Oleh :
NI MADE WIWIN VIRNA AGUSTA
P07120015029
oleh :
NI MADE WIWIN VIRNA AGUSTA
NIM. P07120015029
i
LEMBAR PERSETUJUAN
N.L.P Yunianti SC, S.Kep., Ns., M.Pd Dra. Pt. Susy Natha Astini, S.Kep., Ns., M.Kes
NIP. 196906211994032002 NIP. 195601021981032001
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TIM PENGUJI :
1. I Ketut Labir, SST., S.Kep., Ns., M.Kes (Ketua) (…………………...)
NIP. 196312251988021001
3. N.L.P Yunianti SC, S.Kep., Ns., M.Pd (Anggota II) (......... .............……)
NIP. 196906211994032002
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Denpasar, 2018
Yang membuat pernyataan
Meterai
60000
iv
DESCRIPTION OF NURSING CARE IN WITH NUTRITIONAL
DEFICIT AT CHILDREN DIARRHEA
YEAR 2018
ABSTRACT
Diarrhea is one of the infectious diseases were a major health problem, especially
infants because morbidity is still high can potentially lead to death. Each year in
Indonesia 100 thousand children under five died of diarrhea. One of the problems
that arise in children nursing diarrhea that nutritional deficits. Nutritional deficits
are nutritional intake is insufficient to meet metabolic demands. Child nutrition
namely diarrhea deficit decreased appetite (81.1%). This study aims to describe
nursing care in pediatric patients with diarrhea nursing problems nutritional deficits
in Space Jempiring hospitals Bangli. This type of research is descriptive using
observation data collection techniques documentation. Number of subjects that 2
document. The results showed the study documents one and two infants, both the
data subjects lost weight. Nursing diagnoses were formulated in the document of
the babies and infants just focus on two main issues not formulate the diagnosis of
nutritional deficits. Interventions at the first and second baby documents there are
similarities. Implementation is done on the first and second baby document in
accordance with the two interventions have been planned. The evaluation results
using SOAP technique. The results showed some differences theories presented by
researchers of the study to evaluate nursing. Diagnosis formulation is expected
based on the data obtained in the study focus.
v
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE DENGAN
DEFISIT NUTRISI DI RUANG JEMPIRING RSUD BANGLI
TAHUN 2018
ABSTRAK
Diare merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan
utama terutama balita karena angka kesakitan yang masih tinggi berpotensi dapat
menyebabkan kematian. Setiap tahun di Indonesia 100 ribu balita meninggal dunia
karena diare. Salah satu masalah keperawatan yang muncul pada anak diare yaitu
defisit nutrisi. Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme. Anak diare mengalami defisit nutrisi yaitu
penurunan nafsu makan (81,1%). Penelitian bertujuan mengetahui gambaran
asuhan keperawatan pada pasien anak diare dengan masalah keperawatan defisit
nutrisi di Ruang Jempiring RSUD Bangli. Jenis penelitian adalah deskriptif
menggunakan teknik pengumpulan data observasi dokumentasi. Jumlah subyek
yaitu 2 dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan pengkajian pada dokumen bayi
satu dan dua, data subyek keduanya mengalami penurunan berat badan. Diagnosa
keperawatan yang dirumuskan pada dokumen bayi satu dan bayi dua hanya
berfokus pada masalah utama tidak merumuskan diagnosa defisit nutrisi. Intervensi
yang dilakukan pada dokumen bayi satu dan dua terdapat persamaan. Implementasi
yang dilakukan pada dokumen bayi satu dan bayi dua sesuai dengan intervensi yang
telah direncanakan. Hasil evaluasi menggunakan teknik SOAP. Hasil penelitian
menunjukkan adanya beberapa perbedaan teori yang disampaikan peneliti dari
pengkajian sampai evaluasi keperawatan. Perumusan diagnosa diharapkan
berdasarkan data fokus yang diperoleh pada pengkajian.
vi
RINGKASAN PENELITIAN
vii
Diare tidak hanya dapat menyebabkan defisit nutrisi tetapi juga dapat
menyebabkan komplikasi. Diare dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu makan
dan gangguan pencernaan yang menyebabkan menurunnya absorbsi zat-zat nutrisi
dalam tubuh sehingga menimbulkan malnutrisi. (Sampul, Ismanto, & Pondaag,
2015).
Penyebab utama diare adalah beberapa kuman usus penting, yaitu rotavirus,
Escherichia coli, shigella, cryptosporidium, vibrio cholerea, dan salmonella. Diare
dapat menyebabkan hal-hal seperti kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi),
hipoglikemia, gangguan gizi, gangguan sirkulasi, dan komplikasi. Masalah
keperawatan yang sering muncul pada anak diare yaitu resiko tinggi kekurangan
volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara intake dan output,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi
usus dengan mikroorganisme, dan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
iritasi disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB. Sewaktu anak menderita diare,
konsistensi BAB cair dan muntah akan menjadi lebih sering, sehingga
menyebabkan terjadinya defisit nutrisi yang mengakibatkan terjadinya penurunan
berat badan. Defisit nutrisi dan status gizi pada anak masih menjadi masalah
kesehatan utama di dunia. Keadaan defisit nutrisi akan dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Sebaliknya, penyakit
infeksi juga dapat mempengaruhi defisit nutrisi karena asupan makanan yang
menurun, malabsorpsi, dan katabolisme tubuh meningkat (Rosari et al., 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan
pada pasien anak diare dengan masalah keperawatan defisit nutrisi.
Jenis penelitian adalah deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data
observasi dokumentasi. Jumlah subyek yang digunakan yaitu 2 dokumen. Hasil
penelitian ini menunjukkan pengkajian pada dokumen bayi satu dan dua data
subyek sama-sama mengalami penurunan berat badan. Diagnosa keperawatan yang
dirumuskan pada dokumen bayi satu dan bayi dua hanya berfokus pada masalah
utama tidak merumuskan diagnosa defisit nutrisi. Intervensi yang dilakukan pada
dokumen bayi satu dan dua terdapat persamaan. Implementasi yang dilakukan pada
dokumen bayi satu dan dua sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan. Hasil
viii
evaluasi menggunakan teknik SOAP. Hasil penelitian menunjukkan adanya
beberapa perbedaan teori yang telah disampaikan peneliti baik dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penelit panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan pada Anak Diare
dengan Defisit Nutrisi di Ruang Jempiring RSUD Bangli tahun 2018” tepat
waktu dan sesuai dengan harapan. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu
Jurusan Keperawatan.
Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha peneliti
sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
2. Bapak Direktur RSUD Bangli yang telah memberikan izin dalam pengambilan
serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.
4. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III yang telah
x
5. Ibu N.L.P Yunianti SC, S.Kep., Ns., M.Pd, selaku pembimbing utama yang
6. Ibu Dra. Putu Susy Natha Astini, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku pembimbing
ini.
8. Orang tua serta keluarga peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
pemikiran ke dalam karya tulis ilmiah ini, namun dengan segala keterbatasan
tentunya masih banyak ditemukan hal-hal yang masih harus dperbaiki. Kemajuan
selalu menyertai segala sisi kehidupan menuju ke arah yang lebih baik, karenanya
sumbang saran yang konstruktif sangat peneliti harapkan dan semoga karya tulis
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
RINGKASAN PENELITIAN ............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
A. Konsep Dasar Diare .......................................................................................... 8
1. Pengertian diare ........................................................................................... 8
2. Penyebab diare ............................................................................................ 8
3. Manifestasi klinis ........................................................................................ 9
4. Pemeriksaan penunjang............................................................................... 9
5. Masalah yang lasim muncul ...................................................................... 10
6. Discharge planning.................................................................................... 10
B. Konsep Dasar Defisit Nutrisi Pada Anak Diare .............................................. 11
1. Pengertian nutrisi ...................................................................................... 11
2. Tanda dan gejala ....................................................................................... 12
3. Macam-macam nutrisi ............................................................................... 13
4. Kebutuhan nutrisi pada anak diare ............................................................ 18
5. Penyebab kekurangan nutrisi pada pasien anak diare ............................... 20
xii
6. Metode pengkajian nutrisi ......................................................................... 20
C. Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.............................................................................................................. 21
1. Pengkajian ................................................................................................. 21
2. Diagnosa keperawatan .............................................................................. 23
3. Intervensi keperawatan.............................................................................. 23
4. Implementasi keperawatan ........................................................................ 25
5. Evaluasi keperawatan ................................................................................ 27
BAB III : KERANGKA KONSEP ....................................................................... 28
A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 28
B. Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 29
BAB IV : METODE PENELITIAN ..................................................................... 31
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 31
C. Subyek Studi Kasus ........................................................................................ 32
D. Fokus Studi Kasus ........................................................................................... 32
E. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 33
F. Metode Analisis Data ...................................................................................... 34
G. Etika Studi Kasus ............................................................................................ 34
BAB V : HASIL STUDI DOKUMENTASI DAN PEMBAHASAN .................. 36
A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data .............................................................. 36
B. Hasil Pengamatan ............................................................................................ 36
C. Pembahasan ..................................................................................................... 44
D. Keterbatasan.....................................................................................................51
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 52
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan dan perkembangan mulai dari bayi hingga remaja. Masa anak dimulai
dari bayi (0-1 tahun), usia bermain toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun),
usia sekolah (5-11 tahun), remaja (11-18 tahun). Rentang antara anak yang satu
dengan yang lainnya berbeda karena pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang
anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku social
(Hidayat, 2008).
Negara berkembang adalah diare. Diare merupakan salah satu penyakit menular
yang menjadi masalah kesehatan utama masyarakat terutama balita karena angka
kesakitan yang masih tinggi yang berpotensi dapat menyebabkan kematian, apabila
penyerapan dan sekresi dari saluran pencernaan, dipengaruhi oleh fungsi kolon dan
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB lebih dari
3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau
lendir. Hasil Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan
periode pravelensi nasional diare adalah 3,5% dengan rentang 4,2%-18,9%. Data
nasional menyebutkan setiap tahun di Indonesia 100 ribu balita meninggal dunia
karena diare. Artinya setiap hari ada 273 balita meninggal dunia dengan sia-sia
sama dengan 11 jiwa meninggal setiap jamnya atau 1 jiwa meninggal setiap 5,5
menit akibat diare. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh
(10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten
(8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali tahun 2013 Insiden
diare balita menurut karakterisik tertinggi pada kelompok umur 12-23 bulan
(10,9%). Lima kabupaten/kota di Bali dengan insiden diare tertinggi pada balita
adalah Buleleng (7,6%), Bangli (6,9%), Klungkung (6,6%), Jembrana (6,2%), dan
Provinsi Bali, 2013). Berdasarkan hasil data yang didapat di RSUD Bangli di Ruang
kejadian diare. Pada tahun 2016 jumlah pasien diare yakni 24 orang dengan
kelompok umur 0-5 tahun sejumlah 15 orang dan pada tahun 2017 jumlah pasien
diare yakni 62 orang dengan kelompok umur 0-5 tahun sejumlah 30 orang.
Buaya Kecamatan Koto Tengah Kota Padang ditemukan penderita anak diare
sebagian besar mengalami demam (70,3%) dan defisit nutrisi yaitu penurunan nafsu
Diare tidak hanya dapat menyebabkan defisit nutrisi tetapi juga dapat
2
Penyebab utama diare adalah beberapa kuman usus penting, yaitu rotavirus,
dapat menyebabkan hal-hal seperti kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi),
keperawatan yang sering muncul pada anak diare yaitu resiko tinggi kekurangan
intake yang tidak adekuat, resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi
iritasi disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB. Sewaktu anak menderita diare,
konsistensi BAB cair dan muntah akan menjadi lebih sering, sehingga
berat badan,selain itu orang tua yang merasa khawatir cenderung akan mengurangi
atau menghentikan makanan yang diberikan kepada anaknya karena takut diare atau
muntahnya akan bertambah hebat, sehingga sebagai alternatif orang tua hanya
memberikan air teh atau susu. Dalam keadaan anak menderita diare seringkali
makanan diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik sehingga
Defisit nutrisi dan status gizi pada anak masih menjadi masalah kesehatan
utama di dunia. Keadaan defisit nutrisi akan dapat meningkatkan risiko terkena
penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Sebaliknya, penyakit infeksi
juga dapat mempengaruhi defisit nutrisi karena asupan makanan yang menurun,
3
Status gizi dan defisit nutrisi memiliki hubungan yang erat dengan kejadian
diare akut pada anak. Selain merupakan komplikasi status gizi buruk juga
merupakan faktor penyebab diare yang sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang
diberikan pada saat mengalami diare (Primayani, 2009). Nutrisi merupakan salah
yang tidak seimbang seperti tidak nafsu makan. Di samping itu pada anak sakit
Hubungan Diare dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang, sebanyak (18,9%) balita mengalami status gizi kurang
lebih banyak terjadi pada balita diare dibandingkan dengan balita tidak diare
sebanyak (14,8%).
Kebutuhan nutrisi pada anak diare merujuk pada kebutuhan normal sesuai
perhitungan BB ideal. Intervensi gizi dan dietetic untuk diare pada anak sangat
variatif dan individual dengan pertimbangan klinis dan kemampuan serta toleransi
saluran cerna tiap kondisi. Pemberian makanan padat mulai disesuaikan dengan
kemampuan dan kondisi klinis anak setelah rehidrasi secara bertahap dan sesuai
dengan usia anak. Pada bayi dapat diberikan makanan dalam bentuk lumat , seperti
bubur susu, buah, dan biscuit yang dihaluskan dengan air atau susu, atau nasi tim
4
Tingginya kasus diare dan komplikasinya yang dapat mengakibatkan
petugas kesehatan termasuk untuk menurunkan angka kejadian diare. Perawat dapat
dilakukan pada pasien anak diare dengan masalah keperawatan defisit nutrisi yaitu
berfokus pada keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, nafsu makan
kurang, mual dan muntah. Pemeriksaan fisik pada abdomen dapat ditemukan
keadaan perut kembung dan terjadinya diare. Masalah keperawatan yang menjadi
prioritas adalah defisit nutrisi (Susilaningrum et al., 2013). Salah satu intervensi
keperawatan terhadap pasien dengan masalah keperawatan defisit nutrisi pada anak
mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin, tetapi tidak menimbulkan
diare kembali (Ngastiyah, 2005). Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas
peneliti tertarik untuk menyajikan studi kasus dalam bentuk karya tulis ilmiah
dengan judul Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Diare Dengan
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengobservasi data objektif dan data subjektif pada pasien anak Diare
Diare
defisit nutrisi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi Peneliti
memberikan asuhan keperawatan defisit nutrisi pada pasien anak diare dan
6
b. Bagi ilmu pengetahuan
nutrisi.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
peningkatan inovasi dalam asuhan keperawatan pada pasien anak diare dengan
Sebagai media informasi keluarga tentang defisit nutrisi pada anak diare.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian diare
Diare buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200
perubahan jumlah, konsistensi, frekuensi, dan warna dari tinja (Ridha, 2014).
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB lebih dari
3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau
2. Penyebab diare
a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan,
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), manifestasi klinis dari diare adalah :
a. Diare akut
2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa
3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut.
4) Demam.
b. Diare kronik
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan tinja
asam basa
9
5. Masalah yang lasim muncul
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), adapun masalah yang lazim muncul pada
diare adalah :
kapiler
6. Discharge planning
a. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman (oralit).
kulit tidak elastis, membrane mukosa kering) dan segera dibawa kedokter.
10
B. Konsep Dasar Defisit Nutrisi Pada Anak Diare
1. Pengertian nutrisi
Gizi berasal dari bahasa Arab giziawi yang berarti nutrisi. Nutrisi adalah
subtansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat
yang berasal dari makanan. Karena itu manusia memerlukan asupan makanan untuk
tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya
(Tarwoto, 2004).
penyakit yang berdampak malnutrisi. Tubuh butuh energi untuk aktivitas sehingga
dibutuhkan intake nutrisi yang tepat dan mencukupi. Nutrient merupakan elemen
penting dalam proses dan fungsi tubuh. Nutrient mencakupi karbohidrat, protein,
Defisit nutrisi pada diare adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk
11
2. Tanda dan gejala
a. Mayor
1) Subjektif
(tidak tersedia)
2) Objektif
b. Minor
1) Subjektif
b) Kram/nyeri abdomen
2) Objektif
e) Sariawan
h) Diare
12
3. Macam-macam nutrisi
a. Karbohidrat
(kkal). Karbohidrat disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan
yaitu:
a) Sereal dan makanan yang terbuat dari serealia. Contohnya gandum, beras,
jagung.
d) Buah-buahan
e) Buah menggandung 5% - 10% gula, makin manis rasa buah makin tinggi
kandungan gulanya.
f) Susu
Susu memiliki kandungan gula laktosa. Akan tetapi, keju dan mentega yang
2) Fungsi karbohidrat
16 kJ (3,75 kkal).
13
energi lebih besar daripada pengeluaran, kelebihan makanan akan di ubah
harus di sediakan sebagai sumber energi akan lebih besar dari biasanya.
b. Protein
Protein merupakan kelompok nutrisi yang paling penting bagi makhluk hidup.
dan oksigen yang mirip dengan lemak dan karbohidrat (Mubarak & Chayatin, 2009)
sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan
bebentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam
tubuh tetapi harus didapat dari makanan (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Sumber protein dalam susunan makanan menurut Mubarak & Chayatin (2008),
yaitu:
2) Fungsi Protein
14
b) Sumber energy
Kelebihan protein dapat digunakan sebagai sumber energy, dan setiap 1 gram
c. Lemak
Lemak adalah sumber energi paling besar, 1 gram lemak akan menghasilkan
9 kilokalori (kkal). Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan
tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses
1) Fungsi lemak dalam makanan menurut Mubarak & Chayatin (2008), yaitu:
a) Sumber energy
Menurut Mubarak & Chayatin (2008), sumber lemak dalam makanan meliputi
daging, ikan, mentega, margarin, telur, susu, krim, keju, makanan panggang,
minyak dan lemak untuk memasak serta makanan lain misalnya es krim, cokelat,
kembang gula, biji-bijian, dan kuah salad. Sayuran juga mengandung sedikit lemak,
d. Vitamin
tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat (Mubarak & Chayatin, 2008).
15
1) Jenis-jenis vitamin
yaitu:
a) Vitamin larut-lemak
(1) Vitamin A (Retinol) terdapat pada wortel, hati, mentega, susu dan margarin.
(2) Vitamin D (kolekalsiferon) terdapat pada minyak ikan, telur, mentega, hati, keju
dan juga susu. Fungsi vitamin D adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
tulang dan gigi, membantu absorbsi kalsium dari usus serta penyerapan kalsium
(3) Vitamin E terdapat pada biji gandum, sayuran hijau, dan minyak sayur. Fungsi
(4) Vitamin K terdapat pada sayuran hijau, hati dan kacang kedelai. Fungsi vitamn
b) Vitamin larut-air
(1) Vitamin B meliputi tiamin (vitamin B1) yang berbentuk padat, bewarna putih,
dan larut dalam air. Banyak ditemukan pada biji-bijian serealia, kentang, kapri,
16
buncis, susu, dan roti tawar. Riboflavin (vitamin B2) yang bewarna kuning dan
larut dalam air dan banyak ditemukan pada keju, hati, ginjal, telur, susu, daging,
kentang, dan sayuran hijau. Asam nikotinat berbentuk padat bewarna putih
berbentuk Kristal dan larut dalam air serta banyak ditemukan pada khamir,
daging, ikan, keju, sayuran, kacang-kacangan, serealia, telur, kentang dan bir.
(2) Vitamin C (asam askorbat) berwarna putih, berbentuk Kristal dan sangt larut
dalam air. Vitamin ini banyak sekali ditemukan pada sayuran dan buah-buahan
terutama jaringan ikat serta membantu absorbsi zat besi dalam usus halus.
e. Mineral
Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen, dan
nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada makanan terdapat dalam bentuk garam-
1) Jenis-jenis mineral
Menurut Mubarak & Chayatin (2008), mineral terdiri atas 5 unsur yaitu:
dalam sel. Kalsium terdapat dalam banyak jenis makanan, terutama sayuran dan
b) Zat besi utama adalah hati dan ginjal. Selain itu terdapat pada makanan seperti
puding hitam, cokelat, treacle hitam (sirup gula yang terkristalisasi), kerang,
c) Natrium dan klorin terdapat dalam ion dan cairan di sekitar sel tubuh. Kedua
17
d) Fosfor penting untuk peyusunan tulang serta gigi dan pelepasan energi. Fosfor
e) Iodin terdapat dalam susunan makanan yang meliputi ikan laut, rumput laut,
f. Air
Air merupakan sumber kehidupan yang utama bagi makhluk hidup di samping
oksigen. Manusia dapat bertahan hidup beberapa minggu tanpa makan, tetapi hanya
sanggup bertahan beberapa hari hari tanpa mengkonsumsi cairan. Air meliputi 60%
- 70% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi. Pada individu
dewasa rata- rata membutuhkan minum 6-8 gelas air per hari. Fungsi air adalah
untukmembantu proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol
jika pasien juga menderita muntah-muntah atau diare lama, keadaan ini
lekas tercapai bahkan dapat timbul komplikasi. Pasien yang sering menderita diare
atau menderita diare kronis seperti pasien malabsorpsi akhirnya dapat menderita
MEP.
18
Untuk mencegah kurangnya masukan nutrisi dan membantu menaikkan daya
tahan tubuh, pasien diare harus segera diberikan makanan setelah dehidrasi teratasi
dan makanan harus mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin tetapi
tidak menimbulkan diare kembali. Bayi yang masih minum ASI selama diare
walaupun bayi tersebut dirawat dan dipasang infus setelah keadaan tidak terlalu
lemah, ASI harus diberikan terus. Jika bayi tidak minum ASI diberikan susu yang
cocok.
umumnya anak di atas 1 tahun dan sudah makan biasa, dianjurkan makan bubur
tanpa sayuran pada hari-hari masih diare (boleh bubur pakai kecap dengan telur asin
jika bukan karena telur anak diare) dan minum teh. Hari esoknya jika defekasinya
telah membaik boleh diberi wortel, daging yang tidak berlemak. Jika anak tidak
dapat meninggalkan susu (orangtua seringkali mengatakan anaknya tidak mau tidur
jika tidak minum susu) boleh diberi tetapi diencerkan dahulu misalnya hari pertama
1/3, hari kedua 2/3 dan jika defeksi tetap baik boleh penuh pada hari berikutnya.
diare sebenarnya jumlah kalori perlu ditambah 30% dan protein juga dinaikkan,
protein yang diperlukan anak pada umumnya adalah 2,5 g/kgBB/hari perlu
ditambah menjadi 3-4 g/kgbb/hari. Di samping itu anak perlu diberikan banyak
19
5. Penyebab kekurangan nutrisi pada pasien anak diare
diare adalah penurunan nafsu makan yang di tandai dengan mual, muntah, hal ini
disebabkan karena:
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntahnya
akan bertambah hebat, sehingga orang tua hanya sering memberikan aie teh
saja.
yang lama
c. Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik
energy, dengan cara mengukur tinggi badan (TB), berat badan (BB), dan lingkar
Pemeriksaan yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa bibir. Metode ini digunakan untuk
20
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu
d. Dietary (D)
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
nutrient dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit.
Nutrisi
Menurut Nursalam et al. (2008), asuhan keperawatan pada anak diare dalam
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama, suku bangsa, alamat, diagnosa
medis
c. Keluhan utama
Meliputi buang air besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare
tanpa dehidrasi) BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang), atau BAB >
10 kali (dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung <14 hari maka diare
tersebut adalah diare akut, sementara apabila berlangsung selama 14 hari atau
21
d. Riwayat kesehatan
meningkat.
b) Tinja makin cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah. Warna tinja
c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya
e) Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai
tampak.
a) Kram abdomen
b) Nyeri abdomen
c) Menghindari makanan
e) Diare
g) Kurang informasi
22
j) Ketidakmampuan memakan makanan
p) Steatorea
d. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa keperawatan
(PPNI, 2017).
3. Intervensi keperawatan
23
Tabel 1.
Intervensi Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare Dengan Defisit Nutrisi Di
Ruang Jempiring RSUD Bangli Tahun 2018
- Tidak nutrisi
5. Kaji adanya alergi 5. Mengetahui faktor
menunjukkan
makanan penyebab defisit
tanda-tanda
nutrisi
dehidrasi,
6. Kolaborasi dengan ahli gizi 6. Mengetahui
elastisitas turgor
untuk menentukan jumlah kebutuhan gizi
kulit baik,
membran kalori dan nutrisi yang pasien
24
(1) (2) (3) (4)
- Berat badan Nutrition Monitoring
ideal sesuai 1. BB pasien dalam batas 1. Mengetahui nilai BB
dengan tinggi normal normal pasien
badan 2. Monitor adanya penurunan 2. Mengetahui
- Mampu berat badan penurunan berat
mengidentifikasi 3. Monitor kulit kering dan badan pasien
kebutuhan perubahan pigmentasi
nutrisi 4. Monitor mual dan muntah 3. Mengetahui adanya
- Tidak ada tanda- 5. Monitor kadar albumin, perubahan
tanda malnutrisi total protein, Hb, dan kadar pigmentasi
- Menunjukkan Ht
7. Mengetahui status
nutrisi pasien
4. Implementasi keperawatan
dari kreteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah rencana
tindakan di susun dan di tunjukkan kepada nursing order untuk membantu pasien
mencapai tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang pasien
hadapi. Tahap pelaksaanaan terdiri atas tindakan mandiri dan kolaborasi yang
25
mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,
tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah di buat dalam intervensi. Adapun
c. Pantau masukan dan keluaran dengan cermat meliputi frekuensi, warna, dan
konsistensi.
p. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral
26
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari
observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah
sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah di buat pada perencanaan
27
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu dan
konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti yang berguna untuk
Proses
keperawatan :
1. Pengkajian Defisit nutrisi Nafsu makan
2. Diagnosa menurun
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi
Penjelasan :
asuhan keperawatan pada anak diare dengan defisit nutrisi. Defisit nutrisi pada anak
diare terjadi karena diare yang menyebabkan frekuensi BAB meningkat sehingga
menyebabkan mual muntah dan nafsu makan menurun. Untuk mengatasi agar tidak
terjadinya defisit nutrisi makan akan diberikan asuhan keperawatan dengan
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Diare
Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang Jempiring Rsud Bangli Tahun 2018
1. Defisit nutrisi pada anak asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi
ideal.
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan atau definisi yang dibuat oleh
peneliti tentang variabel studi yang dirumuskan secara operasional yang digunakan
pada studi kasus dan bukan merupakan definisi konseptual berdasarkan variabel.
29
merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara
(Nursalam, 2008).
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit
tunggal ini dapat berarti satu orang, kelompok penduduk yang terkena suatu
Rancangan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun tetap
biasanya dikaji secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga akan
didapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas. Penelitian ini menggunakan
rancangan studi yaitu Gambaran Asuhan Keperawatan pada Anak Diare dengan
Maret sampai April 2018. Penyusunan studi kasus dimulai pada bulan Januari 2018
sampai dengan bulan Maret 2018. Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan
Studi kasus tidak mengenal populasi dan sampel, namun lebih mengarah
kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek studi kasus dua
klien yang diamati secara mendalam subyek kasus perlu dirumuskan kriteria inklusi
dan eksklusi.
1. Kriteria Inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi
2. Kriteria Eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari masalah yang akan dijadikan
acuan studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah Masalah defisit
32
E. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data
Data yang dikumpulkan dari subjek studi kasus adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/ instansi yang secara
rutin mengumpulkan data diperoleh dari rekam medik pasien (Setiadi, 2013b). Pada
penelitian ini menggunakan data sekunder diperoleh dengan teknik pedoman studi
dokumentasi. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah asuhan
keperawatan pada anak diare untuk mengatasi defisit nutrisi di ruang Jempiring
RSUD Bangli.
(Nursalam, 2016). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap responden penelitian dalam mencari perubahan atau hal-hal yang akan
Oberservasi tersebut dilakukan mulai dari catatan hasil pengkajian sampai evaluasi
33
b. Mengajukan surat permohonan izin penelitian di Direktorat Poltekkes
Kemenkes Denpasar.
e. Melakukan pemilihan subjek studi kasus dan dokumen keperawatan yang sesuai
anak diare untuk mengatasi defisit nutrisi dengan mengambil data dari
dilakukan.
adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Setelah data tersusun
data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data akan disajikan dengan uraian tentang
Pada bagian ini, dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus,
34
persons) yaitu melindungi individu/subyek penelitian yang memiliki keterbatasan
atau kerentanan dari eksploitasi dan bahaya. Pada bagian ini diuraikan tentang
nomor atau kode responden. Semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti.
2. Kemanfaatan (Beneficience).
harus jelas, peneliti yang bertanggung jawab harus mempunyai kompetensi yang
sesuai.
sehingga tidak ada perbedaan perlakukan antara satu subjek dengan subjek yang
lain.
35
BAB V
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli adalah rumah sakit milik
pemerintah Kabupaten Bangli. Letaknya di tengah kota Bangli dengan alamat Jalan
Brigjen Ngurah Rai No. 99x Bangli. Saat ini termasuk dalam katagori tipe B. RSUD
Bangli memberikan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Penelitian yang
dilakukan peneliti dari tanggal 12 April sampai 15 April 2018 di ruang rawat inap
anak yaitu ruang Jempiring. Ruang Jempiring memiliki kapasitas 18 tempat tidur.
Kondisi di ruang Jempiring saat ini baik dan nyaman, ventilasi ruangan baik dan
suasana yang kondusif terdapat ruang untuk tempat bermain. Perawat di ruang
Jempiring ada 12 orang, Bidan 1 orang dan administrasi 1 orang. Perawat di ruang
B. Hasil Pengamatan
berdasarkan fokus studi kasus meliputi asuhan keperawatan pada anak diare dengan
a. Identitas Bayi
Tabel 3
Identitas Bayi Bayi Satu Dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi di Ruang
Jempiring RSUD Bangli tahun 2018
Keterangan Bayi 1 Bayi 2
1 2 3
Tabel 4
Identitas Penanggung Jawab Bayi Satu Dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit
Nutrisi di Ruang Jempiring RSUD Bangli tahun 2018
1 2 3
dengan Bayi
37
1 2 3
Bangli
c. Riwayat Kesehatan
Tabel 5
Riwayat Kesehatan Bayi Satu Dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi Di
Ruang Jempiring RSUD Bangli tahun 2018
Keterangan Bayi 1 Bayi 2
Keluhan Tidak BAK sejak 3 hari, diare sejak 3 Diare frekuensi diare 4x/hari, mual
Utama hari yang lalu frekuensi diare -+ 3x/ muntah >6x/ hari, terdapat sariawan.
hari mual, muntah >10x/hari..
Riwayat Keluarga Bayi mengatakan Bayi tidak Keluarga Bayi mengatakan Bayi diare
kesehatan BAK sejak 3 hari, diare sejak 3 hari sejak 2 hari yang lalu frekuensi diare
sekarang yang lalu frekuensi diare -+ 3x/ hari 4x/hari, mual muntah >6x/ hari,
mual, muntah >10x/hari. Bayi terdapat sariawan. Bayi mengalami
mengalami penurunan nafsu makan. penurunan nafsu makan.
Riwayat Keluarga Bayi mengatakan Bayi Keluarga Bayi mengatakan Bayi tidak
kesehatan sebelumnya tidak pernah di rawat di RS. pernah dirawat di RS. Bayi diberikan
masa lalu Bayi sudah rutin diimunisasi sesuai ASI ekslusif. Bayi sudah rutin
dengan jadwal dan umur. diimunisasi sesuai dengan jadwal dan
umur.
Riwayat Keluarga Bayi mengatakan tidak ada Keluarga Bayi mengatakan tidak ada
Kesehatan riwayat penyakit keluarga, seperti DM, riwayat penyakit keluarga, seperti
Keluarga Hipertensi dan Asma. DM, Hipertensi dan Asma.
d. Data Fisiologis-Psikologis
bayi yang berkaitan dengan bagaimana respon bayi tersebut pada saat perawatan.
38
Tabel 6
Data Fisiologis-Psikologis Bayi Satu Dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi
Di Ruang Jempiring
RSUD Bangli tahun 2018
Keterangan Bayi 1 Bayi 2
1 2 3
Data Fisiologis
Nutrisi dan Keluarga bayi mengtakan Bayi tidak Keluarga bayi mengatakan bayi tidak
Cairan mau makan, terdapat mual dan mau minum ASI, terdapat sariwan,
muntah. Keluarga Bayi mengatakan dan mual muntah. Keluarga Bayi
dalam rentang seminggu terakhir mengatakan dalam rentang seminggu
bayinya mengalami penurunan BB terakhir bayinya mengalami
sebanyak 20% dari berat badan. penurunan BB sebanyak 10% dari
berat badan.
Eliminasi Keluarga bayi mengatakan Bayi BAB Keluarga nayi mengatakan bayi BAB
3 kali dalam sehari, ada masalah >2 kali dalam sehari, ada masalah
dalam proses BAB, konsistensi feses dalam proses BAB, konsistensi cair
cair warna kuning dan bau khas warna kuning dan bau khas feses.
feses. Bayi BAK ± empat sampai Bayi BAK ± empat sampai dengan
dengan enam kali dalam sehari, tidak lima kali dalam sehari, tidak ada
ada masalah dalam proses BAK. masalah dalam proses BAK
Data
Psikologis
Nyeri dan Keluarga bayi mengatakan bayi Keluarga bayi mengatakan bayi
kenyamanan terlihat tidak nyaman karena terlihat tidak nyaman karena
kondisinya. kondisinya.
e. Pengkajian Fisik
bayi pada saat perawatan agar perawat dapat menentukan prioritas masalah pada
bayi.
39
Tabel 7
Pengkajian Fisik Bayi Satu Dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang
Jempiring RSUD Bangli tahun 2018
Keterangan Bayi 1 Bayi 2
1 2 3
1. Umum 1. Keadaan umum : Baik 1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis 2. Kesadaran : Compos Mentis
3. GCS : E4, V5, M6 3. GCS : E4, V5, M6
4. TB/BB : 68 cm/8000 gr 4. TB/BB : 47cm/3900 gr
5. Postur tubuh : Tegak 5. Postur tubuh : Tegak
6. Warna tubuh : Sawo matang 6. Warna kulit : Sawo matang
7. Turgor kulit : kering 7. Turgor kulit : kering
40
1 2 3
jumlah gigi belum lengkap. 2. Palpasi
2. Palpasi Tidak ada massa dan nyeri tekan
Tidak ada massa dan nyeri tekan.
6. Abdomen 1. Inspeksi 1. Inspeksi
Bentuk simetris Bentuk simetris
2. Auskultasi 2. Auskultasi
Terdengar bising usus 35 Terdengar bising usus 32
kali/menit kali/menit
3. Perkusi 3. Perkusi
Terdengar suara timpani Terdengar suara timpani
4. Palpasi 4. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hati/lever. pembesaran hati/lever.
f. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 8
Pemeriksaan Penunjang Bayi Satu dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi Di
Ruang Jempiring RSUD Bangli Tahun 2018
Keterangan Bayi 1 Bayi 2
g. Terapi Medis
Tabel 9
Terapi Medis Bayi Satu Diare Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang Jempiring RSUD
Bangli Tahun 2018
No. Nama obat Rute
2. Ceftriaxone 2 x 400 mg
41
3. Dexametason 3 x 1/3 ampul
4. Ranitidin 2 x ¼ ampul
5. Ondansentron 1 mg IV (K/P)
Tabel 10
Terapi Medis Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang Jempiring RSUD
Bangli Tahun 2018
No. Nama obat Rute
4. Metronidazole 3 x cth ½
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada dokumen bayi satu dan dua dengan
diagnosa medis diare akut dehidrasi berat, perawat tidak mendokumentasikan atau
akan diberikan.
Tabel 11
Diagnosa Keperawatan Bayi Satu Dan Bayi Dua Diare Dengan Defisit Nutrisi Di
Ruang Jempiring RSUD Bangli tahun 2018
Bayi Diagnosa Keperawatan
secara aktif.
42
Bayi 2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairana
secara aktif.
3. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada dokumentasi bayi satu dan bayi dua
dengan diagnosa medis diare akut dehidrasi berat. Pada bagian intervensi perawat
kehilangan cairan secara aktif dengan tujuan NOC : setelah dilakukan asuhan
sesuai dengan usia dan BB, tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, elektrolit, Hb, Ht dalam
batas normal.
4. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada bayi satu dan bayi dua dengan diagnosa
secara aktif, implementasi yang dilakukan adalah memonitor keadaan umum bayi,
memberikan cairan oral, dan mendorong keluarga untuk membantu pasien minum.
5. Evaluasi Keperawatan
mengetahui apakah tujuan dan kriteria hasil sudah mampu tercapai atau belum.
43
a. Bayi Satu
Hasil pengamatan pada dokumen bayi satu dan bayi dua dengan diagnosa
secara aktif, telah mendokumentasikan hasil evaluasi dari asuhan keperawatan yang
b. Bayi Dua
S : keluarga mengatakan sudah tidak diare, batuk masih tapi sudah jarang, menyusui
kuat
O : RR : 35x/menit, suhu: 36
C. Pembahasan
keperawatan secara nyata. Pada bab ini peneliti akan membandingkan dua klien
dengan kasus yang sama dengan menguraikan fakta yang ditemukan pada kasus
By.Ap dan By. Am dan kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan
pada kasus By.Ap dan By. Am. Peneliti akan membahas berdasarkan tahapan dari
44
proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosis, intervensi,
1. Pengkajian
peneliti dan bersifat terbuka serta mau berpartisipasi. Pengumpulan data pada kasus
ini secara umum dari segi teknis dan data yang dikumpulkan telah sesuai dengan
tinjauan teori. Pada kasus di lapangan pada bayi satu dan dua dengan diare telah
dilakukan pengkajian secara menyeluruh sesuai teori yang ada. Pengkajian dimulai
dari melakukan pengkajian identitas bayi, dalam studi kasus ini peneliti memilih
dua bayi dengan jenis kelamin perempuan dengan rentang usia antara 0 sampai 5
saat melakukan pengkajian riwayat kesehatan bayi, kedua bayi merupakan bayi
yang terdiagnosis diare. Bayi satu diare sejak 3 hari yang lalu frekuensi diare -+ 3x/
hari mual, muntah >10x/hari. Bayi dua diare sejak 2 hari yang lalu frekuensi diare
4x/hari, mual muntah >6x/ hari, terdapat sariawan. Telah sesuai dengan teori
Kementerian Kesehatan RI, (2013) yaitu diare adalah gangguan buang air
besar/BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja
cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender. Setelah peneliti mendapatkan data
45
Diagnosa Keperawatan Indonesia, sehingga dapat ditemukan adanya masalah yang
akan digunakan untuk penyusunan diagnosa keperawatan. Secara umum data antara
kedua bayi sama. Namun, saat peneliti melakukan pengkajian data perilaku klien
dalam sub-katagori nutrisi dan cairan, pada sub katagori nutrisi dan cairan
sebanyak 10% dari berat badan sebelumnya. Menurut PPNI (2017) tanda gejala
mayor defisit nutrisi adalah berat badan menurun 10% dari berat badan ideal.
Pernyataan yang sesuai dengan teori tersebut hanya ditemukan pada By. Am yaitu
penurunan berat badan 10% dari berat sebelumnya. Sehingga pernyataan By. Ap
sesuai dengan teori menurut Nurarif & Kusuma (2015) yaitu tanda gejala defisit
nutrisi yaitu penurunan berat badan 20% dari rentang ideal. Hasil pengkajian fisik
bayi 1 dan bayi 2, suhu bayi 1 dan bayi 2 di atas normal. Bayi satu dengan suhu
38,5 C dan bayi dua 37,9 C. Sesuai dengan teori menurut Nurarif & Kusuma (2015),
manifestasi klinis dari diare akut umumnya bayi akan mengalami demam.
Buaya Kecamatan Koto Tengah Kota Padang ditemukan penderita anak diare
sebagian besar mengalami demam (70,3%) dan defisit nutrisi yaitu penurunan nafsu
2. Diagnosa Keperawatan
pengalaman atau respon individu, keluarga atau komunitas pada masalah kesehatan.
Dalam kasus By. Ap dan By. Am data diperoleh dari dokumen bayi memiliki data
tanda dan gejala yang sama yaitu diare dengan frekuensi lebih dari 3x dalam sehari,
46
dengan mual-muntah, terjadi penurunan nafsu makan, penurunan berat badan.
Dalam hal ini perawat di ruang Jempiring RSUD Bangli hanya merumuskan
secara aktif. Menurut asumsi peneliti perawat di ruang Jempiring RSUD Bangli
keperawatan (RENPRA).
tanda dan gejala mayor serta minor. Tanda dan gejala mayor objektif defisit nutrisi
yaitu berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal. Tanda dan gejala
minor defisit nutrisi subjektif yaitu cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri
abdomen, dan nafsu makan menurun. Tanda dan gejala minor objektif defisit nutrisi
yaitu bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran
mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontoh berlebihan dan diare.
Pada pasien By. Ap dan By. Am terdapat tanda dan gejala mayor sesuai dengan
diagnosa keperawatan defisit nutrisi. Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak
yang diteliti pada penelitian ini yaitu defisit nutrisi berhubungan dengan
Buaya Kecamatan Koto Tengah Kota Padang ditemukan penderita anak diare
sebagian besar mengalami demam (70,3%) dan defisit nutrisi yaitu penurunan nafsu
47
Pada rumusan diagnosa keperawatan yang ditegakkan di ruang Jempiring
RSUD Bangli pada bayi dengan diagnosa medis diare akut dehidrasi berat terdapat
perbedaan dengan teori yang ada. Hasil pengamatan terhadap rekam medis pasien
tanda dan gejala mayor dan minor yang terdapat pada diagnosa keperawatan defisit
nutrisi terdapat pada kedua pasien. Akan tetapi, dalam hal ini perawat di Ruang
Perbedaan yang terjadi pada perumusan diagnosa keperawatan ini karena perawat
diagnosa tersebut. Selain itu, karena perbedaan acuan yang digunakan dalam
3. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada dokumen bayi satu dan bayi dua terdapat
volume cairan masuk ke dalam sub kategori nutrisi dan cairan. Perencanaan
yang telah didokumentasikan perawat dengan teori berbeda untuk menangani kedua
bayi tersebut dan adapun diagnosa keperawatan yang diangkat adalah kekurangan
48
volume cairan, hendaknya perawat merumuskan intervensi sesuai dengan data
obyektif yang dirasakan dalam hal ini dengan diagnosa defisit nutrisi. Menurut
asumsi peneliti, perawat tidak merumuskan diagnosa defisit nurisi, hal ini terjadi
utama dan tidak memiliki RENPRA (rencana keperawatan) dengan defisit nutrisi.
4. Implementasi Keperawatan
sesuai dengan intervensi yang telah disusun. Hasil pengamatan pada dokumen bayi
satu dan bayi dua dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat kesamaan bahwa
mengatasi kekurangan volume cairan pada bayi adalah memonitor keadaan umum
memberikan cairan oral, dan mendorong keluarga untuk membantu pasien minum.
dan muntah, memonitor kadar Hb, Ht, mengkaji alergi makanan, dan kolaborasi
hal diantaranya sumber daya dan kondisi atau keadaan pasien, sedangkan mengenai
49
keperawatan dan intervensi keperawatan defisit nutrisi tetapi perawat tetap
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses untuk mengetahui sejauh mana
tujuan yang tercapai pada kasus ini. Evaluasi dilaksanakan dengan mengacu pada
kriteria hasil yang telah ditetapkan pada intervensi keperawatan. Evaluasi yang
dan 2 terdapat persamaan dan perbedaan hasil evaluasi asuhan keperawatan yang
diberikan kepada kedua pasien tersebut. Pada dokumen bayi 1 pada bagian lembar
BAB cair (-), demam (-) menyusui (+) kuat, O : CM, KU tampak sakit sedang, RR
: 30x/menit, Tax : 36,5, BB : 5300 gram, turgor kulit kembali cepat, A : Diare akut
dehidrasi berat teratasi, P : P.O metronidazole 3x1 cth dan PO bio sachet 1x1. Pada
dokumen bayi dua S : keluarga mengatakan sudah tidak diare, batuk masih tapi
sudah jarang, menyusui kuat, O : RR : 35x/menit, suhu: 36, A : Diare akut dehidrasi
perawat di ruang Jempiring RSUD Bangli dengan teori yang dijadikan acuan oleh
mengacu pada diagnosa medis yaitu diare akut dehidrasi berat. Hal ini terjadi karena
50
D. Keterbatasan
1. Terdapat beberapa tulisan pada rekam medis pasien yang sulit dibaca.
51
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pengumpulan data pada pengkajian didapatkan beberapa data fokus pada bayi
diare. Bayi 1 mengalami diare sejak 3 hari yang lalu frekuensi diare -+ 3x/ hari
mual, muntah >10x/hari, penurunan berat badan sebanyak 20%. Bayi 2 mengalami
diare frekuensi diare 4x/hari, mual muntah >6x/ hari, terdapat sariawan, mengalami
2. Diagnosa
3. Intervensi
yang ditemukan masing masing bayi. Adapun tujuan dan rencana keperawatan
kehilangan cairan secara aktif dengan tujuan NOC : setelah dilakukan asuhan
sesuai dengan usia dan BB, tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi,
52
elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, elektrolit, Hb, Ht dalam
batas normal .
4. Pelaksanaan
memberikan cairan oral, dan mendorong keluarga untuk membantu pasien minum.
5. Evaluasi
menggunakan teknik SOAP. Pada dokumen bayi 1 pada bagian lembar evaluasi,
perawat telah mendokumentasikan hasil evaluasi dalam bentuk SOAP, S: BAB cair
(-), demam (-) menyusui (+) kuat, O : CM, KU tampak sakit sedang, RR :
30x/menit, Tax : 36,5, BB : 5300 gram, turgor kulit kembali cepat, A : Diare akut
dehidrasi berat teratasi, P : P.O metronidazole 3x1 cth dan PO bio sachet 1x1. Pada
dokumen bayi dua S : keluarga mengatakan sudah tidak diare, batuk masih tapi
sudah jarang, menyusui kuat, O : RR : 35x/menit, suhu: 36, A : Diare akut dehidrasi
B. Saran
1. Bagi perawat
53
2. Bagi Institusi Pendidikan
54
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran UI. (2015). Penuntun Diet Anak. (S. S. Nasar, S. Djoko, S. B.
Hartati, & Y. E. Budiwiarti, Eds.). Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. (M. Ester, Ed.) (2nd ed.). Jakarta:
EGC.
Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk perawat dan bidan). (P. Wuriarti, Ed.) (Cetakan 2). Jakarta:
Salemba Medika.
Primayani, D. (2009). Status Gizi pada Pasien Diare Akut di Ruang Rawat Inap
Anak RSUD SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Jurnal Sari
Pedriatri, 11(2), 90–93.
55
Ridha, H. N. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. ( sujono Riyadi, Ed.) (1st ed.).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosari, A., Rini, E. A., & Masrul. (2013). Hubungan Diare dengan Status Gizi
Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), 111–115.
Sampul, M. P. K., Ismanto, A. Y., & Pondaag, L. (2015). Hubungan Diare dengan
Kejadian Malnutrisi Pada Balita di Irina E Bawah RSUP Prof. DR. R. D.
Kandou Manado. Ejournal Keperawatan, 3(1).
Saryono. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia (2nd ed.). Yogjakarta: Nuha Medika.
Setiadi. (2013a). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Setiadi. (2013b). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.).
Yogjakarta: Graha Ilmu.
Susilaningrum, R., Nursalam, & Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak : untuk Perawat dan Bidan. (A. Suslia & F. Ganiajri, Eds.) (2nd ed.).
Jakarta: Salemba Medika.
56
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DIARE DENGAN DEFISIT
NUTRISI DI RUANG JEMPIRING RSUD BANGLI TAHUN 2018
No Kegiatan Waktu
Feb 2018 Mar 2018 Apr 2018 Mei 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal
2 Seminar proposal
3 Revisi proposal
4 Pengurusan izin penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
9 Sidang hasil penelitian
10 Revisi laporan
11 Pengumpulan KTI
57
Lampiran 2
REALISASI ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
berikut:
58
Lampiran 3
PEDOMAN LEMBAR OBSERVASI DOKUMENTASI
Petunjuk Pengisian :
2. Jawablah pada kolom yang tersedia, dengan cara memberi tanda √ pada
Pada Bayi 1
A. PENGKAJIAN
Tanda dan
Ya Tidak
1 Defisit Nutrisi
rentang ideal
c. Kram/nyeri abdomen √
59
h. Membrane mukosa pucat √
i. Sariawan √
j. Diare √
k. Mual muntah √
B. RUMUSAN DIAGNOSA
Observasi
1 Problem
Defisit Nutrisi √
2 Etiology
makan)
rentang ideal
60
b. Cepat kenyang setelah makan √
c. Kram/nyeri abdomen √
i. Sariawan √
j. Diare √
k. Mual muntah √
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
1 Nutrition Management
diperlukan
61
d. Monitor masukan makanan/ cairan dengan hitung √
2 Nutrition Monitoring
patah
konjungtiva
62
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Intervensi
1 Nutrition Management
diperlukan
2 Nutrition Monitoring
63
d. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi √
patah
konjungtiva
Observasi
No Evaluasi
Ya Tidak
menelan
64
Pada Bayi 2
A. PENGKAJIAN
Tanda dan
Ya Tidak
1 Defisit Nutrisi
rentang ideal
c. Kram/nyeri abdomen √
i. Sariawan √
j. Diare √
k. Mual muntah √
65
B. RUMUSAN DIAGNOSA
Observasi
1 Problem
Defisit Nutrisi √
2 Etiology
makan)
rentang ideal
c. Kram/nyeri abdomen √
66
f. Otot pengunyah lemah √
i. Sariawan √
j. Diare √
k. Mual muntah √
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
1 Nutrition Management
diperlukan
67
g. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori √
2 Nutrition Monitoring
patah
konjungtiva
1 Nutrition Management
68
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) jika
diperlukan
2 Nutrition Monitoring
patah
konjungtiva
69
E. HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
Observasi
No Evaluasi
Ya Tidak
menelan
70