Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS JURNAL

Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri


Pada Pasien Post Op Appendiktomi di Ruang Bedah (Al-Muizz)
RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Kelompok 5

1. Alanish S.T (I4B019074)

2. Cindy Ferista T (I4B019079)

3. Nur Istiqomah (I4B019080)

4. Riana Mauliandari (I4B019089)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI NERS

TAHUN 2020
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tindakan pembedahan atau operasi adalah penanganan medis yang dilakukan
dengan cara invasif untuk mendiagnosa atau mengobati injuri, penyakit, serta
deformitas tubuh (Nainggolan 2013). Menurut Puruhito dalam Sjamjuhidajat &
Wim (2004), anestesi biasanya dilakukan dalam prosedur pembedahan dengan
tujuan untuk pengelolaan tanda vital, mengurangi nyeri, dan penanganan
perioperatif dalam mencapai keberhasilan pembedahan. Kiik (2013) menjelaskan
bahwa tindakan pembedahan dapat berujung pada cidera jaringan sehingga
berdampak langsung pada perubahan fisiologis tubuh. Pembedahan dapat dilakukan
karena beberapa alasan, diantaranya yaitu diagnostik seperti biopsi dan laparotomi
eksplorasi, lalu kuratif contohnya yaitu pengangkatan apendiks yang terjadi
inflamasi dan eksisi tumor, dan juga tindakan reparatif seperti memperbaiki luka
multipel, serta tindakan rekonstruksi dan paliatif (Smeltzer & Bare 2009).

Penanganan apendiksitis dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama


dilakukan sebelum tindakan operasi yaitu observasi keadaan pasien selama 8-12 jam
setelah munculnya keluhan. Lalu, tahap kedua yaitu apabila observasi telah
dilakukan dan tidak terdapat komplikasi seperti apendiksitis perforasi maka pasien
tidak perlu diberi antibiotik. Tahap yang terakhir, jika tidak terdapat komplikasi
maka dilakukan apendiktomi (Price & Wilson 2012). Apendiktomi adalah tindakan
pembedahan dengan cara pengangkatan atau membuang apendiks (Smeltzer & Bare
2009).

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2008, terdapat 591.819


orang yang menderita apendiksitis di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat menjadi
596.132 orang pada tahun 2009. Usia 10-30 tahun merupakan kelompok usia dengan
kasus apendiksitis terbanyak. Menurut Riskesdas (2009), tindakan pembedahan
menempati urutan ke-11 dari 50 penanganan penyakit di rumah sakit se-Indonesia
dengan presentase 12,8% yang sebesar 32% diantaranya merupakan apendiktomi.
Tindakan apendiktomi dapat menyebabkan luka sehingga menimbulkan nyeri
serta kemungkinan terjadi imobilisasi. Pasien yang mengalami nyeri akut dapat
menghambat proses penyembuhan, sehingga meningkatkan komplikasi seperti
gangguan mobilitas fisik. Imobilisasi dapat menghambat rehabilitasi pasien
sehingga waktu perawatan pasien di rumah sakit menjadi lebih lama apabila keluhan
nyeri akut yang dialami pasien tidak dapat terkontrol dan menjadikan prioritas
perawatan (Potter & Perry 2010). Dampak yang muncul akibat nyeri yang
berkepanjangan dapat berupa lemas, gangguan tidur, dan keterbatasan fungsi. Selain
itu, pasien juga dapat memperlihatkan suasana hati yang depresif hingga frustasi
dalam menjalankan pengobatan medis (Black & Hawks 2014). Penanganan nyeri
dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis dan nonfarmakologis. Beberapa
terapi nonfarmakologis yang dapat mengurangi nyeri yaitu teknik relaksasi
genggam jari, guided imagery, yoga, dan relaksasi napas dalam (Smeltzer & Bare
2009; Chanif et al. 2013).

Menurut Chanif (2013) teknik relaksasi genggam jari merupakan teknik


relaksasi yang berhubungan dengan jari tangan dan aliran energi di dalam tubuh.
Selain itu, teknik tersebut merupakan kombinasi dengan relaksasi napas dalam yang
dilakukan dalam waktu singkat. Teknik relaksasi genggam jari dalam
pelaksanaannya dapat memicu hormon endorfin yang bekerja sebagai analgesik
alami tubuh sehingga rasa nyeri pascaapendiktomi dapat berkurang (Sulung & Rani
2017).

B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui hasil analisis jurnal "Efektifitas Relaksasi Genggam
Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasian Post Op Appendiktomi di Ruang Bedah
(Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019"
BAB II REVIEW JURNAL

A. Identitas Jurnal
1. Judul Jurnal : Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi di Ruang Bedah (Al-
Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019
2. Nama Jurnal : Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan
3. Volume : Volume 10 Nomer 1
4. Penulis : Asni Hasaini
B. Metodologi Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh klien yang terdiagnosa
Post Op Appendictomy di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha
Martapura sebanyak 43 responden, dan sampel dalam penelitian ini
berjumlah 15 orang responden.
2. Sampel
Teknik pengumpulan sampel menggunakan simple random sampling.
Kriteria inklusi adalah: 1) Pasien di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu
Zalecha Martapura, Pasien post op appendiktomy yang mengalami nyeri
sedang dan ringan, 3) 7-8 jam setelah pemberian analgetik, 4) Pasien yang
sadar penuh (compos mentis). 5) Pasien yang bersedia menjadi responden.
terapi relaksasi genggam jari tangan dilakukan dengan cara memegang
masing-masing dari lima jari satu per satu, sekitar 3 hingga 5 menit.
3. Instrumen Penelitian
Data dikumpulkan dengan lembar observasi, dan analisis data secara
bivariat menggunakan uji Wilcoxon.

4. Hasil Penelitian
Hasil menunjukan tingkat nyeri sebelum diberikan relaksasi genggam
jari pada 15 responden di dapatkan tingkat nyeri rerata 4 dikategori nyeri
sedang, nilai tertinggi nyeri adalah 5, dan nilai terendah nyeri adalah 3,
dengan standar deviasi sebesar 0,535. Tingkat nyeri sesudah diberikan
relaksasi genggam jari pada 15 responden didapatkan tingkat nyeri rerata
(1.73) dikategori nyeri ringan, nilai tertinggi nyeri adalah 2, nilai terendah
nyeri adalah 1 dengan standar deviasi sebesar 0,438. Perbedaan nyeri tingkat
post op appendiktomy sebelum dan sesudah diberikan relaksasi genggam jari
pada 15 responden di dapatkan rerata perubahan 2,27 tingkat ringan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Wilcoxon
diperoleh nilai p= 0,000. Dengan nila p < 0,05, maka Ha diterima yang artinya
ada efek antara pemberian relaksasi genggam jari terhadap penurunan tingkat
nyeri pada pasien Post Op Appendiktomy Di Ruang Bedah RSUD Ratu
Zalecha Martapura Tahun 2019. Pengurangan intensitas rasa sakit pada
pasien dengan Post-Appendectomy karena terapi relaksasi jari tangan
membantu responden untuk rileks dengan memegang masing-masing dari
lima jari satu per satu, sekitar 3 hingga 5 menit dari emosi lama yang paling
sederhana dan mudah untuk melepaskan emosi dan membantu orang
bersantai. Teknik ini memberikan sentuhan tangan dan pernapasan yang
mudah untuk keseimbangan energi dalam tubuh (Liana 2008 dalam Pinandita,
Purwanti & Utoyo 2012).
BAB III PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan oleh Hasaini (2019) dengan judul “Efektifitas


relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post op appendiktomy di
Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun 2019” menunjukkan
hasil terdapat pengaruh relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien
post op appendiktomi di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Relaksasi genggam jari pada penelitian ini dilakukan sekitar 30-40 menit pada pasien
dengan kesadaran compos mentis setelah operasi appendiktomi yang mengalami nyeri
sedang dan ringan, serta bebas analgetik 7-8 jam. Tingkat nyeri sebelum diberikan
relaksasi genggam jari pada 15 responden di dapatkan tingkat nyeri rata-rata 4
dikategori nyeri sedang, nilai tertinggi nyeri adalah 5, dan nilai terendah nyeri adalah
3. Sesudah diberikan relaksasi genggam jari didapatkan tingkat nyeri rata-rata
dikategori nyeri ringan, nilai tertinggi nyeri 2, nilai terendah nyeri 1. Relaksasi
genggam jari memberikan efek yang baik dalam menurunkan nyeri pasien setelah
operasi apendiktomi dari dikategori nyeri sedang menjadi nyeri ringan (Hasaini 2019).
Operasi appendiktomi sendiri adalah pembedahan untuk mengangkat apendiks
yang mengalami infeksi dengan cara membuka bagian tubuh yang akan ditangani
dengan melakukan sayatan diarea infeksi (Suratun & Lusianah 2010). Infeksi apendik
atau apendiksitis bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan
bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. Keluhan yang
sering dirasakan setelah operasi adalah pasien merasakan nyeri yang hebat, sedang atau
ringan serta menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan akibat nyeri
tersebut (Sulung & Rani 2017). Terapi non farmakologi dalam penanganan nyeri salah
satunya adalah teknik relaksasi genggam jari (Ramadina, Utami & Jumaini 2011).
Teknik mengenggam jari merupakan bagian dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin
Shin Jyutsu adalah akupresur Jepang. Bentuk seni yang menggunakan sentuhan
sederhana tangan dan pernafasan untuk menyeimbangkan energi didalam tubuh.
Tangan (jari dan telapak tangan) adalah alat bantuan sederhana dan ampuh untuk
menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan
berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir,
jari telunjuk berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan
kemarahan, jari manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking
berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill 2011).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sulung dan Rani (2017) menunjukkan rata-
rata intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi genggam jari adalah 4,80 dan
hasil rata-rata sesudah dilakukan teknik relaksasi genggam jari adalah 3,87 pada pasien
post apendiktomi. Penelitian oleh Fachroni, Anny dan Rusnoto (2018) juga didapatkan
relaksasi genggam jari berefektifitas yang signifikan terhadap tingkat nyeri pada pasien
post operasi hernia. Teknik realaksasi genggam jari dapat mengurangi ketegangan fisik
dan emosi yang akan membuat tubuh rileks (Sulung & Rani 2017). Liana (2008) dalam
Pinandita, Purwanti dan Utoyo (2012) mengemukakan bahwa menggenggam jari
adalah teknik relaksasi yang mudah dilakukan, sambil menarik nafas dalam dan
menggenggam jari mampu mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman
jari akan menghangatkan titik-titik keluar masuknya energi pada meridian (energi
channel) yang terletak pada jari tangan kita.
Intensitas nyeri pada pasien dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah
kondisi psikologis. Nyeri akut yang dirasakan pasien dengan post-appendectomy
memberikan efek pasien menjadi cemas dan tidak mampu mengendalikan rasa sakit
(Hasaini 2019). Nyeri akan berdampak pada aktivitas sehari-hari seperti pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur, pemenuhan individu, juga aspek interaksi sosial seperti
menghindari percakapan, menarik diri dan menghindari kontak (Faridah 2015). Pasien
pasca pembedahan /pasca operasi akan merasakan nyeri hebat dan 75% pasien akan
mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan akibat nyeri (Sulung & Rani
2017). Pasien yang mempunyai keluhan nyeri, berharap apa yang menjadi keluhannya
yaitu rasa nyeri hilang seketika.
Praktik dilapangan yang banyak ditemui apabila ada keluhan nyeri perawat akan
segera berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan analgetik tanpa memperhatikan
tingkat nyeri pasien. Teknik farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama
berjam-jam atau bahkan berhari-hari (Smeltzer & Bare 2006). Hal tersebut dipilih
dimungkinkan karena tuntutan beban kerja perawat yang besar. Hasil penelitian Rizky,
Darmaningtyas dan Yulitasari (2018) pada perawat di RSUD Wates menunjukkan
beban kerjanya tinggi jumlah perawat yang tersedia di bangsal masih kurang dari
jumlah ideal menurut perhitungan Depkes. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aini
dan Purwaningsih (2013) di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Semarang didapatkan
gambaran bahwa beban kerja perawat sebagian besar adalah tinggi. Beban kerja
perawat yang besar tersebut membuat penanganan pasien akan dirasa lebih mudah
terpenuhi keluhannya jika diberikan obat analgetik.
Pemberian obat analgetik juga dirasa akan lebih mengurangi komplain dari
pasien dan keluarga karena obat analgetik akan memberikan efek ebih cepat dalam
mengurangi nyeri. Penelitian oleh Afif (2015) didapatkan bahwa 58% reponden
menggunakan obat analgetik dengan tidak rasional. Pemberian obat analgesik efektif
untuk mengurangi nyeri, akan tetapi pemakaian obat analgesik yang berlebihan
membawa efek samping kecanduan, bila overdosis dapat membahayakan pemakainya
(Pinandita, Purwanti & Utoyo 2012).
Peran perawat dalam manajemen nyeri antara lain sebagai edukator, motivator
dan care giver. Perawat sebagai edukator melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga tentang penanganan nyeri yang tepat agar pasien dan keluarga
paham dan mengerti manajemen nyeri non farmakologi yang aman seperti dengan
teknik genggam jari. Perawat sebagai motivator harus memberikan dorongan yang
positif kepada pasien dan keluarga untuk melakukan penanganan nyeri non
farmakologi dengan teknik genggam jari, menunjukan betapa mudah dan efektifnya
teknik tersebut. Perawat sebagai care giver, dimana perawat langsung membantu dan
mendampingi pasien melakukan genggam jari jika pasien atau keluarga tidak mampu
untuk melakukan secara mandiri. Penyesuaian beban kerja perawat diharapkan lebih
diperhatikan sehingga kualitas asuhan keperawatan akan optimal. Pelaksanaan
penanganan nyeri kedepanya diharapkan akan lebih baik lagi dengan memperhatikan
beban kerja perawat, meningkatkan kompetensi dan kualitas asuhan keperawatan serta
memberikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang manajeman nyeri yang tepat.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasien post-appendictomy akan mengalami nyeri akibat bedah luka operasi.
Nyeri yang dirasakan tersebut dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari seperti
istirahat, pemenuhan individu, juga aspek interaksi sosial (menghindari percakapan,
menarik diri dan menghindari kontak), dan apabila tidak ditangani dapat
mengakibatkan syok neurogenic. Penanganan pasien dengan nyeri lebih banyak
dilakukan dengan pemberian analgetik, namun penggunaan analgetik yang
berlebihan dapat membahayakan pasien sehingga diperlukan penanganan
menggunakan terapi nonfarmakologis. Terapi genggam jari telah terbukti efektif
mengurangi tingkat nyeri pasien karena dapat mengurangi ketegangan fisik dan
emosi dengan prosedur yang sangat mudah.

B. Saran
1. Tidak memberikan obat analgetik yang berlebihan pada pasien dengan keluhan
nyeri.
2. Perawat dapat menggunakan terapi genggam jari sebagai salah satu terapi
nonfarmakologis untuk menurunkan nyeri pasien.
3. Pasien dapat melakukan terapi genggam jari secara mandiri untuk menurunkan
nyeri.
DAFRAR PUSTAKA

Afif, A. 2015, ‘Hubungan tingkat pengetahuan dengan ketepatan penggunaan obat


analgetik pada swamedikasi nyeri di masyarakat Kabupaten Demak’, Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Aini, F. & Purwaningsih, P. 2013, ‘Hubungan antara beban kerja dengan stres kerja
perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang’, Jurnal
Manajemen Keperawatan, vol. 1, no. 1.
Black, J.M. & Hawks, J.H. 2014, Keperawatan medikal bedah: manajemen klinis untuk
hasil yang diharapkan, Salemba Medika, Jakarta.
Chanif N. 2013, 'Evidence based of pain management in post operative patients a case
study' Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. vol. 1, no. 2,
Fachroni, M.A., Anny, R.M. & Rusnoto 2018, ‘Efektifitas terapi relaksasi genggam
jari terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi hernia di RSUD RA .Kartini
Jepara tahun 2017’, Skripi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Kudus.
Faridah, V.N. 2015, ‘Penurunan tingkat nyeri pasien post op apendisitis dengan tehnik
distraksi nafas ritmik’, SURYA, vol. 07, no. 02.
Hasaini, A. 2019, ‘Efektifitas relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada
pasien post op appendiktomi di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha
Martapura Tahun 2019’, Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan, vol. 10, no. 1.
Hill, R.Y. 2011, Nursing from the inside-out : living and nursing from the highest point
of your consciousness : transform yourself and impact your nursing practice
through the art of self-care, Jones and Bartlett Publishers.
Kiik, S. M. 2013, 'Pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu pemulihan peristaltik usus
pada pasien pascaoperasi abdomen di ruang ICU RSUD Labuang Baji Makassar',
Jurnal Kesehatan, vol. 1, no. 1, pp. 13-20
Nainggolan, E. 2013, 'Hubungan mobilisasi dini dengan lamanya penyembuhan luka
pascaoperasi apendiktomi', Jurnal Keperawatan HKBP Belige, vol. 1, no. 2, pp.
98-105
Pinandita, I., Purwanti, E. & Utoyo, B. 2012, ‘Pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi’, Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, vol. 8, no. 1, pp. 32–43.
Potter & Perry 2010, Buku ajar fundamental keperawatan (konsep, proses, dan
praktik), EGC, Jakarta.
Price, S. A. & Wilson, L. M. 2012, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit,
Ed.6, EGC, Jakarta.
Puruhito, B. dalam Sjamjuhidajat, R. & Wim de Jong, 2004, Buku ajar ilmu bedah,
EGC, Jakarta.
Ramadina, S., Utami, S. & Jumaini 2011, ‘Efektifitas teknik relaksasi genggam jari dan
nafas dalam terhadap penurunan dismenore’, Jurnal Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau, pp. 1–8.
Riskesdas 2009, Badan penelitian dan pengembangan kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Rizky, W., Darmaningtyas, N. & Yulitasari, B.I. 2018, 'Hubungan jumlah tenaga
perawat dengan beban kerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD Wates', Indonesian Journal of Hospital Administration, vol. 1, no. 1, pp.
38–42.
Smeltzer, S.. & Bare, B.. 2006, Texbook of Medical Surgical Nursing 10th, EGC,
Jakarta.
Smeltzer, S.C. & Bare, G.B. 2009, Buku ajar keperawatan medikal bedah, Ed.8, EGC,
Jakarta.
Sulung, N. & Rani, S.D. 2017, ‘Teknik relaksasi genggam jari terhadap intensitas nyeri
pada pasien post appendiktomi’, Jurnal Endurance, vol. 2, no. 3, p. 397.
Suratun & Lusianah 2010, Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal, Trans Info Media, Jakarta.
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien


Post Op Appendiktomi di Ruang Bedah (Al-Muizz)
RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

Asni Hasaini
Akper Intan Martapura
Martapura, Kalimantan Selatan Indonesia
Korespondensi Email : asnihasaini87@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.394

Abstrak

Latar Belakang: Prevalensi apendesitis akut yang menjalani appendiktomy sebanyak 75,2% dan
keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri yang sangat hebat, sedang sampai ringan. Nyeri akan
berdampak pada aktivitas sehari-hari, dan apabila tidak ditangani dapat mengakibatkan syok
neurogenik. Sehingga diperlukan tindakan keperawatan mandiri dengan melakukan manajemen
nyeri yang sederhana dan mudah untuk dilakukan yaitu relaksasi genggam jari.
Tujuan: Untuk menganalisis efektifitas relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien
post op appendiktomy di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Metode: Jenis desain penelitian adalah metode eksperimental dengan rancangan one-group pre-post
test design. Populasi adalah seluruh klien yang terdiagnosa Post Op Appendictomy dan sampel
sebanyak 15 orang responden dengan simple random sampling. Instrument menggunakan lembar
observasi dan dianalisis bivariat dengan Wilcoxon.
Hasil: Ada efek relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post op appendiktomy
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura p=0,000 (p< 0,05).
Kesimpulan: Tingkat nyeri sebelum diberikan relaksasi genggam jari didapatkan dikategori nyeri
sedang, dan sesudah diberikan dikategorikan nyeri ringan. Hasil analisis sebelum dan sesudah
dilakukan relaksasi genggam jari didapatkan p=0,000 (p< 0,05) maka H0 ditolak yang artinya ada
pengaruh (signifikan) Ada efek relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post op
appendiktomy di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Kata kunci: Relaksasi Genggam Jari, Nyeri, Post Op Appendiktomy

76
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

The Effectiveness of Finger Grip Relaxation Against the Pain Reduction of Post Op
Appendictomy Patients in the Surgical Room (Al-Muizz)
RSUD Ratu Zalecha Martapura 2019

Abstract

Background: The prevalence of acute appendicitis undergoing appendictomy is 75.2% and


complaints that are often felt are very severe, moderate to mild pain. Pain will have an impact on
daily activities, and if left untreated can lead to neurogenic shock. So that independent nursing
action is needed by doing pain management that is simple and easy to do, namely hand-held
relaxation.
Objective: To analyze the effectiveness of finger grip relaxation against the pain reduction on post
op appendictomy patients in the Surgical Room (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Method: The type of research design is an experimental method with a one-group pre-post test
design. The population is all clients who are diagnosed with Post Op Appendictomy and sample is
taken from 15 respondents with simple random sampling. The Instrumentuses observation sheets and
will be analyzed by using bivariate with Wilcoxon.
Results: There is an effect of the effectiveness of finger grip relaxation on the pain reduction of post
op appendictomy patients in the Surgical Room (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura p=0,000
(p< 0,05).
Conclusion: The pain level before the finger grip relaxationgiven was categorized medium pain, and
after it was given, the pain level turned into mild category. The results before and after the finger
grip is p=0,000 (p< 0,05) then H0 was rejected which means there is an influence (significant) of the
finger grip relaxation on the pain reduction of the Post Op Appendictomypatients in the Surgical
Room (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Key words: Finger Grip Relaxation, Pain, Post Op Appendictomy.

77
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

PENDAHULUAN mempunyai pengalaman yang kurang

menyenangkan akibat nyeri yang tidak


Menurut Wime De Jong et al. (2005)
adekuat. (Sulung N, Dian Rani S, 2017).
Apendicitis adalah salah satu kasus bedah
Menurut WHO (2010) angka mortalitas
abdomen yang paling sering terjadi.
akibat apendisitis cukup tinggi didunia pada
Apendisitis merupakan peradangan akibat
laki–laki 21.000 jiwa, dibandingkan pada
infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
perempuan 10.000 jiwa. Pada tahun 2013
(apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah
(WHO) menganalisa data Nasional antara
sekum (cecum). Infeksi ini bisa
tahun 2011 sampai 2012 terdapat 32.782
mengakibatkan peradangan akut sehingga
pasien menderita apendesitis akut yang
memerlukan tindakan bedah segera untuk
menjalani appendiktomy sebanyak 75,2%.
mencegah komplikasi yang umumnya
(Sulung N, Dian Rani S, 2017).
berbahaya. (Hardhi K, Amin H,N. 2015).
Menurut Utami, (2014) di asia insiden
Menurut Potter & Perry (2014) salah satu
apendisitis pada tahun 2013 adalah 48%
untuk tindakan pasien apendiks akut adalah
penduduk dari total populasi. Sedangkan dari
dengan cara pembedahan atau yang disebut
hasil survey Kesehatan Rumah Tangga
appendiktomy yang merupakan tindakan
(SKRT) di indonesia, insiden apendisitis di
invasif dengan membuka bagian tubuh yang
Indonesia memiliki urutan tertinggi, pada
akan ditangani, pembukaan ini umumnya
tahun 2013 jumlah penderita apendisitis di
dilakukan dengan sayatan, pada pembedahan
Indonesia mencapai 591.819 orang dan
appendiktomy, insisi McBurney paling
meningkat pada tahun 2014 sebesar 596.132
banyak dipilih oleh ahli bedah. Serta keluhan
orang. (Sulung N, Dian Rani S, 2017).
yang sering dirasakan setelah pembedahan
Berdasarkan Data Dari Dinas Kesehatan
(pasca operasi) pasien merasakan nyeri yang
tahun 2017 Kejadian apendisitis yang
sangat hebat, sedang sampai ringan dan
menjalani appendiktomy bersifat fluktuatif

78
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

karena pada tahun 2016 jumlah penderita sosial (menghindari percakapan, menarik diri

apendisitis 101 penderita dan mengalami dan menghindari kontak), dan apabila tidak

penurunan pada tahun 2017 yaitu 78 ditangani dapat mengakibatkan syok

penderita. (Dinkes provinsi Kalsel, 2017). neurogenik. (Virgianti N.F, 2015).

Berdasarkan data yang diambil dari Diharapkan dengan tindakan asuhan

Rekam Medik RSUD Ratu Zalecha Martapura keperawatan penanganan nyeri yang

Tahun 2018, dari bulan April sampai Oktober menggunakan manajemen nyeri yang

terhitung 34 pasien. Pada studi pendahuluan, mempunyai beberepa tindakan atau prosedur

melalui wawancara dengan pasien post op baik secara farmakologis maupun non

Appendiktomy di Ruang Bedah (Al-Muizz) farmakologis. Tindakan secara farmakologis

RSUD Ratu Zalecha Martapura pada tanggal dilakukan dengan memberikan analgesik,

November 2018 kepada 10 responden ialah untuk mengurangi atau menghilangkan

didapatkan 8 orang (80%) mengalami nyeri rasa nyeri. Sedangkan tindakan secara non

dengan skala 4 (nyeri sedang), dan 2 orang farmakologis dapat dilakukan dengan cara

(20%) mengalami nyeri dengan skala 2 (nyeri relaksasi, tekhnik nafas dalam, perubahan

ringan). 100% dari responden mengatakan posisi, massage, terapi panas dingin.

tidak mengetahui cara mengatasi nyeri selain (Virgianti N.F, 2015).

meminum obat yang diberikan dari dokter. Menurut Chanif, Petpichetchin &

Menurut Gannong, (2008) pada Chongchaeron (2013) Salah satu dari tindakan

umumnya post operasi appendiktomy pengobatan non farmakologi yang dapat

mengalami nyeri akibat bedah luka operasi. dilakukan adalah teknik relaksasi genggam

Seseorang yang mengalami nyeri akan jari, yang dimana teknik ini mudah digunakan

berdampak pada aktivitas sehari-hari seperti oleh siapapun yang berhubungan dengan jari

pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, tangan dan aliran energi didalam tubuh,

pemenuhan individu, juga aspek interaksi terdapat kombinasi yaitu relaksasi nafas

79
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

dalam, menggunakan waktu yang relatif METODE

singkat. Teknik tersebut merupakan cara


Desain penelitian yang digunakan
untuk mengelola emosi dan mengembangkan
adalah metode eksperimental yang
kecerdasan esmosional. Di sepanjang jari-jari
menggunakan pendekatan atau rancangan
terdapat saluran yang terhubung dengan
one-group pre-post test design dimana
berbagai organ dan emosi. Titik-titik refleksi
pendekatan ini adalah mengungkapkan
pada tangan memberikan rangsangan secara
hubungan sebab akibat dengan cara
spontan pada saat genggaman. Rangsangan
melibatkan suatu subjek. Populasi dalam
tersebut akan mengalirkan semacam
penelitian ini adalah seluruh klien yang
gelombang kejut atau listrik ke otak.
terdiagnosa Post Op Appendictomy di Ruang
Gelombang tersebut diterima otak dan
Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha
diproses dengan cepat diteruskan menuju
Martapura sebanyak 43 responden, dan
saraf pada organ tubuh yang mengalami
sampel dalam penelitian ini berjumlah 15
gangguan, sehingga sumbatan dijalur energi
orang responden. Teknik pengumpulan
menjadi lancar. Teknik relaksasi genggam jari
sampel menggunakan simple random
dengan tindakan asuhan keperawatan
sampling. Kriteria inklusi adalah : 1) Pasien di
penanganan nyeri yang menggunakan
Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu
manajemen nyeri yang mempunyai beberepa
Zalecha Martapura, Pasien post op
tindakan Dalam keadaan relaksasi secara
appendiktomy yang mengalami nyeri sedang
alamiah akan memicu pengeluaran hormon
dan ringan, 3) 7-8 jam setelah pemberian
endorphin, hormon ini ialah analgesik alami
analgetik, 4) Pasien yang sadar penuh
tubuh sehingga nyeri akan berkurang. (Sulung
(compos mentis). 5) Pasien yang bersedia
N, Dian Rani S, 2017).
menjadi responden. Variabel dalam penelitian

ini variabel independen pada adalah Relaksasi

80
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

Genggam Jari yang dilakukan sekitar 30-40 Tabel 2. Skala nyeri sebelum dilakukan Relaksasi
Genggam Jari pada Pasien Post Op
Appendiktomy, N=15 di Ruang Bedah RSUD
menit. Variabel dependen adalah penurunan Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019 (n=15)
Mean Median Max Min Standar
nyeri yang diukur menggunakan Skala Deviasi
4 4 5 3 0,535
intensitas nyeri deskriptif sederhana.
Berdasarkan data tabel 2. Tingkat
HASIL
1. Karasteristik Responden nyeri sebelum diberikan relaksasi
a. Jenis Kelamin genggam jari pada 15 responden di
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Jenis Kelamin Pasien Post Op dapatkan tingkat nyeri rerata 4 dikategori
Appendictomy di Ruang Bedah (Al-
Muizz) RSUD Ratu Zalecha nyeri sedang, nilai tertinggi nyeri adalah 5,
Martapura Tahun 2019 (n=15)

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


dan nilai terendah nyeri adalah 3, dengan

Laki-Laki 9 60 standar deviasi sebesar 0,535.


Perempuan 6 40
b. Nyeri pada pasien post op Appendiktomy
Total 15 100
Berdasarkan hasil tabel 1 di atas sesudah dilakukan relaksasi genggam jari

didapatkan jenis kelamin terbanyak pada di Ruang Bedah RSUD Ratu Zalecha

pasien Post Op Appendictomy di Ruang Martapura Tahun 2019

Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Tabel 3. Skala Nyeri sesudah dilakukan Relaksasi
Genggam Jari pada Pasien Post Op
Appendiktomy, N=15 di Ruang Bedah
adalah laki-laki sebanyak 9 orang (60%). RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun
2019 (n=15)
2. Data Khusus Responden Mean Median Max Min Standar
Deviasi
a. Nyeri pada pasien post op Appendiktomy 1.73 2 2 1 0,458

sebelum dilakukan relaksasi genggam jari


Berdasarkan data tabel 2. Tingkat nyeri
di Ruang Bedah RSUD Ratu Zalecha
sesudah diberikan relaksasi genggam jari
Martapura Tahun 2019.
pada 15 responden didapatkan tingkat

nyeri rerata (1.73) dikategori nyeri ringan,

nilai tertinggi nyeri adalah 2, nilai

81
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

terendah nyeri adalah 1 dengan standar Appendiktomy Di Ruang Bedah RSUD Ratu

deviasi sebesar 0,438. Zalecha Martapura Tahun 2019.

b. Analisa Bivariat

Efek Pemberian Terapi Relaksasi PEMBAHASAN

Genggam Jari Terhadap Penurunan 1. Tingkat nyeri sebelum dilakukan terapi

Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Op relaksasi genggam jari di Ruang Bedah

Appendiktomy Di Ruang Bedah RSUD RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun

Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019. 2019.

Tabel 4. Efek sebelum dan sesudah diberikan Berdasarkan distribusi frekuensi


Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri pada Pasien Post
Op Appendiktomy di Ruang Bedah RSUD
responden sebelum relaksasi genggam jari
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019
(n=15) terhadap penurunan tingkat nyeri pada 15
Mean Median Max Min Standar
Deviasi orang didapatkan hasil tingkat nyeri insisi
2.27 2 3 1 0,77
post op appendiktomy rerata 4 dikategori

Berdasarkan tabel 4. Perbedaan nyeri nyeri sedang.

tingkat post op appendiktomy sebelum dan Intensitas nyeri pada responden

sesudah diberikan relaksasi genggam jari pada dipengaruhi beberapa faktor salah satunya

15 responden di dapatkan rerata perubahan adalah kondisi psikologis adalah faktor

2,27 tingkat ringan. dominan yang mempengaruhi intensitas

Berdasarkan hasil uji statistik dengan nyeri yang dirasakan pada pasien dengan

menggunakan Wilcoxon diperoleh nilai p= post-appendectomy di mana efek dari

0,000. Dengan nila p < 0,05, maka Ha nyeri akut, pasien menjadi cemas dan

diterima yang artinya ada efek antara tidak mampu mengendalikan rasa sakit.

pemberian relaksasi genggam jari terhadap Wanita yang lebih cenderung mengalami

penurunan tingkat nyeri pada pasien Post Op kecemasan dapat meningkatkan rasa sakit

dibandingkan pria, berdasarkan tabel 1

82
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

responden dominan laki-laki sebesar 60%. Dari distribusi tabel 1 dapat dilihat

Ini karena wanita merasa lebih peka bahwa nyeri berada pada kisaran tingkat 3

terhadap masalah, sehingga lebih banyak sampai tingkat 5 yaitu berada pada

mekanisme koping wanita kurang baik kategori mulai dari ringan sampai sedang.

daripada pria (Smeltzer & Bare, 2002). Hal ini seperti pendapat Molyono (2008)

Kecemasan akan mengakibatkan kondisi yang mengemukakan bahwa pasien akan

cedera pasien dan perawatan siang hari merasakan nyeri sedang hingga hebat

yang panjang di rumah sakit sehingga setelah operasi karena pengaruh obat

perawat harus menjelaskan penyebab rasa anastesi sudah hilang, dan penelitian yang

sakit dan cara menguranginya. Namun dilakukan oleh Andika & Musthafa (2016)

dalam penelitian ini tidak dapat lebih dari setengah (60,0%) tingkat nyeri

disimpulkan bahwa intensitas nyeri pada sebelum dilakukan relaksasi genggam jari

pria lebih rendah daripada wanita karena pada pasien post op appendiktomy berada

keterbatasan responden gender pria. pada kategori sedang.

Appendiktomy merupakan 2. Tingkat nyeri sesudah dilakukan terapi

pembedahan dengan membuka bagian relaksasi genggam jari di Ruang Bedah

tubuh dengan membuat sayatan, RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun

pembedahan appendiktomy terbuka untuk 2019.

mengangkat apendiks yang meradang. Berdasarakan distribusi frekuensi

Nyeri yang dirasakan oleh pasien post responden setelah diajarkan teknik

opappendiktomy berbeda-beda, terbukti relaksasi genggam jari terhadap

dari hasil penelitian dilihat nyeri dengan penurunan tingkat nyeri pada 15 orang

skala 5 di alami 2 orang dan nyeri dengan didapatkan hasil nyeri insisi post op

skala 4 di alami 11 orang dan nyeri dengan appendiktomy rerata (1,73) dikategori

skala 3 di alami oleh 2 orang . nyeri ringan.

83
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

Pengurangan intensitas rasa sakit yang dikirim melalui serabut saraf aferen

pada pasien dengan Post-Appendectomy non-nosiseptor yang mengarah ke

karena terapi relaksasi jari tangan "gerbang" yang ditutup sebagai akibat dari

membantu responden untuk rileks dengan input dominan dari serat A-beta yang

memegang masing-masing dari lima jari mensekresi inhibitor neurotransmitter

satu per satu, sekitar 3 hingga 5 menit dari yang menghambat dan mengurangi

emosi lama yang paling sederhana dan stimulus nyeri. Gerbang dapat ditemukan

mudah untuk melepaskan emosi dan di sel-sel agar-agar di ujung sumsum

membantu orang bersantai. Teknik ini tulang belakang, thalamus dan otak kecil.

memberikan sentuhan tangan dan Dengan demikian, perawat dapat

pernapasan yang mudah untuk memperoleh kerangka kerja konseptual

keseimbangan energi dalam tubuh (Liana, yang berguna untuk pengelolaan nyeri.

2008). Secara fisiologis, teknik relaksasi Teori ini menyatakan bahwa stimulus

jari tangan dapat mengurangi rasa sakit. akan terhambat ketika pintu ditutup.

Stimulasi nyeri menyebabkan pelepasan Penutupan pintu adalah dasar untuk terapi

mediator responden, rasa sakit yang pereda nyeri (Potter & Perry, 2005).

ditransmisikan oleh delta-serat A dan C, Demikian pula, Suhartini (2007)

impuls sepanjang serabut saraf yang mengatakan bahwa rasa sakit adalah

dibawa ke substansia aferen gelatinosa mekanisme untuk produksi tubuh, yang

aferen (gerbang) di sumsum tulang terjadi ketika jaringan sedang rusak dan

belakang untuk melewati berikutnya menyebabkan individu bereaksi atau

melalui thalamus dan kemudian dikirim menghilangkan rangsangan rasa sakit.

ke korteks serebral dan diartikan sebagai Menurut penelitian yang dilakukan

rasa sakit. Perawatan relaksasi genggam Pinandita. et al, intensitas nyeri pada

dengan jari akan menghasilkan impuls responden setelah menerima perawatan

84
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

teknik pegangan jari / genggam akan relaksasi genggam jari yang terlebih

berubah atau mengalami modulasi akibat dahulu dan lebih banyak mencapai otak.

stimulasi relaksasi jari tangan yang (Astutik P, Kurlinawati E, 2017)

pertama dan lebih mencapai otak sehingga Dikuatkan dalam jurnal sari & maliya

menghambat stimulasi rasa sakit ke otak. (2015), yang menyatakan menggenggaam

Menurut Pinandita (2012) Teknik jari sambil menarik nafas dalam dapat

relaksasi genggam jari merupakan salah mengurangi ketegangan fisik karena dapat

satu teknik relaksasi yang menggunakan menghangatkan titik-titik masuk dan

jari tangan yang membuat responden keluarnya energy pada meridian yang

mengalami penuruan nyeri sesudah teknik berhubungan dengan organ-organ didalam

relaksasi genggam jari karena teknik ini tubuh yang terletak pada jari tangan. Titik-

memberikan suatu tindakan untuk titik refleksi pada tangan memberikan

membebaskan mental dan fisik dari rangsangan secara refleks pada saat

ketegangan stress sehingga dapat genggaman. Rangsangan tersebut akan

meningkatkan toleransi terhadap nyeri. mengalirkan semacam gelombang kejut

Hal ini sesuai dengan teori yang dikatan menuju otak kemudian diproses dengan

pinandita bahwa Relaksasi genggam jari cepat kemudian diteruskan menuju saraf

menghasilkan impulse yang dikirim pada organ tubuh yang mengalami

melalui serabut saraf aferen non- gangguan sehingga sumbatan dijalur

nosiseptor. serabut saraf aferen non- energi jadi lancar.

nosiseptor mengakibatkan “gerbang”

tertutup sehingga stimulus nyeri

terhambat dan berkurang. Sehingga

intensitas nyeri akan berubah atau

mengalami modulasi akibat stimulasi

85
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

3. Efek sebelum dan sesudah Pemberian sangat diperlukan dalam upaya

Terapi Relaksasi Genggam Jari manajemen nyeri non farmakologis untuk

Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri mengurangi intensitas nyeri. Teknik

Pada Pasien Post Op Appendiktomy Di Relaksasi Jari Genggam Dalam penelitian

Ruang Bedah RSUD Ratu Zalecha ini, responden diberikan perlakuan teknik

Martapura Tahun 2019. relaksasi jari genggam yang dilakukan

Berdasarkan tabel 3. Hasil analisis selama 30-50 menit. Berdasarkan hasil

sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi penelitian secara umum tentang efek

genggam jari terhadap penurunan tingkat teknik relaksasi ini pada pasien Pasca-

nyeri pada pasien post op appendiktomy Apendektomi ditemukan bahwa

sebanyak 15 orang dengan hasil rerata responden yang mengalami perbedaan

2,27 dikategorikan nyeri ringan. Hasil uji intensitas nyeri, ini berarti bahwa

statistik menggunakan Wilcoxon responden yang diberikan jari tangan

diperoleh nilai p = 0,000. Dengan nilai p< untuk teknik relaksasi dapat merasakan

0,05, maka Ha diterima yang artinya ada kegembiraan ketika disentuh. Stimulus ini

efek antara pemberian teknik relaksasi membuat responden merasa nyaman dan

genggam jari terhadap penurunan tingkat mengurangi sumber depresi dan

nyeri post op appendiktomy Di Ruang kecemasan, sehingga rasa sakit dapat

Bedah RSUD Ratu Zalecha Martapura dikendalikan dan meningkatkan fungsi

Tahun 2019. tubuh. Menurunnya intensitas nyeri

Teknik relaksasi jari genggam adalah terjadi pada responden setelah perawatan

strategi manajemen nyeri yang efektif untuk teknik relaksasi jari memegang efek

pada hari pertama pasien pasca- positif dari unsur-unsur yang dapat

appendektomi karena dapat dilihat memberikan respons positif dan memadai,

penurunan intensitas nyeri, perawat juga responden mampu merespon sentuhan jari

86
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

yang ditunjukkan oleh penurunan level. alternatif manajemen nyeri non

rasa sakit (Liana, 2008). Efek Relaksasi farmakologis pada pasien dengan keluhan

Jari Genggam pada Pengurangan nyeri dan dapat menghambat

Intensitas Nyeri pada 57 Pasien dengan neurotransmitter nyeri untuk

Post-Appendectomy di Ruang Rawat mentransmisikan impuls nyeri yang

Inap, Rsud Sidoarjo Setiap pasien disebabkan oleh prosedur invasif.

memiliki respons berbeda terhadap Memegang jari sambil bernapas dalam-

touchfelt dan diberikan kepada mereka. dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan

Ketika jaringan otot rileks, itu dapat menyembuhkan ketegangan fisik dan

meningkatkan sirkulasi darah dan getah emosional, karena itu akan

bening, yang kemudian dapat menghangatkan titik-titik jari pada saat

menghilangkan asam laktat dalam serat keluar dan masuknya energi meridian

otot dan mengurangi kelelahan dan stres. (saluran energi) yang terletak di jari-jari

Ketika pasien rileks dan tidak stres kita. Titik refleks pada tangan akan

menurunkan ketegangan otot yang akan memberikan stimulasi refleks (spontan),

mengurangi kecemasan. Impuls nyeri rangsangan ini akan mengalir dalam

yang bisa diblokir adalah memberikan gelombang listrik atau kejut ke otak.

rangsangan pada saraf berdiameter besar Gelombang diterima oleh otak dan

yang menyebabkan gerbang kontrol akan diproses dengan cepat, lalu diteruskan ke

ditutup dan tidak ada rangsangan nyeri saraf di organ tubuh yang terganggu,

yang dapat diteruskan ke korteks serebral sehingga penyumbatan di jalur energi

dan kemudian nyeri akan berkurang menjadi lancar. Aliran energi ini akan

(Mander, 2003). Hasil ini konsisten menghasilkan impuls yang dikirim

dengan pendapat Liana (2008) bahwa melalui serabut saraf aferen yang

memegang jari dapat dilakukan sebagai mengakibatkan "gerbang" non-nosiseptor

87
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

ditutup akibat input dominan dari serat A- depresi dan kecemasan, sehingga nyeri

beta yang mensekresikan inhibitor dapat terkontrol dan fungsi tubuh semakin

neurotransmitter yang menghambat dan membaik. (Yuliasturi Christina, 2015).

mengurangi stimulus nyeri. SIMPULAN

Penurunan rasa nyeri dapat terjadi 1. Sebelum dilakukan relaksasi genggam jari

ketika seseorang melakukan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri post op

genggam jari untuk menegndalikan nyeri appendiktomy, dikategorikan nyeri sedang

yang dirasakan, maka tubuh akan dengan rerata 4.

meningkatkan komponen saraf 2. Sesudah dilakukan relaksasi genggam jari

parasimpatik secara stimulan, maka ini terhadap penurunan tingkat nyeri post op

menyebabkan terjadinya kadar hormon appendiktomy, dikategorikan nyeri ringa

adrenalin dalam tubuh yang dengan rerata 1.73.

mempengaruhi tingkat stress sehingga 3. Ada efek dari pemberian teknik relaksasi

dapat meningkatkan konsentrasi tubuh genggam jari terhadap penurunan nyeri

mempermudah mengatur ritme pernafasan pada pasien post op appendiktomy yang

yang membuat meningkatkan kadar dimana didapat p = 0,000 (p = 0,000

oksigen didalam darah memberikan rasa <0,05), yang berarti Ha diterima, yang

tenang yang mampu mengatasi nyeri. artinya ada efek peberian teknik relaksasi

(Prasetyo, 2010). genggam jari terhadap penurunan nyeri

Potter & perry (2005) menyatakan pada pasien post op appendiktomy.

bahwa teknik relaksasi genggam jari

membuat pasien dapat menontrol diri dari SARAN

rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik 1. Bagi pasien

atau emosi pada nyeri. Relaksasi juga Hasil penelitian teknik relaksasi genggam

dapat menurunkan sumber-sumber jari ini diharapkan dapat di terapkan

88
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

sebagai tindakan mandiri untuk misalnya dengan mengkombinasikkan

mengurangi nyeri pada pasien post op relaksasi genggam jari dengan musik.

appendiktomy.

2. Bagi Rumah Sakit DAFTAR PUSTAKA

Hasil penelitian ini dapat dijadikan Afroh, F., Mohamad Judha, Sudarti
(2012). Teori Pengukuran Nyeri
sebagai sumber informasi dan referensi & Nyeri Persalinan, Yogyakarta:
Nuha Medika.
dalam melakukan tindakan komplementer
Anas T (2014). Konsep Dan
untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:
EGC.
post op Appendiktomy secara non
Andarmoyo (2013). Konsep dan Proses
farmakologi yaitu dengan pemberian Keperawatan Nyeri. Editor Rose
KR. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.
teknik relaksasi genggam jari. Di akses
dari:http://repository.usu.ac.id/bit
3. Bagi institusi pendidikan stream/123456789/44327/4/Chap
terII.pdf. Pada Tanggal 23
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Oktober 2018.

memberikan pelajaran dalam rangka Arifudin A, Salmawati L, Prasetyo A.


(2017). Jurnal Kesehatan
mengembangkan teori tentang relaksasi Masyarakat, Vol.8, p.26-33.

genggam jari terhadap penurunan nyeri Asmadi (2008). Teknik Prosedural


Keperawatan Konsep dan
pada pasien post op appendiktomy. Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika
4. Bagi peneliti selanjutnya
Astutik P, Kurlinawati E (2017).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Pengaruh Relaksasi Genggam
Jari Terhadap Penurunan Nyeri
menjadi bahan pertimbangan dan bahan Pada Pasien Post Sectio
Caesarea Di Ruang Delima
pembelajaran untuk melakukan penelitian RSUD Kertosono. Jurnal ilmiah
kesehatan, Vol.6(2), p.30-37.
lebih lanjut mengenai efektiftas relaksasi
Berman, Audrey., Dkk. (2009). Buku
genggam jari terhadap penurunan nyeri Ajar Praktik Klinis Kozier & Erb
Edisi 5, Jakarta: EGC
pada pasien post op Appendiktomy,

89
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Op Appendiktomi
di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019

Christina Yuliasturi. (2005).” Effect Of Pengaruh Teknik Relaksasi


Handheld Finger Relaxation On Genggam Jari Terhadap
Reduction Of Pain Intensity In Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Patients With Post-Appendictomy Pasien Pasca Operasi
At Inpatient Ward, Rsud Laparatomi
Sidoarjo”. International Journal
of Medicine and Pharmaceutical Prasetyo, S. (2010). Konsep dan Proses
Sciences (IJMPS) Keperawatan Nyeri, Yogyakarta:
Graha ilmu
Hardhi K, Amin H, N (2015). Aplikasi
Asuhan Keperawatan Potter, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Berdasarkan NANDA NIC-NOC. Fundamental Keperawatan:
Edisi Revisi Jilid 1. Hal.47. Konsep, Proses Dan Praktik.
Yogyakarta. Edisi 4. Volume 1. Alih Bahasa:
Yasmin Asih, dkk. Jakarta: EGC.
Harga, Silvia dan Wilson, Lorraine M.
(2005). Patofisiologi Konsep Sabiston, David C. (2010). Buku Ajar
Klinis Proses Penyakit, Edisi 6, Bedah, Jakarta: EGC
Vol.3. Jakarta: EGC
Suyanto, Susila, Siswanto. (2016).
Hidayat, A. Aziz Alimul (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan
Pengantar Konsep Dasar dan Kedokteran. Yogyakarta:
Keperawatan, Jakarta: Salemba Bursa Ilmu Karangkajen.
Medika.
Tulandi (2009). Teori Apendiktomi. Di
Hoaglund. (2009). Finger Hold, Akseshttp://id.sribd.com/doc/306
www.jarijaritangan.com diunduh 329566/APENDIKTOMI. Pada
pada tanggal 16 September 2018. Tanggal 23 Oktober 2018.

Kunz dan Barbara. (2010). Pijat Refleksi. Virgianti N.F. (2015). Penurunan tingkat
Jakarta: PT Grifa Multi Warna nyeri pasien post op apendisitis
dengan tehnik distraksi nafas
Liana. (2008) Teknik Relaksasi Finger dalam, Vol.07(02). P.68-74.
Hold.
www.jarijaritangan.wordpress Sulung N, Dian Rani S. (2017). Teknik
Rileksasi terhadap intensitas
Notoamodjo. S. (2014). Metodologi nyeri pada pasien post
Penelitian Kesehatan. Jakarta: appendiktomi. Vol.2. p.397.
PT Rineka Cipta.

Nursalam, (2010). Konsep dan Penerapan


metode penelitian ilmu
Keperawatan: pedoman skripsi,
tesis, dan instrument penelitian.
Jakarta. Salemba Medika.

Pinandita., Dkk. (2012). Jurnal Ilmiah


Kesehatan Keperawatan, Volume
8, No. 1, Februari 2012.

90

Anda mungkin juga menyukai