Disusun oleh :
Anggi Wibisono
P07120112043
P07120112047
Ditta Utamiati
P07120112052
Endang Sunarni
P07120112057
Isnu Safitriana
P07120112062
P07120112067
P07120112072
P07120112078
Utita Agustina
P07120112079
P07120112080
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945
dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945, bahwa rumah adalah salah satu
hak dasar rakyat dan oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk
bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan
sehat.Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan dasar manusia dalam
meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta
sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, serta
pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa (Kemenpera, 2004).
Rumah selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembina keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian
budaya, dan penyiapan generasi muda. Oleh karena itu, pengembangan
perumahan dengan lingkungannya yang layak dan sehat merupakan wadah
untuk pengembangan sumber daya bangsa Indonesia di masa depan
(Kemenpera, 2004).
Namun sayangnya hak dasar rakyat tersebut pada saat ini masih
belum sepenuhnya terpenuhi.Salah satu penyebabnya adalah adanya
kesenjangan pemenuhan kebutuhan perumahan (backlog) yang relatif masih
besar. Hal tersebut terjadi antara lain karena masih kurangnya kemampuan
daya beli masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) dalam memenuhi kebutuhan akan rumahnya (Kemenpera, 2004).
Standar arsitektur bangunan terutama untuk perumahan umum (public
housing) pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan rumah tinggal yang
cukup baik dalam bentuk desain, letak dan luas ruangan, serta fasilitas
lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi
persyaratan rumah tinggal yang sehat (healthy) dan menyenangkan
(comfortable) (Chandra, 2007).
Terdapat hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan antara
kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan
pemukiman.Indikator kesehatan lingkungan diantaranya rumah tangga
sehat, akses terhadap air minum, jarak sumber air minum dengan tempat
penampungan akhir kotoran atau tinja, fasilitas tempat buang air besar dan
luas lantai (Efendi dan Makhfudli, 2009).
Itulah sebabnya kesehatan harus dimulai dari rumah, untuk itu rumah
dan pengaturannya harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.Rumah yang
ideal adalah sehat, efisien dan murah.
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan umum praktik
Untuk mengetahui kesesuaian keadaan rumah warga Dusun Pare 2
Sidorejo Godean Sleman dengan indikator Rumah Sehat.
2. Tujuan khusus praktik
a) Mampu mengidentifikasi Standart Indikator Rumah Sehat di
Kabupaten Sleman.
b) Untuk mengetahui keadaan rumah warga di Dusun Pare 2 Sidorejo
Godean Sleman dengan indikator Rumah Sehat.
c) Mampu menganalisis kriteria rumah sehat berdasarkan indikator atau
format yang ada.
d) Dapat mengkategorikan Rumah Sehat dan Rumah Tidak Sehat
sesuai dengan indikator.
C. Waktu
Praktik laboratorium klinik mata kuliah keperawatan komunitas I di
Puskesmas Godean II khususnya untuk penilaian indikator rumah sehat
dilaksanakan pada tanggal 14 januari 2015 dari pukul 10.30 WIB sampai
dengan 12.30 WIB.
D. Tempat
Puskesmas Godean II dan 10 rumah warga Dusun Pare 2, Sidorejo,
Gamping, Sleman.
E. Proses
Mahasiswa praktikan diberikan pengarahan dan bimbingan oleh
pembimbing pendidikan dan pembimbing lapangan. Kemudian mahasiswa
praktikan melakukan identifikasi rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas
Godean II (Pare 2, Sidorejo, Godean, Sleman). Hasil identifikasi tersebut
Item pemeriksaan
Umum
1.
B.
lokasi/letak
Persyaratan minimal
Tidak di daerah rawan bencana atau kecelakaan.
2.
Luas lahan
Komponen rumah
90 m2
1.
Atap
Tidak bocor
2.
Langit-langit
3.
Dinding
4.
Lantai
5.
Jendela
6.
Pintu/daun
pintu
Ada, sirkulasi udara lancar, ventilasi alam dilengkapi
7.
Ventilasi
(alam/buatan)
Di setiap ruangan cukup terang, dapat untuk
8.
Pencahayaan
9.
Lubang
asap
dapur
>8 m2 per orang
No
Item pemeriksaan
10.
Kepadatan
Persyaratan minimal
penghuni
Ada ruang tamu, ruang tidur, dapur, KM/WC dan
11.
C.
Pengaturan
gudang
ruangan
Sarana
sanitasi
lingkungan
1.
Sarana
air
PAM, PMA)
2.
Jamban
Ada,
milik
sendiri,
memenuhi
syarat
minimal,
Sarana
pembuangan
limbah
tangga.
4.
Sarana
Pembuangan
Drainase
6.
No
Item pemeriksaan
7.
Kandang
Persyaratan minimal
Terpisah dari rumah, tidak satu dinding.
antar
BAB II
3.
6.
antara lain:
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit,
Menurut Chandra (2007), di Indonesia, terdapat suatu kriteria untuk
rumah sehat sederhana (RSS), yaitu:
1. Luas tanah antara 60-90 meter persegi
2. Luas bangunan antara 21-36 meter persegi
3. Memiliki fasilitas kamar tidur, WC (kamar mandi) dan dapur
4. Berdinding batu bata dan diplester
5. Memiliki lantai dari ubin keramik dan langit-langit dari triplek
6. Memiliki sumur atau air PAM
7. Memiliki fasilitas listrik minimal 450 watt
8. Memiliki bak sampah dan saluran air kotor.
A. Hasil penilaian rumah sehat
Kecamatan
: Godean
Desa
:Sidorejo
Dusun
: Pare 2
Umum
1
2
B
Lokasi/letak
Luas tanah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
C
Atap
Langit-langit
Dinding
Lantai
Jendela
Pintu (Daun Pintu)
Ventilasi (alam/buatan)
Pencahayaan
Lubang asap dapur
Kepadatan Penghuni
1
2
3
4
5
1
Bp. Hadi
Ya Tidak
2
Bp. Suratiman
Ya
Tidak
V
V
V
V
3
Bp. Wagiyanto
Ya
Tidak
V
V
4
Bp. Amri
Ya
Tidak
5
Bp. Wantiman
Ya
Tidak
V
V
V
V
Komponen Rumah
Pengaturan ruangan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6
7
Umum
1
2
B
Lokasi/letak
Luas tanah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
C
Atap
Langit-langit
Dinding
Lantai
Jendela
Pintu (Daun Pintu)
Ventilasi (alam/buatan)
Pencahayaan
Lubang asap dapur
Kepadatan Penghuni
Pengaturan ruangan
1
2
3
4
5
V
V
V
V
6
Bp.
Sandiwiyono
Ya
Tidak
V
V
V
V
7
Bp.
Mardirejo
Ya Tidak
V
V
V
V
V
V
10
Bp. Suyanto
Bp Mitro Utomo
Bp. Sarozi
Ya
Tidak
V
V
Ya
Tidak
V
V
Ya
Tidak
V
V
Komponen Rumah
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
6
7
V
-
V
-
V
-
V
V
V
-
B. Pembahasan
1. Lokasi rumah
Semua rumah warga yang disurvei berada di lokasi yang aman dan
tidak rawan terjadi bencana alam dan kecelakaan.Rumah berada di
dalam lingkungan dusun, berada di tanah dengan permukaan rata.
2. Luas lahan
Semua rumah memiliki luas >90 m2 dan memenuhi kriteria luas rumah
sehat.
3. Atap
Terdapat 70% rumah yang memiliki atap yang bocor (sampai saat
disurvei masih bocor), hal ini dikarenakan genting rumah yang rusak
dan berlubang.Sehingga saat hujan turun, air hujan masuk ke dalam
rumah dan menyebabkan lantai becek dan lembab.
4. Langit-langit
Terdapat 40% rumah yang disurvei berukuran <50% dari luas rumah
dan tinggi atap <2,75 m2, terlihat kotor dan terlihat ada sarang labalaba di langit rumah.
5. Dinding
Semua dinding rumah yang disurvei kuat dan tidak lembab.
6. Lantai
Terdapat 30% rumah lantai tidak memenuhi persyaratan
minimal.Seperti lantai langsung tanah tidak dilapisi oleh bahan yang
kedap air, serta lantai yang terlihat kotor.
7. Jendela
Terdapat 70% rumah yang sudah memenuhi kriteria jendela yang
sesuai, namun ada 30% rumah yang tidak memiliki jendela di setiap
kamar tidur.
8. Pintu/ daun pintu
Terdapat 50% rumah memiliki pintu di setiap ruangan. 50% rumah
yang
lain
menggunakan
pembatas
antar
ruangan
dengan
untuk
menampung air limbah rumah tangga.Air limbah sisa hasil cucian dll
langsung dibuang di tanah.
17. Sarana pembuangan sampah/ tempat sampah
Terdapat 40% rumah yang tidak mempunyai tempat sampah di dalam
rumah maupun lubang tempat sampah di luar rumah, sampah
dikumpulkan di dalam plastik dan diletakkan di sudut luarrumah. Ada
10% warga yang membuang sampah di sungai.
18. Drainase
Terdapat 20% rumah yang tidak mempunyai tempat resapan air yang
sesuai.
19. Serangga dan binatang pengganggu
Terdapat 20% rumah yang ada binatang pengganggunya.Jenis
serangga yang sering ada di dalam rumah adalah kecoa dan tikus.
20. Kandang ternak
Terdapat 60% rumah yang memiliki kandang ternak, 40% rumah
memenuhi
Berdasarkan
hasil
survey
yang
dilakukan
oleh
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh kelompok, semua rumah
belum ada yang memenuhi semua pedoman indikator rumah sehat
Puskesmas Godean II.
Dari 10 rumah 70% atap rumah tidak memenuhi syarat indicator rumah
sehat seperti atap rusak dan berlubang sehingga menyebabkan kebocoran
saat hujan. Kemudian 70% rumah tidak setiap ruangan tidak memiliki pintu
hanya denngan mengguanakan gorden/tirai. Sedangkan 40% tempat sampah
milik warga yang berada di luar rumah dibiarkan terkumpul dan tidak ada
lubang TPS.
Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran penghuni rumah untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan rumah.Serta factor ekonomi juga
mempengaruhi kondisi rumah tersebut.Ada juga beberapa penghuni rumah
yang sudah lansia sehingga kurang mampu dan kurang memperhatikan
kebersihan rumah.
B. Saran
1. Bagi praktikan
Sebaiknya praktikan
memanajemen
waktu
dengan
baik
sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
Efendi, Ferry dan Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kemenpera. 2004. Sekilas Kementerian Perumahan Rakyat. Diunduh tanggal
tanggal
14
Januari
2015
dari
alamat
http://sesmen.kemenpera.go.id/index.php/halaman/3/sejarah
Format Penilaian Rumah Sehat Puskesmas Godean II
web