Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Operasi atau pembedahan merupakan tindakan medis yang dilakukan

dengan membuka atau membuat sayatan pada bagian tubuh secara invasive untuk

memperbaiki deformitas tubuh, injuri, mendiagnosa atau mengobati penyakit

karena indikasi tertentu. Masalah yang yang lazim muncul setelah operasi adalah

nyeri, karena tindakan operasi menyebabkan terjadinya perubahan kontinuitas

jaringan tubuh yang dapat menimbulkan nyeri. Setelah operasi selesai dan pasien

mulai sadar akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang sudah dilakukan

pembedahan (Anwar, dkk, 2019).

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosi yang tidak

menyenangkan, keadaan yang memperlihatkan ketidaknyamanan secara subjektif

atau individual, dan memberi rasa sakit pada tubuh terkait kerusakan jaringan

tubuh tertentu secara aktual maupun potensial. Intensitas bervariasi mulai dari

nyeri ringan sampai nyeri berat namun akan menurun sejalan dengan proses

penyembuhan (Solehati & Rustina, 2015). Secara umum, ada dua jenis nyeri yang

diketahui, yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah rasa nyeri yang

timbul secara tiba-tiba atau mendadak dan berlangsung dalam waktu yang relatif

singkat, nyeri ini biasanya tidak lebih dari enam bulan. Penyebab dan lokasinya

nyeri sudah diketahui, ditandai dengan ketegangan otot dan kecemasan.


Sedangkan nyeri kronik adalah nyeri yang dirasakan lebih dari tiga sampai enam

bulan secara berulang maupun menetap, bahkan bisa bertahun-tahun setelah

mengalami cedera atau gangguan tertentu, penyembuhan dari nyeri ini tidak dapat

total bisa disembuhkan harus bertahap (Adrian, 2017).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2013)

memperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan di seluruh

dunia. Di Indonesia mengalami peningkatan pembedahan setiap tahunnya dimana

pada tahun 2010 sebesar 53,22%, tahun 2011 sebesar 51,59%, tahun 2012 sebesar

53,68% kasus pembedahan (WHO, 2013). Jumlah pasien nyeri post operasi

meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 tercatat terdapat 140 juta pasien

atau sekitar 1,9% di seluruh dunia, pada tahun 2012 mengalami peningkatan

sebesar 148 juta pasien atau sekitar 2,1% pasien mengalami nyeri post operasi

(WHO, 2015). Sekitar 80% pasien post operasi mengalami nyeri, dan prevalensi

nyeri pasien post operasi dengan tingkat nyeri berat yaitu 34,5%, sedangkan

dengan nyeri sedang yaitu 50% - 70%, 60% pasien yang mengalami nyeri pasien

post operasi tidak mendapatkan pengobatan secara maksimal (Yin et al, 2015).

Jumlah prevalensi nyeri post operasi secara keseluruhan belum pernah diteliti di

Indonesia, namun diperkirakan nyeri post operasi sekitar 60% dari penduduk

Indonesia (WHO, 2013).

Terapi farmakologi dan non-farmakologi dapat digunakan untuk

mengurangi atau meringankan intensitas nyeri pada pasien post operasi (Sueb &

Triwibowo, 2016). Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi dapat mengurangi


nyeri dengan cepat tetapi penggunaan obat-obatan kimia pada kurun waktu lama

dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan seperti gangguan pada

ginjal, dan tidak dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk mengontrol nyeri

secara mandiri (Batubara, dkk, 2016). Pasien yang merasakan nyeri, tidak mampu

beradaptasi dengan nyeri, dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri secara

mandiri, maka dibutuhkan terapi non-farmakologi (Lukman, 2013). Teknik

relaksasi merupakan salah satu teknik non-farmakologi yang sering digunakan

dalam penanganan nyeri. Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan

mental dan stres sehingga meningkatkan toleransi individu dalam mengontrol

nyeri. Teknik relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa teknik,

salah satunya adalah teknik relaksasi benson (Dewi, dkk, 2018).

Salah satu tindakan non-farmakologi sebagai manajemen nyeri yang

mudah dilakukan oleh perawat sebagai intervensi mandiri keperawatan yaitu

dengan teknik relaksasi benson untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa

nyaman. Relaksasi benson merupakan relaksasi yang menggunakan teknik

pernapasan dengan penambahan unsur keyakinan pada diri pasien dalam bentuk

kata-kata untuk mengurangi kecemasan atau nyeri yang pasien alami. Terapi ini

dilakukan dengan teknik latihan nafas dan spiritual (keagamaan atau keyakinan)

(Rasubala, dkk, 2017). Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau bahkan jiwa

manusia yaitu dapat berpengaruh dalam terapi dan pencegahan penyakit. Manusia

secara genetik memiliki kebutuhan akan keyakinan, keyakinan dapat

mempengaruhi dan menyembuhkan hingga 90% keluhan medis (Suryani, 2011).


Dampak nyeri yang dirasakan pasien post operasi akan megalami

gelisah, imobilisasi, menghindari kontak sosial, stress yang akan menimbulkan

respon fisik dan psikis. Setelah operasi dalam mengkontrol nyeri sangatlah

penting, berkurangnya intensitas nyeri dapat mengurangi kecemasan, pernafasan

yang lebih mudah dan mobilitas dengan cepat serta mudah (Faridah, 2015).

Terapi relaksasi benson yang diberikan pada pasien, dapat membantu pasien

untuk mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga pasien dapat

mengambil respon yang tepat saat mengalami nyeri, dan meringankan stress

untuk penyakit jantung, susah untuk tidur, penyakit darah tinggi, sakit kepala

disebabkan karena tekanan dan asma, serta membantu orang menjadi rileks dan

dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik (Pratiwi, dkk, 2015). Selain

mendapatkan manfaat dari relaksasi pada tubuh, juga pasien mendapatkan

manfaat menambah keimanan dari penggunaan keyakinan, dan mendapatkan

pengalaman jiwa mencapai pemahaman pada diri sendiri pada pasien yang

mengalami cemas dan tegang (Yanti & Kristiana, 2019).

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan review beberapa literature terkait tentang terapi relaksasi

benson terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat

diambil dalam studi literatur review ini yaitu “Apakah Terdapat Keterkaitan
Antara Terapi Relaksasi Benson dengan Penurunan Nyeri pada Pasien Post

Operasi di Rumah sakit?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui Keterkaitan Antara
Terapi Relaksasi Benson dengan Penurunan Nyeri pada Pasien Post Operasi di
Rumah Sakit.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi Terapi Relaksasi Benson di Rumah Sakit

b. Mengidentifikasi Nyeri Pasien Post Operasi di Rumah Sakit

c. Mengidentifikasi Keterkaitan Antara Terapi Relaksasi Benson dengan

Penurunan Nyeri pada Pasien Post Operasi di Rumah Sakit


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Studi penelitian ini menggunakan literatur review untuk mengkaji

lebih dalam keterkaitan terapi relaksasi benson dengan penurunan nyeri pada

pasien post operasi di rumah sakit.

B. Kriteria Penelitian

1. Kriteria Inklusi

a. Jurnal tertulis dalam Bahasa Indonesia

b. Dipublish dari tahun 2015 – 2019

c. Merupakan hasil penelitian

d. Berisi terkait terapi relaksasi benson pada pasien nyeri

e. Berisi terkait nyeri pada pasien post operasi

2. Kriteria Eksklusi

a. Penelitian tidak dilakukan di Indonesia

b. Tidak full paper


Ebsco Google Scholar PubMed Portal Garuda

0 81 41
25

0 8 4
1

Total 13 artikel

Skema 2.1 Pemilihan Artikel Berdasarkan Kriteria Inklusi dan Ekslusi

C. Sumber Penelitian

Studi literatur ini dilakukan pencarian melalui mesin pencari artikel

Google Scholar dan PubMed. Google Scholar merupakan mesin pencari yang

memberikan layanan untuk melakukan pencarian materi-materi pelajaran berupa

teks dalam berbagai format publikasi, dan PubMed merupakan mesin pencari

referensi dan abstrak berupa teks dalam berbagai format publikasi. Google

Scholar dan PubMed mencakup jurnal-jurnal online dari publikasi ilmiah. Mesin

pencarian ini bisa diakses dengan melalui link https://scholar.google.co.id/,

http://garuda.ristekbrin.go.id/ dan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/.


D. Strategi Penelusuran Publikasi Penelitian

Studi literatur yang di temukan dalam lima tahun terakhir terkait

artikel nasional di Google Scholar dan artikel internasional di PubMed. Pencarian

artikel menggunakan kata kunci: “Relaksasi Benson”, AND “Nyeri” AND “Post

Operasi”. Selain itu juga menggunakan kata kunci "Benson Relaxation" OR "Pain

Post Surgery". Pencarian dalam Google Scholar didapatkan 81 artikel, Portal

Garuda didapatkan 41 artikel, dan PubMed didapatkan 25 artikel.

E. Cara Seleksi Penelitian

1. Identifikasi

a. Tahap identifikasi merupakan tahapan proses pencarian suatu artikel

menggunakan mesin pencarian dengan kata kunci tertentu.

b. Mesin pencarian yang digunakan dalam studi literatur review ini

antara lain Google Scholar, Portal Garuda, dan NCBI PubMed.

2. Screening

a. Langkah kedua yaitu proses screening, dimana pada proses ini

dilakukannya proses seleksi artikel atau jurnal berdasarkan judul,

abstrak, dan kata kunci.

b. Setelah dirasa mendapatkan hasil yang sesuai, maka dilakukanlah

screening atau seleksi artikel, jurnal atau penelitian berdasarkan kriteria


inklusi dan ekslusi sebagai sumber literatur yang akan direview dan

mengumpulkannya.

3. Eligibility

a. Tahapan ketiga yaitu Eligibility, dimana pada tahap ini merupakan tahap

kelayakan artikel yang telah discreening.

b. Layak tidaknya artikel, jurnal, maupun penelitian yang akan digunakan

harus melewati tahap pemilihan artikel yang akan digunakan atau tidak

dengan melihat keseluruhan isi dari artikel yang ditemukan.

4. Included

a. Langkah terakhir yaitu included, dimana tahap ini merupakan tahapan

memasukkan artikel yang relevan dengan penelitian untuk dilakukan

review atau pengkajian lebih lanjut.

b. Langkah terakhir dalam studi literatur ini yaitu proses review artikel

yang telah sesuai tersebut.


Identification Catatan tambahan diidentifikasi
Catatan diidentifikasi melalui melalui sumber luar (n=
pencarian basis data (n= 122) 25)

Catatan duplikat setelah dihapus


(n= 147)

Screening
Catatan disaring Catatan dikecualikan
(n= 13) (n= 135)

Eligibility Artikel teks lengkap dinilai Artikel teks lengkap


untuk kelayakan dikecualikan
(n= 7) (n= 6)

Gambar 2.1 Diagram Alir PRISMA


F. Strategi Analisis Penelitian

1. Compare

Peneliti melakukan rangkuman atau ringkasan dan kemudian

melakukan kritik dari kesamaan artikel yang ada untuk dibuat dalam suatu

tulisan atau artikel yang baru.


BAB III

HASIL

A. Uraian Hasil Pencarian

Dalam penulisan studi literatur ini diawali dengan pemilihan topik

kemudian ditentukan kata kunci untuk pencarian artikel. Pencarian artikel

menggunakan kata kunci: “Relaksasi Benson”, AND “Nyeri” AND “Post

Operasi”. Selain itu juga menggunakan kata kunci "Benson Relaxation" OR "Pain

Post Surgery", kata kunci tersebut digunakan untuk mencari pada database

elektronik. Menggunakan 2 database (PubMed, Google Scholar) yang dicari dari

tahun 2015 sampai 2019 berupa laporan hasil penelitian dan review yang

membahas Terapi Relaksasi Benson. Mesin pencarian ini bisa diakses dengan

melalui link https://scholar.google.co.id/, http://garuda.ristekbrin.go.id/ dan

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/. Hasil pencarian dalam Google Scholar

didapatkan 81 artikel, Portal Garuda didapatkan 41 artikel, dan PubMed

didapatkan 25 artikel, dengan menggunakan kata kunci tersebut. Artikel diseleksi

berdasarkan judul dan informasi abstrak. Kemudian setelah dilakukan seleksi isi

artikel, didapatkan 12 artikel yang sesuai dengan pembahasan Terapi relaksasi

benson terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi.

Kriteria inklusi studi literatur ini adalah : 1) Jurnal tertulis dalam

Bahasa Indonesia, 2) Dipublish dari tahun 2015 – 2019, 3) Merupakan hasil

penelitian, 4) Berisi terkait terapi relaksasi benson pada pasien nyeri, 5) Berisi
terkait nyeri pada pasien post operasi. Dan kriteria eksklusi studi literatur ini

adalah : 1) Penelitian tidak dilakukan di Indonesia, 2) Tidak full paper


15

B. Tabel Hasil Pencarian

Studi/ Tempat Besar Usia Kelompok Metode/ Alat Outcome/


penulis Penelitian Sampel Intervensi Kontrol Ukur Hasil
Arifianto, RSUD dr. H 32 sampel Rentang Kelompok - Quasy Berdasarkan hasil penelitian, nyeri
Aini Dwi Soewondo usia intervensi pada Eksperiment sebelum dilakukan intervensi
Nur, Sari Kendal sampel 40 pasien post dengan Pre and sebagian besar responden
Novita D. sampai operasi BPH Post Test mengalami nyeri sedang sebanyak
W. >60, diberikan teknik Without Control 29 orang (90,6%) dan nyeri ringan
(2019) dimana terapi relaksasi Group/ 3 orang (9,4%). Setelah dilakukan
rata-rata benson Kuisioner dan intervensi, responden mengalami
usia lembar penurunan tingkat nyeri yang
sampel observasi skala signifikan, sebanyak 27 orang
berada nyeri (Numeric (71,9%) mengalami nyeri ringan,
pada >60 Rating scale) dan sebanyak 9 orang mengalami
tahun nyeri sedang. Dengan signifikansi p
value 0,00 < 0,05
Batubara RSUD Kota 48 sampel Rentang Kelompok - One Group Pre Hasil pnelitian terdapat penurunan
Irwan, Padangsidim usia tidak intervensi post test, post test nyeri yang cukup signifikan
Harahap E. puan dicantum Sectio Caesarea design / sebelum dan sesudah dilakukan
I., Siregar R. kan oleh diberikan teknik Kuisioner dan teknik relaksasi benson, rata-rata
(2016) penulis relaksasi benson lembar nyeri sebelum diberikan intervensi
pada hari pertama observasi skala adalah 5,83, rata-rata nyeri setelah
post operasi nyeri diberikan intervensi adalah 2,85.
Rerata beda mean 2,98. Dengan
signifikansi nilai p value 0,000.

Haris A., RSUD Bima 30 sampel Rentang Kelompok - Pra- Pada pasien yang diberikan
Hidayanti usia <20 intervensi eksperiment intervensi terapi relaksasi benson
Dian, & tahun dilakukan latihan (One Group setelah operasi menunjukkan
sampai > relaksasi benson
Dramawan Pretest dan penurunan skala nyeri. Secara
31 tahun, yang sebelumnya
Awan sebagian diobservasi Posttest signifikan intensitas nyeri ringan
(2017) besar mengenai Design)/ meningkat menjadi 19 orang (63%)
sampel intensitas kuisioner dan dari 1 orang (3%) sebelum
berusia nyerinya. Latihan lembar dilakukan intervensi. Dengan
>31 tahun dilakukan selama observasi skala signifikansi p value = 0.000
10 sampai 20 nyeri
menit, kemudian
diobservasi
selama 6 jam.

Solehati T., RS Cimahi 60 sampel Rentang 30 responden 30 responden Quasi- Hasil perbandingan nilai rata-rata
Rustina Y. Cibabat dan (30 sampel usia < 35 kelompok kelompok eksperimen skor nyeri pada kedua kelompok,
(2015) RS Sari Asih kelompok tahun intervensi kontrol tidak dengan sebelum intervensi pada kelompok
sampai > menerima teknik dilakukan
intervensi rancangan pra kontrol adalah 4,43 berkurang
35 tahun, relaksasi benson, intervensi
di RS dengan yang dilakukan teknik and post test menjadi 4,40 (1 menit), 4,27 (12
Cimahi rata-rata setelah operasi relaksasi with control jam), 4,10 (24 jam), 4,00 (36 jam),
Cibabat usia selama 10 menit benson dan group design / 3,93 (48 jam), 3,83 (60 jam), 3,67
(IG), dan terbanyak hingga 4 hari (84 hanya lembar obsrvasi (60 jam), 3,67 (72 jam) dan 3,51
30 sampel adala <35 jam) diberikan skala nyeri (84 jam).
kelompok tahun perawatan Sedangkan Nilai rata-rata skor nyeri
sesuai
kontrol di sebelum intervensi pada kelompok
prosedur
RS Sari ruangan intervensi adalah 4,97 berkurang
Asih(CG)) menjadi 4,90 (1 menit), 4,23 (12
jam), 3,57 (24 jam), 3,03 (36 jam),
2,77 (48 jam), 2,73 (60 jam), 2,67
(72 jam) dan 2,63 (84 jam) setelah
diberikan intervensi.
Dengan signifikansi pada kelompok
intervensi (P = 0,001), nyeri
berkurang pada kelompok
intervensi lebih dari kelompok
kontrol.

Wahyu RSUD Raja 22 sampel Rentang Melakukan - Quasi Hasil pnelitian terdapat penurunan
Afnijar Ahmad usia pemberian Eksperimen nyeri yang cukup signifikan
(2018) Thabib sampel perlakuan yaitu One Group Pre sebelum dan sesudah dilakukan

16
adalah 25- relaksasi benson Test and Post teknik relaksasi benson, rata-rata
34 tahun pada pasien post Test / Lembar nyeri sebelum diberikan intervensi
operasi sectio Observasi skala adalah 4,55, nilai skala nyeri
caesarea serta nyeri sebelum dilakukan terapi benson
melakukan post minimum adalah 3 dan maksimum
test setelah 6. Rata-rata nyeri setelah diberikan
perlakuan dengan intervensi adalah 3,00, nilai skala
perkiraan waktu nyeri minimum adalah 2 dan
10 menit maksimum 4.
Dengan signifikansi nilai p value
0,000
Yanti Dwi & RSUD 60 sampel Rentang 30 responden 30 responden Quasi- Terdapat perbedaan yang signifikan
Kristiana Kertosono (30 sampel usia tidak kelompok kelompok experimental pada kedua kelompok. Pada
Efi. Kabupaten kelompok dicantum intervensi yang kontrol tidak dengan Pre test kelompok intervensi terjadi
(2019) Nganjuk intervensi, kan oleh diberikan diberikan and post test penurunan intensitas nyeri setelah
dan 30 penulis intervensi intervensi design with diberikan intervensi relaksasi
sampel relaksasi benson, relaksasi control group / benson secara signifikan.
kelompok diberikan selama benson Kuisioner dan Dengan hasi nilai signifikansi p
kontrol) 10 menit sekali lembar value 0,005 < α = (0,05)
dalam 3 hari observasi skala
nyeri (Skala
Analog Visual)

Yusliana RSUD 30 sampel Rentang 15 responden 15 responden Quasi- Hasil penelitian ini menunjukkan
Anita, Arifin (15 sampel usia kelompok kelompok experimental rata-rata nyeri postpartum sectio
Misrawati, Achmad kelompok sampel intervensi yang kontrol tidak dengan Pre test caesarea setelah diberikan
adalah < diberikan diberikan intervensi pada kelompok
Safri, intervensi, and post test
20 tahun intervensi intervensi eksperimen adalah 2,86 dengan
(2015) dan 15 sampai relaksasi benson, relaksasi design with penurunan nyeri sebesar 1,53 dan
sampel >34 tahun, diberikan selama benson control group/ kelompok kontrol adalah 3,76
kelompok dengan 15 menit sekali Lembar dengan penurunan nyeri sebesar
kontrol) usia dalam 2 hari observasi skala 0,30, dari data tersebut
terbanyak nyeri (Numeric menunjukkan penurunan nyeri pada
20-34 Rating Scale) kelompok eksperimen yang lebih
tahun besar dibandingkan dengan

17
kelompok kontrol.
Dengan signifikansi nilai p value
0,000 < α 0,05 dan pada kelompok
kontrol menunjukkan nilai nilai p
value 0,082 > α 0,05. Hasil uji
statistik t independent diperoleh p
value 0,000 < α 0,05.

Tabel 3.1 Tabel Ringkasan Pustaka

18

Anda mungkin juga menyukai