Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kelompok 3 kelas 5B diberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun dalam pembuatannya banyak
hambatan yang kami alami , akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Ns.
Dewi Setyawati, S.Kep., M.Kep., MNS, selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas 2 kelas 5B yang telahmemberikan arahan serta motivasi dalam proses
pembuatan makalah ini. Penulis juga mengucapkan kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini
dengan tujuan untuk memenuhi tugas penilaian mata kuliah Keperawatan
Komunitas 2. Penulis mohon maaf apabila makalah ini memiliki kekurangan dan
penulis menyadari masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Karena itu, penulis
sangat mengharapkan akan pemberian saran dan kritik yang membangun.
Penyusun,
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 31
B. SARAN ...................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada komunitas area
lingkungan kerja.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi hygiene industri
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan hygiene industi
c. Mahasiswa mampu menjelaskan kegiatan higiene perusahaan dan
kesehatan kerja
d. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit akibat kerja
e. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya pencegahan lingkungan
kerja menjadi baik
f. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan kerja yang
menurunkan produktivitas kerja
g. Mahasiswa mampu menjelaskan pengawasan untuk menggunakan
alat kerja
h. Mahasiswa mampu menjelaskan cara melindungi masyarakat sekitar
industri dan umum
i. Mahasiswa mampu menjelaskan usaha kesehatan kerja yang baik
j. Mahasiswa mampu menjelaskan ilmu kesehatan kerja
k. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajian komunitas
l. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan
C. METODE PENULISAN
TINJAUAN TEORI
A. HYGIENE INDUSTRY
Ruang lingkup PTK adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan kerja, proses kerja dan lingkungan kerja dan merupakan
penyakit artificial (man made disease). PTK dapat terjadi melalui 4 cara,
yaitu (Kruniawidjaja & Ramdhan, 2019):
1. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang
terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan
atau penyakit akibat kerja.
2. Penyakit umum pada pekerja antara lain kusta, TB paru, penyakit
jantung, kanker, kecacatan, dll.
3. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau
tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk
melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal
seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja,
gizi kerja, dll.
4. Penyakit yang timbul akibat kerja, misalnya pneumoconiosis dan
dermatosis. Pneumoconiosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh
asbes, dengan gejala seperti batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan sianosis.
Pengobatan cukup sulit dan hanya bersifat mengurangi keluhan, seperti
jika infeksi diberi anibiotik, gizi ditingkatkan. Upaya preventif :
skrining, promosi kesehatan, penggunaan alat pelindung masker, dan
kaca mata.
5. Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik,
kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi
lingkungan kerja (misalnya, panas, bising, berdebu, zat-zat kimia, dll)
dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja.
6. Gizi buruk, gizi buruk saat ini telah bermunculan hampir disemua
kabupaten, hal ini disebabkan:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebutuhan gizi bagi
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi
anggota keluarga
c. Pola hidup yang salah
d. Stok bahan makanan yang tidak ada
1. Pekerja harus dilatih dan dididik untuk memahami bahaya yang ada,
cara menghindarinya, dan cara menggunakan alat-alat keselamatan
2. Sarung tangan, kacamata dan pakaian pelindung harus digunakan saat
bekerja.
3. Air untuk mandi dan cuci mata harus cukup tersedia, terutama untuk
membersihkan bahaya korosif
4. Pakaian pelindung yang digunakan harus dicuci tiap hari
5. Unit operasi yang tidak memungkinkan ventilasi keluar memerlukan
masker yang dialiri udara atau masker gas. Masker tersebut digunakan
untuk keperluan darurat, yaitu jika bahan-bahan yang sangat bahaya
sedang diolah
6. Pekerja yang mengolah bahan diwajibkan mencuci tangan sebersih-
bersihnya sebelum merokok, minum atau makan
7. Pekerja wajib melapor untuk diperiksa pada saat kejadian kecelakaan
pertama
(mubarook, 2009)
(Wahit;325;2009)
a. Asupan makanan
1. Dilarang makan di tempatkerja.
2. Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelummakan.
3. Dilarang merokok di tempatkerja.
b. Hirupan pernapasan
1. Menggunakan pelindung pernafasan yang sesuai untuk substansi-
substansi tertentu
2. Menyediakan ventilasi keluar (exhaustventilation).
3. Ekstraksi uap dandebu.
c. Penyerapan
1. Menggunakan sarungtangan.
2. Membersihkan area terkontaminasi dengan airsabun.
3. Menggunakan krim pelindungkulit.
d. Masukkan langsung
1. Mengobati seluruh luka dansayatan.
2. Menutupi seluruh luka dan sayatan ketikabekerja.
Tugas keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat industri antara lain
sebagai berikut :
1. Kesehatan lingkungaan kerja ( higiene of work’s environment)
misalnya, lingkungan kerja yang bagaimana yang sesuai dengan
pekerjaanya.
2. Kesehatan pekerja ( occupational health), terutama penyakit akibat kerja
dengan tujuan untuk mencegah, mendiagnosis dan merehabilitasi
penyakit akibat kerja.
3. Keselamatan kerja ( safety work).
K. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Inti Komunitas
Inti komunitas adalah sejarah, karakteristik, nilai, dan keyakinan setiap
warga. Pada kenyataannya, bermitra dengan warga masyarakat
merupakan bagian integral pekerjaan dan langkah pertama pengkajian
keperawatan di komunitas (Sismulyanto et al., 2017).
Komponen Sumber Informasi Observasi Data
Sejarah - Perpustakaan,
- Ajukan pertanyaan sejarah masyarakat
- pada anggota - Wawancara dengan
- masyarakat : sesepuh masyarakat,
Sudah pimpinan daerah
- berapa lama anda
- tinggal disini?
- Apakah ada
perubahan
terhadap daerah
ini? Siapakahorang
yang paling lama
tinggal di daerah
ini dan mengetahui
sejarah daerah ini?
Demografi - Sensus penduduk
- Karakteristik umur dan perumahan
dan jenis kelamin - Badan perencanaan
- Distribusi etnik - Kamar dagang
- Tipe keluarga - Balai kota, sekretaris
- Disrtibusi ras daerah, arsip
- Homogenitas - Observasi
- Status marital
Etnisitas
- Apakah anda
melihat adanya
indikator
kelompok etnik
tertentu (restoran,
festival)
- Tanda-tanda
kelompok budaya
yang dapat dilihat
Statistik vital Dinas Kesehatan
- Kelahiran Provinsi (melalui
- Kematian Dinas Kesehatan
menurut: Kabupaten dan
- Umur Kecamatan)
- Penyebab TFR,
CBR,
- TMR, IMR, MMR
Nilai dan keyakinan - Kontak pribadi
- Apakah di daerah - Observasi (untuk
tersebut ada menghindari dan
masjid, gereja, dll? mencegah
- Apakah tampak pengkajian dari
homogen? sumber pandangan
- Apakah lapangan yang bersifat klise)
rumput dipelihara?
- Apakah ditanami
bunga? Apakah
ada
kebun bunga?
- Apakah ada tanda
seni?
- Bagaimana
budayanya?
- Bagaimana
warisan
leluhurnya?
Apakah
ada tanda-tanda
peninggalan
sejarah?
2. Subsistem
a. Lingkungan
Bagaimana keadaan masyarakat? Bagaimana kualitas udara,
tumbuh-tumbuhan, perumahan, pembatasan daerah, jarak, daerah
penghijauan, binatang peliharaan, anggota masyarakatnya, struktur
yang dibuat masyarakat, keindahan alam, air, iklim? Apakah ada
peta daerah? Berapa luas daerah tersebut? Ukuran kepadatan
penduduk? Bagaimana pengelolaan sampah masyarakat?
Komponen Sumber Informasi Observasi Data
Inspeksi Windshield survey
Mengunjungi
masyarakat
Auskultasi Mendengarkan aspirasi
komunitas / warga
Tanda Vital Observasi iklim, tanah,
batas
alam, dan sumber
Tanda aktivitas
masyarakat
seperti adanya
pertemuan
masyarakat, banyaknya
yang
hadir
Pemeriksaan Sistem Observasi sistem sosial,
termasuk perumahan,
bisnis,
tempat ibadah, dan
tempat
yang sering dikunjungi,
pengelolaan tempat
sampah
c. Ekonomi
Apakah komunitas berkembang atau miskin? Apakah terdapat
industry, pertokoan, lapangan kerja? Kemana warga berbelanja?
Bagaimana angka pengangguran?
f. Komunikasi
g. Pendidikan
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN STRATEGI STANDAR
(SDKI) (SLKI) PENDIDIKAN
KESEHATAN
Manajemen Setelah Pendidikan Kesehatan : 1. 90% karyawan
kesehatan dilakukan 1. Penyuluhan kepada mengetahui dampak
tidak efektif tindakan karyawan tentang negatif bagi kesehatan
b.d kurang keperawatan pengaruh bahan kimia dari bahan kimia yang
terpapar selama … maka industri terhadap tercemar dalam tubuh
informasi diharapkan kesehatan 2. 90% karyawan
(D.0016) manajemen 2. Penyuluhan kepada menggunakan alat
kesehatan karyawan tentang pelindung diri ketika
(L.12104) pentingnya bekerja
meningkat, menggunakan alat 3. 80% karyawan
dengan kriteria pelindung diri ketika mengetahui tentang
hasil : melakukan pekerjaan pentingnya sikap dan
1. Menerapkan yang langsung terkena posisi tubuh ketika
program bahan kimia bekerja agar terhindar
meningkat 3. Penyuluhan kepada dari rasa nyeri
2. Melakukan karyawan tentang
tindakan posisi duduk yang baik
untuk dan benar ketika
mengurangi bekerja
resiko
meningkat
3. Aktivitas
hidup sehari-
hari efektif
memenuhi
tujuan
kesehatan
meningkat
(Tim Pokja
SLKI, 2017)
BAB III
TELAAH JURNAL
1. Judul:
Penerapan latihan peregangan otot terhadap pencegahan nyeri punggung
pada pekerja home indsustri sepatu perdino lighter rw 11 sukaregang kab.
Garut (Sybromillsy Akmal et al., 2023)
2. Metode:
Studi kualitatif
3. Masalah:
Posisi bekerja yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi
4. Intervensi:
Melakukan pemberian edukasi dan demonstrasi mengenai peregangan
otot dengan 12 gerakan yang terdiri atas back extension, neck forwad, neck
left and right, shoulder over, shoulder across, shoulder back, bridge stretch,
forearm and wrist, hamstring stretch, calf stretch, quad and flexor stretch.
Selain itu dilakukan pemeriksaan kesehatan berupa mengukur tekanan
darah pemilik dan pekerja home industri.
5. Outcome:
Pekerja sudah mengetahui dan memahami mengenai posisi ergonomis
yang dapat diterapkan di tempat kerja dan setelah melakukan peregangan
otot 12 gerakan para pekerja menyatakan bahwa menjadi lebih rileks dan
nyaman disela-sela bekerja, nyeri punggung yang dirasakan juga berkurang,
menjadi skala 2.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
a. Bagi Pekerja
Mereka akan lebih memahami dan mau berperilaku sehat dan baik
didalam tempat kerja maupun diluar tempat kerja. Kepuasan kerja
akanmeningkat ketika mereka menyadari bahwa perusahaan peduli
dengankesehatan mereka. Pada akhirnya pekerja sehat tentu akan lebih
optimaldalam produktivitas kerja.
b. Bagi Perusahaan
Perusahaan yang menyelenggarakan program PKDTK (Promosi
Kesehatan Dalam Tempat Kerja) tentu lebih memperlihatkan kepada
karyawannya bahwa mereka peduli terhadap kesehatan pekerja. Hal ini
dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Pekerja yang puas
dengan iklim kerja mereka tentu akan lebih loyal kepada perusahaan.
Dengan demikian,angka turn over pekerja akan semakin rendah.
Akibatnya biaya untuk proses rekruitmen dan pelatihan karyawan
baru,akan berkurang. Pekerja sehat tentu akan lebih produktif yang akan
meningkatkan produktivitas perusahaan pada akhirnya. Selain itu
pekerja sehat juga akan mengurangi biaya kompensasi perusahaan untuk
mengobati karyawan yang sakit. Lebih jauh lagi,perusahaan juga dapat
memperoleh citra positif baik dari masyarakat,pemerintah maupun para
mitra pebisnis mereka
DAFTAR PUSTAKA
Kruniawidjaja, M., & Ramdhan, D. H. (2019). Buku Ajar Penyakit Akibat Kerja
Dan Surveilans . UI Publishing.
Nurul Aini, Nurul Lailatul M, Oki Hermawan, Prasita Dwi N.H, Risang Pandu S.A,
& Samsul Hadi. (2019). Asuhan keperawatan komunnitas pada area
lingkungan kerja higiene perusahaan kerja (industri).
https://books.google.co.id/books?id=d45LEAAAQBAJ&pg=PA10&dq=kegi
atan+higiene+kerja/industri&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=g
b_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwihuOv60NyBAxVlum
MGHVo1A-QQ6wF6BAgJEAU
https://books.google.co.id/books?id=SzlCEAAAQBAJ&pg=PA26&dq=kegi
atan+higiene+kerja/industri&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=g
b_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwihuOv60NyBAxVlum
MGHVo1A
Sismulyanto, Priastana I Ketut Andika, Basuki Hyan Oktodia, & Silvanasari Irwina
Angelia. (2017). PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
BERDASARKAN PENDEKATAN EMPAT METODE PENGKAJIAN .
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Sybromillsy Akmal, Purnama Dadang, Mulya Adelse Prima, & Witdiawat. (2023).
PENERAPAN LATIHAN PEREGANGAN OTOT TERHADAP PENCEGA
HAN
NYERI PUNGGUNG PADA PEKERJA HOME INDSUSTRI SEPATU PE
RDINO LIGHTER RW 11 SUKAREGANG KAB. GARUT.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.).
Tim Pokja SLKI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan.