Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH AKUATIK EXERCISE TERHADAP NYERI PADA PASIEN

LOW BACK PAIN: SYSTEMATIC REVIEW


Author :
Alfian Bayu Indrawan1, Eka Mei Dianita2, Welmince Paulina Nggorong3, Herminia dos santos X4

Program Studi Magister Keperawatan


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya

Abstrak : Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri pada regio lumbal, dengan
gejalanya lebih merata dan tidak terbatas pada satu radiks saraf, namun gejalanya secara luas
berasal dari discus intervertebralis lumbal. Tujuan: untuk mengobati dan meningkatkan
keseimbangan serta mengurangi rasa sakit. Latihan akuatik akan memberikan efek mengurangi
nyeri, spasme otot dan dekompresi langsung pada diskus serta akan memberikan efek
dekompresi dan stabilitas akibat terlatihnya otot-otot perut dan punggung terutama core
stability (literature review). Metode: Proses pencarian literatur dilakukan pada penelitian 10
tahun terakhir (2011 -2021) dalam bahasa Inggris dipilih dari beberapa database elektronik
terindeks seperti Scopus, web of science, PubMed dan ebsco.serta penulisan hasil pencarian
artikel mengikuti protokol dan kaidah yang sesuai dengan menggunakan Preferred Reporting
Items for Systematic Review and Meta-analisis (PRISMA) checklist dan diagram flow. Hasil :
Penelitian dari 20 jurnal yang direview menunjukan hasil bahwa intervensi latihan akuatik
berpengaruh sebagai salah satu latihan untuk menangani nyeri punggung bawah. Kesimpulan:
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa hydroterapy efektif
terhadap penurunan nyeri pasien low back pain. Selain itu peneliti juga menunjukkan bahwa
program hydroterapy dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya chronic low back pain.

Keyword : Hydroterapy, Aqua Therapy, Akuatic Exercise, Low Back Pain, Neurology
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah didefinisikan sebagai nyeri punggung dengan gejala nyeri yang
berlangsung selama 3 bulan atau lebih (Billy., et all, 2019). Low back pain diklasifikasikan
menjadi 3 berdasarkan jangka waktunya, low back pain akut kurang dari 4 minggu, low back pain
subakut 4 minggu, low back pain kronik berlangsung lebih dari 12 minggu (Karadag,., et all 2019).
Prevalensi low back pain pada usia 50 tahun lebih tinggi tinggi tiga sampai empat kali lipat
dibandingkan dengan usia 18 hingga 30 tahun dan low back pain kronis pada individu yang
berusia 24-39 tahun adalah 4,2% dan pada usia 20-59 tahun adalah 19,6% (Meucci., et all, 2015).
Nyeri punggung bawah dapat menurunkan produktivitas manusia, 50-80% pekerja diseluruh dunia
pernah mengalami nyeri punggung bawah dimana hampir sepertiga dari usianya pernah
mengalami beberapa jenis nyeri punggung bawah yang meupakan dapat memberikan dampak
buruk bagi kondisi sosial-ekonomi dengan berkurangnya hari kerja juga penurunan produktivitas
(Arwinno, 2018).
Banyak terapi yang telah digunakan untuk pengobatan low back pain seperti terapi obat, terapi
laser, es dan panas, tirah baring, terapi ozon, ultrasound, chiropractic, hidroterapi dan
pembedahan. Tujuannya terapi sama untuk mengkontrol nyeri, mencegah kecacatan dan dapat
melakukan kegiatan sehari-hari. Hydroterapi bentuk fisioterapi yang semakin popular, dapat
mengobati berbagai macam kondisi seperti subakut dan low back pain cronic. (Mirmoezzi et al.,
2021). Gabungan pengobatan sering adanya biaya dan perawatan sosial yang tinggi, dan belum
jelas pengobatan apa yang paling efektif. Sementara operasi telah menunjukkan keefektifan hingga
35% namun pasien setelah operasi merasa kesakitan dan tidak mampu. Pedoman klinis terbaru
yang diterbitkan dalam Journal dari American Academy of Orthopedic Surgeons
merekomendasikan memperbaiki terapi fisik sebagai awal untuk pengobatan low back pain.
Protokol mengobati low back pain dapat mencakup: program berbasis darat atau perairan yang
terdiri dari aerobik, penguatan otot dan fleksibilitas atu latihan peregangan es. Latihan akuatik
terapeutik telah terbukti efektif untuk mengurangi rasa sakit dan kecacatan pada individu dengan
kondisi muskuloskeletas (Johnson., et all , 2016).
Hydroterapy olahraga air yang memiliki sifat mengurangi nyeri pada sendi dan mengurangi
beban aksial tulang belakang. Selain itu gerakan anggota tubuh yang terus menerus melawan
ketahanan air menghasilkan kekuatan otot dan bermanfaat terhadap kardiovaskular (P. Á. Baena-
Beato et al., 2014). Berolahraga di air menjadi semakin populer dan terapi akuatik menjadi terapi
modalitas yang aman dan efektif untuk pasien dengan nyeri punggung bawah. Perendaman air
mengurangi beban aksial tulang belakang dan melalui efek daya apung (P. A. Baena-Beato, et all.,
2013).
Bukti menunjukkan bahwa pengobatan non-invasif terbaik untuk low back pain adalah latihan
fisik, yang telah terbukti efektif dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi, kekuatan,
fleksibilitas, suasana hati dan depresi terutama dalam low back pain non spesifik. Latihan dapat
membalikkan karakteristik mekanis LBP spesifik (misalnya, ketidakstabilan lumbo-panggul,
penurunan kisaran gerak dan mekanisme neuromuskular). Pengobatan sejalan dengan
rekomendasi ini adalah latihan akuatik atau hidroterapi, yang melibatkan daya tahan, fleksibilitas,
resistensi dan teknik mobilitasasi (Carvalho et al., 2020). Adapun tujuan sistematik review ini
adalah untuk meninjau lebih detail mengenai efek Aquatic terapy terhadapnyeri pada pasien LBP.
METODE
Proses pencarian literatur dilakukan pada penelitian 10 tahun terakhir (2011 -2021) dalam
bahasa Inggris dipilih dari beberapa database elektronik terindeks seperti Scopus, science direct,
sage, Web of Science, Ebsco dan PubMed serta penulisan hasil pencarian artikel mengikuti
protokol dan kaidah yang sesuai dengan menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic
Review and Meta-analisis (PRISMA) checklist dan diagram flow.
1. Search Strategy
Pencarian literature dilakukan pada Oktober 2021. Strategi yang digunakan untuk
mencari artikel menggunakan PICOS framework. Artikel diidentifikasi dengan kata kunci
“Aquatic Exercise” OR “aqua therapy” AND “Low Back Pain” AND “Neurology” dan
melakukan restriksi pada tahun 2011-2021 dalam bahasa Inggris dan artikel full text, sehingga
mendapatkan artikel yang relevan.
2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi artikel adalah intervensi terapi akuatic yang dilakukan untuk menangani
nyeri pada pasien low back pain. Artikel yang diambil adalah 10 tahun terakhir dengan metode
Randomized Controll Triall, experimental, quasi experiment dan pre experimental. Tujuan
penelitian ini ialah untuk memeriksa efektivitas terapi akuatik/aqua terapi terhadap nyeri pada
pasien low back pain, sehingga artikel tanpa text lengkap dan tidak menjelaskan pengaruh
terapi yang dilakukan untuk menangani nyeri pada pasien low back pain.
Tabel 1.1 : PICOT Framework
PICOT Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Framework
Populasi Studi berfokus pada pada pasien Artikel yang tidak full text, tidak berfokus
dengan LBP (Low Back Pain) pada pada pasien LBP (low back pain)
yang menjalani aqua therapy
Intervensi Terapi aquatic yang dilakukan terapi aquatic yang dilakukan bukan pada
untuk menangani nyeri pada klien dengan LBP (low back pain)
pasien LBP (Low Back Pain)
Comparation - -
Outcomes nyeri menurun pada pasien LBP -
Waktu 2011-2021 Jurnal yang publikasi di luar batas waktu
yang ditentukan
Study Design Experimental, Sistematic review
Bahasa English Menggunakan bahasa selaian bahasa
inggris

3. Seleksi Studi
Proses pencarian artikel dilakukan oleh tiga reviewer independent. Artikel yang sudah
didapatkan dari database elektronik, kemudian dilakukan penghapusan duplikat dan judul
disaring untuk kelayakan. Teks lengkap dari setiap artikel terpilih yang memenuhi kriteria
inklusi diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut. Artikel yang relevan serta memenuhi semua
kriteria inklusi dimasukkan dalam tinjauan sistematis. Tahap proses pencarian data hasil
penelitian terdapat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Tahapan Proses Seleksi Pencarian Artikel
No. Tahapan Proses Tujuan
1. Identifikasi pertanyaan penelitian Melakukan transformasi masalah kesehatan
menjadi pertanyaan penelitian
2. Mengembangkan protokol Memberikan penuntun dalam melakukan
penelitian systematic review systematic review
3. Menetapkan lokasi database hasil Memberikan batasan wilayah pencarian terhadap
penelitian sebagai wilayah hasil penelitian yang relevan
pencarian (Scopus, Science Direct
dan PubMed)
4. Seleksi hasil-hasil penelitian yang Mengumpulkan hasil-hasil penelitian yang relevan
relevan dengan pertanyaan penelitian
5. Pemilihan hasil-hasil penelitian Melakukan eksklusi dan inklusi terhadap
yang berkualitas penelitian yang akan dimasukkan dalam
systematic review berdasarkan kualitas
6. Ekstrasi data dari studi individual Melakukan ekstrasi data dari studi individual
untuk mendapatkan temuan pentingnya
7. Sintesis hasil dengan metode meta- Melakukan sintesis hasil dengan teknik meta
analisis analisis
8. Penyajian hasil Menuliskan hasil penelitian dalam dokumen
laporan hasil systemic review
Sebagaimana telah disebutkan bahwa pengambilan data hasil penelitian dengan metode
systematic review adalah melalui searching di internet (Scopus, science direct, sage, Web of
Science, Ebsco dan PubMed). Kesulitan dalam mencari data adalah cara memperoleh data
hasil-hasil penelitian tersebut, karena banyak penelitian yang belum dipublikasikan, kendala
akses karena harus membayar dan close akses.
4. Risiko Bias
Critical appraisal dilakukan dengan menggunakan JBI tools untuk menghindari resiko
bias. Setiap artikel terpilih dilakukan pengkajian kebiasaan sehingga ditemukan tinggi, rendah
atau ketidakjelasan pada resiko bias. Semua penulis melakukan pengkajian kebiasaan pada
setiap artikel dan setiap ketidaksepakatan diselesaikan dengan diskusi agar didapatkan
kesamaan informasi.
HASIL DAN ANALISIS

1. Seleksi Studi
Jumlah total artikel yang diidentifikasi adalah 205 artikel. Kemudian dilakukan
penghapusan duplikat dan tersisa 169 artikel untuk ditinjau kelayakan. Artikel diskrining
berdasarkan identifikasi judul didapatkan 24 artikel. Uji kelayakan full text article tersisa 20
artikel penelitian untuk di review. Setelah mengidentifikasi terdapat keseluruhan artikel
menggunakan quasi experimental. Berikut tabel hasil pencarian dari masing-masing data base
diantaranya ialah Scopus, web of science, PubMed dan ebsco.
Tabel 1.3 Hasil Pencarian Dari Masing-Masing Database
No. Database Hasil Berdasarkan Judul

1. Scopus 49 2

2. WOS 70 3

3. PubMed 37 7

4. Ebsco 80 8

Berdasarkan tabel diatas merupakan hasil pencarian dari masing-masing database, dimana
diantaranya ialah Scopus dengan hasil 49 artikel, web of science dengan hasil 70 artikel,
PubMed dengan hasil 37 artikel dan Ebsco dengan hasil 80 artikel. Artikel yang direview
sebanyak 20 artikel. Kekurangan dalam hasil pencarian ini hanya menggunakan 4 database.

Studi diidentifikasi dari Scopus,


ebscoshot, prequest dan PubMed Eksklusi (n=36)
Identification

(n=205) Population
Tidak berfokus pada
klien LBP (Low Back
Pain)
Intervention
Artikel diidentifikasi berdasarkan Intervensi tidak sesuai
duplikasi dan tahun publikasi(n = dengan terapi musik
169) Hasil studi tidak
membahas tentang
pengaruh terapi akuatik
Screening

Skrining berdasarkan terhadap penurunan


identifikasi judul nyeri
(n =24) Design
Hasil studi tidak
menggunakan desain
RCT, experimental,
quasi experiment, pre
experimental (sistematic
Eligibility

Pengkajian data berdasarkan full review)


text dan kriteria kelayakan
(n =20)

Artikel yang direview


Included

(n=20)

Figure 1. Flow chart of Study selection


2. Resiko Bias
Tabel 3.2: Penilaian risiko bias dengan menggunakan JBI critical appraisal checklist for quasi
experimental studies
Peserta termasuk dalam
perbandingan yang
Kejelasan Homogenitas
menerima
antara Subyek Apakah ada
No Author, Year perlakuan/perawatan
penyebab dan anatar 2 kelompok control
serupa selain paparan
akibat kelompok
atau intervensi yang
diminati
(Carvalho et al.,
1. v v v v
2021)
(Sawant & Shinde,
2. v v v
2019)
(Johnson et al.,
3 v v v v
2016)
(Calle Fuentes,
Fuentes Hervías,
4 Muñoz-Cruzado Y v v v v
Barba, & Catalán
Matamoros, 2007)

Tindak lanjut
lengkap dan jika Hasil peserta
Pengukuran tidak, apakah dimasukkan Apakah hasil Apakah
hasil baik perbedaan antar dalam diukur analisis
No Author, Year sebelum dan kelompok dalam perbandingan dengan cara statistik Total
sesudah hal tindak lanjut yang diukur yang dapat yang tepat
intervensi dijelaskan dan dengan cara diandalkan digunakan
dianalisis secara yang sama
memadai
(Carvalho et
1. v v v v v 100%
al., 2021)
(Sawant &
2. v v v v v 90%
Shinde, 2019)
(Johnson et al.,
3 v v v v 90%
2016)
(Calle Fuentes
4 v - v v v 88%
et al., 2007)
Berdasarkan identifikasi pada tabel 3.2, terdapat 4 artikel yang dinilai risiko bias dengan
menggunakan JBI critical appraisal checklist untuk desain penelitian quasi experimental. Hasil
yang ditemukan adalah 7 artikel tersebut memiliki skor diatas 70%.

Design yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental pada peneliti
(Carvalho et al., 2021), (Sawant & Shinde, 2019), (Johnson et al., 2016) dan (Calle Fuentes et al.,
2007) . Quasi experimental atau penelitian ekperimen semu bertujuan untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok control dan dan kelompok
eksperimental. Desain ini biasanya menggunakan subjek yang terbentuk secara wajar sehingga
bisa saja berbeda karakteristik pada kedua kelompok sejak awal. Jika pada pasca tes kelompok
tersebut ada perbedaan kemungkinan bukan dari akibat perlakuan tetapi karena adanya perbedaan
sejak awal. Pada jenis desain ini kelompok eksperimental diberi perlakuan atau intervensi
sedangkan pada kelompok control tidak diberikan perlakuan. Pada awal kedua kelompok diberi
pra test dan setelah pemberian perlakuan atau pasca test (Nursalam, 2017). Terdapat artikel yang
menggunakan design penelitian yang sama yaitu pada penelitian (Sawant & Shinde, 2019) tentang
pengaruh hidroterapi pada low back pain dimana responden dalam Kelompok A diberikan terapi
konvensional dan kelompok B diberikan hidroterapi.

Tabel 3.3: Penilaian risiko bias dengan menggunakan JBI critical appraisal checklist for
Randomized Controlled Trial studies
Apakah
pengacakan Apakah mereka
Apakah Apakah Apakah
benar yang
Apakah alokasi kelompok peserta penilai hasil
digunakan memberikan
untuk kelompok perlakuan blinded buta
No Author, Year untuk pengobatan
perlakuan serupa terhadap terhadap
penugasan blinded
disembunyikan? pada tugas tugas
peserta ke terhadap tugas
awal? pengobatan? pengobatan?
kelompok pengobatan?
perlakuan?
(Cuesta-
1 Vargas,et al v v v v v -
2011)
(Antonio I,et
2 v v v v v
al.2014)
(Diogo Pires, et
3. v - v v v v
al 2014)
(Kanitz,et
4 v - v v v v
al,2020)
(Billy et al.,
5 v v v v v v
2019)
(P. Á. Baena-
6 Beato et al., v v v v v v
2014)
(P. A. Baena-
7 Beato et al., v v v v v v
2013)
(Carvalho et
8 al., 2020) v v v v v v

(Hawamdeh,
9 Ermely, v v v v v v
Qaddah, &
Soud, 2015)
10 (Ansari, Elmieh, & v v v v v v
Alipour, 2021)
11 (P. A. Baena- v v v v v v
Beato et al., 2013)
12 (Irandoust & v v v v v v
Taheri, 2015)
(Mahfouz,
13 Sedhom, Essa, v v v v v v
Kamel, & Yosry,
2018)
(Homayouni,
14 Naseri, Zaravar, v v v v v v
Zaravar, &
Karimian, 2015)
15 (Cuesta-Vargas et v v v v v v
al., 2012)
16 (Keane, 2017) v v - v v v

No Author, Apakah Apakah Apakah Apakah Apakah Apakah Apakah Total


Year kelompok tindak peserta hasil hasil diukur analisis desain
perlakuan lanjut dianalisis diukur dengan cara statistik percobaan
diperlakukan lengkap, dalam dengan yang dapat yang tepat sesuai, dan
secara apakah kelompok cara yang diandalkan? digunakan? setiap
identik? perbedaan yang sama penyimpanga
antar diacak? untuk n dari desain
kelompok kelompok RCT standar
dalam hal perlakuan? diperhitungk
tindak an dalam
lanjut pelaksanaan
dijelaskan dan analisis
dan percobaan?
dianalisis
secara
memadai?
1. (Cuesta- v v v v v v v 90%
Vargas,et
al 2011)

2. (Antonio v v v v v v v 90%
I,et
al.2014)
3. (Diogo v v v v v v v 90%
Pires, et
al 2014)
4 (Kanitz,e v v v v v v v 90%
t al,2020)
5 (Billy et v v v v v v v 100
al., %
2019)
6 (P. Á. v v v v v v v 100
Baena- %
Beato et
al.,
2014)
7 (P. A. v v v v v v v 100
Baena- %
Beato et
al.,
2013)
8 (Carvalh v v v v v v v 100
o et al., %
2020)
9 (Hawam v v v v v v 92,3
deh et %
-
al.,
2015)
10 (Ansari et v v v v v v v 90%
al., 2021)
11 (P. A. v v v v v v v 90%
Baena-
Beato et
al., 2013)
12 (Irandoust v v v v v v v 100
& Taheri, %
2015)
13 (Mahfouz v v v v v v v 100
et al., %
2018)
14 (Homayou v v v v v v v 100
ni et al., %
2015)
15 (Cuesta- v v v v v v v 100
Vargas et %
al., 2012)
16 (Keane, v v v v v v v 90%
2017)
Berdasarkan identifikasi pada tabel 3.3, terdapat 16 artikel yang dinilai risiko bias dengan
menggunakan JBI critical appraisal checklist untuk desain penelitian randomized controlled trial
studies. Hasil yang ditemukan adalah 6 artikel tersebut memiki skor diatas 70%.

Desain penelitian ini menggunakan randomized controlled trial (RCT) design, yaitu desain
yang paling kuat untuk mengevaluasi intervensi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa
intervensi yang digunakan benar-benar layak. Berdasarkan karakteristik responden dari setiap
artikel, dalam penelitian pada (Irandoust & Taheri, 2015), (Mahfouz et al., 2018), (Homayouni et
al., 2015), (Cuesta-Vargas et al., 2012) dan (Keane, 2017). Penggunaan sampel sebesar 10 – 20 %
untuk subjek dengan jumlah lebih dari 1000 dipandang sudah cukup (Nursalam, 2017).
Menurut (Mahfouz et al., 2018) efektivitas latihan bawah air dalam air mineral termal dan
latihan berbasis darat, hasil menunjukkan kemajuan yang signifikan secara statistik dalam dua
kelompok mengenai kedua hasil awalnya dalam tindakan untuk gerakan tulang belakang lumbar
menggunakan pita fleksibel (ukuran standar), dan menggunakan Indeks Disabilitas Fisik.
Tabel 3.4 Karakteristik Studi

Jumlah Intensitas Frekuensi Outcome Karakteristik


No Autor, Year Design
Responden Responden

1 (Carvalho et Experimental 28 Patients Intensitas intervensi Pada kelompok Tingkat nyeri yang Pasien dengan
al., 2021) mengurangi intensitas hidroterapi dilakukan 3 dialamami , usia 16-18
nyeri karena hari/ minggu selama 20 dievaluasi dengan Tahun dengan
Perendaman air sesi. Kelompok kontrol NPRS, RMDQ, dan NSLBP >
mengurangi beban tidak memiliki aktivitasStraight Leg Raise 1tahun.
aksial tulang belakang. kerja selama 20 sesi Test (SLRT)
perawatan. sebagai tes
Provokatif yang
umum.
2 (Cuesta-Vargas 46 Responden Nyeri dievaluasi Pasien dengan
Randomized Peserta menerima tiga Diresepkan selama tiga menggunakan skala nyeri punggung
et al., 2012) Controlled Trial sesi 60 menit MMPTP kali seminggu selama 15 analog visual 100 bawah
Selain itu, kelompok minggu mm (VAS) dan
eksperimen disabilitas diukur
mengambil bagian dengan
dalam protokol DWR menggunakan
20 menit di ATs pada Kuesioner
akhir setiap sesi Disabilitas Roland
perawatan Morris versi
Spanyol yang
divalidasi oleh
Kovacks et al.
(koefisien
3 (Carvalho et Randomized 114 Responden Program individual Nyeri punggung
al., 2021) Controlled Trial dirancang yang G2 (2 kali terapi Tingkat nyeri yang bawah kronis
melibatkan 10 menit seminggu) dan G3 (3 dialami pasien dan non-spesifik
latihan mobilitas, 10 kulitas hidup yang (CNLBP), nyeri
menit pelatihan kali seminggu terapi). di rasakan setalah leher kronis
kontrol motorik. dilakukan intervens (CNP) atau
dilakukan secara osteoarthritis
berkelompok dalam air - Kuesioner Roland (OA))
bersuhu 29-30 C di Morris (RMQ)
kolam terapi sedalam
180-200 cm. - keadaan fisik
kualitas hidup
terkait-kesehatan
(PHS)

- Skor EuroQol dan


VAS
4 (Sawant & Experimental 30 patients 15 menit latian setiap 3 kali seminggu Intensitas nyeri Subyek
Study kali pertemuan dilakukan latihan dengan Vas , didiagnosis
Shinde, 2019)
rentang gerak secara klinis
dilakukan serta sebagai nyeri
penguatan otot punggung
(ROM) dan bawah kronis
peningkatan nonspesifik,
kualitas hidup
Kelompok
umur – 20
tahun hingga 45
tahun,
5 (Carvalho et Experimental 47 participants 30 menit – 60 menit 2 sampai 3 kali per Menilai intensitas Pasien dengan
al., 2021) dilakukan intevensi. minggu. Selama nyeri, mobilitas nyeri
kurang lebih 30 hari. pasien, kekuatan punggung
otot serta risiko bawa
jatuh pada pasien
Pasien yang
bersedia
melalukan
intervensi.
6 (Carvalho et Randomized 62 patients Dilakukan selama a Dua belas sesi program intensitas nyeri
Menderita nyeri
al., 2021) Controlled Trial 30 sampai 50 menit latihan akuatik 6 minggu (Skala Analog
punggung
pertemuan. didahului oleh 2 sesi Visual) dan
bawah
pendidikan kecacatan setidaknya
neurofisiologi nyeri. fungsional (Skala
selama tiga
Kontrol hanya Disabilitas Nyeri
bulan,4 dengan
menerima 12 sesi Punggung Quebec)
atau tanpa nyeri
program latihan akuatik yang menjalar
6 minggu. ke kaki, berusia
antara 18 dan
65 tahun, dan
dapat membaca
dalam bahasa
Portugis.
7 (Kanitz et al., 22 Patients Durasi selama 45 menit Intervensi selama 12 Hasil menyimpulkan Pasien laki-laki
2021) Randomized minggu (selama seminggu bahwa aerobik di dan perempuan
Clinical Trial 2 kali) lingkungan perairan
dapat merununkan Pasein yang
gejala nyeri dan mengalami
mengurangi
nyeri punggung
kecacatan orang
dengan penyakit bawah kronis
nyeri punggung

8 (Billy et al., A Randomized 48 pasien Selama 60 menit Intervensi dilakukan 2 kali Dapat meningkatkan Dewasa usia
2019) Clinical Trial seminggu selama 4 kemampuan dan daya 45-65 tahun
minggu. tahan otot dan
menurunkan CLBP non
intensitas nyeri spesifik (3 bulan
atau lebih)
Selama 60 menit Intervensi selama 2
9 (P. Á. Baena- A Randomized 49 pasien - 10 menit pemasanan bulan (lima kali dalam Menurunkan tingkat Usia 18-65
Beato et al., Clinical Trial - 15-20 menit latihan satu minggu) nyeri dan kecacatan, tahun
2014) resistensi meningkatkan
- 20-25 menit latihan kualitas hidup, Nyeri punggung
aerobik memperbaiki bawah selama
- 10 menit peregangan komposisi tubuh dan lebih dari 12
kebugaran.
minggu

Selama 60 menit Intervensi selama 8


10 (P. A. Baena- A Randomized 54 pasien - 10 menit pemanasan minggu (3 kali dalam satu Selama 8 minggu Usia 18-65 tahun
Beato et al., Clinical Trial - 15-20 menit resistensi minggu) dilakukan intervensi
2013) olahraga penurunan nyeri Nyeri punggung
- 20-25 menit latihan punggung dan bawah lebih dari
aerobik peningkatan kualitas 12 minggu
- 10 menit peregangan hidup

Usia 20-60
11 (Carvalho et A Randomized 54 pasien Kelompok AQE I jam Intervensi pada 2 Efektif dalam tahun
al., 2020) Clinical Trial kelompok, kelompok AQE jangka pendek
Kelompok DWR 30 dan kelompok DWR. untuk mencapai Diagnosa medis
menit hasil yang CLBP
Intervensi pada kelompok
diinginkan dari rasa
AQE (2 kali dalam satu
minggu) sakit Tidak menjalani
fisioterapi 3
bulan terakhir

Tidak ada
prosedur bedah
6 bulan yang
lalu
Kedua media latihan
12 (Hawamdeh et A Randomized 30 pasien Selama 1 jam Intervensi selama 8 tersebut relevan dalam Usia 20-45 tahun
al., 2015) Clinical Trial minggu (3 kali dalam satu pengobatan nyeri
minggu) punggung bawah

13 (Calle Fuentes Experimental 63 pasien Selama jam Intervensi selama 6-12 Terapi akutik Pasien dengan
et al., 2007) Study bulan merupakan teknik Low Back Pain
yang ditoleransi Kronis dengan
dengan baik dan diagnosis
dapat meningkatkan diologis
kesejahteraan spondylolisthesis
kesehatan pasien
dengan low back pain

Kelompok eksperimen Kelompok eksperimen Sebanyak 37


14 (Ansari et al., Randomized 20 pasien diberikan delapan diberikan (3 sesi per Telah disarankan wanita
2021) Controlled Trial minggu bahwa perendaman
minggu). Setiap sesi terdiri pascamenopause
dari 15 menit Langrood air mengurangi beban dengan CLBP
aksial tulang (usia 50-63
kelompok kontrol tidak belakang dan, tahun) merujuk
menerima pemanasan, 35 melalui efek daya ke pusat
menit latihan utama, dan apung, Fisioterapi.
10 menit untuk memungkinkan Kriteria inklusi
pendinginan kinerja gerakan yang adalah CLBP
biasanya sulit atau yang didiagnosis
tidak mungkin oleh dokter, tidak
dilakukan di darat. adanya penyakit
Juga telah disarankan spesifik seperti
bahwa sifat fisik air penyakit saraf,
(daya apung, kanker, diabetes,
pengurangan tekanan dan penyakit
gravitasi, viskositas, serupa yang
dan tekanan dapat
hidrostatik) dapat mempengaruhi
menghilangkan proses latihan.
tekanan pada otot dan
sendi pada populasi
CLBP. Kriteria eksklusi
termasuk tidak
adanya lebih dari
dua sesi dalam
periode
pelatihan.
Akhirnya,

15 (P. A. Baena- Randomized 78 pasien Terapi akuatik intensif program terdiri dari 40 Menunjukkan Alokasi peserta
Beato et al., Comparison Trial selama dua bulan sesi lima hari per minggu, peningkatan ke dalam dua
2013) dan tidak ada sesi latihan kebugaran kelompok:
pada kelompok kontrol. kardiorespirasi, intervensi (n =
dengan peningkatan 24, kelompok
signifikan pada aktif) atau daftar
Vo2max sesuai tunggu (n = 25,
dengan Yozbatiran et kelompok
al. Beberapa individu kontrol), sesuai
dengan nyeri dengan urutan
punggung bawah kedatangan dan
kronis menunjukkan ketersediaan
penurunan kapasitas waktu, karena
aerobik dibandingkan pusat olahraga
dengan kontrol yang kami hanya
sehat, yang berarti menerima
bahwa meningkatkan delapan mata
daya tahan adalah pelajaran per
tujuan latihan yang kelompok dalam
masuk akal untuk total tiga
pasien dengan nyeri kelompok terapi
punggung bawah latihan akuatik.
kronis. Latihan
berbasis air adalah
cara yang berpotensi
untuk meningkatkan
kebugaran
kardiorespirasi,
mengingat air
memiliki kepadatan
700 kali udara dan ini
mendorong
peningkatan
pengeluaran energi
untuk pekerjaan yang
dilakukan.

Perawatan diberikan pelatihan akuatik, 3


16 (Irandoust & Randomized 32 pasien selama 12 minggu hari/minggu terdiri dari 2 menunjukkan bahwa kriteria seleksi:
Taheri, 2015) Controlled Trial sesi aerobik dan 1 sesi otot batang berusia di atas 65
latihan ketahanan. Semua ditingkatkan hingga tahun, tidak ada
sesi berlangsung selama 4,1% setelah 12 pengalaman jatuh
60 menit dan termasuk minggu pelatihan dalam periode 1
periode pemanasan (10 akuatik. Keuntungan tahun sebelum
menit), program utama (40 dari latihan akuatik penelitian, tidak
menit), dan periode adalah dapat ada penyakit
cooldown (10 menit) melibatkan spesifik yang
ekstremitas atas dan dapat
bawah melalui mempengaruhi
rentang gerak yang kinerja tugas,
optimal sambil tidak ada
meminimalkan stres gangguan
sendi. Dengan penglihatan atau
demikian, olahraga pendengaran, dan
air dapat tidak ada
menghasilkan masalah organ
peningkatan vestibular
komposisi tubuh
yang optimal dan
nyeri punggung
bawah
Penerapan Ultrasound:
17 (Mahfouz et al., Randomized 40 pasien Perawatan di berikan Frekuensi keluaran Baik kelompok air Empat puluh
2018) Controlled Tria selama enam minggu disetel pada 1 Hz, mode dan darat CLBP ditugaskan
aplikasi berkelanjutan menunjukkan secara acak
1,5w/cm2. durasi penurunan rasa sakit, menggunakan
pengobatan 8 menit/sesi kemampuan untuk generator urutan
diperkirakan untuk berjalan lebih jauh, acak untuk satu
setiap pasien dan skor Oswestry kelompok dari
Penerapan radiasi mengungkapkan dua kelompok
peningkatan besar studi, alokasi
Inframerah selama 15
dalam kemampuan tersembunyi oleh
menit/sesi fungsional, tetapi penutup disegel
tidak ada perbedaan tebal. Komite
Penerapan arus IF besar di antara etik Fakultas
Frekuensi keluaran mereka dalam semua Terapi Fisik
diatur pada 90 - 100 Hz pengukuran [33]. menyetujui
dan intensitas arus Studi ini memberikan penelitian,
berbeda dari pasien ke banyak data yang Universitas Kairo
pasien lainnya, durasi mendukung kedua semua pasien
perawatan selama 20 jenis tersebut sebagai memberikan
menit/ sesi. perawatan yang persetujuan
bermanfaat untuk tertulis. Subjek
LBP dimasukkan jika
Terapi Air usia mereka
durasi pengobatan 60 berkisar antara
menit/sesi. Setiap sesi tiga puluh lima
berisi 3 fase latihan puluh tahun, apa
mundur). pun jenis
kelaminnya.
Subjek pada
kelompok kontrol
(A) dua puluh
subjek menjalani
terapi fisik
konvensional
sedangkan subjek
pada kelompok
eksperimen (B)
dua puluh subjek
menjalani terapi
akuatik. Subyek
dikeluarkan
dengan operasi
punggung
sebelumnya,
penyakit
neuromuskular
seperti multiple
sclerosis,
spondylolisthesis,
arthrosis pinggul,
gejala vertigo
atau pusing,
gangguan
cardiopulmonary
dengan toleransi
aktivitas
berkurang,
wanita hamil,
gangguan
sensorik dan
infeksi akut.

Setiap sesi akuatik Peserta harus menghadiri


18 (Homayouni et Randomized 50 pasien dimulai dengan sesi terapi fisik akuatik Perbandingan peserta berusia
al., 2015) Controlled Trial pemanasan dan diakhiri setiap hari selama total pengaruh terapi fisik antara 50 dan 80
dengan pendinginan, durasi 24 sesi modalitas akuatik dan terapi tahun dengan
dengan durasi masing- pasif diberikan latihan di fisik konfensional diagnosis LSS
masing 10-15 menit. bawah pengawasan pada pasien dengan oleh ahli
Modalitas pasif Mereka fisioterapis selama 10 sesi LSS fisioterapi sesuai
diinstruksikan untuk dengan tanda dan
melakukan latihan yang gejala dan
dipelajari 30 menit temuan
sehari di rumah pada pencitraan
minggu-minggu resonansi
berikutnya sampai akhir magnetik (MRI)
minggu kedelapan
Aliran air dalam Aliran air dalam ditambah Peserta direkrut
19 (Cuesta-Vargas randomized 58 pasien ditambah intervensi intervensi praktik umum Ukuran hasil adalah mengikuti
et al., 2012) controlled trial praktik umum (DWR+GP) rasa sakit, dan rujukan normal
(DWR+GP) Selama 4 kesehatan umum. dari dokter
bulan, berdasarkan DWR adalah program Pengumpulan data umum dan
latihan aerobik yang yang dilakukan tiga kali dilakukan pada awal, didiagnosis
sangat intensif berupa 30 seminggu 4 bulan (pasca setidaknya 3
menit per sesi DWR di intervensi), 6 dan 12 bulan NSLBP
AT individu. bulan (di klinik). tanpa radiasi ke
tungkai bawah.
Kriteria eksklusi
adalah untuk
berpartisipasi
dalam penelitian,
NSCLBP sebagai
akibat dari
penyakit tulang
belakang
tertentu, infeksi,
tumor,
osteoporosis,
fraktur,
deformitas
struktural,
gangguan
inflamasi,
sindrom radikular
atau sindrom
cauda equina

Peregangan berbasis Peregangan berbasis darat Kriteria inklusi


20 (Keane, 2017) randomized 29 pasien darat dua kali seminggu Intervensi dapat untuk penelitian
controlled trial Subyek menghadiri sesi menurunkan nyeri, ini adalah:
peregangan kelompok di AquaStretch kinesiophobia dan berusia antara
ANTC yang berlangsung dua sesi seminggu disabilitas yang 18-70, CLBP
selama 30 menit dirasakan yang dilaporkan
sendiri selama 3
AquaStretch bulan atau lebih
(Dionne et al
Subyek kelompok 2008), tidak ada
AquaStretch diminta intervensi bedah
untuk menghadiri pada punggung
AquaStretch 30 menit di bawah, tidak ada
ANTC dimana suhu cedera khusus
kolam dipertahankan pada punggung
pada 30°C. bawah, dan tidak
hamil.

Kriteria eksklusi
adalah: nyeri
punggung akut
yang berlangsung
1 sampai 6
minggu,
osteoporosis,
stenosis, fraktur
vertebra, riwayat
operasi
punggung,
spondylosis dan
spondylitis.
PEMBAHASAN
Pelatihan dalam air (latihan akuatik) adalah pendekatan terapi untuk meningkatkan
keseimbangan dan mengurangi rasa sakit. Latihan akuatik akan memberikan mobilitas yang
nyaman bagi pasien karena pasien dapat mengambang tanpa bobot di dalam air. Hal ini membantu
pasien untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas dan yang terpenting adalah meningkatkan
keseimbangan (Khodaveisi et al, 2018).
Berdasarkan Hasil review jurnal ditemukan Hidroterapi menunjukkan perubahan positif
yang signifikan dalam intensitas nyeri, kecacatan dalam fungsi fisik, dan mengurangi iritasi akar
saraf di LBP setelah 10 sesi yang menegaskan temuan beberapa metaanalisis pada terapi olahraga
dan terapi olahraga air dalam pengelolaan dan pengobatan LBP(Mirmoezzi,et al,2020).
Berdasarkan hasil analisis dosis yang diberikan Pada kelompok hidroterapi dilakukan 3 hari/ minggu
selama 20 sesi. Kelompok kontrol tidak memiliki aktivitas kerja selama 20 sesi perawatan. Dengan durasi
30 menit-60 menit setiap pertemuan (R Johnson et al 2016). Internsitas intervensi dari berikisar 45%-
66% mengurangi intensitas nyeri dari sebelumnya. Dengan luaran yang dinilai terdiri dari Tingkat
nyeri yang dialamami , dievaluasi dengan NPRS, RMDQ, dan Straight Leg Raise Test (SLRT) sebagai tes
Provokatif yang umum. Pada penelitian yang lain ditemukan bahwa luaran yang digunakan untuk menilai
menggunakan Nyeri dievaluasi menggunakan skala analog visual 100 mm (VAS), Kekuatan otot
(ROM) dan peningkatan kulialitas yang di alami pasien (Sawant, Shinde.2019). Karakteristik
pasien yang di teteliti adalah pasien dengan nyeri punggung bawah kronis non-spesifik (CNLBP),
Pasien dengan usia 18-65 Tahun dengan NSLBP > 1tahun. Melakukan Latihan fisik tidak teratur.
Pada Pasien LBP yang dirawat dalam kolam terapeutik dengan suhu air 29-30 Celcius. Setiap sesi
akuatik dimulai dengan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan, dengan durasi masing-
masing 10-15 menit. Peserta harus menghadiri sesi terapi fisik akuatik setiap hari selama total
durasi 24 sesi. Setiap sesi meliputi ambulasi, side walking, chain walking, forward walking with
kickboard, peregangan masing-masing kelompok otot termasuk adduktor, abduktor, fleksor dan
ekstensor pinggul, fleksor lutut dan plantar fleksor pergelangan kaki dan dorsifleksor.
Perendaman air mengurangi beban aksial tulang belakang dan, melalui efek daya apung,
memungkinkan realisasi gerakan yang biasanya sulit atau tidak mungkin di darat. Daya apung
mengurangi stres pada sendi dan otot dan memungkinkan rentang gerakan yang lebih luas dengan
menopang berat tubuh dan air hangat meningkatkan efisiensi otot.Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Invield et al, pada 33 pasien ibu hamil yang menderita sakit pinggang di
Australia Selatan menyatakan bahwa aquatic physiotherapy secara signifikan bisa mengurangi
nyeri dihitung dengan Numerical Rating Scale (NRS). Sjogren et al, yang meneliti 60 pasien
dengan 30 pasien dilakukan latihan akuatik dan 30 pasien lagi dilakukan latihan di darat,
didapatkan hasil kedua perlakuan tersebut secara bermakna dapat meningkatkan kemampuan
fungsionalnya. Robert & Freeman dalam penelitiannya, mereka meneliti manfaat Hidroterapi pada
beberapa kasus LBP dengan jumlah subjek 8 orang dengan kasus Intervertebral Disc Disease,
hasilnya ada perbaikan yang sangat signifikan.Keuntungan dari Latihan Terapi akuatik program
menurunkan tingkat nyeri punggung dan kecacatan, peningkatan kualitas hidup dan peningkatan
kebugaran terkait kesehatan dan tidak menghasilkan efek apapun dalam kondisi tubuh (Baena-
Beato et al., 2013). Kelemahan dari Aquatic exercise hanya dapat dilakukan dalam air . memiliki
keterbatasn ruang latihan Kurang nya koordinasi dengan pasien karena terapi yang baru pasien
maka intervensi tidak dapat berjalan (Diogo Pires, et al 2014). Dengan demikian, olahraga akuatik
dapat menghasilkan perbaikan komposisi tubuh yang optimal dan nyeri punggung bawah.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan komposisi tubuh sebagai hasil dari olahraga air
memiliki efek positif pada nyeri punggung bawah nonspesifik.

IMPLIKASI KEPERAWATAN
Hidrotherapy atau terapi air adalah metode perawatan dan penyembuhan dengan
menggunakan air untuk mendapatkan efek-efek terapis (Chaiton , 2011). Secara khusus , air
memiliki kualitas untuk mencapai respon tubuh yang bisa menyembuhkan simpton-simpton dan
meningkatkan mekanisme tubuh dalam menghadapi ancaman eksternal . Media air bisa digunakan
karena faktor buoyancy (keterapungan) baik di kolam renang maupun kolam terapi Air dapat
digunakan sebagai terapi dalam kondisi panas , hangat, netral (temperatur tubuh) , dingin , atau
dalam kondisi beku (es). Dengan adanya penelitian mengenai Hydroterapy Aquacic Exercise dapat
menjadi acuan bagi perawat dalam memberikan intervensi pada pasien dengan LBP.
Peran perawat sebagai care giver merupakan dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan pemecahan masalah sesuai dengan metode dan proses keperawatan. Perawat
berperan penting dalam memberikan edukasi kepada pasien mengenai intervensi yang sudah
direncanakan agar pasien memahami prosedur tindakan yang akan dijalani, efek samping dari
tindakan keperawatan yang diberikan. Edukasi yang diberikan disesuaikan tingkat pendidikan
pasien dan keluarga serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Perawat memastikan pasien
mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan sehingga pengetahuan pasien Perawat memastikan
posisi nya dilakukan dengan benar sesuai prosedur. Perawat perlu mempelajari perkembangan
ilmu pengetahuan tentang terapi Hydroterapy Aquacic Exercise penelitian- penelitian dalam
bidang keperawatan. Penelitian dikembangkan berdasarkan masalah atau fenomena yang terjadi
saat ini. Dengan adanya penelitian akan ditemukan inovasi-inovasi untuk memodifikasi latihan
yang sudah ada atau menemukan program terapi modalitas yang baru.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa hydroterapy
efektif terhadap penurunan nyeri pasien low back pain. Selain itu peneliti juga menunjukkan
bahwa program hydroterapy dapat mencegah dan mengurangi resiko terjadinya chronic low back
pain. Manfaat yang lain yaitu dapat meningkatkan keseimbangan dan mengurangi rasa sakit.
Latihan akuatik akan memberikan mobilitas yang nyaman bagi pasien karena pasien dapat
mengambang tanpa bobot di dalam air. Hal ini membantu pasien untuk meningkatkan kekuatan,
fleksibilitas dan yang terpenting adalah meningkatkan keseimbangan
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, S., Elmieh, A., & Alipour, A. (2021). The effect of aquatic exercise on
functional disability, flexibility and function of trunk muscles in postmenopausal
women with chronic non-specific low back pain: Randomized controlled trial.
Science and Sports, 36(3), e103–e110.
https://doi.org/10.1016/j.scispo.2020.07.003
Arwinno, L. D. (2018). Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Penjahit Garmen.
Higeia Journal Of Public Health Research And Development, 2(3), 406–416.
Baena-Beato, P. A., Arroyo-Morales, M., Delgado-Fernández, M., Gatto-Cardia, M.
C., & Artero, E. G. (2013). Effects of Different Frequencies (2-3 Days/Week) of
Aquatic Therapy Program in Adults with Chronic Low Back Pain: A Non-
Randomized Comparison Trial. Pain Medicine (United States), 14(1), 145–158.
https://doi.org/10.1111/pme.12002
Baena-Beato, P. Á., Artero, E. G., Arroyo-Morales, M., Robles-Fuentes, A., Gatto-
Cardia, M. C., & Delgado-Fernández, M. (2014). Aquatic therapy improves
pain, disability, quality of life, body composition and fitness in sedentary adults
with chronic low back pain. A controlled clinical trial. Clinical Rehabilitation,
28(4), 350–360. https://doi.org/10.1177/0269215513504943
Billy, Joseph, & Ken. (2019). A 4-week community aquatic physiotherapy program
with Ai Chi or Bad Ragaz Ring Method improves disability and trunk muscle
endurance in adults with chronic low back pain: A pilot study. Journal of Back
and Musculoskeletal Rehabilitation, 32(5), 755–767.
https://doi.org/10.3233/BMR-171059
Calle Fuentes, P., Fuentes Hervías, M. T., Muñoz-Cruzado Y Barba, M., & Catalán
Matamoros, D. J. (2007). Efectos de la hidroterapia en el dolor lumbar crónico:
Fisioterapia basada en la evidencia. Revista Iberoamericana de Fisioterapia y
Kinesiologia, 10(2), 97–102. https://doi.org/10.1016/S1138-6045(07)73671-7
Carvalho, R. G. S., Silva, M. F., Dias, J. M., Olkoski, M. M., Dela Bela, L. F.,
Pelegrinelli, A. R. M., … Brismée, J. (2021). Efficacy of hydrotherapy treatment
for the management of chronic low back pain. Journal of Back and
Musculoskeletal Rehabilitation, 90(1), 526–535.
https://doi.org/10.1097/PHM.0b013e31821a71d0
Carvalho, R. G. S., Silva, M. F., Dias, J. M., Olkoski, M. M., Dela Bela, L. F.,
Pelegrinelli, A. R. M., … Cardoso, J. R. (2020). Effectiveness of additional
deep-water running for disability, lumbar pain intensity, and functional capacity
in patients with chronic low back pain: A randomised controlled trial with 3-
month follow-up. Musculoskeletal Science and Practice, 49(September 2019),
102195. https://doi.org/10.1016/j.msksp.2020.102195
Cuesta-Vargas, A. I., Adams, N., Salazar, J. A., Belles, A., Hazañas, S., & Arroyo-
Morales, M. (2012). Deep water running and general practice in primary care for
non-specific low back pain versus general practice alone: Randomized
controlled trial. Clinical Rheumatology, 31(7), 1073–1078.
https://doi.org/10.1007/s10067-012-1977-5
Hawamdeh, M., Hawamdeh, Z., Ermely, Z., Qaddah, I., & Soud, D. A. (2015).
Comparison between the effects of Aquatic Exercises and Land Based Exercises
in the Treatment of Chronic Low Back Pain. Indian Journal of Physiotherapy
and Occupational Therapy - An International Journal, 9(1), 5.
https://doi.org/10.5958/0973-5674.2015.00002.7
Homayouni, K., Naseri, M., Zaravar, F., Zaravar, L., & Karimian, H. (2015).
Comparison of the effect of aquatic physical therapy and conventional physical
therapy in patients with lumbar spinal stenosis (a randomized controlled trial).
Journal of Musculoskeletal Research, 18(1), 1–7.
https://doi.org/10.1142/S0218957715500025
Irandoust, K., & Taheri, M. (2015). The effects of aquatic exercise on body
composition and nonspecific low back pain in elderly males. Journal of Physical
Therapy Science, 27(2), 433–435. https://doi.org/10.1589/jpts.27.433
Johnson, S. R., Keyan, Z., & Rosario, E. R. (2016). Effects of Aquatic Therapy on
Functional Mobility and Strength, Fall Risk, and Self-Reported Disability in
Individuals with Low Back Pain. Journal of Aquatic Physical Therapy, 24(1),
22–31.
Kanitz, A. C., Machado, B., Rodrigues, D., Zambelli, G., Ivaniski, A., Carvalho, N.,
… Martins, L. F. (2021). Deep-water running training at moderate intensity and
high intensity improves pain, disability, and quality of life in patients with
chronic low back pain: A randomized clinical trial. Archivos de Medicina Del
Deporte, 38(1), 28–35. https://doi.org/10.18176/archmeddeporte.00023
Karadag, E., Ugur, O., & Cetinayak, O. (2019). The effect of music listening
intervention applied during radiation therapy on the anxiety and comfort level in
women with early-stage breast cancer: A randomized controlled trial. European
Journal of Integrative Medicine, 27(December 2018), 39–44.
https://doi.org/10.1016/j.eujim.2019.02.003
Keane, L. G. (2017). Comparing AquaStretch with supervised land based stretching
for Chronic Lower Back Pain. Journal of Bodywork and Movement Therapies,
21(2), 297–305. https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2016.07.004
Mahfouz, M. M., Sedhom, M. G., Essa, M. M., Kamel, R. M., & Yosry, A. H. (2018).
Effect of Aquatic Versus Conventional Therapy in Treatment of Chronic Low
Back Pain. International Journal of Physiotherapy, 5(6), 184–189.
https://doi.org/10.15621/ijphy/2018/v5i6/178055
Meucci, R. D., Fassa, A. G., & Xavier Faria, N. M. (2015). Prevalence of chronic low
back pain: Systematic review. Revista de Saude Publica, 49, 1–10.
https://doi.org/10.1590/S0034-8910.2015049005874
Mirmoezzi, M., Irandoust, K., H’mida, C., Taheri, M., Trabelsi, K., Ammar, A., …
Chtourou, H. (2021). Efficacy of hydrotherapy treatment for the management of
chronic low back pain. Irish Journal of Medical Science.
https://doi.org/10.1007/s11845-020-02447-5
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Sawant, R. S., & Shinde, S. B. (2019). Effect of hydrotherapy based exercises for
chronic nonspecific low back pain. Indian Journal of Physiotherapy and
Occupational Therapy - An International Journal, 13(1), 133.
https://doi.org/10.5958/0973-5674.2019.00027.3

Anda mungkin juga menyukai