KELOMPOK IIIa :
4. Tujuan program :
Mengetahui Pengaruh Tehnik Distraksi Nafas Ritmik Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post
Operasi Apendisitis
5. Sasaran pencapaian program tersebut :
2 orang pasien yang telah menjalani operasi (post-op) tindakan appendektomi
9. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan tanggal : November 2017
Kegiatan: pelaksanan di lakukan di bangsal perawatan bedah RSUD dr. Abdul Aziz
ruang Kijang (perawatan pria) pukul 13.00-13.30 WIB
Anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek (gambar) atau memejamkan
mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai
empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan
menghitung satu sampai empat (dalam hati)
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar
yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan
ritmik
10. Evaluasi :
2 pasien sebagai target sasaran, pasien pertama dengan diagnosa post-op appendektomi :
Klien mengatakan nyeri yang dialami akibat luka post-op (P)
Klien mengatakan nyeri seperti disayat (Q)
Klien mengatakan letak nyeri di daerah abdomen (R)
Klien mengatakan nyeri di rentang skala 7 (skala nyeri berat) setelah diberikan terapi
tehnik distraksi nafas ritmik, klien mengatakan nyeri berkurang di rentang skala 5 (skala
nyeri sedang) (S)
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang datang (T)
Klien mengatakan senang dengan terapi yang diberikan, saat 10-15 menit terapi diberikan
klien mengatakan perasaan yang rileks sehingga nyeri klien dapat menurun.
Sedangkan pasien kedua dengan diagnosa post-op appendektomi :
Klien mengatakan nyeri yang dialami akibat luka post-op (P)
Klien mengatakan nyeri seperti disayat (Q)
Klien mengatakan letak nyeri di abdomen kanan bawah (R)
Klien mengatakan nyeri di rentang skala 6 (skala nyeri sedang) setelah diberikan terapi
tehnik distraksi nafas ritmik klien mengatakan nyeri berkurang di rentang skala 3 (skala
nyeri ringan) (S)
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang datang (T)
Klien mengatakan suka dengan terapi, saat 10 menit terapi diberikan klien mengatakan
perasaan yang nyaman sehingga nyeri klien dapat menurun.
11. Hambatan :
Pelaksanaan proyek inovasi di ruang kijang (ruang perawatan pria) kelas III , dimana dalam
1 ruangan ada 15 bed dan saling berdekatan satu sama lain, terapi yang dihasilkan tidak
maksimal pada pasien sasaran dikarenakan pengunjung yang membesuk pasien serta
keluarga pasien yang ramai di dalam ruangan dan membuat suasana menjadi tidak kondusif
(ribut) sehingga menyebabkan pasien kadang teralihkan fokusnya terhadap terapi.
13. Dokumentasi