Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS JURNAL PRE

ANESTHESI OREF/ORIF

Dosen Pengampu :

Bapak Danang Tri Yodono., S.Kep., M.Kep


KELOMPOK 1
Achmad Alfan Asyrofi 210106003 Febby Febrian Denni 210106059

Ailen Fitria 210106006 Febriyanti 210106062

Alfina Inayah Prabandari 210106011 Futuh El Halawah 210106067

Amandha Christiani Hasyim 210106014 Habibie Aulia 210106070

Ardanda Satria Wibowo 210106019 Hilda Nesa Dwininingrum 210106075

Bima Bayu Ningrat 210106027 Indriani 210106078

Chandra Ahmad 210106030 Ita Oktaviyana 210106083

Claresta Dovel Damayanti 210106035 Jihan Ade Purwanti 210106086

Dewi Umaiyah Nur Rokhmah 210106038 Khofilatul Bay Umayyah 210106091

Dilla Puspita Sari 210106043 Lucky Viviana 210106099

Dyah Triwulan 210106046 M. Rizqy Diaz Alfarizi 210106102

Esa Dahan Prayoga 210106051 Meishintiara Heristiawan 210106107

Faika Kum 210106054 Meliana Hardian R. 210106110


01. JUDUL PENELITIAN 02. PENELITI
Evaluasi hasil reduksi Amin TK, Patel saya, Patel
terbuka dan fiksasi internal MJ, Kazi MM, Kachhad K,
( ORIF ) Fraktur ujung Mod DR
distal femur dengan ekstensi
intra-artikular
Ringkasan Jurnal
Salah satu penatalaksanaan fraktur adalah dengan operatif (pembedahan). Setelah
dilakukannya adalah untuk menganalisis penggunaan teknik napas dalam terhadap
penurunan nyeri pada pasien pasca operasi fraktur. Metode penelitian ini dimulai dari
pencarian data menggunakan lima database yaitu Science Direct, Taylor & Francis Online
(Tandfonline), Google Scholar, SAGE dan PubMed dengan rentang tahun 2014-2020 dengan
jumlah 907 artikel. Artikel dicari dengan kata kunci “deep breathing AND postoperative AND
fracture AND pain”. Ditemukan 12 artikel memenuhi kriteria yang dinilai menggunakan the
JBI critical appraisal tools. Hasil telaah artikel yang telah dilakukan adalah penggunaan
teknik napas dalam yang diberikan mampu mengurangi nyeri pada pasien pasca operasi
fraktur. Prosedur teknik napas dalam yang bisa dianjurkan adalah adalah ciptakan
lingkungan yang tenang, usahakan tetap rileks dan tenang, menarik napas dalam dari hidung
dan mengisi paruparu dengan udara melalui hitungan 1,2,3, perlahan-lahan udara
dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks, anjurkan
bernapas dengan irama normal 3 kali, menarik napas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan, membiarkan telapak tangan dan kaki
rileks, usahakan tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam, pada saat konsentrasi pusatkan
pada daerah yang nyeri, anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.
waktu penggunaan teknik napas dalam yang bisa dianjurkan untuk nyeri pada pasien pasca
operasi fraktur adalah pada jam 1, 2, 4, 8, 12, 24 setelah operasi dan saat merasakan nyeri.
TUJUAN TINDAKAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan teknik napas


dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi fraktur.Hasil
telaah artikel yang telah dilakukan adalah penggunaan teknik napas dalam
yang diberikan mampu mengurangi nyeri pada pasien pasca operasi fraktur.
Terapi non farmakologis adalah teknik yang digunakan untuk mendukung
teknik farmakologi dengan metode sederhana, murah, praktis dan tanpa efek
samping yang merugikan (Pratiwi et al., 2020). Dalam pelaksanaan terapi non
farmakologi, tenaga kesehatan yang memiliki peran dominan adalah perawat
karena merupakan tugas mandiri perawat dalam memberikan intervensi
keperawatan (Mayasari, 2016). Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah
satu metode manajemen nyeri non farmakologi. Penelitian yang dilakukan oleh
Nurdin, Kiling, & Rottie (2013) didapatkan bahwa relaksasi napas dalam
efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi fraktur. Penggunaan teknik
relaksasi dalam periode pasca operasi akan mengurangi penggunaan analgesik
pada pasien, mengurangi efek samping yang terkait dengan obat dan
memastikan bahwa pasien akan merasa puas terhadap perawatan (Yaban,
2019).
KELEBIHAN KEKURANGAN

1. Pembahasan dalam jurnal sangat detail dan 1. Mengandung istilah-istilah yang


terperinci sulit untuk dimengerti.
2. Data-data yang digunakan cenderung 2. Peneliti kurang lengkap dalam
lengkap dan jelas karena berdasarkan menyimpulkan keseluruhan isi dari
penelitian. jurnal ini.
 
PROBLEM
Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu metode manajemen nyeri non
farmakologi. Penelitian yang dilakukan oleh Nurdin, Kiling, & Rottie (2013) didapatkan
bahwa relaksasi napas dalam efektif dalam menurunkan nyeri pasca operasi fraktur.
Penggunaan teknik relaksasi dalam periode pasca operasi akan mengurangi penggunaan
analgesik pada pasien, mengurangi efek samping yang terkait dengan obat dan
memastikan bahwa pasien akan merasa puas terhadap perawatan. Setelah dilakukannya
tindakan pembedahan ORIF, pasien akan merasakan nyeri akibat insisi pembedahan.
Luka insisi pembedahan dapat mengakibatkan pengeluaran impuls nyeri oleh ujung
saraf bebas yang diperantara oleh sistem sensorik. Secara keseluruhan, pembedahan
menyumbang 10% sampai 30% nyeri neuropatik klinis. Diperkirakan sekitar 80%
pasien mengalami nyeri setelah operasi, dimana 86% mengalami nyeri sedang dan berat
atau ekstrim. Rasa nyeri (quality) yang timbul yang dirasakan pasien pasca bedah
fraktur bervariasi seperti menusuk, berdenyut, dan tajam.
INTERVENSI

TERAPI RELAKSASI NAFAS


TERAPI FARMAKOLOGI
DALAM
Terapi non farmakologis adalah teknik yang Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah
digunakan untuk mendukung teknik farmakologi satu metode manajemen nyeri non farmakologi.
dengan metode sederhana, murah, praktis dan Penelitian yang dilakukan oleh Nurdin, Kiling, &
tanpa efek samping yang merugikan (Pratiwi et Rottie (2013) didapatkan bahwa relaksasi napas
al., 2020). Dalam pelaksanaan terapi non dalam efektif dalam menurunkan nyeri pasca
farmakologi, tenaga kesehatan yang memiliki operasi fraktur. Penggunaan teknik relaksasi
peran dominan adalah perawat karena dalam periode pasca operasi akan mengurangi
merupakan tugas mandiri perawat dalam penggunaan analgesik pada pasien, mengurangi
memberikan intervensi keperawatan (Mayasari, efek samping yang terkait dengan obat dan
2016). memastikan bahwa pasien akan merasa puas
terhadap perawatan (Yaban, 2019).
COMPARATION
 Penelitian yang dilakukan oleh Aini & Reskita (2018), Sasongko, Sukartini, Wahyuni, & Putra (2019),
Igiany (2018), Sharma, Nisha, & Ruhil, (2019) dan Evvendi, Sulisetyawati, & Agussafutri (2019) diberikan
selama 3 hari. Penelitian yang dilakukan oleh Sunadi, Ifadah, & Syarif (2020) dan Sumardi, Dewi, &
Sumaryani (2019) teknik napas dalam diberikan selama 2 hari. Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf,
Iswari, Sriyono, & Yunitasari (2020) teknik napas dalam diberikan sebanyak 15 kali dengan diselingi
istirahat singkat 5 kali. Penelitian yang dilakukan oleh Kristanto & Arofiati (2016) teknik napas dalam
diberikan selama 15 menit dan diulangi sampai 4 siklus. Penelitian yang dilakukan oleh Kristanto &
Arofiati (2016) teknik napas dalam diberikan 3-5 kali dan pasien dianjurkan untuk melakukan teknik
napas dalam sebanyak 10 kali setiap jam saat pasien terjaga selama periode pasca operasi. Penelitian yang
dilakukan oleh Margono (2014) teknik napas dalam diberikan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 5-10
menit. Dan penelitian yang dilakukan oleh Ursavas & Catakl (2020) teknik napas dalam diberikan pada
jam 1, 2, 4, 8, 12, 24 setelah operasi dan saat pasien merasakan nyeri.
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al. (2019) ada dua karakteristik yang melekat
dalam pengalaman nyeri berdasarkan fisiologinya yaitu durasi dan pola nyeri. Dari hasil wawancara
langsung pada pasien pasca bedah fraktur didapat sebanyak 86,7% pasien mengatakan kalau nyeri yang
dirasakan sangat mengganggu dan sebanyak 13,3% mengatakan merasa terganggu. Sedangkan 57,8%
pasien menyatakan nyeri dirasakan hilang timbul dan 42,2% menyatakan nyeri selalu atau nyeri
dirasakan berkelanjutan.
 Mekanisme teknik relaksasi napas dalam merelaksasikan otot skeletal, dapat menurunkan nyeri dengan
merileksasikan ketegangan otot yang dapat menunjang nyeri. Setelah dilakukan teknik relaksasi napas
dalam terdapat hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Kadar PaCO2
akan meningkat dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah (Judha et
al., 2012).
OUTCOME
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latihan pernapasan
dalam tidak berpengaruh pada depresi tetapi mengurangi
kecemasan dan nyeri setelah operasi penggantian lutut total.
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu
rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek
fisiologis. Terapi dingin diperkirakan menimbulkan efek
analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit, pengaruh
yang signifikan dari terapi kompres dingin terhadap nyeri post
operasi pada pasien fraktur ORIF.
PENGKAJIAN
Anamnesis
 Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Usia : 81 Tahun
Jenis kelami : Laki-laki
No. CM : 97115
Agama :
Alamat :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Diagnosa madis : post op orif antebrachii
● Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
● Anamnesis Pre Anestesi
● Keluhan utama : Nyeri pada daerah antebrachii
● Riwayat kesehatan :
● Riwayat penyakit sekarang : nyeri pada daerah antebrachia, bengkak, deformitas, mati rasa, masalah
pergerakan anggota tubuh
● Riwayat Kesehatan dahulu :-
● Riwayat Kesehatan keluarga :-
• Riwayat tumbuh kembang
Pola nutrisi-metabolik
Pola eliminasi
Pola istirahat dan tidur
Pemeriksaan fisik
Kesadaran :
GCS :
N : 80x/menit
S : 360 C
RR :
BB :
TB :
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan penunjang
ANALISA DATA

DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI &
IMPLEMENTASI
MERCURY
Mercury is the closest
planet to the Sun

JUPITER
Jupiter is the biggest planet
of them all

VENUS
Venus is the second planet
from the Sun
75%
Venus is the second
planet from the Sun

25%
Mercury is the closest
INTERVENSI &
IMPLEMENTASI
planet to the Sun
THANK YOU

DO YOU HAVE ANY QUATION??:*

Anda mungkin juga menyukai