Disusun oleh :
B. SKENARIO KASUS
Kasus yang diambil di ruang bersalin RS PKU Gamping dengan
temuan sebagai berikut:
Hasil & Pembahasan (result & Hasil penelitian dipaparkan dengan jelas melalui narasi,
discussion) table, gambar serta jurnal dan teori yang berhubungan.
1. Apakah hasil penelitian Ya
dipaparkan secara jelas
(gambar/tabel/tulisan ringkas)? Hasil analisis data dipaparkan dengan jelas.
2. Apakah hasil analisis data Ya
dipaparkan jelas? Hasil penelitian diinterpretasikan dengan jelas.
3. Apakah hasil penelitian tersebut Ya
di interpretasikan secara jelas?
4. Apakah pembahasan dikaitkan Untuk pembahasan sudah dikaitkan dengan penelitian
dengan hasil penelitian yang Ya dengan obyek yang serupa dan hasilnya adalah sejalan.
pernah dilakukan dengan obyek
kajian serupa?
Kesimpulan dan Saran: Kesimpulan dituliskan sangat ringkas.
1. Apakah kesimpulan Ya Jurnal yang didapatkan sudah mencantumkan saran
dirumuskan secara ringkas dan
Implikasi dalam penelitian ini baik karena hasil yang di
jelas?
dapatkan dari penelitian dapat di simpulkan bahwa
2. Apakah dituliskan saran utama Ya
asuhan keperawatan dengan penerapan Teknik relaksasi
berdasarkan hasil penelitian otot progresif dapat menurunkan intensitas nyeri pasca
ini? melahirkan pada ibu nifas.
3. Apakah implikasi penelitian Ya
tersebut (yang disebutkan dalam
jurnal)?
Daftar Pustaka: hasil kajian Pustaka disajikan secara lengkap dan daftar
1. Apakah kajian Pustaka sudah Ya pustaka yang digunakan termasuk lama lebih dari 5
lengkap? tahun. Referensi terlama yaitu tahun 2014. Untuk
2. Apakah kajian Pustaka masih Ya penataan daftar Pustaka juga tertata baik, abjad nama
berurutan.
tergolong baru, kira – kira 5
tahun kebelakang?
3. Apakah mayoritas hasil Pustaka Primer
secara primer atau sekunder?
4. Apakah kajian Pustaka ditata Ya
secara baik (menggunakan
references manager)?
F. APLIKASI EVIDENCE-BASED PRACTICE (EBP)
PROGNOSIS PADA KASUS (IMPLIKASI HASIL JURNAL
PADA KASUS)
Rekomendasi dalam penelinitian ini dapat digeneralisasikan dalam
populasi, karena di dalam jurnal ini menjelaskan bahwa sampel yang
dilakukan penelitian adalah pasien pasca melahirkan atau ibu nifas yang
mengalami nyeri fisiologis.
Hal ini dikuatkan dalam penelitian lain yaitu penelitian oleh (Ayaz-alkaya,
2020) bahwa dapat mengurangi intensitas nyeri fisiologis pasca melahirkan
pada ibu nifas.
Kegiatan intervensi yang tercantum dalam jurnal juga cukup mudah
diterapkan dalam populasi yaitu dengan beberapa gerakan:
a. Kosongkan kandung kemihnya dan duduklah di kursi dalam
posisi yang nyaman.
b. Ambil napas dalam-dalam (tarik napas dalam-dalam melalui
hidung, rasakan perutnya naik seperti seseorang
menggembungkan tubuh dengan udara dan hembuskan
perlahan-lahan melalui mulut), kemudian bernapas dalam-dalam
melalui hidung, rasakan perutnya naik saat ia mengisi tubuhnya
dengan udara, lalu hembuskan perlahan keluar dari mulutnya.
Ulangi terus menerus selama 3-5 kali.
c. Kencangkan otot wajah, kerutkan dahi, kerutkan hidung, pejamkan
mata rapat-rapat, rapatkan bibir dan tahan selama 5-7 detik, lalu
lepaskan penahan sedikit demi sedikit sambil menghitung selama
10 detik.
d. Kencangkan otot tangan, lengan bawah, dan bisep.
e. Kepalkan tangan, lanjutkan ke otot bisep dengan menarik lengan
bawah kearah bahu, lalu lepaskan secara bertahap sambil menghitung
dari 1 hingga 10 dengan mengulangi langkah yang sama pada lengan
kiri.
f. Putar kepalanya perlahan sampai dia merasakan regangan lembut,
tahan selama lima detik dan kemudian biarkan kepalanya menunduk
sejauh yang dia rasa nyaman.
g. Tarik dan tahan perut selama 5-7 detik sejauh yang dia bisa dengan
tangan menopang lalu lepaskan secara bertahap sambil menghitung
dari 1 hingga 10 detik.
h. Kencangkan otot gluteal dengan menyatukannya, tahan selama 5-7
detik lalu lepaskan secara bertahap sambil menghitung dari 1 hingga
10 detik.
i. Kencangkan otot kakinya dengan mengangkat kaki dari lantai,
meluruskan lutut dan mengarahkan jari kaki ke arah kepala; tahan
selama 5 detik lalu lepaskan secara bertahap sambil menghitung 1
hingga 10 detik dengan mengulangi langkah yang sama pada kaki
lainnya.
j. Teknik relaksasi otot progresif di lakukan selama 10 menit, 2
kali /hari (pagi dan sore)
Terapi relaksasi merupakan salah satu pendekatan
nonfarmakologis yang mengurangi nyeri dengan memutus siklus,
aktivitas simpatis, dan ketegangan otot. Relaksasi juga menurunkan
kecemasan dan ketegangan otot serta meningkatkan kontrol terhadap
beberapa aspek nyeri dan bahkan mengurangi nyeri. Selain itu, hal ini
mungkin mengurangi masukan fisiologis yang disebabkan oleh kontraksi
otot refleks sekunder dan mengubah sifat psikologis termasuk
perhatian, kecemasan, dan kontrol yang dirasakan. Selain itu,
penggunaan teknik relaksasi menurunkan tekanan otot pada tingkat
arteriol, sehingga mengurangi ketegangan dan lebih sedikit energi
yang dikirim ke hipotalamus (Abdel et al., n.d.).
Kelebihan Jurnal:
- Identitas jurnal di cantumkan dengan lengkap
- Hasil penelitian di cantumkan dengan jelas menggunakan narasi, tabel,
dan gambar.
- Hasil penelitian mudah untuk diterapkan
- Hasil penelitian menyantumkan jurnal pendukung pada penelitian
sebelumnya
Kekurangan Jurnal:
- Tidak menjelaskan kriteria inklusi dan eksklusi
- Terapi dilakukan melalui daring yang memungkinkan ketidakefektifan
setiap Gerakan yang dilakukan responden
- Referensi yang digunakan lebih dari 5 tahun terakhir
Berdasarkan analisis jurnal tersebut, rekomendasi akan direncanakan
diberikan serta di edukasikan pada keluarga terutama pada pasien yang
mengalami nyeri pasca melahirkan pada masa nifas,.
Referensi:
Abdel, H., Mostafa, R., & Mourad, M. Y. H. (n.d.). Effect of Progressive Muscle
Relaxation technique on postpartum afterpains intensity among multiparous
women. 24(4).
Ayaz-alkaya, S. (2020). The effect of progressive muscle relaxation on the
postpartum depression risk and general comfort levels in primiparas. December
2019, 1–8. https://doi.org/10.1002/smi.2921