Anda di halaman 1dari 9

BAB III

ANALISA EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

III.1 Definisi EBN


Evidence Based Nursing didefinisikan sebagai sintesis dan penggunaan
temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian randomized control trial
(Estabrook, 2004 dalam Wood dan Haber, 2006). Menurut Sackeett, et al (2009) EBN
adalah sebagai suatu sintesis dan penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis
penelitian termasuk randomized control trial, penelitian deskriptif, informasi dari
laporan kasus dan pendapat pakar. Pendapat lain dari Dharma (2011) mendefinisikan
EBN sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil penelitian terbaik
yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang digunakan sebagai dasar dalam
praktik keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima layanan keperawatan.

III.2 Tujuan Evidence Based Nursing (EBN)


Dharna (2011) berpendapat penggunaan hasil penelitian pada tatanan praktik
keperawatan bertujuan untuk :
a. Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktik
keperawatan fenomena yang didapat dari pengalaman klinik masih harus
dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya secara ilmiah dan fakta ilmiah.
Inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam praktik keperawatan
(evidence based nursing practice). Perawat yang memiliki pengalaman
kemudian melakukan tindakan keperawatan atas dasar fakta ilmiah akan
menghasilakan asuhan keperawatan yang berkualitas.
b. Memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh penerapan
prinsip-prinsip ilmiah (scientific method) yang relevan dan terkini (up to
date). Dengan menerapkan evidence based nursing practice atau praktik
keperawatan dilandasi bukti ilmiah, memberikan bukti bahwa praktik
keperawatan dilandasi oleh dasar ilmu pengetahuan yang didapat melalui
penelitian.
c. Melatih kemampuan perawat untuk berfikir kritis dan rasional terhadap
suatu fenomena atau masalah penerapan EBN secara tidak langsung akan
melatih kemampuan berfikir kritis dan rasional seorang perawat dalam
menghadapi suatu masalah fenomena. Ketika menghadapi suatu masalah
atau menemukan suatu fenomena perawat mengeksplorasi berbagai
sumber ilmiah untuk mengetahui gambaran permasalahan atau fenomena
dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
d. Sebagai salah satu ciri dan praktik keperawatan profesioanal Evidence
Based Nursing Practice merupakan suatu cara untuk membuktikan bahwa
perawat adalah profesional.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, tujuan akhir dari
penerapan EBN adalah meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
EBN yang merupakan suatu cara untuk mencapai indikator-indikator
kualitas pelayanan keperawatan.
f. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya,
efektifitas penerapan hasil penelitian dalam praktik keperawatan melalui
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi dijadikan untuk
menyusun pertanyaan penelitian berikutnya untuk topik yang relevan.

III.3 Tahapan Evidence Based Nursing Practice


Secara umum terdapat 4 komponen dalam penerapan EBN menurut Dharma
(2011) meliputi :
a. Telaah dan sintesis hasil penelitian
b. Implementasi
c. Evaluasi efektifitas penerapan EBN terhadap pelayanan pasien
d. Pertimbangan terhadap konteks dimana hasil penelitian diterapkan yang
mencakup keterlaksanaan berdasarkan aspek pembiyaan, sumber daya
manusia yang terlibat dalam penerapan EBN, ketersediaan fasilitas
pendukung dan kebijakan institusi.
Banyak model yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk melakukan
EBN. Berikut tahapan dalam pelaksanaan EBN menurut model IOWA :
1. Memilih topik EBN
Dalam memilih topik EBN perlu mempertimbangkan kesesuaian antara
topik yang diajukan dengan kebutuhan dan kemampuan institusi. Topik
EBN yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan institusi akan
mendapatkan dukungan dari pimpinan dari pihak lain yang terkait.
Dalam penelitian ini topik yang dibahas adalah “efektifitas terapi relaksasi
benson terhadap pengontrolan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
di PSTW Ciracas”.
2. Membentuk TIM
Setelah penentuan topik EBN, tahap selanjutnya adalah membentuk TIM
atau kelompok kerja yang terlibat dalam pelaksanaan EBN. Tim ini
bertanggung jawab dalam mengembangkan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi pelaksanaan EBN. Penentuan anggota tim yang terlibat
dalam pelaksanaan EBN sangat tergantung pada topik EBN. Berdasarkan
topik EBN, tim dapat beranggotakan berbagai disipilim atau hanya
beranggotakan perawat profesional pada suatu area keperawatan. Tugas
awal dari EBN adalah menyusun pertanyaan EBN. Topik yang
sebelumnya ditetapkan kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan klinik.
Pertanyaan yang jelas akan mempermudah tim dalam menspesifikkan tipe
pasien, jenis intervensi, outcome dan desain penelitian yang relevan
dijadikan sebagai rujukan (Alderson, Green dan Hingginis, 2003 dalam
Wood dan Harber, 2006). Metode yang dapat digunakan untuk
merumuskan pertanyaan EBN adalah metode yang dikenal dengan
istilah PICO yaitu P: Patient/population/problem (gambaran
sekelompok pasien yang memiliki masalah), I: Intervention/treatment
(intervensi atau prosedur utama),C: Comprasion Intervention/treatment
(intervensi alternatif atau standar yang dibandingkan dengan intervensi
utama), O: Outcome (hasil yang diharapkan). Dalam penelitian EBN
kali ini dibutuhkan kerjasama team dari berbagai macam pihak agar
dapat terlaksana dengan baik. Pihak-pihak yang akan bekerja sama
dalam team meliputi para lansia yang mengidap penyakit hipertensi di
PSTW Ciracas.
3. Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan
Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan dilakukan dengan
mengeksplorasi berbagai referensi seperti publikasi hasil penelitian,
laporan hasil penelitian dan buku teks. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan jawaban dari pertanyaan dan menentukan intervensi yang
paling tepat untuk diterapkan.
4. Melakukan kritik jurnal
Kritik jurnal merupakan tahapan penting dalam EBN. Pada tahap ini hasil
penelitian yang akan dijadikan rujukan ditelaah kelayakannya dan
dianalisis apakah menggambarkan fakta sebenarnya.
5. Sintesis hasil penelitian
Sintesis penelitian ini adalah suatu proses mengintegritasikan beberapa
hasil penelitian yang dianggap memenuhi unsure validitas, kepentingan
dan kemampulaksanaan untuk menghasilkan suatu temuan baru yang akan
diterapkan sebagai evidence based nursing practice (EBN). Dalam
menentukan hasil penelitian yang akan disintesis harus
mempertimbangkan kemiripan karakteristik sampel dengan populasi
pasien dan relevan penelitian denga karakteristik sampel dengan populasi
pasien dan relevansi penelitian dengan topik pertanyaan EBN.
6. Uji coba intervensi
Setelah seluruh hasil penelitian yang mendukung ditelaah dan disintesis,
tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba intervensi atau prosedur
baru. Uji coba sangat penting dilakukan sebelum mengimplementasikan
EBN sebagai suatu prosedur tetap di institusi.
7. Menetapkan perubahan baru
Setelah mengevaluasi hasil pilot project penerapan EBN, tahap
selanjutnya adalah menetapkan perubahan baru di institusi. Penetapan
perubahan baru harus diikuti dengan upaya untuk mempertahankan dan
membudayakan intervensi baru dalam praktik keperawatan.
8. Desiminasi hasil
Tahap akhir adalah desiminasi hasil kepada seluruh unsrue yang terlibat
dalam penerapan EBN (Dharma, 2011). Hasil dari penelitian EBN akan
di presentasikan dalam bentuk seminar.

III.4 Masalah Klinik (PICO)

Problem (P) Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh


praktisi pada lima pasien di PSTW Ciracas menunjukkan
terjadi penurunan tekanan darah. Mereka mengatakan
bahwa tekanan darah disembuhakan dengan istirahat saja
dan beberapa pasien menjelaskan mengkonsumsi obat-
obatan jika kondisinya sudah tidak dapat ditoleransi oleh
tubuhnya. Obat-obatan yang dikonsumsi seperti captropil,
selain itu mengkonsumsi makanan bergaram yang
berlebihan dapat dihindari guna mencegah terjadinya
komplikasi.

Intervention (I) Intervensi yang digunakan dalam penerapan EBN ini


untuk mengontrol tekanan darah pada lansia di PSTW
Ciracas adalah dengan menggunakan terapi relaksasi
benson sambil mendengarkan murrotal Al-Qur’an selama
2 kali seminggu.

Comporison (C) Berdasarkan hasil studi lapangan, standar operasional


prosedur (SOP) terapi relaksasi benson di PSTW Ciracas
belum ada, sehingga SOP dalam penerapan EBN ini tidak
ada pembandingnya. Hal tersebut dikarenakan PSTW
Ciracas tersebut belum pernah menerapkan tehnik
relaksasi benson sebelumnya, khususnya pada lansia yang
mengalami gangguan tekanan darah.

Output (O) Hasil akhir dari penerapan EBN dengan tehnik relaksasi
benson ini diharapkan dapat dijadikan SOP di PSTW
Ciracas sehingga hipertensi atau tekanan darah tinggi
pada lansia dapat menurun.

III.5 Penelusuran Literatur


Penelusuran literatur dilakukan dengan menggunaan elektronik yaitu Google
Scholar, Nature, Proquest dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan yaitu
relaxation benson, hypertension, relaksasi benson, hipertensi dan tekanan darah
tinggi.
a. Jurnal Utama
Penerapan EBN dengan judul “Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson dan
Murottal Al-Qur’an Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Primer” yang dilakukan oleh Laras,Yesi, dan Juniar (2015), yaitu dengan
memberikan intervensi berupa terapi relaksasi benson dan murtottal al-
qur’an untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi.
Metode yang digunakan adalah rancangan penelitian Quasi experiment
dengan pendekatan nonequivalent control group yang dibagi menjadi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini
adalah semua pasien yang menderita hipertensi primer dengan sampel
sebanyak 30 responden diman dibagi ke dalam 15 responden kelompok
eksperimen dan 15 responden kelompok kontrol. Analisa data hasil
penelitian menggunakan uji Chi-Square yang digunakan untuk
mengevaluasi uji homogenitas.
b. Jurnal Tambahan
1. Penerapan EBN dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan
Sesudah Terapi Relaksasi Benson Pada Pasien Hipertensi” yang
dilakukan oleh Dewi dan Mamat (2016) penelitian ini menggunakan
studi eksperimental khususnya eksperimen semu dengan bentuk
rancangan one group pretest-postes. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien yang menderita hipertensi yang berjumlah
245 orang dengan tehnik yang digunakan dalam penentuan sampel
untuk penelitian ini secara straffied random sampling dengan
jumlah sampel 71 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk menguji
hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji beda sampel
berpasangan (paired sample T-test). Berdasarkan hasil penetilian ini
terjadi penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi setelah
diberikan terapi relaksasi benson dengan selisih rata-rata tekanan
darah sistolik 9,0 2 mmHg dan tekanan darah diastolik 2,375 dari
rata-rata tekanan darah sebelumnya. Perbedaan tekanan darah
sebelum dan sesudah relaksasi Benson menunjukkan perbedaan
yang signifikan dengan nilai p=0,0001 (<0,05).
2. Penerapan EBN dengan judul “ Relaksasi Benson Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Daerah Kudus” yang
dilakukan oleh Sukarmin dan Rizka (2015), jenis penelitian ini
adalah quasi eksperimen dengan pre and post control group design .
jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 3 2 responden yang dibagi
kedalam dua kelomopok yaitu 16 responden kelompok intervensi
dan 16 responden kelompok intervensi dengan menggunakan rumus
sampel berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok
intervensi terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada
kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
3. Penerapan EBN dengan judul “Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi” yang
dilakukan oleh Salafudin dan Sri (2015), penelitian ini termasuk
kedalam jenis penelitian Pre Eksperimental Design dengan
menggunakan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest
Design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
lansia yang menderita hipertensi dengan jumlah 39 lansia. Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling dengan metode purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang
signifikan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan tehnik
relaksasi benson pada responden didapatkan tekanan darah sistolik
dengan nilai ZmmHg -4,689 dan nilai Asymp.sig 0,000 (nilai p), maka
p<0,005, dan tekanan darah diastolik dengan nilai Z mmHg 4,021 dan
nilai Asymp.sig 0,000 (nilai p) maka p<0,05. Berarti Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya ada pengaruh tehnik relaksasi benson
terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.

III.6 Analisa Penerapan di Pelayanan Kesehatan


Analisa literatur mengenai intervensi keperawatan untuk menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat.
Dukungan dari tim medis lainnya sangat diperlukan dalam melakukan intervensi
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien yang mengalami hipertensi sehingga
terlaksana dengan baik. Strategi yang tepat dalam memanfaatkan peluang dalam
penerapan EBN dengan melakukan analisis SWOT yaitu sebagai berikut :
a. Strength (Kekuatan)
Panti Sosial Tresna Werdha Ciracas memiliki fasilitas yang cukup
memadai untuk menerapkan terapi relaksasi benson. Pihak panti dan
perawat sangat mendukung penelitian yang akan dilakukan peneliti. Pihak
panti mengatakan hal ini sangat baik untuk dilaksanakan karena untuk
melakukan proses peningkatan dalam pemberian asuhan keperawatan dan
dapat menjadi bahan masukan yang baik untu panti. Dengan dukungan
dari pihak panti dalam melakukan intervensi pemberian terapi relaksasi
benson diharapkan akan terlaksana dengan baik.
b. Weakness (Kelemahan)
Perawat panti mengatakan tidak tersedianya SOP dan pelatihan dalam
pemberian terapi relaksasi benson sehingga tidak dilakukannya pemberian
terapi relaksasi benson tersebut.
c. Opportunity (Peluang)
Adanya mahasiswa profesi ners UPNVJ yang sedang melakukan
penelitian diharapkan menjadi agen baru dalam keperawatan komunitas
khususnya dalam pemberian terapi relaksasi benson. Sikap terbuka yang
diberikan pihak panti beserta perawat sangat bermanfaat sebabagi upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
d. Thearths (Ancaman)
PSTW Ciracas merupakan panti yang paling banyak lansia yang mengidap
penyakit kejiwaan, kemungkinan akan lebih sulit untuk mengkaji para
lansia dan dikahwatirkan lansia tersbeut menjadi tidak kooperatif saat
pemberian terapi relaksasi benson untuk menurunkan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai