BIOAEROSOL
KELOMPOK Delta 4
Eki Noerfitriyani
1306368053
Amrina Rosyada
1306368034
Tanggal Praktikum
: 25 November 2015
Asisten Praktikum
: Tiara
Tanggal disetujui
Nilai
Paraf Asisten
BIOAEROSOL
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui jumlah koloni mikroorganisme pencemar udara per satuan volume
udara di Lobby Pasca Sarjana Engineering Center
2. Mencari faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah mikroorganisme pencemar
udara
B. Teori Dasar
1. Pengertian Bioaerosol
Bioaerosol adalah partikel biologis yang terlarut dalam udara. Dalam udara
dalam ruangan, 30 persen dari semua partikel yang berukuran lebih besar dari 0,2
m biasanya merupakan makhluk hidup atau sisa dari mahkluk hidup. Ukuran
partikel dan konsentrasi dari bioaerosol adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Ukuran dan Konsentrasi Bioaerosol di Lingkungan
Tipe Bioaerosol
Virus
Bakteri
Spora jamur
Serbuk sari
Ukuran (m)
0,02-0,3
0,3-10
0,5-30
10-100
Konsentrasi (CFU/m3)
0,5-1.000
0-10.000
1-1.000
Berdasarkan tabel tersebut, bioaerosol terdiri dari beragam ukuran dan virus
memiliki ukuran yang paling kecil. Virus, bakteri, dan spora jamur yang dapat
a.
b.
Bakteri
Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang memiliki rentang
ukuran 0,3-10 m. Bakteri umumnya berbentuk batang ata bulat, dan
sering membentuk kelompok atau rantai. Di bawah kondisi ambien,
bakteri dapat berkoloni dengan air dan tanah dan akan dirilis sebagai
aerosol ketika tanah atau air terganggu. Di dalam ruangan, bakteri dapat
bertahan dan berkoloni dalam lingkungan yang lembab, seperti sistem
ventilasi, dan teraerosol oleh aliran udara atau getaran.
Bakteri berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan zat warna
crystal violet juga diklasifikasikan sebagai bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri dari
peptidoglikan yang dapat menyebabkan dampak kesehatan. Bakteri Gram
negatif memiliki dinding sel yang memiliki membran luar yang terdiri dari
liposakarida (endotoksin), lipoprotein, dan makromolekul kompleks
lainnya yang dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan. Endotoksin
yang berada pada membram luar bakteri Gram negatif stabil secara kimia
dan tahan terhadap panas serta dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
seperti demam, perubahan jumlah sel darah putih, dan gangguan
pernapasan.
c.
Jamur
Jamur merupakan kelompok organisme yang dapat bersel tunggal
seperti ragi, atau sebagai strukrur multiseluler. Diketahui 70.000 sampai
1,5 juta jamur telah diidentifikasi dan diklasifikasi. Jamur dikelompokkan
berdasarkan metode produksi sporanya. Jamur dapat mengakibatkan
d.
gangguan
kesehatan
atau
menginisiasi
penyakit
berdasarkan
maupun manusia yang terpapar. Tabel berikut ini menjelaskan beberapa penyakit
yang dikaitkan dengan bioaerosol patogen dalam inang hewan dan faktor yang
mempengaruhi persebarannya.
Tabel 2. Penyakit Infeksi dari Bioaersosol Patogen dan Persebarannya di Lingkungan
Inang
Penyakit
Babi
Atrophic rhinitis
Enzootic
bronchiseptica
Pasteurella mulocida
Mycoplasma
Ternak
pneumonia
Diarrhea
pneumonia
Demam
Lingkungan
Horses
mastitis
Gangguan paru
Lingkungan
Kepadatan
Sistem ventilasi yang kurang baik
Drainase
yang
kurang
baik,
suipneumoniae
Rotavirus, E. coli
Mycoplasma
bovis,
dispar
P. haemolytica
E. coli, Streptococcus
uberis
Mycropolyspora faeni
Aspergillus fumigatus
bioaerosol merupakan non patogen yang hanya dapat dirasakan oleh orang yang
lebih sensitif, sedangkan bakteri patogen dapat menginfeksi manusia dalam
keadaan tertentu. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berada di
udara diklasifikasikan sebagai air borne disease
penyebarannya
melalui
media
udara.
Beberapa
yang
Mikroorganisme
Corynebacterium diphtheriae
Mycobacterium tuberculosis
Bordetella pertusis
Diplococcus pneumoniae
Penyakit
Difteri
Tuberculosis
Pertusis
Pneumonia
Sumber: Slamet, J. S. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
akibatnya,
kemampuan
sistem
pemantauan
lingkungan
atau
1) Permukaan sampler
Impaction sampler menggunakan cawan agar yang digunakan sebagai
kultur dasar impaktor. Kelebihan dari penggunaan media agar sebagai
media pengumpulan adalah mikroorganisme yang dikumpulkan dapat
dikultivasi dan dienumerasi dalam cawan. Penggunaan media agar juga
memungkinkan untuk mengenumerasi mikroorganisme dalam konsentrasi
yang kecil per m3 udara. Namun karena mikroorganisme dikumpulkan
secara langsung ke media kultur, hal tersebut berpotensi untuk membuat
media agar menjadi kelebihan mikroorganisme sehingga menyulitkan saat
enumerasi koloni yang tumbuh. Oleh karena itu, informasi jumlah
mikroorganisme
awal
dibutuhkan
sebelum
pengambilan
sampel.
1) Media Pengumpul
Media pengumpul dalam teknik impingement sampler menggunakan
media cairan dengan berbagai tipe. Cairan yang digunakan adalah larutan
isotonik atau larutan buffer untuk menghambat tekanan osmotik
mikroorganisme. Larutan pepton juga digunakan untuk menjaga bakteri dari
tekanan osmotik. Kelemahan dari menggunakan larutan buffer adalah jika
sampler digunakan untuk periode waktu yang lama, larutan buffer akan
hilang dari sampler karena penguapan. Hal tersebut dapat mengakibatkan
efisiensi pengumpulan dari sampler berkurang. Media pengumpul berupa
cairan ini juga tidak cocok digunakan untuk mengumpulkan spora jamur
karena kebanyakan spora adalah hidrophob yang jika dikumpulkan ke
dalam media cairan akan mengambang di permukaan dan akan kembali
keluar dan hilang.
2) Karakteristik Inlet
Karakteristik inlet dari impingement sampler memungkinkan untuk
100 persen dari partikel dengan ukuran dibawah 1 m dapat terkumpul
pada kecepatan angin dibawah 5m/s.
c. Filtration
Teknik ini mengumpulkan mikroorganisme dengan cara menarik udara
melalui material porous atau biasanya adalah membran filter. Efisiensi dari
teknik ini tergantung pada properti fisik dari partikel dan filter, dan laju alir
dari udara. Teknik filtrasi mudah digunakan dan metode enumerasi yang
digunakan tidak dibatasi. Namun metode ini memiliki efisiensi pengumpulan
yang rendah karena terjadi dehidrasi mikroorganisme pada filter. Tidak bisa
dari
udara.
Walaupun
metode
ini
cocok
untuk
4. Stabilizer
5. Cawan petri dengan media TSA
6. Cawan petri dengan media MEA
7. Aluminium foil
8. Plastik wrap
9. EMS Bioaerosol Sampler
10. Anemometer
11. Stopwatch
12. Inkubator
D. Cara Kerja
Merangkai peralatan
(tripod setinggi 150 cm,
vakum, stabilizer 110 V, dll)
Me
Menyambungkan EMS
Bioaerosol Sampler ke
tripod dan pompa vakum
E.
Data Pengamatan
Tabel 4. Data Percobaan Praktikum Bioaerosol
Variabel Pengamatan
TSA (Bakteri)
MEA (Jamur)
Lokasi
Standar KepMenKes
RI No. 261/1998
pengambilan
sampel
Jam pengambilan sampel
Kelembaban udara (%)
Suhu udara (C)
Kecepatan angin
Volume udara hisap (l)
Suhu inkubasi (C)
Durasi inkubasi (jam)
Jumlah Koloni per cawan
EC
EC
09.40
09.50
65,30
66,20
30,1
30,4
0
0,26
28,3
28,3
37
25
24
105
52 CFU/Plate
Sumber: Praktikum 25-30 November 2015
40-60
18-26
F. Pengolahan Data
Jumlah koloni 60 s /menit
x
K=
q
t
Keterangan:
K
: Konsentrasi mikroorganisme (CFU/m3)
q
: Laju penghisapan (0,0283 m3/s)
t
: Lama penghisapan (s)
1. Media TSA
52
60 s /menit
CFU
x
=1837,46
udara
K = 0,0283
60
m3
2. Media MEA
2
60 s /menit CFU
x
=
udara
K = 0,0283
60
m3
Tabel 5. Data Hasil Percobaan Praktikum Bioaerosol
TSA
1837,46
MEA
Standar
700
Pembentukan koloni
G. Analisis
1. Analisis Percobaan
Percobaan Bioaerosol ini bertujuan untuk mengetahui jumlah koloni
mikroorganisme pencemar udara per satuan volume udara di Lobby Pasca Sarjana
Engineering Center, serta mencari faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
mikroorganisme pencemar udara. Kegiatan pengambilan sampel dilakukan pada
tanggal 25 November pukul 09.30-10.00 WIB. Dalam praktikum ini digunakan
alat EMS Bioaerosol Sampler dengan teknik impaction yaitu dengan cara menarik
udara dari ruangan ke dalam sampler yang berisi kultur media padat agar sebagai
media pertumbuhan. Dalam percobaan ini digunakan dua buah media
pertumbuhan, yaitu media TSA untuk pertumbuhan bakteri dan media MEA untuk
pertumbuhan jamur. Media TSA adalah media diferensial berbentuk padatan yang
digunakan untuk pembiakan dan enumerasi bakteri. Sedangkan media MEA
merupakan media yang digunakan untuk mengisolasi dan menumbuhkan jamur.
Praktikum dimulai dengan merangkai semua peralatan seperti tripod, pompa
vakum, dan stabilizer, kemudian mensterilisasi tangan dan semua peralatan yang
akan digunakan yaitu aluminium foil dan bioaerosol sampler dengan alkohol 70%.
Sterilisasi tersebut berfungsi untuk mengurangi potensi adanya kontaminan yang
berasal dari luar sampel sehingga data yang dihasilkan lebih representatif. Setelah
itu, praktikan memasukkan cawan berisi media agar ke dalam EMS Bioaersol
Sampler sedangkan tutup dari cawan disimpan dengan cara membungkusnya
dengan alumunium foil untuk menghindari pengaruh kontaminan. Selanjutnya
adalah mengaitkan pengait pada EMS Bioaersol Sampler dan memasangnya ke
tripod yang telah disiapkan setinggi 150 cm dan menyambungkan selang udara
pompa vakum. Ketinggian pengambilan sampel setinggi 150 cm disesuaikan
dengan ketinggian rata-rata manusia sehingga memudahkan pengambilan sampel
dan juga bakteri yang terdapat diudara dapat diidentifikasi berdasarkan
ketinggiannya. Ketinggian 1,5-4,5 m biasanya terdiri dari bakteri genus