PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan membuka atau membuat sayatan pada bagian tubuh secara invasive untuk
karena indikasi tertentu. Masalah yang yang lazim muncul setelah operasi adalah
jaringan tubuh yang dapat menimbulkan nyeri. Setelah operasi selesai dan pasien
mulai sadar akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang sudah dilakukan
atau individual, dan memberi rasa sakit pada tubuh terkait kerusakan jaringan
tubuh tertentu secara aktual maupun potensial. Intensitas bervariasi mulai dari
nyeri ringan sampai nyeri berat namun akan menurun sejalan dengan proses
penyembuhan (Solehati & Rustina, 2015). Secara umum, ada dua jenis nyeri yang
diketahui, yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah rasa nyeri yang
timbul secara tiba-tiba atau mendadak dan berlangsung dalam waktu yang relatif
singkat, nyeri ini biasanya tidak lebih dari enam bulan. Penyebab dan lokasinya
mengalami cedera atau gangguan tertentu, penyembuhan dari nyeri ini tidak dapat
memperkirakan setiap tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan di seluruh
pada tahun 2010 sebesar 53,22%, tahun 2011 sebesar 51,59%, tahun 2012 sebesar
53,68% kasus pembedahan (WHO, 2013). Jumlah pasien nyeri post operasi
meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 tercatat terdapat 140 juta pasien
atau sekitar 1,9% di seluruh dunia, pada tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 148 juta pasien atau sekitar 2,1% pasien mengalami nyeri post operasi
(WHO, 2015). Sekitar 80% pasien post operasi mengalami nyeri, dan prevalensi
nyeri pasien post operasi dengan tingkat nyeri berat yaitu 34,5%, sedangkan
dengan nyeri sedang yaitu 50% - 70%, 60% pasien yang mengalami nyeri pasien
post operasi tidak mendapatkan pengobatan secara maksimal (Yin et al, 2015).
Jumlah prevalensi nyeri post operasi secara keseluruhan belum pernah diteliti di
Indonesia, namun diperkirakan nyeri post operasi sekitar 60% dari penduduk
mengurangi atau meringankan intensitas nyeri pada pasien post operasi (Sueb &
ginjal, dan tidak dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk mengontrol nyeri
secara mandiri (Batubara, dkk, 2016). Pasien yang merasakan nyeri, tidak mampu
beradaptasi dengan nyeri, dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri secara
nyeri. Teknik relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa teknik,
dengan teknik relaksasi benson untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa
pernapasan dengan penambahan unsur keyakinan pada diri pasien dalam bentuk
kata-kata untuk mengurangi kecemasan atau nyeri yang pasien alami. Terapi ini
dilakukan dengan teknik latihan nafas dan spiritual (keagamaan atau keyakinan)
(Rasubala, dkk, 2017). Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau bahkan jiwa
manusia yaitu dapat berpengaruh dalam terapi dan pencegahan penyakit. Manusia
respon fisik dan psikis. Setelah operasi dalam mengkontrol nyeri sangatlah
yang lebih mudah dan mobilitas dengan cepat serta mudah (Faridah, 2015).
Terapi relaksasi benson yang diberikan pada pasien, dapat membantu pasien
mengambil respon yang tepat saat mengalami nyeri, dan meringankan stress
untuk penyakit jantung, susah untuk tidur, penyakit darah tinggi, sakit kepala
disebabkan karena tekanan dan asma, serta membantu orang menjadi rileks dan
dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik (Pratiwi, dkk, 2015). Selain
pengalaman jiwa mencapai pemahaman pada diri sendiri pada pasien yang
B. Rumusan Masalah
diambil dalam studi literatur review ini yaitu “Apakah Terdapat Keterkaitan
Antara Terapi Relaksasi Benson dengan Penurunan Nyeri pada Pasien Post
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui Keterkaitan Antara
Terapi Relaksasi Benson dengan Penurunan Nyeri pada Pasien Post Operasi di
Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi Terapi Relaksasi Benson di Rumah Sakit
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
lebih dalam keterkaitan terapi relaksasi benson dengan penurunan nyeri pada
B. Kriteria Penelitian
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
0 81 41
25
0 8 4
1
Total 13 artikel
C. Sumber Penelitian
Google Scholar dan PubMed. Google Scholar merupakan mesin pencari yang
teks dalam berbagai format publikasi, dan PubMed merupakan mesin pencari
referensi dan abstrak berupa teks dalam berbagai format publikasi. Google
Scholar dan PubMed mencakup jurnal-jurnal online dari publikasi ilmiah. Mesin
artikel menggunakan kata kunci: “Relaksasi Benson”, AND “Nyeri” AND “Post
Operasi”. Selain itu juga menggunakan kata kunci "Benson Relaxation" OR "Pain
1. Identifikasi
2. Screening
mengumpulkannya.
3. Eligibility
a. Tahapan ketiga yaitu Eligibility, dimana pada tahap ini merupakan tahap
harus melewati tahap pemilihan artikel yang akan digunakan atau tidak
4. Included
b. Langkah terakhir dalam studi literatur ini yaitu proses review artikel
Screening
Catatan disaring Catatan dikecualikan
(n= 13) (n= 135)
1. Compare
melakukan kritik dari kesamaan artikel yang ada untuk dibuat dalam suatu
HASIL
Operasi”. Selain itu juga menggunakan kata kunci "Benson Relaxation" OR "Pain
Post Surgery", kata kunci tersebut digunakan untuk mencari pada database
tahun 2015 sampai 2019 berupa laporan hasil penelitian dan review yang
membahas Terapi Relaksasi Benson. Mesin pencarian ini bisa diakses dengan
berdasarkan judul dan informasi abstrak. Kemudian setelah dilakukan seleksi isi
penelitian, 4) Berisi terkait terapi relaksasi benson pada pasien nyeri, 5) Berisi
terkait nyeri pada pasien post operasi. Dan kriteria eksklusi studi literatur ini
Haris A., RSUD Bima 30 sampel Rentang Kelompok - Pra- Pada pasien yang diberikan
Hidayanti usia <20 intervensi eksperiment intervensi terapi relaksasi benson
Dian, & tahun dilakukan latihan (One Group setelah operasi menunjukkan
sampai > relaksasi benson
Dramawan Pretest dan penurunan skala nyeri. Secara
31 tahun, yang sebelumnya
Awan sebagian diobservasi Posttest signifikan intensitas nyeri ringan
(2017) besar mengenai Design)/ meningkat menjadi 19 orang (63%)
sampel intensitas kuisioner dan dari 1 orang (3%) sebelum
berusia nyerinya. Latihan lembar dilakukan intervensi. Dengan
>31 tahun dilakukan selama observasi skala signifikansi p value = 0.000
10 sampai 20 nyeri
menit, kemudian
diobservasi
selama 6 jam.
Solehati T., RS Cimahi 60 sampel Rentang 30 responden 30 responden Quasi- Hasil perbandingan nilai rata-rata
Rustina Y. Cibabat dan (30 sampel usia < 35 kelompok kelompok eksperimen skor nyeri pada kedua kelompok,
(2015) RS Sari Asih kelompok tahun intervensi kontrol tidak dengan sebelum intervensi pada kelompok
sampai > menerima teknik dilakukan
intervensi rancangan pra kontrol adalah 4,43 berkurang
35 tahun, relaksasi benson, intervensi
di RS dengan yang dilakukan teknik and post test menjadi 4,40 (1 menit), 4,27 (12
Cimahi rata-rata setelah operasi relaksasi with control jam), 4,10 (24 jam), 4,00 (36 jam),
Cibabat usia selama 10 menit benson dan group design / 3,93 (48 jam), 3,83 (60 jam), 3,67
(IG), dan terbanyak hingga 4 hari (84 hanya lembar obsrvasi (60 jam), 3,67 (72 jam) dan 3,51
30 sampel adala <35 jam) diberikan skala nyeri (84 jam).
kelompok tahun perawatan Sedangkan Nilai rata-rata skor nyeri
sesuai
kontrol di sebelum intervensi pada kelompok
prosedur
RS Sari ruangan intervensi adalah 4,97 berkurang
Asih(CG)) menjadi 4,90 (1 menit), 4,23 (12
jam), 3,57 (24 jam), 3,03 (36 jam),
2,77 (48 jam), 2,73 (60 jam), 2,67
(72 jam) dan 2,63 (84 jam) setelah
diberikan intervensi.
Dengan signifikansi pada kelompok
intervensi (P = 0,001), nyeri
berkurang pada kelompok
intervensi lebih dari kelompok
kontrol.
Wahyu RSUD Raja 22 sampel Rentang Melakukan - Quasi Hasil pnelitian terdapat penurunan
Afnijar Ahmad usia pemberian Eksperimen nyeri yang cukup signifikan
(2018) Thabib sampel perlakuan yaitu One Group Pre sebelum dan sesudah dilakukan
16
adalah 25- relaksasi benson Test and Post teknik relaksasi benson, rata-rata
34 tahun pada pasien post Test / Lembar nyeri sebelum diberikan intervensi
operasi sectio Observasi skala adalah 4,55, nilai skala nyeri
caesarea serta nyeri sebelum dilakukan terapi benson
melakukan post minimum adalah 3 dan maksimum
test setelah 6. Rata-rata nyeri setelah diberikan
perlakuan dengan intervensi adalah 3,00, nilai skala
perkiraan waktu nyeri minimum adalah 2 dan
10 menit maksimum 4.
Dengan signifikansi nilai p value
0,000
Yanti Dwi & RSUD 60 sampel Rentang 30 responden 30 responden Quasi- Terdapat perbedaan yang signifikan
Kristiana Kertosono (30 sampel usia tidak kelompok kelompok experimental pada kedua kelompok. Pada
Efi. Kabupaten kelompok dicantum intervensi yang kontrol tidak dengan Pre test kelompok intervensi terjadi
(2019) Nganjuk intervensi, kan oleh diberikan diberikan and post test penurunan intensitas nyeri setelah
dan 30 penulis intervensi intervensi design with diberikan intervensi relaksasi
sampel relaksasi benson, relaksasi control group / benson secara signifikan.
kelompok diberikan selama benson Kuisioner dan Dengan hasi nilai signifikansi p
kontrol) 10 menit sekali lembar value 0,005 < α = (0,05)
dalam 3 hari observasi skala
nyeri (Skala
Analog Visual)
Yusliana RSUD 30 sampel Rentang 15 responden 15 responden Quasi- Hasil penelitian ini menunjukkan
Anita, Arifin (15 sampel usia kelompok kelompok experimental rata-rata nyeri postpartum sectio
Misrawati, Achmad kelompok sampel intervensi yang kontrol tidak dengan Pre test caesarea setelah diberikan
adalah < diberikan diberikan intervensi pada kelompok
Safri, intervensi, and post test
20 tahun intervensi intervensi eksperimen adalah 2,86 dengan
(2015) dan 15 sampai relaksasi benson, relaksasi design with penurunan nyeri sebesar 1,53 dan
sampel >34 tahun, diberikan selama benson control group/ kelompok kontrol adalah 3,76
kelompok dengan 15 menit sekali Lembar dengan penurunan nyeri sebesar
kontrol) usia dalam 2 hari observasi skala 0,30, dari data tersebut
terbanyak nyeri (Numeric menunjukkan penurunan nyeri pada
20-34 Rating Scale) kelompok eksperimen yang lebih
tahun besar dibandingkan dengan
17
kelompok kontrol.
Dengan signifikansi nilai p value
0,000 < α 0,05 dan pada kelompok
kontrol menunjukkan nilai nilai p
value 0,082 > α 0,05. Hasil uji
statistik t independent diperoleh p
value 0,000 < α 0,05.
18