Anda di halaman 1dari 15

EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING

(SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN)

DISUSUN OLEH :

1. NI MADE MELINIA (1814301003)


2. NORA YUSNITA (1814301004)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN 2019/2020

1
EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING

1. Pengertian Evidence Based Nursing (EBN)


Evidence Based Nursing didefinisikan sebagai sintesis dan
penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian
randomized control trial (Estabrook, 2004 dalam Wood dan Haber, 2006).
Menurut Sackeett, et al (2009) EBN adalah sebagai suatu sintesis dan
penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis penelitian termasuk
randomized control trial, penelitian deskriptif, informasi dari laporan kasus
dan pendapat pakar. Pendapat lain dari Dharma (2011) mendefinisikan
EBN sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil
penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang
digunakan sebagai dasar dalam praktik keperawatan dan memberikan
manfaat bagi penerima layanan keperawatan.

2. Tujuan Evidence Based Nursing (EBN)


Dharma (2011) berpendapat penggunaan hasil penelitian pada tatanan
praktik keperawatan bertujuan :
a. Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktik
keperawatan. Fenomena yang didapat dari pengalaman klinik masih
harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya secara ilmiah dan fakta
ilmiah. Inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam praktik
keperawatan (evidence based nursing practice). Perawat yang
memiliki pengalaman kemudian melakukan tindakan keperawatan atas
dasar fakta ilmiah akan menghasilkan suatu asuhan keperawatan yang
berkualitas.
b. Memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh
penerapan prinsip-prinsip ilmiah (scientific method) yang relevan dan
terkini (up to date). Dengan menerapkan evidence base nursing
practice atau praktik keperawatan dilandasi bukti ilmiah, memberikan
bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh dasar ilmu
pengetahuan yang kuat yang didapat melalui penelitian.

2
c. Melatih kemampuan perawat untuk berpikir kritis dan rasional
terhadap suatu fenomena/masalah. Penerapan EBN secara tidak
langsung akan melatih kemampuan berpikir kritis dan rasional seorang
perawat dalam menghadapi suatu masalah/fenomena. Ketika
menghadapi suatu masalah atau menemukan suatu fenomena perawat
mengeksplorasi berbagai sumber ilmiah untuk mengetahui gambaran
permasalahan/fenomena dan mencari solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut.
d. Sebagai salah satu ciri dan praktik keperawatan professional. Evidence
Based Nursing practice merupakan suatu cara untuk membuktikan
bahwa perawat adalah professional.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan akhir dari
penerapan EBN adalah meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. EBN merupakan suatu cara untuk mencapai indikator-
indikator kualitas pelayanan keperawatan.
f. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya.
Efektifitas penerapan hasil penelitian dalam praktik keperawatan
diketahui melalui evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi
dijadikan landasan untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya
untuk topik yang relevan

3. Tahapan Evidence Based Nursing (EBN)


Secara umum terdapat 4 komponen dalam penerapan EBN menurut
Dharma (2011) meliputi :
a. Telaah dan sintesis hasil penelitian
b. Implementasi
c. Evaluasi efektifitas penerapan EBN terhadap pelayanan pasien
d. Pertimbangan terhadap konteks dimana hasil penelitian diterapkan
yang mencakup keterlaksanaan berdasarkan aspek pembiayaan,
sumber daya manusia yang terlibat dalam penerapan EBN,
ketersediaan fasilitas pendukung dan kebijakan institusi

3
Banyak model yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk
melakukan EBN. Berikut tahapan dalam pelaksanaan EBN menurut
model IOWA :
1. Memilih topik EBN
Dalam memilih topik EBN perlu mempertimbangkan kesesuaian
antara topik yang diajukan dengan kebutuhan dan kemampuan
institusi. Topik EBN yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan
institusi akan mendapatkan dukungan dari pimpinan dari pihak lain
yang terkait. Dukungan dari penentu kebijakan dan pihak yang terkait
langsung dengan penerapan EBN sangat diperlukan untuk
keberhasilan kegiatan EBN. Beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan topik EBN antara lain :
a) Prioritas masalah bagi profesi keperawatan dan institusi
Identifikasi terlebih dahulu skala prioritas bagi pengembangan
profesi keperawatan dan institusi, kemudian pertimbangkan topik
EBN berdasarkan skala prioritas ini.
b) Pentingnya masalah
Pentingnya masalah sangat relatif, tergantung kepentingan dan
masalah yang dihadapi oleh institusi.
c) Keterlaksanaan pada beberapa area keperawatan
Topik EBN akan semakin baik jika diterapkan pada berbagai area
keperawatan.
d) Pengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan keperawatan,
penurunan lama perawatan, biaya perawatan dan peningkatan
kepuasan pasien.
e) Peran multidisiplin terkait dengan topik dan kemampuan
membentuk kerjasama antar disiplin.
f) Minat dan komitmen staf terhadap topik yang akan dipilih.
g) Ketersediaan bukti penelitian dan referensi untuk mendukung
topik yang akan dipilih.

4
Setelah topik EBN disepakati, dilanjutkan dengan memilih
kelompok kerja yang akan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan
EBN.
2. Membentuk TIM
Setelah penentuan topik EBN, tahap selanjutnya adalah
membentuk tim/kelompok kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
EBN. Tim ini bertanggung jawab dalam mengembangkan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi pelaksanaan EBN.
Penentuan anggota tim yang terlibat dalam pelaksanaan EBN sangat
tergantung pada topik EBN. Berdasarkan topik EBN, tim dapat
beranggotakan berbagai disiplin (multidisplin) atau hanya
beranggotakan perawat professional pada suatu area keperawatan.
Tugas awal dari tim EBN adalah menyusun pertanyaan EBN.
Topik yang sebelumnya ditetapkan kemudian disusun dalam bentuk
pertanyaan klinik (pertanyaan EBN). Pertanyaan yang jelas akan
mempermudah tim dalam menspesifikkan tipe pasien, jenis intervensi,
outcome dan desain penelitian yang relevan dijadikan sebagai rujukan
(Alderson, Green dan Higgins, 2003 dalam Wood dan Harber, 2006).
Metode yang dapat digunakan untuk merumuskan pertanyaan EBN
adalah metode yang dikenal dengan istilah PICO (university Of
Illionis Chicago, 2003). Isitilah ini merujuk pada singkatan, yaitu :
P : Patient/population/problem (gambaran sekelompok pasien yang
memiliki masalah)
I : Intervention/treatment (Intervensi atau prosedur utama)
C : Comparasion Intervention/treatment (Intervensi alternative/
standar yang dibandingkan dengan intervensi utama)
O : Outcome (hasil yang diharapkan)

5
3. Mengumpulkan hasil penelitian yang relevan
Untuk menjawab pertanyaan EBN dan menentukan intervensi yang
paling tepat diterapkan pada kasus, diperlukan eksplorasi berbagai
referensi. Beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai sumber
EBN antara lain : publikasi hasil penelitian di jurnal elektronik
(CINAHL, EBSCO, PROQUEST, MIDLINE).

4. Melakukan kritik jurnal (criticial appraisal)


Kritik jurnal merupakan tahapan penting dalam EBN. Pada tahap
ini hasil penelitian yang akan dijadikan rujukan ditelaah kelayakannya
dan dianalisis apakah menggambarkan fakta sebenarnya. Suatu hasil
penelitian layak untuk dijadikan EBN atas dasar pertimbangan berikut
ini :
a) Kualitas evidence
Dinilai berdasarkan agregat peringkat kualitas suatu penelitian
dan dalam rentang mana bias dapat diminimalisir dari suatu
penelitian.
b) Kuantitas evidence
Kuantitas evidence menunjukkan besarnya kemaknaan klinik
(effect size) dari suatu hasil penelitian, jumlah penelitian yang
mendukung evidence, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian dan power penelitian tersebut.
c) Konsistensi evidence
Konsistensi evidence mengukur sejauh mana tingkat kemiripan
setiap hasil penlitian yang dijadikan sebagai evidence. Semakin
mirip hasil dari beberapa penelitian, maka akan semakin baik
hasil penelitian dijadikan sebagai EBN.

5. Sintesis hasil penelitian


Sintesis penelitian adalah suatu proses mengintegrasikan beberapa
hasil penelitian yang dianggap memenuhi unsur validitas (validity),
kepentingan (importancy) dan kemampulaksanaan (applicability)

6
untuk menghasilkan suatu hasil temuan baru yang akan diterapkan
sebagai evidence based nursing practice (EBN). Ada dua faktor yang
harus dipertimbangkan untuk menentukan hasil penelitian yang akan
disintesis, yaitu :
a) Kemiripian karakteristik sampel dengan populasi pasien dimana
hasil penelitian akan diterapkan. Pilih penelitian yang
menggunakan sampel dengan karakteristik menyerupai populasi
pasien dimana EBN akan diterapkan.

b) Relevansi penelitian dengan topik dan pertanyaan EBN


Pilih penelitian yang paling relevan dengan topik dan pertanyaan
EBN untuk disintesis. Pada dasarnya tahapan ini dapat
dipersingkat pada tahap mengumpulkan hasil penelitian dari
jurnal.

6. Uji coba (pilot project) intervensi/prosedur baru dalam praktik


keperawatan
Setelah seluruh hasil penelitian yang mendukung ditelaah dan
disintesis, tahap selanjutnya adalah melakukan ujicoba
intervensi/prosedur baru. Ujicoba sangat penting dilakukan sebelum
mengimplementasikan EBN sebagai suatu prosedur tetap di institusi.
Ketika memasuki tahap ini, tim EBN mulai menyusun proposal pilot
project yang mencakup: tujuan yang ingin dicapai, ruangan yang akan
dijadikan sebagai unit percontohan, instrument yang diperlukan,
petunjuk pelaksanaan prosedur baru, metode evaluasi dan rincian
pembiayaan yang diperlukan. Berikut ini beberapa kegiatan dalam
tahap ujicoba EBN :
a) Menentukan tujuan
Tujuan penerapan EBN dalam unit percontohan mengacu
pada tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari
penerapan suatu prosedur berdasarkan EBN adalah kepuasan
pasien, jumlah hari rawat pasien, berkurangnya biaya yang harus

7
dikeluarkan dan efektifitas tindakan. Tujuan khusus mengacu
pada hasil spesifik yang ingin dicapai dari intervensi baru.
Kriteria waktu juga perlu dijelaskan dalam tujuan khusus sebagai
salah satu criteria pencapaian tujuan. Kriteria waktu pencapaian
tujuan disesuaikan dengan hasil penelitian yang mendukung.
b) Mengumpulkan data dasar
Sebelum menerapkan EBN dalam unit percontohan, tim perlu
mengumpulkan beberapa data dasar yang berhubungan dengan
persiapan penerapan EBN. Data dasar diperlukan untuk
menyusun strategi yang tepat guna mencapai keberhasilan EBN
pada unit percontohan.
c) Membuat desain/petunjuk penerapan EBN
Petunjuk EBN memberikan arah dan pedoman dalam
melaksanakan intervensi/prosedur baru. petunjuk dibuat secara
operasional berupa instruksi/prosedur kerja, tahapan kegiatan,
uraian tugas anggota tim yang terlibat, metode pendokumentasian
dan pelaporan. Desain dan petunjuk EBN dikembangkan
berdasarkan rekomendasi hasil penelitian.
d) Mengimplementasikan EBN pada unit percontohan
e) Setelah semua tahapan persiapan dilaksanakan , maka tahap
selanjutnya adalah mengimplementasikan EBN pada unit
percontohan. Dalam tahap ini seluruh standar operasional
prosedur yang telah disusun diterapkan dibawah kontrol dan
evaluasi dari evaluator yang merupakan bagian dari tim EBN.
f) Memodifikasi pedoman praktik.
Berdasarkan hasil evaluasi kemudian dilakukan modifikasi
terhadap pedoman/petunjuk pelaksanaan EBN yang kurang
sempurna. Modifikasi dilakukan pada bagian-bagian tertentu yang
sulit dilaksanakan dan memberikan hasil yang kurang
memuaskan.

8
7. Menetapkan perubahan baru
Setelah mengevaluasi hasil pilot project penerapan EBN, tahap
selanjutnya adalah menetapkan perubahan baru di institusi.
Penetapan perubahan baru harus diikuti dengan upaya untuk
mempertahankan dan membudayakan intervensi baru dalam praktik
keperawatan (sustainability)

8. Desiminasi hasil
Tahap akhir adalah desiminasi hasil kepada seluruh unsur yag
terlibat dalam penerapan EBN (Dharma,2011).

4. Cara penggunaan Evidence Based Nursing (EBN)


1) Assess the needs for change : memformulasikan pertanyaan penelitian
berdasarkan pada praktik terdahulu
2) Locate the best evidence : cari sumber dan kaji kredibilitas dan
relevansi pada pertanyaan
3) Synthesize evidence : bandingkan dan kontras ketersediaan sumber
untuk mencari persamaan dan perbedaan
4) Implement and evaluate : aplikasikan kebutuhan dan kaji perubahan
untuk acquire new evidence
5) Integrate and maintain changes : kaji ulang berdasarkan evidence
baru untuk menambah pengetahuan
Penggunaan Evidence Based Nursing dalam Asuhan Keperawatan:

1) Tahap Pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk
mengkaji kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat
diperoleh melalui wawancara dengan pasien, anggota keluarga,
perawat yang lain, atau tenaga kesehatan yang lain dan juga dapat
melalui rekam medis, dan observasi. Masing-masing surnber
tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara
keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa
hal yang terkait dengan cara terbaik trntuk mengumpulkan

9
informasi, tipe informasi apa yang perlu diperoleh, bagaimana
menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan bagaimana
meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil penelitian
juga dapat membantu perawat dalam memilih alternative metode
atau bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun pada tempat
pelayanan tertentu.
2) Tahap Penegakkan Diagnosis Keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah
hal yang terkait membuat diagnosis keperawatan secara lebih
akurat dan frekuensi terjadinya masing-masing batasan
karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis keperawatan.
3) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara
lain hasil penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan
tertentu yang efektif untuk diaplikasikan pada suatu budaya
tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan pada pasien tertentu.
4) Tahap Intervensi/Implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan
intervensi keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada
hasil-hasil penelitian.
5) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah
intervensi yang dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil
dan apakah efektif dari segi biaya. Hasil penelitian yang dapat
digunakan pada tahap ini adalah hal yang terkait keberhasilan
ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan keperawalan.

10
5. Contoh Evidence Based Nursing (EBN) untuk Oral Care
Evidence Based Practice Oral Hygiene Menggunakan Larutan
Chlorhexidine 0,2% pada Pasien Cedera Kepala Berat di Ruang ICU
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Pengertian

a. Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan


menyegarkan mulut, gigi, dan gusi (Clark, 1993 dalam Amalia., Lina.,
Umi., Ryan., dan Made. S, 2006)
b. Chlorhexidin merupakan jenis antiseptik dengan spektrum luas
sehingga bisa membunuh bakteri gram positif, negatif, aerob dan
anaerob, serta fungi (Peterson, 2005)

Tujuan

Menurut Taylor et al (1997 dan Clark 1993, dalam Amalia., Lina., Umi.,
Ryan., dan Made. S, 2006), oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan
untuk :

a. Menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut


b. Mencegah terjadinya infeksi rongga mulut
c. Melembabkan mukosa membran mulut dan bibir
d. Mencegah penyakit gigi dan mulut
e. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut
f. Mempertinggi daya tahan tubuh
g. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan

Persiapan Alat

a. Larutan antiseptik Chlorhexidine 0,2% (atau dalam kemasan Minosep)


b. NaCl 0,9% untuk pencampur larutan antiseptik Chlorhexidine 0,2%
c. Spatel lidah dengan bantalan kassa
d. Perlak kecil dan pengalas perlak
e. Kom kecil 1 buah

11
f. Sikat gigi 1 buah
g. Arteri klem 1 buah
h. Kassa atau Deppers secukupnya
i. Kateter penghisap (suction) yang dihubungkan dengan alat penghisap
j. Sarung tangan sekali pakai

12
6. Proses pembuatan Evidence Based Nursing (EBN)
Penerbitan Jurnal Ilmiah Baru menurut Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat ITB (2009):

1) Proses awal
a. Mendefinisikan nama jurnal
b. Menyusun anggota dewan redaksi yang terdiri dari para ahli di
bidang yang sesuai dengan lingkup jurnal
c. Menunjuk Ketua Dewan Redaksi
d. Menyusun aturan penulisan, proses evaluasi, serta desain sampul
depan jurnal
e. Menyiapkan naskah untuk penerbitan perdana
f. Mengajukan permohonan ISSN ke Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah (PDII), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), dengan melengkapi persyaratan yang diperlukan, yaitu:
i. Melampirkan halaman editorial jurnal yang memuat nama Ketua
dan anggota dewan redaksi, penerbit, serta informasi untuk
penulis
ii. Melampirkan daftar isi dari terbitan pertama
iii. Mengisi formulir isian data bibliografi majalah
iv. Mengisi formulir evaluasi ISSN
v. Membayar administrasi
Jurnal yang telah mendapatkan nomor ISSN akan diberi barcode
yang harus dimunculkan di halaman sampul jurnal. Saat ini
pendaftaran bisa dilaksanakan secara online melalui alamat
http://issn.pdii.lipi.go.id/

vi. Setelah jurnal diterbitkan, jurnal memiliki kewajiban untuk


mengirimkan copy jurnal ke PDII LIPI, juga ke Perpustakaan
Nasional.
2) Pengumpulan makalah
3) Proses evaluasi makalah oleh reviewer yang ditunjuk
4) Proses revisi makalah

13
5) Pengeditan makalah yang telah dinyatakan Accepted
6) Pengiriman hasil penyuntingan makalah kepada penulis untuk
dilakukan proof read
7) Permintaan Assignment of Copyright dari penulis
8) Penerbitan jurnal ilmiah

7. Cara Mempublish Evidence Based Nursing:


1) Memakai langkah-langkah pembuatan EBN
2) Laporan penelitian sebelumnya di review dengan Nurses all levels,
baik sesama perawat peneliti, perawat pengajar maupun perawat klinik
3) Lalu dikritisi oleh pembaca (pembaca tidak mengetahui siapa yang
membuat tapi penelitiannya dicantumkan) dan yang paling di
interpretasikan biasanya di bagian overview dan diskusi (kalau ada
yang membingungkan akan didiskusikan dengan National Research
Council)
4) Setelah semuanya sudah diverifikasi dan disetujui, hasil penelitian bisa
dipublikasikan lewat Annual Review of Nursing Research (ARNR)
kemudian bisa ditawarkan kepada website yang bisa mengupload
jurnal terbaru misal Scopus (Scopus merupakan website yang memiliki
database abstrak dan sitasi terbesar yang datanya bersumber dari
literature-literatur yang dievaluasi oleh peer. Scopus juga memiliki
tools untuk mencari, menganalisa, dan menampilkan hasil-hasil riset
berdasarkan bidang-bidang tertentu.)
Untuk mendaftarkan jurnal ilmiah pada scopus langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Masuk ke alamat berikut:
http://suggestor.step.scopus.com/suggestTitle.cfm
b. Isi formulir Scopus Title Suggestion, klik Submit
c. Setelah formulir diproses, jurnal akan dihubungi via email untuk
mengirimkan 3 (tiga) contoh artikel dalam bahasa Inggris
d. Jika jurnal telah memenuhi syarat, maka jurnal akan dikirimi email
pemberitahuan bahwa jurnal tersebut telah masuk ke dalam Scopus

14
Title List dan diperbolehkan untuk mencantumkan logo Scopus di
web jurnal yang bersangkutan.

15

Anda mungkin juga menyukai