Teknologi Sepuluh Nopember, yang di
dalamnya hanya rumpun ilmu teknik dan teknologi.
Tapi, ada juga yang berbeda di salah satu institut, yaitu Institut
Teknologi Bandung. Meskipun menyandang nama institut, namun di sini
tidak hanya fokus pada rumpun ilmu alam saja, tapi juga ada fakultas lain
yaitu Seni Rupa dan Desain (FSRD).
3) Sekolah Tinggi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1989 pasal 16 ayat 2 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 20 ayat
1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sekolah tinggi merupakan salah
satu bentuk perguruan tinggi selain akademi, politeknik, institut, dan
universitas. Penjelasan pasal 20 ayat 1 UU Nomor 20 Tahun 2003
menyebutkan, "Sekolah tinggi menyelenggarakan pendidikan akademik

13
dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi"
4) Politeknik
Politeknik merupakan pendidikan profesional yang diarahkan
pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Guna mencapai maksud itu,
politeknik memberikan pengalaman belajar dan latihan yang memadai
untuk membentuk kemampuan profesional di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dalam kedudukannya sebagai perguruan tinggi, politeknik
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan
menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan pofesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
kesejahteraan umat manusia serta memperkaya kebudayaan nasional.

D. PERANAN PEMUDA DAN MASYARAKAT

1. Peranan Pemuda

Pemuda merupakan suatu generasi penerus bangsa memang telah


menjadi suatu pemahaman yang tidak baru lagi. Bahkan kemajuan suatu
bangsa juga sering dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda didalamnya,
seperti bagaimana produktifitas pemuda demi kemajuaan dan eksistensi
bangsanya. Tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia, generasi muda juga
menjadi suatu tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.
Hal ini bahkan sudah terjadi dari masa perjuangan sejarah
kemerdekaan Indonesia, yaitu saat adanya beberapa peranan pemuda dalam
meningkatkan semangat perjuangan demi mengusir penjajah dan mencapai
cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, dalam kesempatan
kali ini akan dibahas mengenai peran pemuda sebagai generasi penerus
bangsa, apa dan bagaimana pemuda seharusnya berperan sebagai kunci atau
penerus bangsa Indonesia.
a. Peran Pemuda dalam Sejarah
Memang ketika pernyataan peran pemuda sebagai generasi
penerus bangsa biasanya lebih mengarah pada masa-masa sekarang,
tetapi bukan berarti peran pemuda kemerdekaan RI dimana lalu bukan
merupakan sebuah penerus bangsa. Bahkan jika di pikir ulang tanpa peran
pemuda di masa perjuangan dulu, maka bangsa Indonesia mungkin tidak
dapat berdiri kokoh seperti sekarang ini. Inilah mengapa peranan pemuda,

14
terutama pemuda Indonesia sendiri bagi bangsa Indonesia sudah terjadi
sejak dahulu dan juga tercatat didalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Oleh sebab itu, mengingat kembali apa saja peranan pemuda
dimasa sejarah tersebut juga penting sebelum mengetahui atau
memahami peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa saat ini.
Peran pemuda dalam sejarah yang pertama bisa di lihat dari
adanya pergerakan Budi Utomo yang berlangsung pada tahun 1908.
Setelah itu ada pula peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tahun
1928 dimana menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak
sejarah pergerakan pemuda seluruh Indonesia dalam semangat
kemerdekaan Indonesia. Ada pula peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945 yang mana juga menyangkut golongan muda
didalamnya. Terlebih lagi banyak sekali pergerakan pemuda, pelajar, dan
juga mahasiswa yang berlangsung pada sekitar tahun 1966, hingga
pergerakan mahasiswa yang kemudian berhasil meruntuhkan kekuasaan
orde baru pada tahun 1998 yang juga sekaligus mengantarkan bangsa
Indonesia pada masa reformasi.
Dilihat dari beberapa peristiwa sejarah yang penting untuk
dikenang tersebut, memang dapat disimpulkan bahwa peran pemuda
dalam mencapai suatu kemerdekaan Indonesia menjadi suatu titik awal
dari peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini juga
membuktikan bahwa pemuda menjadi suatu tonggak bagi bangsa
Indonesia dalam masa pembangunan nasional, artinya bahwa penting
adanya peran pemuda dalam pembangunan nasional. Sebagai penerus
bangsa, generasi muda berarti menanggung harga dan martabat bangsa
Indonesia terutama di dunia Internasional, dimana persaingan dan
penjajahan identitas bangsa dapat berlangsung di berbagai macam bidang
kehidupan. Oleh sebab itulah penting pula menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Sumpah Pemuda dan juga sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Lalu apa saja peran pemuda
sebagai generasi penerus bangsa, terutama dalam masa atau jaman yang
semakin global dan berkembang modern ini. Berikut penjelasan lebih
lanjutnya.
b. Peran Pemuda Penerus Bangsa Indonesia
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pemuda
merupakan suatu generasi penerus bangsa Indonesia, maka sebenarnya
generasi muda juga menjadi komponen yang penting dan perlu dilibatkan
dalam pembangunan bangsa Indonesia, baik secara nasional maupun
daerah. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat dengan dasar dari

15
generasi muda yang sebenarnya memiliki fisik yang kuat, pengetahuan
yang baru, inovatif, dan juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi pula.
Kondisi tersebutlah yang membuat peranan pemuda sebenarnya
penting dalam proses pembangunan bangsa Indonesia maupun sebagai
penerus bangsa. Tanpa adanya peranan generasi muda atau pemuda
Indonesia maka bangsa Indonesia pastinya akan sulit mengalami
perubahan dan akan mudah pula kehilangan identitas bangsa Indonesia.
Oleh sebab itu, peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa
sebenarnya memiliki beberapa peranan yang seharusnya dapat dilakukan
oleh para pemuda Indonesia.
Beberapa peranan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Agent of Change
Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa Indonesia
yang pertama dapat dilihat dari peran pemuda sebagai agent of change
atau agen perubahan. Artinya bahwa pemuda Indonesia sebenarnya
memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa
Indonesia itu sendiri. Dalam hal ini dapat dilakukan melalui pengadaan
perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, baik secara
nasional maupun daerah, menuju kepada arah yang lebih baik lagi pada
masa yang akan datang.
Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa ada pernyataan
seperti peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa, karena yang
menentukan kemajuan bangsa Indonesia dimasa depan adalah para
generasi mudanya melalui keberhasilan perubahan-perubahan positif
yang dapat dilakukan. Memang berbagai macam tantangan pastinya
akan dihadapi atau dialami oleh para generasi muda, tetapi setidaknya
para pemuda dapat kembali menengok pada makna sumpah pemuda
atau pun makna kemerdekaan Indonesia.
Dimana segala tantangan yang ada akan dapat dihadapi jika
perbedaan-perbedaan yang ada dapat dihadapi dengan positif dan
dilakukan secara bersama-sama yang juga sesuai dengan asas
Bhinneka Tunggal Ika. Seperti melalui upaya saling memotivasi dan
mendorong adanya kemajuan pada masyarakat. Salah satu kunci agar
dapat sukses menjadi agent of change pastinya adalah keyakinan yang
dimiliki para pemuda, maksudnya adalah para generasi muda harus
yakin akan apa yang mereka miliki dan selalu melakukannya dengan
baik dan benar.
2) Agent of Developmet
Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai
agent of development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa.
Artinya bahwa para pemuda Indonesia memiliki peran dan tanggung

16
jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam
pembangunan di berbagai macam bidang, baik pembangunan nasional
maupun pembangunan daerah.
Mengapa agen pembangunan juga menjadi suatu peran
penting pemuda sebagai penerus bangsa? Hal ini disebabkan karena
para pemuda Indonesia wajib menjaga eksistensi bangsa Indonesia di
kancah dunia, serta selalu dapat memberikan kesan yang baik di mata
dunia. Sebagai contoh seperti mengembangkan bidang kebudayaan
daerah Indonesia, kemudian memperkenalkannya pada dunia
internasional.
Bahkan agen pembangunan disini bukan hanya sebatas
pembangunan fisik maupun non fisik secara nasional dan daerah saja,
tetapi juga menyangkut mengenai kemampuan pengembangan potensi
generasi muda lainnya. Artinya adalah diperlukan adanya upaya
bagaimana potensi dan produktifitas yang ada di diri para generasi
muda dapat dikembangkan secara bersama-sama demi mencapai
tujuan pembangunan bangsa Indonesia dimana sekarang maupun
dimasa yang akan datang.
3) Agent of Modernizations
Peran yang selanjutnya adalah menjadi agent of
modernization atau agen pembaharuan bangsa Indonesia. Artinya
bahwa para pemuda Indonesia wajib memiliki kemampuan dalam
menganalisa perubahan zaman yang pastinya memberi pengaruh besar
pada bangsa Indonesia, sehingga mereka dapat memilih mana yang
memang perlu untuk dirubah dan juga mana yang seharusnya
dipertahankan.
Sebagai contoh seperti perkembangan teknologi yang
semakin maju di berbagai bidang, dimana melalui aktivitas pemuda
pula bangsa Indonesia kemudian dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan teknologi yang semakin maju, sehingga tidak menjadi suatu
bangsa yang tertinggal. Namun dengan adanya perkembangan
teknologi yang semakin maju dan modern juga menjadikan segala
pengaruh bahkan kebudayaan asing masuk lebih mudah, maka
disinilah muncul tantangan bagi pemuda Indonesia untuk tetap dapat
mempertahankan identitas bangsa Indonesia.
4) Membangun Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu pondasi dari berbagai peranan
diatas, tanpa adanya pendidikan yang kuat maka para pemuda
Indonesia pastinya akan merasakan kesusahan dalam menjalankan
peran mereka sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Oleh sebab

17
itu, wajib berpendidikan juga penting untuk ditanamkan pada generasi
muda bangsa Indonesia.
Beberapa peran pemuda dalam membangun pendidikan di
Indonesia juga dapat dilihat dari adanya banyak tenaga pendidik yang
masih tergolong muda dan semangat memberikan pendidikan yang
bermutu pada generasi penerusnya. Belum lagi banyak pula kegiatan-
kegiatan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan terutama pada daerah-daerah terpencil di pulau-pulau yang
tersebar diseluruh pelosok bangsa Indonesia. Kondisi tersebut juga
sudah termasuk dalam upaya para pemuda Indonesia sebagai generasi
penerus bangsa dalam usahanya membangun pendidikan yang lebih
baik lagi dari masa-masa sebelumnya
5) Memiliki Semangat Juang yang Tinggi
Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang
terakhir adalah tertanam nya jiwa semangat perjuangan yang tinggi
pada generasi muda baik pada masa sekarang maupun masa terdahulu.
Hal yang dapat dilakukan adalah seperti selalu berusaha sebaik
mungkin untuk dapat mencapai prestasi yang membanggakan bangsa
Indonesia di mata dunia, menghilangkan jiwa mudah menyerah,
menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, dan lain
sebagainya. Terlebih lagi semangat pemuda dalam usahanya mencapai
tujuan pembangunan nasional, seperti dengan menyampaikan ide-ide
pembangunan yang baru maupun keinginan untuk terjun langsung
dalam pembangunan bangsa Indonesia. Walaupun kegagalan sering
dialami oleh para pemuda Indonesia, tetapi perlu diingat kembali
untuk tidak mudah menyerah karena sebenarnya kegagalan merupakan
suatu awal dari kebangkitan dan juga kesuksesan. Tidak lupa pula,
semangat yang tinggi ini juga dapat diraih dengan terus menerapkan
makna sumpah pemuda dan juga makna kemerdekaan Indonesia.

2. Peran Masyarakat

Peran Masyarakat memiliki artian tindakan yang dilakukan oleh


sekelompok orang yang mencerminkan kesamaan perilaku sebagai sebuah
entitas komunal yang berkaitan dengan struktur sosial tertentu. Dari
pemahaman tersebut di atas, maka peran masyarakat memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Perilaku sekelompok orang yang mana tindakan tersebut dilakukan
secara bersama-sama oleh individu-individu yang ada dalam suatu
kelompok.
b. Adanya pembagian peran masing-masing anggota kelompok.

18
c. Adanya kesamaan perilaku dari kelompok tersebut yang meliputi pola
pikir dan pola tindak.
d. Perilaku tersebut merupakan perwujudan dari ciri atau kehendak
kelompok.
e. Dilakukan dalam suatu struktur sosial tertentu.
f. Dari pemahaman tersebut di atas maka peran memiliki komponen yang
harus terpenuhi sebagimana dijelaskan di atas yang terdiri dari: subjek,
tindakan, dan struktur sosial.
Peran masyarakat dalam penegakkan HAM:
a. Taat pada Aturan yang berlaku
Sebagai seorang individu anggota masyarakat, kita diharuskan
untuk taat terhadap peraturan yang berlaku. UU No. 39 tahun 1999
menyatakan bahwa setiap orang memiliki kewajiban asasi untuk patuh
terhadap aturan perundang-undangan, konvensi atau hukum yang tak
tertulis, dan hukum internasional tentang HAM. Kita juga diharuskan
untuk menghormati HAM orang lain dan dalam menjalankan HAM diri
sendiri, kita wajib tunduk terhadap batasan pelaksanaan HAM yang
ditetapkan oleh Undang-undang. Dengan taat terhadap aturan HAM,
tentu saja HAM akan tegak bukan?
b. Menjunjung Tinggi Toleransi
Mayoritas masyarakat di Indonesia terdiri atas beragam suku,
agama, ras, minat, bakat, dan sebagainya. Adanya perbedaan biasanya
dapat menimbulkan pertikaian yang sama saja dengan pelanggaran HAM.
Oleh karena itu, untuk menjamin tegaknya HAM bukan sekedar mimpi,
alangkah baiknya jika kita lebih memandang kesamaan kita sebagai satu
kesatuan masyarakat Indonesia dan memberikan toleransi terhadap apa-
apa yang berbeda di antara kita. Implikasi dari kebijaksanaan kita ini
adalah tertibnya masyarakat dan tegaknya HAM. (Baca juga: Fungsi
Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari)
c. Mengawasi Penegakkan HAM oleh Pemerintah
Banyaknya pelanggaran HAM yang tidak terdata oleh pihak
yang berwenang boleh jadi adalah akibat kesalahan kita pula. Mungkin
kita mengetahui adanya pelanggaran HAM, namun si korban memilih
diam dan kitapun ikut diam. Padahal dengan melakukan hal semacam ini
dapat membuat upaya penegakkan HAM menjadi macet, tidak optimal.
Oleh karena itu, amatlah baik apabila kita membantu pemerintah dan
korban dengan melapor adanya kasus pelanggaran HAM itu. Dari sini,
kita bisa dapat mengawasi tindak tanduk pemerintah dalam menegakkan
HAM.

19
d. Memberikan Masukan pada Pemerintah
Salah satu fungsi masyarakat adalah sebagai agen kontrol sosial.
Segala tindakan yang pemerintah lakukan dalam rangka menegakkan
HAM tentunya memiliki berbagai kekurangan disana sini. Maka dari itu,
menjadi tugas bagi kita untuk menemukan celah-celah tersebut sambil
merumuskan solusi terhadap permasalahan itu dan selanjutnya adalah
menyampaikan pada pemerintah.

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemuda selalu diidentikkan dengan suatu generasi yang dipundaknya


terbeban oleh bermacam-macam harapan sebagi penerus generasi, karena
memang pemuda adalah sebagai generasi penerus yang diharapkan dapat
mengisi pembangunan nasional. Lebih menarik lagi, pada generasi ini memiliki
permasalahan-permasalahan yang beragam, di mana jika permasalahan ini tidak
di tindak lanjuti akan membuat para pemuda tersebut kehilangan fungsinya
sebagai penerus pembangunan nasional. Oleh karena itu, untuk menangani dan
menindaklanjutinya perlu diadakan pembinaan dan pengembangan generasi
muda.
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara
berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku
seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi
tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi
manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses
sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses
yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar
kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Proses pendidikan menjadi hal penting yang wajib ditempuh oleh
setiap orang. Bahkan, setiap orang memiliki hak untuk menerima pendidikan
yang baik. Indonesia pun mewajibkan anak – anak untuk menempuh pendidikan
sedikitnya 12 tahun hingga lulus SMA. Dan kini, bukan hal yang sulit untuk
menempuh pendidikan tinggi. Banyak kemudahan yang bisa kamu dapatkan
untuk menempuh perguruan tinggi. Bahkan, usia pun tidak menjadi masalah
untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pemuda merupakan
suatu generasi penerus bangsa Indonesia, maka sebenarnya generasi muda juga
menjadi komponen yang penting dan perlu dilibatkan dalam pembangunan
bangsa Indonesia, baik secara nasional maupun daerah. Mengapa demikian?
Hal ini berkaitan erat dengan dasar dari generasi muda yang sebenarnya
memiliki fisik yang kuat, pengetahuan yang baru, inovatif, dan juga memiliki
tingkat kreatifitas yang tinggi pula.

21
Kondisi tersebutlah yang membuat peranan pemuda sebenarnya
penting dalam proses pembangunan bangsa Indonesia maupun sebagai penerus
bangsa. Tanpa adanya peranan generasi muda atau pemuda Indonesia maka
bangsa Indonesia pastinya akan sulit mengalami perubahan dan akan mudah
pula kehilangan identitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, peran pemuda
sebagai generasi penerus bangsa sebenarnya memiliki beberapa peranan yang
seharusnya dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://aryanipuspitasaridevi.wordpress.com/2012/10/27/bab-ii-internalisasi-belajar-
dan-spesialisasi/ (Diakses pada 03 oktober 2021)

https://dessyresmalia.wordpress.com/2014/11/12/internalisasi-belajar-dan-
spesialisasi/ (Diakses pada 03 oktober 2021)

https://strafaelyudistira.wordpress.com/2012/11/09/internalisasi-belajar-dan-
spesialisasi/ (Diakses pada 03 oktober 2021)

https://fauzanbrs94.wordpress.com/2015/11/24/makalah-ilmu-sosial-dasar-pemuda-
dan-sosialisasi/ (Diakses pada 03 oktober 2021)

https://www.academia.edu/9602075/PEMUDA_DAN_SOSIALISASI (Diakses pada


03 oktober 2021)

23

Anda mungkin juga menyukai