Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AGREGAT DALAM KOMUNITAS :

Area Kesehatan kerja (industri sederhana / rumah tangga)

Dosen Pembimbing :

Ns. Dewi Setyawati, S.Kep., M.Kep., MNS

Disusun oleh :

1. Restu Andari Setiyabudi (G2A021075)


2. Hulul Hanamareta Zuama (G2A021076)
3. Fila Nurul Fadhillah (G2A021077)
4. Raditya Aqsha Alansyah Winarno (G2A021078)
5. Dita Rosalinda (G2A021079)
6. Bayu Ardian Syah (G2A021081)
7. Diva virgi Anggraini (G2A021082)
8. Indah Ayu Saputri (G2A021083)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kelompok 3 kelas 5B diberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun dalam pembuatannya banyak
hambatan yang kami alami , akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Ns.
Dewi Setyawati, S.Kep., M.Kep., MNS, selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas 2 kelas 5B yang telahmemberikan arahan serta motivasi dalam proses
pembuatan makalah ini. Penulis juga mengucapkan kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini
dengan tujuan untuk memenuhi tugas penilaian mata kuliah Keperawatan
Komunitas 2. Penulis mohon maaf apabila makalah ini memiliki kekurangan dan
penulis menyadari masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Karena itu, penulis
sangat mengharapkan akan pemberian saran dan kritik yang membangun.

Semarang, 11 Oktober 2023

Penyusun,

(Kelompok 3 kelas 5B)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 5

B. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 6

C. METODE PENULISAN ............................................................................ 6

D. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 8

A. HYGIENE INDUSTRY ............................................................................. 8

B. TUJUAN HYGIENE INDUSTI ................................................................ 8

C. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA 9

D. PENYAKIT AKIBAT KERJA .................................................................. 9

E. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA MENJADI BAIK 12

F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKAN


PRODUKTIVITAS KERJA ........................................................................... 13

G. PENGAWASAN UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KERJA ........ 14

H. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI DAN


UMUM .............................................................................................................. 15

I. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK ....................................... 15

J. ILMU KESEHATAN KERJA (Occupational Health).......................... 17

K. PENGKAJIAN KOMUNITAS ............................................................... 18

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN ............................................................... 27

M. INTERVENSI KEPERAWATAN ........................................................ 27

BAB III TELAAH JURNAL .............................................................................. 29


BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 31

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 31

B. SARAN ...................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 33
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebersihan perusahaan kerja atau industri juga harus memiliki


system sanitasi demi menjaga hiegien industri dan lingkungan di sekitar
industri. Berdasarkan modal uang digunakan industri,dapat dikelompokkan
menjadi industri dasar (industri besar), industri menengah (aneka industri),
dan industri kecil. Industri kecil dengan tekhnologi sederhana atau
tradisional dandengan jumlah modal yang relatife terbatas merupakan
industri yang banyak bergerak disektor informal. Hampir 80 % dari semua
tenaga kerja di perlukandisektor ini (Depkes RI,1992).
Sejalan dengan semakan berkembangnya berbagai jenis industri
sertamajunya teknologi, penggunaan bahan dan produksi bahan kimia juga
semakin meningkat. Bukan hanya sector industri, tetapi juga merambat ke
sector lainnya.Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan merupakan suatu
hal yang sangat penting, baik perusahaan formal maupun informal.
Perusahaan formal umum nya sudah mempunyai sistem kesehatan dan
keselamatan kerja yang sudah baku,tetapi industri industri di sector informal
masih banyak yang belum memeiliki dan belum mendapatkan pelayanan
kesehatan yang di harapkan.
Dalam hal penyelenggara Upaya Kesehatan kerja ini pengelola
tempat kerja wajib melakukan segala bentuk Upaya Kesehatan melalui
Upaya pencegahan ,peningkatan,pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
kerja. Pengusaha wajib menjamin Kesehatan pekerja serta wajib
menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja. Tidak
pengelola atau pengusaha saja yang berperan dalam penyelenggara
Kesehatan kerja ini namun juga pekerjanya. Pekerja wajib menciptakan dan
menjaga Kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan yang
berlaku di tempat kerja. (UU No 36 Tahun 2009)
B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area
lingkungan kerja.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi hygiene industri
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan hygiene industi
c. Mahasiswa mampu menjelaskan kegiatan higiene perusahaan dan
kesehatan kerja
d. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
e. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan
kerja menjadi baik
f. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan kerja yang
menurunkan produktivitas kerja
g. Mahasiswa mampu menjelaskan pengawasan untuk menggunakan
alat kerja
h. Mahasiswa mampu menjelaskan cara melindungi masyarakat sekitar
industri dan umum
i. Mahasiswa mampu menjelaskan usaha kesehatan kerja yang baik
j. Mahasiswa mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja
k. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian komunitas
l. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan

C. METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode pengumpulan


data dan informasi. Data dan informasi yang mendukung penulisan
dikumpulkan dengan melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-
sumber yang relevan. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari
skripsi, media elektronik, buku, dan beberapa artikel.
D. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara keseluruhan makalah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu


terdiri dari bagian awal yaitu terdiri dari halaman judul, kata pengantar, dan
daftar isi. Bagian inti memuat bab 1 pendahuluan, bab 2 tinjauan teori, bab
3 kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. HYGIENE INDUSTRY

Higiene industri (industrial-occupational hygiene) adalah


spesialisasi dalam ilmu higiene beserta praktiknya yang lingkup
dedikasinya adalah mengenali (mengidentifikasi) mengukur dan
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap faktor-faktor penyebab gangguan
kesehatan atau penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan di mana
hasilnya digunakan sebagai dasar tindakan korektif serta untuk
pengembangan upaya pengendalian yang lebih bersifat preventif terhadap
lingkungan kerja atau perusahaan, agar pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya faktor lingkungan kerja perusahaan serta
dimungkinkan merasakan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya.(S et al.,
2021)

Higiene industry adalah ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian


pada pengenalan, evaluasi dan control factor lingkungan dan stress yang
muncul ditempat kerja yang mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan
kesehatan dan kesejahteraan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada
tenaga kerja maupun lingkungannya. Atau higiene industri adalah ilmu dan
seni terhadap pengenalan, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-
faktor lingkungan yang muncul di tempat kerja yang dapat menyebabkan
pekerja sakit, mengalami gangguan kesehatan dan rasa ketidaknyamanan
baik diantara para pekerja maupun penduduk dalam suatu
komunitas.(Pratiwi, Arum Dian, SKM, 2020)

B. TUJUAN HYGIENE INDUSTI

Tujuan utama dari higiene industri adalah untuk mewujudkan tenaga


kerja yang sehat, selamat, sejahtera dan mampu bekerja produktif dan
efisien melalui upaya pemberian perlindungan terhadap kesehatan tenaga
kerja dengan pendekatan secara teknis terhadap efek samping penerapan
teknologi proses produksi agar tercipta lingkungan kerja yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Penerapan upaya higiene industri (higiene
perusahaan) bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan atau industri dari risiko bahaya faktor-faktor yang
berada di lingkungan tempat kerja berupa faktor fisika, kimiawi, biologi,
ergonomi dan psikososial yang mungkin timbul karena beroperasinya suatu
teknologi dalam proses produksi.(S et al., 2021)

Maksud dan tujuan hygiene industry adalah melindungi pekerja dan


masyarakat sekitar suatu perusahaan atau industry dari risiko bahaya
khususnya factor fisis, kimiawi dan biologis yang mungkin timbul oleh
karena beroperasinya suatu proses produksi. (Pratiwi, Arum Dian, SKM,
2020)

C. KEGIATAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA

Hygiene Industry meliputi 3 kegiatan yaitu:

1. Pengenalan lingkungan kerja


2. Evaluasi lingkungan kerja
3. Pengendalian lingkungan kerja

Cara kerja hygiene industri adalah teknis-teknologis yang ditujukan kepada


lingkungan kerja dengan pengenalan/identifikasi, pengukuran/evaluasi dan
pengendalian bahaya dan risiko factor bahaya. (Pratiwi, Arum Dian, SKM,
2020)

D. PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat pekerjaan adalah penyakit apa pun yang dikontrak


terutama sebagai akibat dari pajanan faktor-faktor risiko yang timbul dari
aktivitas kerja. Konsep dasar Penyakit Akibat Kerja terdiri dari 3 :

1. Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit.


2. Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja
lebih tinggi daripada masyarakat umum.
3. Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat
kerja.

Ruang lingkup PTK adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan kerja, proses kerja dan lingkungan kerja dan merupakan
penyakit artificial (man made disease). PTK dapat terjadi melalui 4 cara,
yaitu (Kruniawidjaja & Ramdhan, 2019):

1. Pekerjaan langsung menyebabkan penyakit, misalnya keracunan timah


hitam yang terjadi pada pekerja di pabrik aki, atau asbestosis akibat
pekerja terpajan debu yang mengandung asbestos di tempat kerja. Ini
yang dikenal sebagai PAK.
2. Pekerjaan mencetuskan terjadinya penyakit, misalnya asma akibat kerja.
Seperti diketahui bahwa asma memiliki penyebab dengan latar belakang
genetik, gas dan uap yang bersifat iritan/sensitizer (seperti formaldehid
dan isosianat) di tempat kerja dapat berperan sebagai faktor penyebab
dan/atau pencetus bagi timbulnya asma akibat kerja.
3. Pekerjaan memperberat penyakit yang sudah ada, misalnya hipertensi
seorang pilot dapat diperberat oleh pekerjaannya, atau pekerja pabrik
roti yang sedang dalam serangan asma ia masuk ke dalam gudang
tepung terigu maka pernapasannya akan menjadi lebih sesak.
4. Pekerjaan mempermudah terjadinya penyakit (karena kemudahan
akses), misalnya alkoholisme yang terjadi pada karyawan bar, atau
petugas anestesi rumah sakit yang bunuh diri karena mudah
mendapatkan alat bunuh diri yang 'nyaman'.

Contoh hazard lingkungan dan PAK yang ditimbulkan (Kruniawidjaja &


Ramdhan, 2019).

Hazard Lingkungan PAK


Faktor Fisik Penurunan pendengaran (NIHL)
Bising
Vibrasi White finger, haemolisis, gangguan
Suhu ekstrem Lokomotor
Hiperbarik Heat stroke, heat cramp, frostbite
Sinar UV Penyakit Caissons
Radiasi mengion Katarak, kanker kulit
Leukemia, anemia aplastik, kelainan
genetik
Faktor kimia Gejala respirasi (batuk, berdahak,
Debu innert sesak), bronkitis kronik
Debu alergen/iritan Asma kerja, pneumonitis alergika,
Debu fibrogenik Pneumokonioasis (asbestosis, silikosis,
Debu kapas black lung)
Debu karsinogenik Bisinosis
Merkuri Mesotelioma
Timah hitam Sindroma vegetatif asteni, gangguan
Benzene syaraf, otak, ginjal
Pelarut organik Anemia, nefropati, gangguan syaraf
Hidrogen sulfida pusat, tensi, reproduksi
Anemia aplasitk, leukemia
Gangguan fungsi luhur, syaraf pusat,
syaraf tepi, kulit, mata
Sesak, edema paru, gagal nafas akut,
iritasi kulit, mata, aborsi
Faktor biologi Tbc, tifus
Bakteri Hepatitis, AIDS, demam berdarah
Virus Dermatomikosis (tinea corporis, panu,
Jamur paronichia)
Parasit Scabiasis, malaria
Contoh jenis PAK/PTK menurut target organ/sistem dan penyebabnya
(Kruniawidjaja & Ramdhan, 2019).

Target Organ/Sistem Hazard Penyebab Utama


Paru/Sistem Respirasi Binatang, kayu keras, biji-bijian, epoksi
Asma resin, isosianat
Alveolitis alergika Mouldy hay, fungus/jamur,
Bronkitiskronik/emfisema aktinomisetes
Karsinoma bronkus Merokok, debu batubara, cadmium
Pneumokoniosis Radiasi, klorometil eter, asbes
Sarkoidosis Silica, batubara, asbes
Tuberkulosis Berilium
Pneumonitis Mikrobakterium tuberkulosis
Pneumonia Gas toksik, fume cadmium
Fibrosis pleura Legionela sp
Asbes, silika

E. UPAYA PENCEGAHAN LINGKUNGAN KERJA MENJADI BAIK

1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan


mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan,
kontruksi, perwatan & pemeliharaan, pengwasan, pengujian, & cara
kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha & buruh, latihan,
supervisi medis, PPPK, & pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah mati atau
tak resmi mengenai misalnya kontruksi yang memnuhi syarat-syarat
keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek
keselamatan & hygiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat & ciri-ciri bahan-bahan
yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-
alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas &
debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan & desain paling tepat untuk
tambang-tambang pengangkat & peralatan pengangkat lainnya.
5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek
fisiologis & patologis faktor-faktor lingkungan & teknologis, &
keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

F. MASALAH KESEHATAN KERJA YANG MENURUNKAN


PRODUKTIVITAS KERJA

Menurut (Nurul Aini et al., 2019) Masalah kesehatan kerja yang


menurunkan produktivitas kerja adalah:

1. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang
terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan
atau penyakit akibat kerja.
2. Penyakit umum pada pekerja antara lain kusta, TB paru, penyakit
jantung, kanker, kecacatan, dll.
3. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau
tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk
melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal
seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja,
gizi kerja, dll.
4. Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya pneumoconiosis dan
dermatosis. Pneumoconiosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh
asbes, dengan gejala seperti batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan sianosis.
Pengobatan cukup sulit dan hanya bersifat mengurangi keluhan, seperti
jika infeksi diberi anibiotik, gizi ditingkatkan. Upaya preventif :
skrining, promosi kesehatan, penggunaan alat pelindung masker, dan
kaca mata.
5. Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik,
kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi
lingkungan kerja (misalnya, panas, bising, berdebu, zat-zat kimia, dll)
dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja.
6. Gizi buruk, gizi buruk saat ini telah bermunculan hampir disemua
kabupaten, hal ini disebabkan:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi bagi
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi
anggota keluarga
c. Pola hidup yang salah
d. Stok bahan makanan yang tidak ada

G. PENGAWASAN UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KERJA

Pengawasan yang dilakukan dalam menggunakan alat kerja serta


penyediaan alat-alat kesehatan untuk mendukung keamanan penggunaan
alat kerja dilakukan melalui cara-cara dibawah ini.

1. Pekerja harus dilatih dan dididik untuk memahami bahaya yang ada,
cara menghindarinya, dan cara menggunakan alat-alat keselamatan
2. Sarung tangan, kacamata dan pakaian pelindung harus digunakan saat
bekerja.
3. Air untuk mandi dan cuci mata harus cukup tersedia, terutama untuk
membersihkan bahaya korosif
4. Pakaian pelindung yang digunakan harus dicuci tiap hari
5. Unit operasi yang tidak memungkinkan ventilasi keluar memerlukan
masker yang dialiri udara atau masker gas. Masker tersebut digunakan
untuk keperluan darurat, yaitu jika bahan-bahan yang sangat bahaya
sedang diolah
6. Pekerja yang mengolah bahan diwajibkan mencuci tangan sebersih-
bersihnya sebelum merokok, minum atau makan
7. Pekerja wajib melapor untuk diperiksa pada saat kejadian kecelakaan
pertama
(mubarook, 2009)

H. CARA MELINDUNGI MASYARAKAT SEKITAR INDUSTRI DAN


UMUM

Masyarakat sekitas industri harus terhindar dari bahaya udara yang


keluar dari suatu perusahaan yang mengandung bahan-bahan sangat
berbahaya. Udara yang mengandung gas dan uap terdapat dua cara yaitu :

1. Pembakaran, membakar bahan-bahan tersebut, bila perlu digunakan


katalisator agar terjadi pembakaran sempurna
2. Mencuci, (schrubbing method) dengan mengalirkan udara kotor dari
pabrik.

(Wahit;325;2009)

I. USAHA KESEHATAN KERJA YANG BAIK

kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajatkesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan
usahausaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum
(Mohammad Sobari et al., 2022).
Situasi dan kondisi suatu pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau
material-material yang digunakan, memiliki risiko masing-masing terhadap
kesehatan pekerja. Ridley (2008) dalam buku (Mohammad Sobari et al.,
2022) menyatakan bahwa kita harus memahami karakteristik material yang
digunakan dan kemungkinan reaksi tubuh terhadap material tersebut untuk
meminimasi risiko material terhadap kesehatan. Pengetahuan tentang
substansi yang digunakan dalam pekerjaan serta cara substansi tersebut
masuk ke dalam tubuh merupakan pengetahuan penting bagi pekerja.

Dengan pengetahuan tersebut, pekerja dapat mengetahui reaksi


tubuh terhadap substansi kimia tersebut sehingga dapat meminimasi
timbulnya penyakit. Ridley (2008) dalam buku (Mohammad Sobari et al.,
2022) menjabarkan ada beberapa jalur untuk substansi berbahaya dapat
masuk ke tubuh seperti berikut:

1. Asupan makanan: Yang masuk melalui mulut, kemudian menujuusus.


2. Hirupan pernafasan: Yang masuk melalui organ pernafasan
menujuparu-paru.
3. Penyerapan: Yang masuk melalui pori-porikulit.
4. Masuk melalui luka dan sayatan terbuka.

Berdasarkan jalur masuk substansi, Ridley (2008) dalam buku


(Mohammad Sobari et al., 2022) memberikan beberapa contoh tindakan
pencegahan sederhana untuk mencegah masuknya substansi berbahaya ke
dalam tubuh pekerja :

a. Asupan makanan
1. Dilarang makan di tempatkerja.
2. Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelummakan.
3. Dilarang merokok di tempatkerja.
b. Hirupan pernapasan
1. Menggunakan pelindung pernafasan yang sesuai untuk substansi-
substansi tertentu
2. Menyediakan ventilasi keluar (exhaustventilation).
3. Ekstraksi uap dandebu.
c. Penyerapan
1. Menggunakan sarungtangan.
2. Membersihkan area terkontaminasi dengan airsabun.
3. Menggunakan krim pelindungkulit.
d. Masukkan langsung
1. Mengobati seluruh luka dansayatan.
2. Menutupi seluruh luka dan sayatan ketikabekerja.

J. ILMU KESEHATAN KERJA (Occupational Health)

Ilmu kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan masyarakat


yang sejak awal bertujuan mencegah kematian dini dan penyakit dengan
menerapkan ilmu pengetahuan pencegahan penyait. Ilmu kesehatan kerja
mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerja dan kesehatan. Ilmu
ini tidak hanya menyangkut hubungan antara efek lingkungan kerja dengan
kesehatan pekerja, tetapi hubungan antara status kesehatan pekerja dengan
kemampuannya untuk melakukan tugas yang harus dikerjakannya. Tujuan
utama ilmu kesehatan kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja,
yang meliputi : pencegahan penyakit, pencegahan kelelahan kerja, dan
lainnya. Terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
pencegahan dan pengobatan untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan
industri.

1. Hubungan antara pekerjaan dan kesehatannya ( relationship of work


tohelath).
2. Efek dari pekerjaan terhadap pekerjaannya ( effects of work up on
theworker), efek meningkatnya kebutuhan dasar, dan efek
meningkatnyakebutuhan hidup pekerja.
3. Masalah kesehatan pada pekerjaan ( health problem at work)

Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat industri antara lain
sebagai berikut :
1. Kesehatan lingkungaan kerja ( higiene of work’s environment)
misalnya, lingkungan kerja yang bagaimana yang sesuai dengan
pekerjaanya.
2. Kesehatan pekerja ( occupational health), terutama penyakit akibat kerja
dengan tujuan untuk mencegah, mendiagnosis dan merehabilitasi
penyakit akibat kerja.
3. Keselamatan kerja ( safety work).

Tujuan dari keperawatan industri adalah kesehatan pekerja,


keselamatan pekerja, kesejahteraan pekerja, sehingga tujuan utama dalam
keperawatan industri dapat terwujud, yaitu status kesehatan kerja tinggi dan
produktivitas tinggi. Para pekerja merupakan orang yang berada dalam
keadaan resiko atau berbahaya (Irzal, 2016).

K. PENGKAJIAN KOMUNITAS

1. Inti Komunitas
Inti komunitas adalah sejarah, karakteristik, nilai, dan keyakinan setiap
warga. Pada kenyataannya, bermitra dengan warga masyarakat
merupakan bagian integral pekerjaan dan langkah pertama pengkajian
keperawatan di komunitas (Sismulyanto et al., 2017).
Komponen Sumber Informasi Observasi Data
Sejarah - Perpustakaan,
- Ajukan pertanyaan sejarah masyarakat
- pada anggota - Wawancara dengan
- masyarakat : sesepuh masyarakat,
Sudah pimpinan daerah
- berapa lama anda
- tinggal disini?
- Apakah ada
perubahan
terhadap daerah
ini? Siapakahorang
yang paling lama
tinggal di daerah
ini dan mengetahui
sejarah daerah ini?
Demografi - Sensus penduduk
- Karakteristik umur dan perumahan
dan jenis kelamin - Badan perencanaan
- Distribusi etnik - Kamar dagang
- Tipe keluarga - Balai kota, sekretaris
- Disrtibusi ras daerah, arsip
- Homogenitas - Observasi
- Status marital
Etnisitas
- Apakah anda
melihat adanya
indikator
kelompok etnik
tertentu (restoran,
festival)
- Tanda-tanda
kelompok budaya
yang dapat dilihat
Statistik vital Dinas Kesehatan
- Kelahiran Provinsi (melalui
- Kematian Dinas Kesehatan
menurut: Kabupaten dan
- Umur Kecamatan)
- Penyebab TFR,
CBR,
- TMR, IMR, MMR
Nilai dan keyakinan - Kontak pribadi
- Apakah di daerah - Observasi (untuk
tersebut ada menghindari dan
masjid, gereja, dll? mencegah
- Apakah tampak pengkajian dari
homogen? sumber pandangan
- Apakah lapangan yang bersifat klise)
rumput dipelihara?
- Apakah ditanami
bunga? Apakah
ada
kebun bunga?
- Apakah ada tanda
seni?
- Bagaimana
budayanya?
- Bagaimana
warisan
leluhurnya?
Apakah
ada tanda-tanda
peninggalan
sejarah?

2. Subsistem
a. Lingkungan
Bagaimana keadaan masyarakat? Bagaimana kualitas udara,
tumbuh-tumbuhan, perumahan, pembatasan daerah, jarak, daerah
penghijauan, binatang peliharaan, anggota masyarakatnya, struktur
yang dibuat masyarakat, keindahan alam, air, iklim? Apakah ada
peta daerah? Berapa luas daerah tersebut? Ukuran kepadatan
penduduk? Bagaimana pengelolaan sampah masyarakat?
Komponen Sumber Informasi Observasi Data
Inspeksi Windshield survey
Mengunjungi
masyarakat
Auskultasi Mendengarkan aspirasi
komunitas / warga
Tanda Vital Observasi iklim, tanah,
batas
alam, dan sumber
Tanda aktivitas
masyarakat
seperti adanya
pertemuan
masyarakat, banyaknya
yang
hadir
Pemeriksaan Sistem Observasi sistem sosial,
termasuk perumahan,
bisnis,
tempat ibadah, dan
tempat
yang sering dikunjungi,
pengelolaan tempat
sampah

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Kejadian akut / kronis? Pengobatan tradisional? Adakah sumber di
luar daerah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat?

Komponen Sumber Informasi Observasi Data


Pelayanan Kesehatan adan Perencanaan
(Daerah, Kota)
Fasilitas ekstra- atau Berbicara dengan warga
intrakomunitas Wawancara dengan
(kategori : rumah pimpinan atau staff
sakit, pelayanan
kesehatan masyarakat,
dll)
Data yang harus Fasilitas laporan
dikumpulkan: tahunan
- Berbagai
pelayanan (tarif,
waktu, dll)
- Sumber (tenaga,
tempat, biaya, dll)
- Karakteristik
pengguna
(distribusi
geografik, profil,
transportasi)
- Statistik (jumlah
pengguna yang
dilayani)
- Kesesuaian,
keterjangkauan,
dan penerimaan
fasilitas menurut
pengguna maupun
pemberi pelayanan
Pelayanan Sosial Observasi Berbincang
Fasilitas ekstra- dan dengan warga Petunjuk
intrakomunitas jalan
(kategori: mis.
konseling dan
dukungan, pakaian,
makanan, tempat
tinggal, dan kebutuhan
khusus)

c. Ekonomi
Apakah komunitas berkembang atau miskin? Apakah terdapat
industry, pertokoan, lapangan kerja? Kemana warga berbelanja?
Bagaimana angka pengangguran?

Komponen Sumber Informasi Observasi Data


Karakteristik Finansial Catatan sensus
- Rumah tangga
Median
penghasilan rumah
tangga (% rumah
tangga
prasejahtera,
penerima bantuan
public, yang
dikepalai
perempuan) Biaya
bulanan untuk
rumah tang
apemilik dan
penyewa
- Individu
Pendapatan per
kapita % orang
yang hidup
berkecukupan
Karakteristik Tenaga - Departemen tenaga
Kerja kerja
- Status - Catatan sensus
kepegawaian
Populasi umum ≥
18 tahun (%
bekerja, tidak
bekerja,
pensiunan)
Kelompok khusus
(% karyawan
perempuan dengan
anak dibawah 6
tahun)
- Kategori pekerjaan
dan jumlah orang
yang bekerja

d. Keamanan dan Trasportasi

Komponen Sumber Informasi Observasi Data


Keamanan Kantor perencanaan
- Pelayanan Dinas pemadam
perlindungan kebakaran Dinas
- Pemadam kepolisian Pabrik
kebakaran pengolahan air dan
- Polisi limbah Air Control
- Kualitas udara Board (badan
- Sanitasi Sumber pengawasan udara)
limbah dan
penanganannya
Limbah padat
Transportasi Observasi Berbincang
- Pribadi Sumber dengan warga Petunjuk
transportasi jalan
Jumlah orang yang
tidak mampu
transportasi
- Umum Pelayanan
transportasi (bis,
kereta api,
angkutan) Kondisi
jalan

e. Politik dan Pemerintah

Komponen Observasi Data


Apakah ada tanda-tanda kegiatan politik
(mis. poster, rapat atau pertemuan)?
Afiliasi partai apa yang paling
berpengaruh? Bagaimana pemerintahan di
daerah tersebut dibentuk? Apakah warga
terlibat dalam pembuatan putusan di
pemerintah daerah setempat?

f. Komunikasi

Komponen Sumber Informasi Observasi Data


Formal Kantor penerbit
Koran, Radio dan Perusahaan telepon
Televisi, Pelayanan
pos, status telepon
Informal Mewawancarai warga
Observasi
- Sumber: papan
pengumuman,
poster, brosur, dll
- Bagaimana warga
menerima
informasi? (dari
mulut ke mulut,
pos, radio, televisi)
- Adakah tempat
warga untuk
berkumpul?

g. Pendidikan

Komponen Sumber Informasi Observasi Data


Status pendidikan Data sensus
Usia lulus sekolah, karakteristik sosial
jumlah pendaftar
untuk setiap sekolah,
bahasa yang
digunakan
Sumber pendidikan Pengelola sekolah Guru
- Intra-atau dan staf Peserta didik
ekstrakomunitas dan staf
- Pelayanan
- Sumber (staf, luas
lahan, keuangan)
- Karakteristik
pengguna
- Reputasi,
perpustakaan
h. Rekreasi

Komponen Observasi Data


Dimana anak-anak bermain? Bentuk
rekreasi apa yang utama? Siapa
pesertanya? Fasilitas rekreasi apa yang
ada?

3. Melakukan tabulasi data yang sudah didapatkan

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Manajemen kesehatan tidak efektif b.d kurang terpapar informasi d.d


pekerja dan pemilik home industri tidak mengetahui posisi ergonomis
dan cara peregangan otot (D.0116) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

M. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN STRATEGI STANDAR
(SDKI) (SLKI) PENDIDIKAN
KESEHATAN
Manajemen Setelah Pendidikan Kesehatan : 1. 90% karyawan
kesehatan dilakukan 1. Penyuluhan kepada mengetahui dampak
tidak efektif tindakan karyawan tentang negatif bagi kesehatan
b.d kurang keperawatan pengaruh bahan kimia dari bahan kimia yang
terpapar selama … maka industri terhadap tercemar dalam tubuh
informasi diharapkan kesehatan 2. 90% karyawan
(D.0016) manajemen 2. Penyuluhan kepada menggunakan alat
kesehatan karyawan tentang pelindung diri ketika
(L.12104) pentingnya bekerja
meningkat, menggunakan alat 3. 80% karyawan
dengan kriteria pelindung diri ketika mengetahui tentang
hasil : melakukan pekerjaan pentingnya sikap dan
1. Menerapkan yang langsung terkena posisi tubuh ketika
program bahan kimia bekerja agar terhindar
meningkat 3. Penyuluhan kepada dari rasa nyeri
2. Melakukan karyawan tentang
tindakan posisi duduk yang baik
untuk dan benar ketika
mengurangi bekerja
resiko
meningkat
3. Aktivitas
hidup sehari-
hari efektif
memenuhi
tujuan
kesehatan
meningkat
(Tim Pokja
SLKI, 2017)
BAB III

TELAAH JURNAL

1. Judul:
Penerapan latihan peregangan otot terhadap pencegahan nyeri punggung
pada pekerja home indsustri sepatu perdino lighter rw 11 sukaregang kab.
Garut (Sybromillsy Akmal et al., 2023)
2. Metode:
Studi kualitatif
3. Masalah:
Posisi bekerja yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi
4. Intervensi:
Melakukan pemberian edukasi dan demonstrasi mengenai peregangan
otot dengan 12 gerakan yang terdiri atas back extension, neck forwad, neck
left and right, shoulder over, shoulder across, shoulder back, bridge stretch,
forearm and wrist, hamstring stretch, calf stretch, quad and flexor stretch.
Selain itu dilakukan pemeriksaan kesehatan berupa mengukur tekanan
darah pemilik dan pekerja home industri.
5. Outcome:
Pekerja sudah mengetahui dan memahami mengenai posisi ergonomis
yang dapat diterapkan di tempat kerja dan setelah melakukan peregangan
otot 12 gerakan para pekerja menyatakan bahwa menjadi lebih rileks dan
nyaman disela-sela bekerja, nyeri punggung yang dirasakan juga berkurang,
menjadi skala 2.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesehatan kerja merupakan bidang khusus ilmu kesehatan yang


ditujukan kepada masyarakat pekerja dan sekitar perusahaan agar
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial. Kegunaannya untuk mencapai derajat kesehatan dan
kesejahteraan tenaga kerja serta meningkatkan produksi yang berlandaskan
pada meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam
produksi. Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat industri
meliputi kesehatan lingkungan kerja,kesehatan pekerja dan keselamatan
kerja

B. SARAN

a. Bagi Pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat dan baik
didalam tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja
akanmeningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli
dengankesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih
optimaldalam produktivitas kerja.
b. Bagi Perusahaan
Perusahaan yang menyelenggarakan program PKDTK (Promosi
Kesehatan Dalam Tempat Kerja) tentu lebih memperlihatkan kepada
karyawannya bahwa mereka peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini
dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang puas
dengan iklim kerja mereka tentu akan lebih loyal kepada perusahaan.
Dengan demikian,angka turn over pekerja akan semakin rendah.
Akibatnya biaya untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan
baru,akan berkurang. Pekerja sehat tentu akan lebih produktif yang akan
meningkatkan produktivitas perusahaan pada akhirnya. Selain itu
pekerja sehat juga akan mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk
mengobati karyawan yang sakit. Lebih jauh lagi,perusahaan juga dapat
memperoleh citra positif baik dari masyarakat,pemerintah maupun para
mitra pebisnis mereka
DAFTAR PUSTAKA

Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Pertama).


KENCANA.

Kruniawidjaja, M., & Ramdhan, D. H. (2019). Buku Ajar Penyakit Akibat Kerja
Dan Surveilans . UI Publishing.

Mohammad Sobari et al. (2022). BUKU KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA.

Mubarok,Wahit Iqbal,dkk. 2009.Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta :Salemba


Medika

Nurul Aini, Nurul Lailatul M, Oki Hermawan, Prasita Dwi N.H, Risang Pandu S.A,
& Samsul Hadi. (2019). Asuhan keperawatan komunnitas pada area
lingkungan kerja higiene perusahaan kerja (industri).

Pratiwi, Arum Dian, SKM, M. S. (2020). Higiene Industri: Pengantar bagi


Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

https://books.google.co.id/books?id=d45LEAAAQBAJ&pg=PA10&dq=kegi
atan+higiene+kerja/industri&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=g
b_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwihuOv60NyBAxVlum
MGHVo1A-QQ6wF6BAgJEAU

S, i=Ikhram H., Fachrin, S. A., & Mulyati, A. (2021). HIGIENE INDUSTRI


PAJANAN BENZENA.

https://books.google.co.id/books?id=SzlCEAAAQBAJ&pg=PA26&dq=kegi
atan+higiene+kerja/industri&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=g
b_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwihuOv60NyBAxVlum
MGHVo1A

Sismulyanto, Priastana I Ketut Andika, Basuki Hyan Oktodia, & Silvanasari Irwina
Angelia. (2017). PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
BERDASARKAN PENDEKATAN EMPAT METODE PENGKAJIAN .
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Sybromillsy Akmal, Purnama Dadang, Mulya Adelse Prima, & Witdiawat. (2023).
PENERAPAN LATIHAN PEREGANGAN OTOT TERHADAP PENCEGA
HAN
NYERI PUNGGUNG PADA PEKERJA HOME INDSUSTRI SEPATU PE
RDINO LIGHTER RW 11 SUKAREGANG KAB. GARUT.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.).

Tim Pokja SLKI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai