Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Istiqomah

NIM : I1B016016
Resume Keperawatan Kritis 16 Oktober 2019

ARITHMIA LETHAL
 Arithmia : Gangguan denyut jantung (frekuensi, irama, konduksi) akibat
pengeluaran impuls / gangguan system hantaran / keduanya.
 Minor : tidak memerlukan tindakan segera, tidak mengganggu sirkulasi
 Mayor : menimbulkan gangguan penurunan curah jantung, Memerlukan tindakan
segera dan terapi.
 Lethal : memerlukan resusitasi segera untuk mencegah kematian
 Anatomi Jantung
 Lokasi : Posterior Sterni, Anterior vertebra, diatas diafragma
 Lapisan Jantung : Epikardium, Miokardium, Endokardium
 Pembuluh darah Koroner : Right Coronari Arteri, Left Main Coronary arteri,
Left Arteri descending
 Sistem Konduksi Jantung : 3 generator → AV Node, SA Node, Serabut
Purkinye
 EKG normal :
 Irama teratur.
 Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
 Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
 Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
 Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
 Bentuk gelombangnya sama.
 Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia atau aritmia.
 4 Kegawatan (Arithmia Lethal)
 Ventrikel Fibrilasi (VF)
 Ventrikel Takikardi (VT) tanpa nadi
 Asistol
 Pulseless Electrical Activity ( Pea ) : pada gambaran di monitor terlihat adanya
gambaran aktivitas listrik jantung tetapi pada saat di palpasi denyut nadi tidak
teraba.
 Algoritma henti jantung
 IHCA : Pengawasan & Pencegahan→Pengenalan & pengaktifan sistem tanggap
darurat →CPR berkualitas segera →Defibrilasi segera →BHD lanjut &
perawatan pasca serangan jantung
 OHCA : Pengenalan & pengaktifan sistem tanggap darurat→ CPR berkualitas
segera →Defibrilasi segera→Layanan medis darurat dasar dan lanjut→BHD
lanjut & perawatan pasca serangan jantung
 Keberhasilan RJP memperhatikan waktu pemberian RJP dan defibrilasi
 Henti jantung → Cek kesadaran, minta bantuan, cek nadi, RJP (jika nadi tidak teraba) →
Cek irama
 Shockable rhythme (VT, VF) → Defibrilasi, RJP, Obat (Adrenalin 1 mg,
Amiodarone 300 mg pemberian pertama, pemberian kedua 150 mg)
 Unshockable rhythme (Asistol, PEA) → RJP, Obat (Adrenalin 1 mg)
 Defibrilasi : Pemberian terapi listrik dosis tinggi untuk penatalaksanaan ventrikel fibrilasi
dan ventrikel takikardi tanpa nadi dengan modus asinkron..
 Defibrilasi Monofasik : 360 Joule
 Defibrilasi Bifasik L 120-200 Joule
 AED
 Defibrilator : Layar Monitor, Saklar On Off Dan Pengatur Energi, Tombol Pacemaker
Eksternal, Tombol Pengatur EKG, Padel Dc Shock, Kabel Konekto, Kabel Elektrode,
Tombol Pengatur Alaram.
 Prosedur Defibrilasi
 Hidupkan defibrilasi
 Pilih paddles atau ( lead I, II, III ) tombol lead select.
 Pilih energi yg diperlukan.
 Oleskan jeli pada paddle.
 Letakan paddle pada apex dan sternum.
 Nilai irama pada monitor, VF/VT tanpa nadi.
 Tekan tombol pengisian energi ( charge ) pada peddle apex / pada unit
defibrilator.
 Setelah energi tercapai, berikan aba – aba yg jelas.
 “Shock On Three...One..Two..Three....”
 Berikan tekanan ± 12,5 Kg pada paddle.
 Nilai kembali irama EKG, bila masih VF/VT tanpa nadi tekan tombol discharge
pada kedua paddle.
 Lakukan RJP sebanyak 5 siklus (2 menit)
 Sebelum melakukan kompresi ingat Flat Line Protokol
 Cek elektroda
 Cek sumber listrik
 Cek Nadi

Anda mungkin juga menyukai