Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN SEMINAR KASUS & JURNAL

PENERAPAN EVIDENCE BASED ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.


S DENGAN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN NYERI
KALA I DI RSUD DR. R MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
RUANG ASTER

Disusun untuk memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas
Semester 1

GHINA ALIFAH I4B019059

VIDI AHMAD R I4B019069

NUR ISTIQOMAH I4B019080

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2020
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses fisiologi dimana suatu proses dalam
pengeluaran janin dan merupakan perubahan peristiwa menjadi ibu (Felina,
Masrul & Iryani 2015). Proses persalinan merupakan suatu masa krisis di mana
proses persalinan merupakan kondisi yang menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita dan keluarga, terutama persalinan dengan tindakan bedah
(Amperaningsih & Siwi 2018). Salah satu resiko persalinan yang paling banyak
saat ini adalah tingginya angka kematian ibu melahirkan. World Health
Organization (WHO) tahun 2014 angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara –negara Asia Tenggara
yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup. Menurut Survey Demokrasi Kesehatan Indonesia tahun 2017
bahwa kematian neonatal di desa/kelurahan 0-1 per tahun sebanyak 83.447, di
Puskesmas kematian neonatal 7-8 per tahun sebanyak 9.825, dan angka kematian
neonatal di rumah sakit 18 per tahun sebanayak 2.868.
Faktor penentu pada proses persalinan adalah power (his dan mengejan),
passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban), dan passage (jalan lahir.
Masalah dalam proses persalinan dapat muncul salah satunya adalah pada nyeri
persalinan yang memiliki presentasi kejadian 90% pasti dialami. Rasa nyeri pada
persalinan lazim terjadi dan merupakan proses yang melibatkan fisiologis dan
psikologis ibu dan merupakan penyebab frustrasi dan putus asa, sehingga
beberapa ibu sering merasa tidak akan mampu melewati proses persalinan (Sri
Rejeki, Ariawan Soejonoes, Soenarjo 2014). Nyeri dapat merangsang pelepasan
sejumlah katekolamin (hormon stress) seperti hormone ephinephrin dan
norephinephrin. Adanya peningkatan katekolamin dalam darah dapat
mengakibatkan masa persalinan memanjang dengan mengurangi efisiensi
kontraksi Rahim dan juga mengakibatkan suplai darah ke janin menjadi kurang
(Andarmoyo 2013).

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 2


3
Penatalaksanaan dalam mengurangi nyeri persalinan sebagaian besar
menggunakan terapi farmakologis seperti pemberian analgesik untuk meredakan
nyeri. Namun, terapi farmakologi memiliki efek samping seperti reaksi
hipersensitivitas, gangguan lambung usus, kerusakan ginjal, dan dapat
mengakibatkan kerusakan hati (Febrina et al. 2018). Terapi lain yang dapat
meredakan nyeri persalinan dan memiliki efek samping minimal ialah
penggunaan terapi non farmakologi seperti kompres dingin dan kompres hangat.
Terapi kompres panas dan dingin merupakan salah satu metode non
farmakologis untuk mengatasi nyeri.Terapi ini perlu diberikan bagi semua ibu
melahirkan sebagai salah satu intervensi terapi nyeri di pelayanan kesehatan
yakni rumah sakit, puskesmas maupun klinik bersalin (Suryani Manurung et al.
2013).
Kompres panas bersifat vasodilatasi, meredakan nyeri dengan
merelaksasi otot, meningkatkan aliran darah, memiliki efek sedatif dan
meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk- produk inflamasi (Potter P
2010). Sedangkan efek dari kompres dingin ialah bersifat vasokontriksi,
membuat area menjadi mati rasa, memperlambat kecepatan hantaran syaraf
sehingga memperlambat aliran impuls nyeri, meningkatkan ambang nyeri dan
memiliki efek anastesi local (Felina, Masrul & Iryani 2015). Secara teoritis terapi
kompres dingin dan kompres panas terbukti dapat menurunkan tingkat nyeri
terutama pada proses persalinan. Maka dari itu penulis ingin menelaah jurnal
mengenai terapi tersebut yang berjudul “ The Effect Of Localized Heat and Cold
Therapy On Pain Intensity, Duration Of Phases Of Labor, and Birth Outcomes
Among Pirimiparous Females: A Randomized, Controlled Trial”.

B. Tujuan

1. Mereview masalah keperawatan yang muncul pada proses persalinan yang


dapat diselesaikan dengan topik mengenai Pengaruh Kompres panas dan
dingin terhadap intensitas nyeri pada fase persalinan wanita pirimipara
2. Menganalisis jurnal tentang Pengaruh Kompres panas dan dingin terhadap
intensitas nyeri pada fase persalinan wanita pirimipara

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 3


3
3. Membandingkan hasil penelitian pada jurnal utama dengan hasil penelitian
pada jurnal lain yang mempunyai persamaan dengan topik pada jurnal utama.
4. Mengetahui manfaat dari Pengaruh Kompres panas dan dingin terhadap
intensitas nyeri pada fase persalinan wanita pirimipara.

C. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit


Jurnal ini dapat menjadi masukkan bagi rumah sakit untuk memperhatikan
atau melakukan sosialisasi dan seminar mengenai kompres panas dan dingin
pada perawat .
2. Bagi perawat
Dapat dijadikan pilihan intervensi alternatif dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien persalinan yang mengalami nyeri akibat kontraksi
uterus..
3. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa khususnya dalam
memberikan asuhan keperawatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas skill
individu.

BAB II. PROSES KEPERAWATAN

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 4


3
Ny. S usia 25 tahun dengan G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu tiba di
kamar bersalin RSUD DR. R MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO RUANG
ASTER bersama suami dengan keluarganya pada tanggal 20 Maret 2019 pkl. 13.00
WIB. Data umum obstetri didapatkan HPHT 17 Juni 2018 dengan taksiran partus
24 Maret 2019. Keluhan utama yang diperoleh saat melakukan pengkajian yaitu
nyeri pada perut dan pinggang bawah akibat kontraksi uterus. Klien mengatakan
nyeri kencang dan tegang, klien menunjukkan angka 8 pada skala nyeri, nyeri yang
dirasakan klien hilang timbul, serta ekspresi wajah klien meringis kesakitan.

Pemeriksaan fisik pada Ny. S didapatkan keadaan umum kesadaran klien


compos mentis, dengan tanda-tanda vital klien: TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit,
suhu 36,8 oC, dan RR 20 x/menit. Pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 37,7 cm
(3 jari di bawah umbilikus) dan hasil pemeriksaan leopold didapatkan pada bagian
fundus berupa bokong, perut kanan punggung, perut kiri bagian-bagian kecil janin,
presentasi kepala (verteks) dengan penurunan kepala 4/5. Observasi kemajuan
persalinan kala I pada pkl.13.00 didapatkan kontraksi uterus kuat dan teratur (3x
dalam 10 menit dengan berlangsung 18 detik), DJJ 124 x/menit, dan hasil
pemeriksaan dalam: pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput
ketuban utuh, keluar lendir bercampur bercak darah. Pada pkl. 17.00 dilakukan
kembali observasi kemajuan persalinan kala I, diperoleh: kontraksi lebih kuat &
lebih nyeri 4x dalam 10 menit dengan durasi 20-40 detik, DJJ 134 x/menit, dan hasil
pemeriksaan dalam: penurunan kepala bagian terbawah janin 3/5, pembukaan
serviks 5 cm, tidak ada penyusupan kepala janin dan selaput ketuban masih utuh.

Dari hasil pengkajian diprioritaskan diagnosa keperawatan Ny. S pada


persalinan kala I yaitu nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks
ditandai dengan Data Subjektif: P : nyeri karena kontraksi uterus, Q : kencang &
tegang, R : di daerah abdomen dan menjalar ke pinggang, S : Skala nyeri 8, T : nyeri
hilang timbul. Data Objektif: pasien tampak meringis, keluar banyak keringat,
kontraksi uterus pada pkl 13.00: kontraksi kuat & teratur 3x dalam 10 menit dengan
durasi 18 detik sedangkan kontraksi uterus pada pkl. 17.00: kontraksi lebih kuat &
lebih nyeri 4x dalam 10 menit dengan durasi 20-40 detik, tanda-tanda vital: tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh 36,8 0C, RR 20 x/menit, dan hasil
Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 5
3
pemeriksaan dalam pada pkl 13.00: pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan
dan selaput ketuban utuh, portio lunak, presentasi kepala (verteks) dengan
penurunan kepala 4/5 dan keluar lendir bercampur bercak darah sedangkan
pemeriksaan dalam pada pkl 17.00: penurunan kepala bagian terbawah janin 3/5,
pembukaan serviks 5 cm, tidak ada penyusupan kepala janin dan selaput ketuban
masih utuh.

Intervensi yang dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan dengan Nursing


Intervention Classification berupa perawatan intrapartum salah satunya yaitu
kompres panas selama 60 menit di area punggung dan perut dengan rasional dapat
mempertahankan komponen sistem vaskuler dalam keadaan vasodilatasi sehingga
sirkulasi yang terjadi ke otot panggul menjadi homeostasis.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam diharapkan nyeri klien


berkurang sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu klien dapat
menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik, klien dapat melaporkan
nyeri yang terkontrol, ekspresi nyeri wajah klien menjadi berkurang, dan panjang
episode nyeri menjadi ringan.

BAB III. PEMBAHASAN

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 6


3
A. Hasil Implementasi Berdasarkan EBP
Penelitian Yazdkhasti (2018) di Iran melibatkan 120 responden ibu dalam
proses persalinan yang memenuhi kriteria inklusi wanita primipara (18 - 35
tahun) dengan kehamilan tunggal, usia kehamilan lebih dari 37 minggu,
pelebaran serviks 3 - 4 cm, presentasi cephalic, dan tidak menerima analgesia
selama persalinan dengan kriteria eksklusi didiagnosis gangguan anatomi atau
mental, indikasi untuk seksio sesarea, pola denyut jantung janin abnormal,
riwayat nyeri panggul kronis, riwayat infertilitas, segala komplikasi selama
persalinan, hidup terpisah dari suami, dan penggunaan narkotika sekitar delapan
jam sebelum persalinan aktif. Pada pelaksanaanya terdapat 15 peserta yang
keluar dari penelitian karena harus menjalani secsio caesarea darurat, adanya
pola abnormal dari denyut jantung janin, dan adanya solusio plasenta sehingga
hanya 105 peserta yang berpartisipasi hingga penelitian selesai. Tujuan dari
penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui efektifitas kompres panas dan
kompres dingin terhadap nyeri persalinan, durasi persalinan, kepuasan ibu, dan
kondisi bayi, namun dalam pembahasan ini difokuskan pada respon nyeri ibu
terhadap pemberian intervensi. Responden penelitian tersebut dibagi menjadi 3
kelompok yaitu 2 kelompok intervensi (kompres panas 35 orang, kompres dingin
36 orang) dan kelompok kontrol 34 orang.

Pada kelompok intervensi kompres panas dilakukan kompres panas pada


area punggung bawah dan perut sepanjang proses persalinan kala 1 (minimal 60
menit) dan kala 2 menggunakan botol air panas yang ditutupi dengan handuk,
Air panas yang digunakan harus 38 - 40 ° C (Suhu diperiksa dengan termometer
amercury setiap 10 menit) saat suhu botol sudah tidak sesuai maka diganti
menggunakan botol lain yang telah disiapkan sebelumnya. Pada kala 2
persalinan, sebelum pasien dipindahkan ke ruang bersalin, peneliti meletakkan
botol air panas yang telah ditutup handuk di perineum selama ± 4 menit. Pada
kelompok intervensi kompres dingin, digunakan metode yang sama, namun
intervensi kompres dingin hanya diberikan selama 10 menit setiap 30 menit
selama kala 1 persalinan, dan pada kala 2 kompres dingin diberikan selama 5
menit setiap 15 menit. Suhu kompres dingin harus berada dalam kisaran 10 - 15
° C Suhu paket es diperiksa menggunakan termometer air raksa untuk

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 7


3
memastikan suhu tepat. Pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi
apapun.

Skala nyeri diukur menggunakan skala nyeri linier McGill yang


sebelumnya sudah dijelaskan pada responden untuk mengukur rasa nyeri yang
dirasakan. Pengukuran skala nyeri dilakukan sejak kala 1 dengan dilatasi servik
3-4 cm, 5-6 cm, 7,8 cm, dan 9-10 cm, serta pengukuran setelah persalinan.

Tabel 3.1 Perbedaan skala nyeri sebelum intervensi dan setelah imtervensi pada
tiga kelompok
Intensitas nyeri Terapi Panas Terapi Dingin Kontrol

Sebelum intervensi (dilatasi 3 - 4 3,82±1,17 3.86±1,14 3,67±1,17


cm)

Setelah intervensi (dilatasi 5 - 6 3.25 ± 0,91 3.57 ± 1.14 4,00±1,37


cm)

Setelah intervensi (dilatasi 7 - 8 4.08 ± 0,91 4.88 ± 1,05 4,57±1,17


cm)

Setelah intervensi (dilatasi 9 - 10 6,00 ± 1.35 6.40 ± 1,09 7,80±1,18


cm)

Kala II 6.22 ± 1.13 7.37 ± 1,08 ±1,17

Hasil uji Kruskal-Wailis menunjukkan ketiga kelompok tidak memiliki


perbedaan signifikan pada tingkat nyeri sebelum diberikan intervensi, namun
setelah diberikan intervensi terdapat perbedaan yang signifikan pada dilatasi 5 -
6 cm (P = 0,049), 7 - 8 cm (P = 0,042), dan 9 - 10 cm (P = 0,001). Secara statistik
menunjukkan bahwa intensitas nyeri rata-rata dalam dilatasi berbeda adalah
selama fase pertama dan fase kedua persalinan dalam kelompok intervensi
kompres panas.

Hasil Sejalan dengan penelitian Ganji (2013) yang berjudul " The effect of
intermittent local heat and cold on labor pain and child birth outcome". Dalam
penelitian tersebut, suhu air panas yang digunakan yaitu 38 - 40 ° C dibungkus
dengan handuk di perut bagian bawah, dan punggung bawah wanita dalam
proses persalinan selama 30 menit selama kontraksi. Kemudian, mereka

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 8


3
menempatkan kompres es yang dibungkus handuk di tempat yang sama selama
10 menit dan diulang selama kala I persalinan. Dalam fase kedua, hot water
black ditempatkan di tempat tidur selama 15 menit dan kemudian, ice pack
dipasang di lokasi yang sama selama lima menit dan diulang selama persalinan
kala II. Hasil menunjukkan bahwa skala nyeri berkurang pada kala I selama
dilatasi 5 - 6 cm, 7 - 8 cm, dan 9 - 10 cm, serta pada kala II persalinan, dan
pengurangan nyeri tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan
dibandingkan dengan skala nyeri dari kelompok kontrol.

Tubuh dapat mentoleransi suhu dalam rentang tertentu. Suhu normal


permukaan kulit 34o C, tetapi reseptor suhu dapat beradaptasi dengan suhu lokal
antara 15o- 45oC . Jika suhu terlalu dingin dapat menyebabkan mati rasa sebelum
rasa nyeri. Hal ini berbahaya karena dapat menyebabkan cedera jaringan yang
serius (Potter & Perry 2011). kompres dingin yang dilakukan selama 10 menit
dengan suhu antara 10o C – 15o C mampu mempengaruhi suhu sampai dengan 4
cm dibawah kulit dan memberikan efek menurunkan intensitas nyeri (Felina
2015)

Aplikasi terapi panas sederhana, murah, tersedia selama persalinan, tidak


memerlukan keterampilan sebelumnya, dan memiliki sedikit efek samping jika
diterapkan dengan benar (Jones 2012). Efek panas untuk mengurangi rasa sakit
dijelaskan oleh gate theory of pain. Teori ini menunjukkan bahwa ada
mekanisme gerbang di sumsum tulang belakang yang menghambat penyilangan
sinyal rasa sakit dengan menutup sistem gerbang di sumsum tulang belakang.
Gerbang yang “terbuka” memungkinkan aliran impuls saraf sehingga otak
menerima pesan nyeri. Gerbang yang tertutup tidak memungkinkan saraf
mengalirkan pesan nyeri ke otak sehingga nyeri tidak dipersepsikan. (Ropero
2016 ). Panas meningkatkan ambang rasa sakit dengan meningkatnya suhu,
sirkulasi darah, dan metabolisme dan mengurangi kejang otot (Frolich 2016).
Studi menunjukkan bahwa panas menyebabkan peningkatan aktivitas uterus
yang signifikan tanpa mengubah denyut jantung janin (Benfield 2010).
Penelitian oleh Dahlen et al., Menunjukkan bahwa, kompres panas pada
perineum pada fase kedua persalinan secara signifikan mengurangi keparahan
nyeri pada fase ini dan pasca-persalinan selama tiga hingga empat jam pertama
Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 9
3
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Dahlen 2011).

Hal tersebut didukung oleh penelitian (Farahmand 2020) yang meneliti


efektifitas kompres hangat terhafap penurunan nyeri persalinan. Pada kelompok
intervensi, kompres hangat digunakan sekali pada 7 cm dan dilatasi sekali 10
cm. Intervensi dilakukan selama 15-20 menit pada tahap pertama dan kedua
persalinan. Pada kala I, ditemukan 25,7% responden yang skor visual analog
scale (VAS) yang kurang dari 4 sedangkan kelompok kontrol 14,9% dan untuk
skor lebih besar dari 8, kami menemukan 0% dan 58% masing-masing, dan
perbedaannya signifikan ( P = 0,001). Pada kala II persalinan, ditemukan 75,7
responden memiliki skor VAS kurang dari 4 diamati pada kelompok intervensi
(75,7%) sedangkan kelompok kontrol 0%, dan untuk skor lebih besar dari 8,
kami menemukan 0% dan 68%, masing-masing, dan perbedaannya juga
signifikan ( P = 0,001).

Grodzka (2010) juga melaporkan bahwa nyeri persalinan berkurang pada


76% wanita yang melahirkan dalam air hangat. Meskipun penelitian tersebut
menyelidiki efek dari thermoterapi lembab, namun upaya yang dilakukan yaitu
memanaskan area atau lingkungan secara konsisten. Hal tersebut menunjukkan
bahwa air hangat efektif mengurangi rasa sakit dan kecemasan, meningkatkan
sekresi oksitosin dan endorfin, dan mengurangi produksi adrenalin, dan
akhirnya, menghasilkan kemajuan persalinan (Shaw 2017).

Terapi dingin dengan mekanisme yang berbeda dapat membantu


mengurangi rasa sakit. Efek ini bervariasi dari stimulasi analgesik,
penghambatan kesadaran nyeri dengan merangsang reseptor saraf perifer,
meningkatkan aliran energi di titik-titik akupunktur (Hsiu 2010), mengurangi
ketegangan meningkatkan aliran energi di titik-titik akupunktur (Hsiu 2010),
mengurangi ketegangan otot, mengubah kecepatan konduksi saraf, dan
memperlambat transmisi nyeri ke sistem saraf pusat, untuk gangguan pemikiran
frompain (Sliwinski 2009). Mengurangi kadar katekolamin dan meningkatkan
kadar endorfin adalah beberapa mekanisme terapi dingin lainnya (Tey 2012).
Menurut teori gerbang nyeri, dingin secara efektif memblokir konduksi serat
sensorik, dan mengurangi rasa sakit; dan dengan cara ini ambang nyeri
meningkat (Shevchuk 2008). Terapi dingin atau cryotherapy sebagai intervensi
Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 10
3
non-farmakologis memiliki berbagai aplikasi permukaan deepmassage dengan
es di punggung, dada, rektum dan perineum untuk mengurangi nyeri persalinan.
Metode ini, sebagai tambahan untuk meredakan nyeri akibat trauma, mengurangi
peradangan, dan membantu meningkatkan edema jaringan selama persalinan
(Malarewicz 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Battawi 2018) yang meneliti


efektifitas ice pack untuk mengurangi nyeri persalinan. Intervensi diberikan
diakhir kala I pada dilatasi 8cm-10cm selama 10 menit setiap 30 menit dan
pengukuran nyeri dilakukan setiap 30 menit menggunakan visual analog scale
(VAS). Sebelum intervensi, kedua kelompok memiliki skor perilaku yang
kurang serupa. Segera dan setelah 30 & 60 menit intervensi, intensitas (4) turun
tajam dari 17,5% menjadi 0% di antara aplikasi es, sementara itu meningkat dari
10% menjadi 40% di antara kelompok kontrol setelah 30 & 60 menit. Intensitas
(3) juga menurun drastis dari dari 55% menjadi 60% & kemudian turun menjadi
35% di antara yang terakhir segera & 30 menit setelah aplikasi es. Penelitian ini
menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat signifikan secara statistik diamati
pada tingkat nyeri persalinan menggunakan VAS di antara kelompok studi &
kontrol sebelum dan segera serta 30 & 60 menit setelah aplikasi es, di mana P ≤
000)

Intensitas nyeri persalinan biasanya meningkat seiring dengan kemajuan


persalinan. Penurunan intensitas rasa sakit di antara kelompok studi mungkin
sebagian besar karena peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan mereka, yang
mungkin didukung oleh intervensi yang diterapkan. Ini mungkin karena
penggunaan dingin dapat menjadi solusi potensial untuk manajemen nyeri yang
akan membantu dalam mengurangi memberikan efek analgesik. Hal ini juga
ditegaskan oleh teori bahwa penurunan kecepatan konduksi saraf, pelemahan
atau penghambat rasa sakit ke sistem saraf pusat melalui teori kontrol gerbang,
penyimpangan pikiran dari nyeri, dan penurunan peregangan otot yang
semuanya menghasilkan peningkatan ambang persepsi nyeri (Robert 2010).

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 11


3
B. Implikasi Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat
digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan, yaitu :

1. Perawat sebagai pendidik


Perawat dapat memberikan informasi berupa pengajaran dan keterampilan
dasar terkait cara menurunkan nyeri menggunakan kompres panas dan
dingin beserta manfaatnya.
2. Perawat sebagai care giver
Perawat dapat memberikan intervensi non farmakologis untuk menurunkan
nyeri persalinan menggunakan terapi kompres panas dan dingin. Perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan evidence based
practice dalam pengelolaan, pengkajian, dan perawatan kompres panas dan
dingin untuk mengurangi nyeri sendi pada pasien persalinan akibat
kontraksi uterus. Hal tersebut berguna untuk pengembangan dalam
manajemen nyeri sehingga diharapkan perkembangan manajemen nyeri
semakin lebih baik
3. Perawat sebagai peneliti
Perawat dapat mencari sumber penelitian lain yang mampu mendukung
intervensi yang diberikan pada pasien untuk mengurangi nyeri persalinan
menggunakan kompres panas dan dingin ataupun melakukan penelitian
lanjutan terkait terapi kompres panas dan dingin seperti metode yang lebih
efektif
4. Perawat sebagai konselor
Perawat dapat berperan sebagai konselor bagi pasien yang ingin konsultasi
mengenai intervensi kompres panas dan dingin yang dapat mereka lakukan
secara mandiri.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 12


3
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah dalam proses persalinan dapat muncul salah satunya adalah pada
nyeri persalinan yang memiliki presentasi kejadian 90% pasti dialami. Rasa
nyeri pada persalinan lazim terjadi dan merupakan proses yang melibatkan
fisiologis dan psikologis ibu dan merupakan penyebab frustrasi dan putus asa,
sehingga beberapa ibu sering merasa tidak akan mampu melewati proses
persalinan. Terapi yang dapat meredakan nyeri persalinan dan memiliki efek
samping minimal ialah penggunaan terapi non farmakologi seperti kompres
dingin dan kompres hangat. Terapi kompres panas dan dingin merupakan salah
satu metode non farmakologis untuk mengatasi nyeri. Pada jurnal utama bahwa
terdapat perbedaan secara bermakna terhadap skala nyeri pada kelompok
intervensi yang diberikan terapi panas dan juga dingin (P <0,05).

B. Saran
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat menerapkan teknik
mengatasi nyeri menggunakan kompres hangat dan juga dingin. Terapi ini tidak
membutuhkan prosedur yang rumit karena alat yang dibutuhkan dapat diperoleh
di rumah sakit secara mudah. Selain itu terapi ini tidak membutuhkan tindakan
yang invasif sehingga memiliki efek samping yang minimal terhadap ibu dalam
proses persalinan.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 13


3
DAFTAR PUSTAKA

amperaningsih, Y. & Siwi, P.N. 2018, ‘Stres Pasca Trauma Pada Ibu Post Partum
Dengan Sectio Caesarea Emergency Dan Partus Spontan’, Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, Vol. 14, No. 1, P. 72.

Andrmoyo, S.2013.Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan.Yogyakarta:Suaka Medika.

Battawi, JI., Noha MM., Resha ME. 2018, ‘Effect of ice pack application on pain
intensity during active phase of the first stage of labor among primiparaous’,
Journal of Nursing Education and Practice, vol 8 no 2,
http://jnep.sciedupress.com
Benfield Rd, Hortobagyi T, Tanner Cj, Swanson M, Heitkemper Mm, Newton Er.
The Efects Of Hydrotherapy On Anxiety, Pain, Neuroendocrine Responses,
And Contraction Dynamics During Labor. Biol Res Nurs. 2010;12(1):28–36.

Dahlen Hg, Homer Cs, Cooke M, Upton Am, Nunn Ra, Brodrick Bs. 2011,
’Soothing Thering Of fire: Australian Women’s And Midwives Experiences
Of Using Perineal Warm Pack Sinthese Condstage Of Labour’, Midwifery, Vol
25, No 2, Pp 39–48

Farahmand, M. Elham K. 2020, ‘The effect of warm compress bi-stage on pain


strength in labor stages and after delivery’, International Journal of Women’s
Health and Reproduction Sciences, vol 8, no 1, http://ijwhr.net

Febrina, E., Nasrullah, D., Subarnas, A. & Destiani, D.P. 2018, ‘Aktivitas
Analgesik Ekstrak Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, Dan Air Buah Pandan Laut
Pada(Pandanus Tectorius) Mencit Metode Geliat’, Farmaka, Vol. 14, No. 2,
Pp. 1–10.

Felina, M., Masrul, M. & Iryani, D. 2015, ‘Pengaruh Kompres Panas Dan Dingin
Terhadap Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis Ibu
Primipara’, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 4, No. 1, Pp. 58–64.

Frolich Ma, Banks C, Warren W, Robbins M, Ness T. 2016, ‘The Association


Between Progesterone, Estradiol, And Oxytocin And Heat Pain Measures In

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 14


3
Pregnancy: An Observational Cohort Study’, Anesth Analg, Vol 123, No 2,
Pp 396–401.
Ganji Z, Shirvani Ma, Rezaei Abhari F, Danesh M. 2013, ‘The Effect Of Intermittent
Local Heat And Cold On Labor Pain And Child Birth Outcome’, Iran J Nurs
Midwifery Res, Vol 18, No 4, Pp 298–303, [Pubmed:24403926], [Pubmed
Central: Pmc3872865].

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 15


3
Grodzka M, Makowska P, Wielgoś M, Przyboś A, Chrostowska J, Marianowski L.
2010, ‘Water Birth In The Parturients Estimation’, Ginekol, Vol 72, No 12,
Pp 1025- 1030.
Hsiu H, Hsu Wc, Chen Bh, Hsu Cl. 2010, ‘Differences In The Microcirculatory
Efects Of Local Skin Surface Contact Pressure Stimulation Between
Acupoints And Nonacupoints: Possible Relevance To Acupressure’, Physiol
Meas, Vol 31, No 6, Pp 829–41,
Jones L, Othman M, Dowswell T, Alfirevic Z, Gates S, Newburn M, Et Al. 2012,
‘Pain Management For Women In Labour: An Overview Of Systematic
Reviews’, Cochrane Database Syst, Vol No 1, Doi:
10.1002/14651858.Cd009234. Pub2.[Pubmed: 22419342].
Kementrian Kesehatan Ri. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes Ri

Malarewicz A, Wydrzynski G, Szymkiewicz J, Adamczyk-Gruszka O. 2010, ‘The


Influence Of Water Immersion On The Courseof first Stage Of Parturition In
Primiparous Women’, Med Wieku Rozwoj, Vol 9, No 4 Pp 773– 780.

Potter P, Perry Anne G. Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika; 2010

Potter And Perry, 2011, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &.
Praktek. Edisi 4. Vol 1, Egc, Jakarta
Roberts L. 2010, ‘The coping with labor algorithm: an alternate pain assessment tool
for laboring woman’, Journal Of Midwifery And Women’s Health, vol 55, no 2,
pp 107-116, PMid:20189129

Ropero Pelaez Fj, Taniguchi S. 2016, ‘The Gate Theory Of Pain Revisited:
Modeling Different Pain Conditions With A Parsimonious
Neurocomputational Model’. Neural Plast. Doi:10.1155/2016/4131395,
[Pubmed: 27088014], [Pubmedcentral: Pmc4814802].
Shirvani Ma, Ganji Z. 2014, ‘The Influence Of Cold Pack On Labour Pain Relief
And Birth Outcomes: A Randomised Controlled Trial’, J Clin Nurs, Vol 23,
No 17-18
Shevchuk Na. 2008, ‘Hydrotherapy As A Possible Neuroleptic And Sedative

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 16


3
Treatment’, Med Hypotheses, Vol 70, No 2, Pp 230–238.
Shaw-Battista J. 2017, ‘Systematic Review Of Hydrotherapy Research: Does A
Warm Bath In Labor Promote Normal Physiologic Childbirth?’, Perinat

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 17


3
Neonatal Nurs, Vol 31, No 4, Pp 303-316.

Sliwinski Z, Kufel W, Michalak B, Halat B, Kiebzak W, Wilk M, Et Al. 2009,


‘Theassessmentof Pelvic Staticsin Patient Swith Spinal Overload Syndrome
Treated In Whole-Body Cryotherapy’, Ortop Traumatol Rehabil, Vol 7, No 2,
Pp 218–222.

Sri Rejeki, Ariawan Soejonoes, Soenarjo, A.H. 2014, ‘Tingkat Nyeri Dan
Prostaglandin-E2 Pada Ibu Inpartu Kala I Dengan Tindakan Counter-
Pressure’, Jurnal Ners, Vol. 9, No. 1, Pp. 111–7.

Suryani Manurung, Ani Nuraini, Tri Riana, Ii Soleha, Heni Nurhaeni, Khaterina
Pulina, E.R. 2013, ‘Pengaruh Tehnik Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida’, Journal Health
Quality, Vol. 4, No. 1, Pp. 1–76.

Tey Hl, Tan Es, Tan Fg, Tan Kl, Lim Is, Tan As. 2012, ‘Reducing Anxiety Levels
In Preschool Children Under Going Cryotherapy Forcutaneous Viral Warts:
Us Eof Aportable Video Player; Arch Dermatol, Vol 148, No 9, Pp 1001–100
4.

World Health Organization (2014). Angka Kematian Ibu Melahirkan.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 18


3
LAMPIRAN. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN

Nama Mahasiwa : Ghina Alifah Tgl Pengkajian : Rabu, 20 Maret 2019

NIM : I4B019059 RS/Ruangan : RSUD DR. R Margono


Soekarjo Purwokerto / Ruang Aster

PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
Insial Klien : Ny. S (25 th)
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Tunjungmuli Rt 16 Rw 16
Nama Suami : Tn. A (30 th)
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : S1
Agama : Islam

II. DATA UMUM KESEHATAN


TB/BB : 155 cm/ 60 kg
BB sebelum hamil : 48 kg
Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Diet khusus : Tidak ada
Alat bantu yang digunakan : Tidak ada
Frekuensi BAK, masalah : >3x/hari, tidak ada masalah
Frekuensi BAB, masalah : 1x/hari, tidak ada masalah
Kebiasaan waktu tidur : tidur malam 7 jam, tidur siang 2-3 jam,
kadang terbangun tengah malam untuk BAK

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 19


3
III. DATA UMUM OBSTETRI
Kehamilan sekarang direncanakan : Ya
Status obstetrik : G1 P0 A0 , usia kehamilan : 37 minggu
HPHT : 17 Juni 2018 Taksiran partus :24 Maret
2019
Jumlah anak di rumah : Tidak ada
Mengikuti kelas prenatal : Ya
Jumlah kunjungan ANC : 7 kali
Masalah kehamilan yang lalu :-
Masalah kehamilan sekarang : Mual & sedikit muntah pada awal kehamilan,
sering BAK terutama di malam hari, merasa mulas pada perut & pinggang
bawah, serta adanya kontraksi sejak pkl. 05.00.
Rencana KB : Belum ada rencana KB
Pelajaran yang diinginkan saat ini : Teknik pernafasan & relaksasi dalam proses
persalinan.
Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : Suami dan orang tua
Masalah dalam persalinan yang lalu: -

IV. INTEGRITAS EGO


Kehamilan yang direncanakan : Ya
Pengalaman melahirkan sebelumnya : Belum pernah
Sikap terhadap kehamilan ini :
Klien : Senang & cemas, karena perngalaman pertama melahirkan
Ayah : Senang dan menerima kehadiran bayi karena kehamilan yang
diharapkan
Harapan selama persalinan/melahirkan : Berjalan dengan lancar, tidak ada
gangguan
Masalah finansial : Tidak ada, kondisi keuangan cukup
Religius : Setiap hari berdoa kepada Allah
SWT untuk kelancaran persalinannya
Respon terhadap persalinan : Cemas, gelisah

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 20


3
V. NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Mulai kontraksi uterus : Tanggal 20 Maret 2019 sejak pkl.
05.00
Mulai kontraksi uterus menjadi reguler : Tanggal 20 Maret 2019 pkl.13.00
Lokasi nyeri kontraksi : Perut & pinggang bawah
Derajat ketidaknyamanan : Berat
Bagaimana hilangnya : Nafas dalam, perubahan posisi, &
pijatan pada sakral
Ekspresi wajah : Meringis kesakitan
Saat dilakukan pengkajian nyeri PQRST didapatkan
P : Nyeri karena kontraksi uterus
Q : Kencang & tegang
R : Di daerah abdomen dan menjalar ke pinggang
S : Skala nyeri 8
T : Nyeri hilang timbul

VI. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


Mulai persalinan (kontraksi pervaginam), tgl/jam :
Merasa mulas-mulas tanggal 20 Maret 2019 pkl 13.00 dan adanya kontraksi
sejak pkl 05.00, kontraksi belum teratur, lendir bercampur bercak darah sudah
keluar, selaput ketuban masih utuh. Pada pkl. 17.00 kontraksinya terasa lebih
kuat dan lebih nyeri, nyeri terasa di perut dan pinggang bawah.
Keadaan kontraksi (frekuensi dalam 10 menit, lamanya kekuatan) :
Kontraksi uterus kuat 3x dalam 10 menit lamanya 18 detik.
Frekuensi, kualitas, dan keteraturan denyut jantung janin :
124 x/menit, teratur

Pemeriksaan fisik
Kenaikan BB selama kehamilan 12 kg
Tanda vital : TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,8oC, RR 20x/menit
1. Kepala & Leher

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 21


3
a. Kepala : rambut tidak rontok, bentuk kepala bulat, kulit
berkeringat dan lembab.
b. Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik.
c. Hidung : tidak ada pengeluaran sekret dan tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
d. Mulut : bibir lembab, tidak sianosis, lidah bersih, dan tidak
ada stomatitis.
e. Telinga : pendengaran baik dan tidak ada cairan yang keluar.
f. Leher : tidak ada peningkatan JVP dan tidak ada
pembesaran di area leher.
2. Dada & Axila
a. Jantung
1) Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
2) Palpasi : tidak terdapat retraksi interkosta
3) Perkusi : dallnes/pekak
4) Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2
b. Paru-paru
1) Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak
ada retaksi dinding dada, dan warna kulit coklat muda.
2) Palpasi : tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada titik impuls maksimal yang kekiri (normal).
3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : bunyi napas vesikuler dan tidak ada bunyi
napas tambahan.
c. Payudara
1) Putting : menonjol
2) Aerola : bersih
3) ASI : sudah keluar cairan kolostrum
4) Bengkak : tidak
5) Benjolan : tidak
d. Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
3. Abdomen

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 22


3
a. Inspeksi
1) Linea nigra : ya
2) Striae livide : ya
3) Luka bekas op : tidak ada
4) Luka lain : tidak ada
b. Auskultasi : bising usus terdengar 12 kali/menit.
c. Perkusi : bunyi perut timphani.
d. Palpasi
- Leopold I : Pada fundus teraba lunak, kurang bundar, dan tidak
melenting (bokong)
- Leopold II : Pada bagian perut kanan ibu teraba bagian keras,
memanjang seperti papan (punggung). Pada bagian perut kiri
ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
- Leopold III : Bagian terbawah teraba kepala
- Leopold IV : Janin sudah masuk pintu panggul
- TFU : 37,7 cm (3 jari di bawah umbilikus)
4. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada lesi, turgor kulit <2 detik, tekstur halus, dan suhu akral hangat.
b. Ekstremitas bawah :
1) Varises : tidak
2) Tanda homan : -
3) Edema : tidak
Data lain yang ditemukan: -
5. Reflek fisiologis/ patologis : +/-
Pengeluaran pervaginam : Keluar lendir bercampur bercak darah
Perdarahan pervaginam : Tidak ada
Pemeriksaan dalam pertama : Pkl 13.00 oleh Ghina Alifah
Pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput ketuban utuh,
portio lunak, presentasi kepala (verteks) dengan penurunan kepala 4/5 dan
keluar lendir bercampur bercak darah.
Hasil : Persalinan kala I fase laten

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 23


3
Ketuban (utuh/pecah), jika sudah pecah : (-)
Tgl/jam : - warna -
Status janin : hidup, jumlah 1 ,presentasi verteks

PERSALINAN KALA I

Mulai persalinan : Tanggal 20 Maret 2019 pkl.13.00

Tanda & gejala :

- Rasa sakit adanya kontraksi yang datang kuat, sering, dan teratur (3x dalam 10
menit). Pengkajian nyeri PQRST didapatkan P: Nyeri karena kontraksi uterus,
Q: Kencang & tegang, R: Di daerah abdomen dan menjalar ke pinggang, S:
Skala nyeri 8, T: Nyeri hilang timbul
- Keluar lendir bercampur bercak darah
- Keluar banyak keringat

Tanda vital : TD 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8 0C,


RR 20x/menit

Lama kala I : 8 jam

Keadaan psikososial : Pasien merasa cemas dengan kondisinya, sehingga


tidak bisa beristirahat dengan tenang, klien tampak gelisah, dan ekspresi wajah
meringis menahan sakit. Pasien mengatakan ingin segera melahirkan karena tidak
tahan dengan sakitnya. Pasien selalu bertanya jam berapa anaknya akan lahir dan
pasien nampak tidak mau ditinggalkan oleh keluarganya.

Observasi kemajuan persalinan

Tanggal/jam Kontraksi uterus DJJ Ket

20 Maret Kontraksi kuat & 124 x/menit Tekanan darah


2019/ 13.00 teratur 3x dalam 10 110/70 mmHg, nadi
menit dengan 80x/menit, suhu
berlangsung 18 tubuh 36,8 0C, RR 20
detik x/menit, hasil

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 24


3
pemeriksaan leopold
TFU 37,7 cm, puki,
presentasi belakang
kepala (verteks)
dengan penurunan
kepala 4/5,
pembukaan serviks 3
cm, tidak ada
penyusupan dan
selaput ketuban utuh,
keluar lendir
bercampur bercak
darah (blood show),
dan pasien berkemih
200 ml sebelum
pemeriksaan dalam

20 Maret Kontraksi lebih kuat 134x/menit Penurunan kepala


2019/ 17.00 & lebih nyeri. Nyeri bagian terbawah
terasa di perut & janin 3/5, pembukaan
pinggang bawah, serviks 5 cm, tidak
kontraksi 4x dalam ada penyusupan
10 menit masing- kepala janin dan
masing kontraksi selaput ketuban
20-40 detik masih utuh. Tekanan
darah 120/70 mmHg,
nadi 88x/menit, suhu
370C, RR 20
x/menit. Pasien
berkemih 100 ml
sebelum pemeriksaan
dilakukan.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 25


3
20 Maret Kontraksi 5x dalam 130 x/menit Penurunan kepala
2019/ 21.00 10 menit dengan 1/5, dilatasi serviks
durasi 45 detik 10 cm, tidak ada
penyusupan kepala
janin, selaput ketuban
pecah sesaat sebelum
pemeriksaan jam
20.45 dan cairan
ketuban jernih.
Tekanan darah
120/70 mmHg, suhu
370C, nadi
80x/menit, RR
28x/menit. Pasien
keluar banyak
keringat,
mencengkeram tepi
tempat tidur seiring
his datang dan
mengatakan sudah
tidak tahan ingin
mengejan, serta ibu
merasa nyeri (P:
tekanan bayi menuju
jalan lahir Q: seperi
terbakar R: di vagina
dan perineum S: 5 T:
30 menit, ibu
mencengkeram tepi
tempat tidur seiring
his datang dan
mengatakan sudah

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 26


3
tidak tahan ingin
mengejan).

PERSALINAN KALA II

Kala II dimulai: tanggal tanggal 20 Maret 2019 jam 21.00


Tanda-tanda vital: TD 120/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 37°C, RR 28x/menit
Lama kala II : 30 menit
Tanda dan gejala : keluar banyak keringat, ibu merasa nyeri (P: tekanan bayi menuju
jalan lahir Q: seperi terbakar R: di vagina dan perineum S: 5 T: 30 menit, ibu
mencengkeram tepi tempat tidur seiring his datang dan mengatakan sudah tidak
tahan ingin mengejan)
Keadaan psikososial : Ayah mendampingi ibu saat proses persalinan

PERSALINAN KALA III

Tanda dan Gejala : Tidak terjadi laserasi, tampak mengeluarkan banyak


keringat

Plasenta Lahir : 21.35 WIB

Cara lahir plasenta : Spontan

Karakteristik Plasenta : Plasenta lahir utuh & lengkap

Ukuran Diameter : 23 cm X Tebal 3 cm

Panjang Tali Pusar : 60 cm

Perdarahan : 150 ml

Keadaan Psikologis : Pasien senang melihat bayinya

Kebutuhan lain : Tidak ada

Data lain :-

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 27


3
PERSALINAN KALA IV

Mulai pada pukul : 21.35 WIB

Tanda-tanda Vital : TD 120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu 36,5oC, RR


14x/menit

Perdarahan (ada/tidak), Karatekristik : segar, tidak menggumpal

Vesika Urinaria (Penuh/tidak)

IMD min 1 jam (Ya/Tidak)

Keadaan Psikososial : Ibu tampak puas walaupun tampak kelelahan.

Data lain : Pasien mengatakan lelah dan lemas setelah melahirkan serta
pasien masih tiduran di bed.

BAYI

1. Bayi lahir tanggal/jam : 20 Maret 2019/ 21.30 WIB


Jenis kelamin: perempuan

Nilai APGAR: 9

2. BB/PB bayi : 3000 gram/48 cm


3. Karakteristik khusus bayi:
Kaput : Suksedaneum/Cephalhematom: ya

Suhu 36,5o C:

Anus : berlubang/tertutup: berlubang

Perawatan tali pusat: ya

Perawatan mata: pemberian tetes mata

ANALISA DATA

Kala I

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 28


3
Data Etiologi Masalah

DS : P : nyeri karena kontraksi uterus, Q Dilatasi serviks Nyeri persalinan


: kencang & tegang, R : di daerah
abdomen dan menjalar ke pinggang, S :
Skala nyeri 8, T : nyeri hilang timbul

DO :

- Ekspresi wajah meringis kesakitan &


keluar banyak keringat
- Kontraksi uterus :
pkl. 13.00 : kontraksi kuat & teratur
3x dalam 10 menit dengan durasi 18
detik
pkl 17.00 : kontraksi lebih kuat &
lebih nyeri 4x dalam 10 menit dengan
durasi 20-40 detik
- Hasil pemeriksaan dalam :
Pkl. 13.00 : Pembukaan serviks 3 cm,
tidak ada penyusupan dan selaput
ketuban utuh, portio lunak, presentasi
kepala (verteks) dengan penurunan
kepala 4/5 dan keluar lendir
bercampur bercak darah.
Pkl 17.00 : Penurunan kepala bagian
terbawah janin 3/5, pembukaan
serviks 5 cm, tidak ada penyusupan
kepala janin dan selaput ketuban
masih utuh.
- Tanda-tanda vital
Pkl. 13.00 : Tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh
36,8 0C, RR 20 x/menit

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 29


3
Pkl. 17.00 : Tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 88x/menit, suhu tubuh
370C, RR 20 x/menit

DS : Krisis Ansietas
situasional
- Pasien mengatakan ini kehamilan
pertama sehingga cemas dengan
kondisinya
- Pasien mengatakan ingin segera
melahirkan karena tidak tahan dengan
sakitnya
- Pasien selalu bertanya jam berapa
anaknya akan lahir

DO :

- Pasien tampak gelisah & tidak bisa


beristirahat dengan tenang
- Pasien tampak keluar banyak keringat
- Pasien tampak tidak mau ditinggalkan
oleh keluarganya

Kala II

Data Etiologi Masalah

DS: Ekspulsi fetal Nyeri persalinan


- Ibu merasa nyeri P: tekanan bayi
menuju jalan lahir Q: seperti terbakar
R: di vagina dan perineum T: 30
menit
- Ibu mengatakan sudah tidak tahan
ingin mengejan dan Ibu
mencengkeram tepi tempat tidur

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 30


3
seiring his datang
DO:

- RR 28x/menit
- Ibu banyak berkeringat

Kala III

Data Etiologi Masalah


DO : Kehilangan Resiko
cairan kekurangan
- Pasien tampak mengeluarkan keringat. melalui rute volume cairan
normal
- Perdarahan diperkiraan kehilangan
darah mencapai 150 ml

DS : Pasien mengatakan sebelumnya


sering terbangun dimalam hari untuk
BAK

Kala IV

Data Etiologi Masalah


DS : Pasien mengatakan lelah dan Keletihan Kelesuan
lemas setelah melahirkan Fisiologis
DO :
- Persalinan Kala I sampai IV
- Pasien tampak kelelahan
- Pasien masih tiduran di bed

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 31


3
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kala I

1. Nyeri persalinan b.d dilatasi serviks ditandai dengan ekspresi wajah meringis
kesakitan, kontraksi uterus kuat & teratur.
2. Ansietas b.d krisis situasional ditandai dengan pasien tampak gelisah, tidak bisa
tenang, dan tidak mau ditinggalkan oleh keluarganya.

Kala II

Nyeri persalinan b.d ekspulsi fetal ditandai dengan ibu mengeluh nyeri dan adanya
tekanan perineal.

Kala III

Risiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan melalui rute normal
ditandai dengan pasien kehilangan darah mencapai 150 ml.

Kala IV

Keletihan b.d kelesuan fisiologis ditandai dengan pasien tampak kelelahan.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 32


3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Kala I

Diagnosa Intervensi
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan Keperawatan

1 Nyeri persalinan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Perawatan


b.d dilatasi 1 x 8 jam diharapkan nyeri klien Intrapartum
serviks ditandai berkurang dengan kriteria hasil:
1. Monitor tingkat nyeri 1. Mengetahui tingkatan nyeri
dengan ekspresi
NOC: Kontrol Nyeri selama persalinan karena kontraksi uterus.
wajah meringis
(kontraksi, DJJ) 2. Posisi berbaring miring
kesakitan, Indikator Awal Akhir
2. Eksplorasi posisi yang merupakan arah posisi ibu
kontraksi uterus Menggunakan 2 4
meningkatkan tergantung pada letak ubun-
kuat & teratur tindakan
kenyamanan maternal dan ubun bayi. Posisi berbaring
pengurangan nyeri
perfusi plasenta yaitu miring ke arah ubun-ubun
tanpa analgesik
dengan posisi miring bayi lebih efisien mengurangi
Melaporkan nyeri 2 4
kanan nyeri karena aorta desenden
yang terkontrol
3. Ajarkan teknik relaksasi dan vena cava asenden yang
nafas dalam menjadi siklus curah jantung

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 30


3
Keterangan : 4. Lakukan masase punggung tidak mengalami penekanan,
1 : tidak pernah menunjukkan 5. Berikan kompres panas sehingga memudahkan untuk
2 : jarang menunjukkan selama 60 menit di area istirahat diantara kontraksi
3 : kadang-kadang menunjukkan punggung dan perut (Ariastuti, Sucipto, & Andari,
4 : sering menunjukkan 6. Anjurkan klien untuk 2015)
5 : secara konsisten menunjukkan mengosongkan kandung 3. Teknik relaksasi dapat
kemih setiap 2 jam meningkatkan pelepasan
NOC: Tingkat Nyeri
7. Kolaborasi pemberian endorfin yang memblok
Indikator Awal Akhir paracetamol 500 mg tranmisi stimulus nyeri.
Ekspresi nyeri 2 4 Dengan menarik nafas dalam-
wajah dalam akan mengalirkan
Panjangnya episode 2 4 oksigen ke darah yang
nyeri kemudian dilairkan seluruh
Keterangan : tubuh, sehingga akan
1 : berat membuat lebih tenang pada
2 : cukup berat ibu yang mengalami nyeri saat
3 : sedang kontraksi uterus. Penggunaan
4 : ringan teknik relaksasi
yang benar akan

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 31


3
5 : tidak ada meningkatkan kemampuan
ibu dalam mengontrol rasa
nyeri, menurunkan rasa
cemas, menstimulasi aliran
darah menuju uterus, dan
menurunkan ketegangan otot
(Astuti & Bangsawan, 2019).
4. Masase pada punggung
merangsang titik tertentu di
sepanjang meridian medulla
spinalis yang ditransmisikan
melalui serabut saraf besar ke
formatio retikularis,
thalamus, dan sistem limbic
tubuh yang akan melepaskan
endorfin. Endorfin akan
menghambat pengiriman
rangsang nyeri dengan
menempel kebagian reseptor

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 32


3
opiat pada saraf sumsung
tulang belakang sehingga
dapat memblok pesan nyeri ke
pusat yang lebih tinggi dan
dapat menurunkan sensasi
nyeri (Aryani, Masrul, &
Evareny, 2015).
5. Mempertahankan komponen
sistem vaskuler dalam
keadaan vasodilatasi sehingga
sirkulasi yang terjadi ke otot
panggul menjadi
homeostasis.
6. Kandung kemih bebas
distensi, dapat meningkatkan
kenyamanan, dan
mempengaruhi penurunan
janin.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 33


3
7. Analgetik untuk menurunkan
nyeri dengan menekan impuls
nyeri pada medulla spinalis
2 Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Pengurangan
situasional 1 x 8 jam diharapkan ansietas klien Kecemasan
ditandai dengan berkurang dengan kriteria hasil:
1. Kaji tanda verbal & 1. Mengidentifikasi tingkat
pasien tampak
nonverbal kecemasan intervensi yang perlu
gelisah, tidak bisa
2. Gunakan pendekatan yang diberikan.
tenang, tidak bisa
menenangkan 2. Membinan hubungan saling
beristirahat, dan NOC: Tingkat Kecemasan 3. Berikan informasi percaya antara perawat dan
tidak mau
Indikator Awal Akhir mengenai proses dan pasien.
ditinggalkan oleh
kemajuan persalinan 3. Informasi yang jelas
keluarganya. Perasaan gelisah 2 4
4. Dorong keluarga untuk memudahkan ibu untuk
Rasa cemas yang 2 4 mendampingi klien dengan memahami dan mengerti
disampaikan secara
cara yang tepat proses persalinan sehingga
lisan
5. Berikan support pada klien kecemasan dapat berkurang.
Tidak dapat 2 4
6. Kolaborasi pemberian 4. Kehadiran keluarga saat
beristirahat
diazepam 20 mg persalinan dapat memberikan

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 34


3
Keterangan : kenyamanan fisik, menurangi
1 : berat kesepian, nyeri, &
2 : cukup berat ketidakpastian selama
3 : sedang persalinan serta memberikan
4 : ringan kekuatan untuk bertahan
5 : tidak ada (Retno Puji Hastuti, 2014).
5. Pemberian dukungan dapat
meningkatkan koping positif
pada pasien.
6. Anti ansietas untuk
membantu menurunkan
kecemasan

Kala II

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 35


3
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional

Nyeri persalinan b.d ekspulsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Manajemen Nyeri
fetal ditandai dengan ibu 1x30 menit diharapkan tingkat nyeri dapat 1. Mengidentifikasi tingkat
1. Observasi petunjuk non
mengeluh nyeri dan adanya berkurang dengan kriteria hasil: intervensi yang perlu
verbal pasien mengenai
tekanan perineal diberikan.
NOC : Tingkat Nyeri ketidaknyamanan
2. Pasien merasa aman karena
2. Bantu keluarga untuk
Indikator Awal Akhir ada yang mendampingi
memberikan dukungan
Nyeri yang 2 4 3. Analgetik untuk menurunkan
dengan tetap mendampingi
dilaporkan nyeri dengan menekan impuls
pasien
nyeri pada medulla spinalis
Frekuensi 3 4 3. Kolaborasi pemberian
4. Mendukung terapi
nafas paracetamol 500 mg
farmakologis untuk
4. Ajarkan teknik relaksasi
Berkeringat 2 4 menurunkan nyeri karena
nafas dalam
berlebihan terapi nafas dalam dapat
5. Beri pakaian yang nyaman
meminimalkan aktivitas
Keterangan dan menyerap keringat
simpatik dalam system saraf
6. Berikan terapi oksigen 1-2
1: berat otonom
lpm dengan nasal kanul
2 : cukup berat

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 36


3
3 : sedang 5. Memberikan kenyamanan
pada pasien
4 : ringan
6. Memberikan oksigenasi
5 : tidak ada adekuat agar energi yang
diperlukan cukup

Kala III

Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional


Risiko kekurangan volume Setelah Intervensi selama 1 x 24 jam NIC : Pengurangan
Perdarahan : Uterus Post
cairan b.d kehilangan cairan masalah risiko kekurangan volume cairan
Partum 1. Mengetahui faktor penyebab
melalui rute normal ditandai teratasi dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kaji riwayat obstetrik dan dari pendarahan pada pasien.
dengan pasien kehilangan NOC : Keseimbangan Cairan
catatan persalinan terkait
2. Mengetahui jumlah perdarahan
darah mencapai 150 ml Kriteria Awal Akhir faktor resiko perdarahan
yang dialami oleh pasien serta
Keseimbangan 3 4
2. Timbang jumlah darah menjadi dasar perhitungan
intake & output
yang keluar perdarahan pasien.
dalam 24 jam
Kehausan 3 5 3. Pasang Infus IV RL 20 3. Terapi cairan guna mencegah
Hematokrit 2 4 tpm defisit volume cairan pada ibu

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 37


3
setelah melahirkan.
4. Berikam produk darah
Keterangan : jika diperlukan 4. Mengatasi bila terjadi syok
1 : sangat terganggu hipovolemik akibat kekurangan
5. Diskusikan kondisi yang
2 : banyak terganggu darah.
ada dengan tim perawat
3 : cukup terganggu
untuk penyediaan 5. Menentukan tindakan
4 : sedikit terganggu
layanan dalam kolaborasi mengenai
5 : tidak terganggu
mengawasi status ibu penanganan selanjutnya yang
NIC : Manajemen Cairan berkaitan dengan pemenuhan
6. Jaga intake/asupan yang cairan pada pasien.
akurat dan catat output
6. Menjaga cairan pasien guna
cairan
menghindari kekurangan
7. Hitung balance cairan
volume cairan
8. Tingkatkan asupan cairan
7. Keseimbangan cairan klien
melalui oral ±2060 ml
dapat diketahui dan terjaga
dalam 24 jam
9. Monitor tanda-tanda vital 8. Meningkatkan intake cairan
pasien pada pasien melalui oral
10. Dukung pasien dan 9. Memantau adanya perubahan

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 38


3
keluarga untuk membantu tanda-tanda vital baik setelah
dalam pemberian intervensi atau sebelum
makanan/minuman intervensi.
dengan baik
10.Membantu pasien dan
11. Konsultasikan dengan
keluarga secara mandiri dalam
dokter jika tanda dan
pemenuhan kebutuhan cairan
gejala kekurangan cairan
pada pasien.
memburuk
11.Menentukan tindakan
kolaborasi selanjutnya dengan
dokter jika intervensi tidak
berhasil.
Kala IV

Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional


Keletihan b.d kelesuan Setelah Intervensi selama 1 x 24 jam NIC : Manajemen Energi
fisiologis ditandai dengan masalah keletihan teratasi dengan kriteria 1. Kaji status fisiologis pasien 1. Mengetahui penyebab utama
pasien tampak kelelahan. sebagai berikut : yang menyebabkan pasien mengalami kelelahan.
NOC : Tingkat Kelelahan kelelahan sesuai dengan 2. Terapi musik membantu pasien
untuk berada pada kondisi

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 39


3
Kriteria Awal Akhir konteks usia dan rileks yang karena musik dapat
Keletihan 2 4 perkembangan merangsang stimulus hormone
Kelesuan 3 4 2. Berikan kegiatan endorphin sehingga pasien
Kualitas 2 4 pengalihan yang dapat meningkat kualitas
Istirahat menenangkan untuk istirahatnya (Ani Astuti 2016)
Keterangan : meningkatkan relaksasi : 3. Membantu dalam
1 : Berat terapi musik meningkatkan energi pasien.
2 : Cukup Berat 3. Anjurkan pasien untuk 4. Membantu pasien beristirahat
3 : Sedang memilih aktivitas yang sehingga mengurangi keletihan
4 : Ringan membangun ketahanan : pasca melahirkan.
5 : Tidak ada Kegel Exercise setelah 5. Latihan kegel dapat membantu
dirasa mampu Latihan otot memberikan
4. Tingkatkan tirah manfaat mengembalikan tonus
baring/pembatasan otot-otot dasar panggul
kegiatan. sehingga akan mengembalikan
5. Anjurkan latihan fisik : tonus otot yang baik selama
Kegel Exercise setelah masa nifas. Selain itu latihan ini
dirasa mampu dapat memperbaiki involusi

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 40


3
6. Anjurkan tetap melakukan uterus dengan baik (Sarwinanti
aktivitas fisik ringan 2018).
(Ambulasi) 6. Latihan ambulasi sedini
7. Konsultasikan dengan ahli mungkin dapat meningkatkan
gizi mengenai cara ADL sehingga pasien dapat
meningkatkan asupan segera melakukan ADL secara
energi dari makanan mandiri (Setyawan &
Widiyanto 2019)
7. Menerapkan terapi gizi yang
tepat dalam membantu
mengembalikan energi pasien
pasca melahirkan

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 41


3
DAFTAR PUSTAKA

Ani Astuti1, D.M. 2016, ‘Jurnal Ipteks Terapan’, Pengaruh Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi, Vol. 10, No.
3, Pp. 252–61.

Ariastuti1, N. D., Sucipto2, E., & Andari, I. D. 2015. Hubungan Antara Posisi
Miring Kiri Dengan Proses Mempercepat Penurunan Kepala Janin Pada Proses
Persalinan Di Bpm Ny. M Slerok Kota Tegal. Journal Reasearch Midwefery
Politeknik Tegal, 4(1), 60–64.

Aryani, Y., Masrul, & Evareny, L. 2015. Artikel Penelitian Pengaruh Masase Pada
Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal
Melalui Peningkatan Kadar Endorfin. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1), 70–77.

Astuti, T., & Bangsawan, M. 2019. Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Nyeri Dan Lamanya Persalinan Kala I Ibu Bersalin Di Rumah Bersalin Kota
Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 15(1), 59–65.

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, D.C. & Wagner, C.M. 2013.
Nursing Intervention Classification (Nic) (6th Ed). St.Louis Missouri:
Elsevier.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (Noc): Measurement Of Health Outcomes (5th Ed). St.
Louis Missouri: Elsevier

Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-


2017 Edisi 10. Jakarta: Egc.

Retno Puji Hastuti. 2014. Dukungan Keluarga Terhadap Kemajuan Persalinan Di


Bidan Praktek Swasta. Jurnal Kesehatan, V(1), 79–83.

Sarwinanti 2018, ‘The Kegel Exercises Effect To The Uterus Involution Process O
N Postpartum Mothers’, Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, Vol. 14, No. 2,
Pp. 133–9.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 42


3
Setyawan, D. & Widiyanto, B. 2019, ‘Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap
Peningkatan Activity Of Daily Living Pada Pasien Post Kateterisasi Jantung
Di Rs Telogorejo Semarang Di Jawa Tengah Berdasarkan Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan 2013 Prevalensi Jantung Koroner Tertinggi Di
Kota S’, Jurnal Kesehatan Stikes Tegalrejo, Vol. 11, No. 2, Pp. 1–11.

Laporan Seminar Kasus & Jurnal – Stase Keperawatan Maternitas- Kelompok 43


3
Shiraz E-Med J. 2018 August; 19(8):e65501. doi:10.5812/semj.65501.

Research Article
Published online 2018 June 25.

The Effect of Localized Heat and Cold Therapy on Pain Intensity,


Duration of Phases of Labor, and Birth Outcomes Among Primiparous
Females: A Randomized, Controlled Trial
Mansoureh Yazdkhasti,1,2 Soheila Moghimi Hanjani,3 and Zahra Mehdizadeh Tourzani2,*
1
Social Determinations of Health Research Center, Alborz University of Medical Sciences, Karaj, Iran
2
Department of Midwifery, School of Nursing and Midwifery, Alborz University of Medical Sciences, Karaj, Iran
3
Department of Midwifery, School of Nursing and Midwifery, Islamic Azad University, Karaj Branch, Karaj, Iran
*
Corresponding author: Zahra Mehdizadeh Tourzani, MSc of Midwifery, Department of Midwifery, School of Nursing and Midwifery, Alborz University of Medical Sciences,
Karaj, Iran. Tel/Fax: +98-2634304433, E-mail: zahramehdizadeh_t@yahoo.com

Received 2018 January 07; Revised 2018 April 05; Accepted 2018 April 16.

1.17), - 1.35, 1.18) 1.13,

1. Background etc.), and pharmacological (systemic medicines, inhala-


tion anesthesia, general anesthesia, regional anesthesia)
Pain is a common and unavoidable component of the methods (3-5). Non-pharmacological methods of reduc-
delivery process (1). Labor pain in terms of severity and ing the labor pain are often cheap and simple and can be
location is very diverse and is among the most se- vere used as a complementary therapy along with medica- tion.
pains in human (2). There are several ways to re- duce They reduce the physical sense of pain, and also by in-
labor pain that are divided into two general cate- gories: creasing the mother’s mental ability can stop the pain (6).
non-pharmacological (psycho prophylactic, hyp- notism, Among non-pharmacological methods of reducing labor
acupuncture, healing touch therapy, relaxation exercises, pain are heat and cold therapies with water that are con-
massage therapy, music therapy, aromatherapy, sidered as effective methods of labor pain relief (7). The

Copyright © 2018, Author(s). This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) which permits copy and redistribute the material just in noncommercial usages, provided the original work is properly
cited
Yazdkhasti M et al.

application of heat therapy is simple, inexpensive, avail- 2. Objectives


able during labor, requires no previous skills, and has few
side effects if applied properly (8). The effect of heat to re- The current study aimed at investigating the effect of
duce pain is explained by the gate theory of pain. This the- localized heat and cold therapy on pain intensity, dura-
ory suggests that there is a gate mechanism in the spinal tion of phases of labor, and birth outcomes among prim-
cord that inhibits the crossing of pain signals by closing iparous females referring to Kamali hospital, Karaj, Iran.
the gate system in the spinal cord (9). Heat increases pain
threshold with increasing temperature, blood circulation, 3. Methods
and metabolism and reduces muscle spasms (10). Stud-
ies showed that the heat causes a significant increase in The current randomized, controlled trial was con-
uterine activity without altering the fetal heart rate (11). ducted from September 2015 to January 2016. The study
Therefore, hot water is effective in reducing the duration was performed at Iran hospital in Karaj city (Alborz
of the first phase of labor (12,13). The study by Dahlen et Province, Iran). The inclusion criteria were primiparous fe-
al., showed that, heat therapy on perineum at the second males (18 - 35 years old) with a singleton pregnancy, gesta-
phase of labor significantly reduced the severity of pain in tional age over 37 weeks, cervical dilation 3 - 4 cm, cephalic
this phase and post-labor pain during the first three to four presentation, and receiving no analgesia during labor.
hours in comparison with the control group (14). Exclusion criteria were diagnosed anatomical or men-
tal disorders (psychosis, schizophrenia, disorders of the
Cold therapy with different mechanisms may help to
uterus, and cephalopelvic disproportion (CPD), known
decrease pain. This effect varies from analgesic stimula-
chronic diseases, including heart disease, lung disease, hy-
tion, inhibition of awareness of pain by stimulating pe-
pertension, diabetes and skin diseases (including any in-
ripheral nerve receptors, improving the flow of energy in
jury, inflammation, and eczema in heat/cold therapy loca-
acupuncture points (15), reducing muscle tension (16),
tion), indication for cesarean section, abnormal fetal heart
changing velocity of nerve conduction, and slowing down
rate patterns, history of chronic pelvic pain, history of in-
the transmission of pain to the central nervous system (17)
fertility, any complications during labor (prolapsed cord,
to the distraction of thought from pain (18). Reducing the
abnormal fetal positions, placental abruption, etc.), living
levels of catecholamine and increasing the levels of en-
apart from husband (due to the violence, divorce, and on
dorphins are among other mechanisms of cold therapy
the verge of divorce), and the use of narcotics about eight
(19). According to the gate theory of pain, the cold effec-
hours before active labor.
tively blocks the conduction of sensory fibers, and reduces
The sample size was estimated based on statistical for-
pain; and in this way the pain threshold is increased (20).
Cold therapy or cryotherapy as a non-pharmacological in- mula (power: 80%, confidence interval (CI): 95%, α = 0.05,
tervention has a range of surface application of deep mas- K = 3). With the prediction of 10% dropouts in follow-up, the
minimum required subjects in each group were deter- mined
sage with ice on the back, chest, rectum and perineum to
40; totalsubjects 120. All eligiblesubjectssignedthe
reduce labor pain. This method, in addition to relieving
informed consent form before enrolment in the study. The
painhasahealingeffect onmusclespasms, reducesinflam-
current study was approved by the ethics committee of Al-
mation, and helps to improve tissue edema during labor
borz University of Medical Sciences (AUMS) (IRCT number:
(12,21-23).
IRCT2015031021020N1).
Due to the importance of reducing the labor pain, and The subjects were selected using a convenience sam-
based on the focus of program “holistic promotion of pling method, and randomly divided into two interven-
health and medical education” to prioritize natural de- tions and one control groups. Randomization numbers
livery (24), use of non-pharmacological methods of reduc- were sealed in a predetermined computer-made random-
ing labor pain, suffering, and fear of delivery leads to the ization opaque envelope. The pregnant females’ screen-
reduction of cesarean section and promotion of natural ing sequence numbers were printed outside the enve- lope,
birth (25). The majority of previous studies were con- whereas the group names were printed inside. All
ducted only on pain intensity and few studies were con- envelopes were numbered consecutively. Researchers
ducted on birth outcomes. Therefore, the current study screened the eligible pregnant females after baseline, sep-
aimed at investigating the effect of localized heat and cold arated the envelopes from the strain, and opened them
therapy on pain intensity, duration of the phases of labor, according to the pregnant females’ screening sequence
and birth outcomes among primiparous females. Satisfac- numbers, and then assigned the patients to either the in-
tion of mother was also compared in the two intervention tervention groups (two groups) or the control group. Be-
groups. foreanyintervention, theintensityof painin 3 - 4 cmdilata-

2 Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501.


Yazdkhasti M et al.

tion (the beginning of the active phase) in all three groups assess pain intensity, the McGill linear pain scale was ex-
was measured by McGill pain ruler. McGill pain ruler indi- plained to the mothers by the researcher in order to mea-
cates 0 (nopain) to 10 (mostintensepain) fromleft toright. sure the pain. But, no intervention was applied to the con-
The test-retest analysis was used to assess reliability. In the trol group.
pilot study, the pain intensity in 20 mothers was measured A total of 15 participants were excluded from the cur-
by the researchers, separately, and the correlation between rent study. In the cold therapy group, four participants were
their measurements were r = 0.78. Face and content valid- excluded due to intolerance of old therapy (n = 2), and
ity of satisfaction questionnaire was measured by 10 repro- emergency caesarean section (n = 2). In the heat ther- apy
ductive health experts. group, five participants were excluded due to abnor- mal
In the heat therapy group, after making an appropri- pattern of fetal heart rate (n = 3), and intolerance to heat
ate communication with the pregnant females, researcher therapy (n = 2). In the control group, six participants were
used a hot water bottle covered with a towel all through excluded due to emergency caesarean section (n = 4),
the labor to warmth lower back and abdomen of the sub- diagnosis of placental abruption (n = 1), and abnormal pat-
ject. The hot water bottle was used during contraction in tern of fetal heart rate (n = 1). The final analysis was per-
the first phase of labor (the least amount of time used in formed on 105 subjects (Figure 1).
the first phase was 60 minutes). The reason for the use of
this device was that it was easy to provide, use, and clean
3.1. Statistical Analysis
for other participants. The researcher had two hot water
bottles for each subject; therefore, if the first bottle lost its Data were analyzed using the Fisher exact, Chi-square,
warmth (checked the temperature with a mercury ther- the Kruskal-Wallis, and ANOVA tests with SPSS version 19.
mometer every 10 minutes), the second bottle was used. In all the tests, P value < 0.05 was considered statistically
According to several studies (12), the researcher tested the significant.
temperature of hot water bottle by placing it against her
forearm for few seconds and if the temperature was right
covered the bottle with a towel and placed it on the skin of 4. Results
the participant during labor at desired locations. Based on
previous studies (7) the temperature of hot water bottle A total of 120 participants were included in the study of
should be 38 - 40°C. The temperature of hot water bottle in which 105 were considered eligible for data analysis. Chi-
this situation was also checked by mercury thermometer squire test did not show statistically significant differences
to ensure that the temperature was right. The temperature among the three groups (two intervention groups and one
of the bottle was continuously measured to make sure it control group) before the intervention in terms of demo-
was 38 - 40°C. graphic and clinical characteristics such as occupation, ed-
In the second phase of labor, before transferring the ucational level, and status of amniotic fluid (Table 1). The
subject to the delivery bed, the researchers covered the hot Kruskal-Wallis test also did not show statistically signifi-
water bottle with a clean towel and placed it on perineum cant differences among the three groups before interven- tion
during the contraction for at least four minutes (26). in terms of demographic and clinical characteristics such as
In the cold therapy group, a similar method was used, but age, gestational age, time of rupture of membrane, and time
hot water bottle was replaced with an ice pack on lower parts of oxytocin usage (Table 2).
of the subject’s back and abdomen for 10 minutes ev- ery 30 The Kruskal-Wallis test showed that the three groups
minutes during the first phase and on perineum for five before intervention had no statistically significant differ-
minutes every 15 minutes during the second phase of labor ences in terms of pain intensity in 3 - 4 cm dilated (begin-
(27). The temperature of the ice pack was expected to reduce ning of active labor). After intervention, in dilations of 5 - 6
pain perception, which should be in the range of 10 - 15°C cm(P = 0.049), 7 - 8 cm(P = 0.042), and 9 - 10 cm(P = 0.001) in
(28). The temperature of the ice pack was checked using a the first and second phase of the labor (P = 0.001), statisti-
mercury thermometer to ensure the temperature was right. It cally significant differences were observed in terms of pain
should be mentioned that, the ice pack was placed on the intensity among the three groups. Results of least signifi-
desired area as long as it had the right tem- perature (10 - cant difference (LSD) test showed that the least mean pain
15°C). Pain assessment in the first phase of labor in addition intensity in different dilatations was during the first and the
to dilatation of 3 - 4 cm (the beginning of the active phase second phases of labor in the heat therapy group (Ta- ble
of labor), dilation of 5 - 6 cm (acceler- ated phase), 7 - 8 cm 3). Therefore, after intervention, in dilations of 5 - 6 cm, 7 -
(maximum of slope), and 9 - 10 cm (the deceleration) was 8 cm, and 9 - 10 cm in the first and second phases of the
also conducted after the delivery. To labor, the mean pain intensity in the intervention groups

Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501. 3


Yazdkhasti M et al.

Assessed for eligibility (n = 602)

Excluded (n = 424)
Not meeting inclusion criteria (n = 392)
Declined to participate (n = 30 )
Other reasons (n = 2 )

Randomized (n = 120)

Analysed (n = 34) Analysis Analysed (n = 36) Analysis (n = 35)

Figure 1. Consort flowchart

Table 1. Demographic and Clinical Characteristics of the Study Participants a

Variable Heat Therapy Cold Therapy Control P Value

Occupational status 0.843

Unemployed 14 (40) 14 (40) 16 (44.3)

Employed 21 (60) 22 (60) 18 (55.7)

Educational level 0.841

Illiterate 6 (17.1) 7 (20) 4 (11.4)

Primary school 7 (20) 11 (28.6) 7 (20)

Middle and high school 14 (40) 10 (28.5) 13 (40)

Graduated 8 (22.9) 8 (22.9) 10 (28.6)

Status of amniotic fluid 0.851

Intact 18 (51.4) 20 (57.1) 20 (57.1)

Rupture 17 (48.6) 16 (42.9) 14 (42.9)

a
Values are expressed as No. (%).

was lower than that of the control group. The highest re- ing the first and the second phases of labor, according to
duction in the pain intensity in different dilatations dur- LSD test, was related to the heat therapy group.

4 Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501.


Yazdkhasti M et al.

Table 2. Comparison of Age, Gestational Age, Time of Oxytocin, and Time of Rupture of Membrane usage, in the Three Groups

Variable Heat Therapy Cold Therapy Control P Value

Age, y 25.08 ± 5.41 24.02 ± 4.72 24.77 ± 4.91 0.71

Gestational age, week 39.14 ± 1.11 39.20 ± 1.10 38.77 ± 0.91 0.203

Time of oxytocin usage, min 39.14 ± 1.11 39.20 ± 1.10 38.77 ± 0.91 0.071

Table 3. Mean ± SD of Pain Intensity at Different Dilatations in the Three Groupsa 38 - 40°C hot water bottle wrapped in a towel on the ab-
Pain Intensity Heat Therapy Cold Therapy Control domen, lower abdomen, and lower back of females in la-
bor for 30 minutes during contraction. Then, they placed
Before intervention 3.82 ± 1.17 3.85 ± 1.14 3.57 ± 1.14
(dilatation 3 - 4 cm) an ice pack wrapped in a towel on the same places for 10
minutes during the first phase of labor. This exercise was
After intervention 3.25 ± 0.91 3.57 ± 1.14 4.00 ± 1.37
(dilatation 5 - 6 cm) repeated frequently during the first phase of labor. In the
After intervention 4.08 ± 0.91 4.88 ± 1.05 4.97 ± 1.17 secondphase, hotwaterbottlewasplacedontheperineum
(dilatation 7 - 8 cm) for 15 minutesandthen, theicepackwasplacedinthesame
After intervention 6.00 ± 1.35 6.40 ± 1.09 7.80 ± 1.18 locations for five minutes. This exercise was repeated fre-
(dilatation 9 - 10 cm) quently during the second phase of labor. Results showed
Second phase 6.22 ± 1.13 7.37 ± 1.08 7.94 ± 1.08 that the severity of pain was reduced in the first phase of
a
Values are expressed as mean ± SD. labor during 5 - 6 cm, 7 - 8 cm, and 9 - 10 cm dilatations
as well as the second phase, and this pain reduction was
statistically significant compared with that of the control
The Kruskal-Wallis test showed a statistically signifi- group (7). In the current study, although the method of in-
cant difference among the three groups in terms of the tervention was not frequently repeated and the effects of
average duration of the first phase (P = 0.001), but there cold and heat therapy were examined separately, the ob-
was no statistically significant difference among the three tained results regarding the reduction of pain severity at the
groups in terms of the average duration of the third phase. first phase during 5 - 6 cm, 7 - 8 cm, and 9 - 10 cm di-
ANOVA results showed a statistically significant difference latations as well as the second phase of labor were consis-
among the three groups in terms of the average duration of tent with the findings of Ganji et al. Furthermore, results
the second phases of labor (P = 0.023) (Table 4). of the study by Shirvani et al., that investigated the effect
The Kruskal-Wallis test showed no statistically signifi- of ice pack on pain reduction and labor outcomes showed
cant difference among the three groups in terms of birth that using ice pack on abdomen and back for 10 minutes
outcomes (e g, the mean first and fifth Apgar scores, the every 30 minutes at the first phase and also on perineum
time of cuddling the newborn infant, and the first breast- for five minutes every 15 minutes at the second phase of la-
feeding) (Table 5). bor could not significantly reduce the pain severity at the
The Fisher exact test showed no statistically significant first phase during 5 - 6 cm, 7 - 8 cm, and 9 - 10 cm dilatations
differences between the two interventions groups in terms as well as the second phase of labor (23). In their study, al-
of maternal satisfaction (Table 6). though pain intensity was slightly lower in the heat ther-
apy group during labor, it was not significantly different
among the three groups. The duration of the second stage
5. Discussion
of labor was significantly lower in the cold therapy group
The results of the current study showed no statis- (P = 0.02). There were no significant differences in dura-
tically significant difference in the pain severity before the tion of the first and third stages, fetal heart rate, and Ap-
intervention in 3 - 4 cm dilatation among the three groups. gar score among the groups. Based on the current study
However, statistically significant differences were results, the effect of heat and cold therapy on the reduction
observed among the three groups in other dilatations in the of labor pain was not significantly different. Also, alternat-
first phase of labor, that is the 5 - 6 cm, 7 - 8 cm, and 9 - 10 ing the sensory stimulus by heat and cold was not more ef-
cm dilatations, and also in the second phase of la- bor. fective than each of them separately. In the study by Smith
These results were consistent with those of the study by BW et al., pain threshold raised with both heat and cold in
Ganji et al., entitled “effects of alternating heat and cold on patients with rheumatoid arthritis. There were no signifi-
the pain and labor outcomes”. In their study, they used cant differences in the pain threshold between warm bath

Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501. 5


Yazdkhasti M et al.

Table 4. Mean ± SD of Duration of the First, Second, and Third Phases of Labor in the Three Groups a

Phase Heat Therapy Cold Therapy Control P Value

First, min 293.70 ± 68.97 368.57 ± 79.82 400.86 ± 77.43 0.001

Second, min 42.85 ± 13.60 51.71 ± 12.24 46.85 ± 13.67 0.023

Third, min 10.68 ± 5.33 10.31 ± 3.92 9.20 ± 4.04 0.493

Values are expressed as mean ± SD.


a

Table 5. Mean ± SD of Apgar Score, Time of Cuddling the Newborn, and the First Breastfeeding in the Three Groups a

Variable Heat Therapy Cold Therapy Control P Value

First Apgar score 8.68 ± 0.47 8.62 ± 0.49 8.68 ± 0.47 P = 0.841

Fifth Apgar score 9.85 ± 0.35 9.94 ± 0.23 9.97 ± 0.16 P = 0.172

Time of cuddling the newborn 4.14 ± 0.97 4.14 ± 1.00 4.34 ± 1.23 P = 0.861

Values are expressed as mean ± SD.


a

Table 6. Females Satisfaction in the Two Intervention Groups a tions in the heat therapy group compared with the control
Satisfaction Heat Therapy Cold Therapy P Value
group. Most studies did not compare the relieving effect
of heat and cold (23). In the current study, the heat therapy
Type of intervention 0.671
intervention was also conducted at the second phase of la-
Satisfied/very 24 (68.6) 25 (65.6)
bor, which also showed the reduction of pain at the second
satisfied
phase in heat therapy group. In this regard, the study by
Neutral 11 (31.4) 11 (34.4)
Dahlen et al., that examined the effect of heat therapy on
Dissatisfied/very 0 (0) 0 (0)
dissatisfied
the perineum at the second phase of labor indicated that
the severity of pain in pregnant females during the second
Desire to re-use 0.782
phase of labor three to four hours before discharging from
Yes 25 (71.4) 26 (74.3)
delivery room was statistically different from that of the
Delivery process 0.952 control group, which indicated the reduction of pain due
Satisfied/very 27 (77.1) 28 (77.2) to the effect of heat therapy in the intervention group com-
satisfied
pared with the control group (14).
Neutral 8 (22.9) 8 (22.8)
In the current study, the average duration of first and
second phases of labor showed a statistically significant
First experience of 0.782 difference among the three groups, but no statistically sig-
breastfeeding nificant difference was observed among the three groups
regarding the average duration of the third phase of la- bor,
which was inconsistent with the results of the study by
Neutral 6 (17.1) 8 (20)
Behmanesh et al. They reported that the duration of the first
and third phases of labor in the heat therapy group was less
than those of the control group, but the duration of the
a
Values are expressed as No. (%).
second phase showed no statistically significant dif-
ferences between the two groups (30). Perhaps, one of the
reasons of this inconsistency could be the non-similarities
and ice massage groups. Of course, the cold effects were of factors such as watering rupture (premature rupture of
more than the heat (29). It seems that applying cold or heat membranes; PROM) and lack of oxytocin use in the two
can influence the outcomes. In the current study, the same studies. According to another report, labor pain was de-
form of heat and cold was used, thus more investigations creased by a cold pack (31). It was also reported that the
are needed to compare the effect of various forms of heat intermittent heat and cold therapy effectively decreased
and cold. Also, more reduction of pain was observed at the labor pain compared with the control group (7). Some
first phase during 5 - 6 cm, 7 - 8 cm, and 9 - 10 cm dilata- mechanisms for effectiveness of heat/cold include provid-

6 Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501.


Yazdkhasti M et al.

ing stimuli from peripheral sensory receptors to inhibit hospital in Karaj, Iran.
pain awareness, antinociceptive effects on the gate control
system, decreasing muscle tension, and distraction of at-
Footnotes
tention from pain (32-34).
In the current study, no statistically significant differ- Authors’ Contribution: Mansoureh Yazdkhasti, study
ence was observed among the three groups in terms of av- concept and design, and data analysis; Shoheila|Moghimi
erage Apgar score in the first and fifth minutes, which was Hanjani, criticallyevaluationof themanuscriptandcontri-
consistent with the results of several other studies (14,23, butiontothewritingprocess; Zahra|Mehdizadeh Tourzani,
30). Therefore, it seems that heat therapy and cold ther- the main investigator and the study advisor. All authors
apy intervention had no negative effects on Apgar score or read and approved the final copy of the manuscript.
other factors such as time of cuddling the newborn after Conflicts of Interest: Authors declared no conflict of in-
giving birth and the first breastfeeding. terest.
In the current study, no statistically significant differ-
Financial Disclosure: There was no financial disclosure.
ence was observed between the two groups (heat and cold)
Funding/Support: The study was financially supportedby
such as satisfaction with the type of intervention, the de-
AUMS.
sire to re-use, satisfaction with the delivery process, and
satisfaction with breastfeeding. Therefore, both groups
were equally satisfied with the method of heat and/or cold References
therapy. It seems thatfemales able toactively participatein
1. Carvalho B, Cohen SE. Measuring the labor pain experience:
their labor and control their pain had higher satisfaction
delivery still far off. Int J Obstet Anesth. 2013;22(1):6–9. doi:
(32). Taavoni et al., showed that the average satisfaction 10.1016/j.ijoa.2012.10.002. [PubMed:23182607].
score was significantly higher in the heat therapy group 2. Janssen P, Shroff F, Jaspar P. Massage therapy and labor outcomes: a
than the control group (35). In another study (23,36), most randomized controlled trial. Int J Ther Massage Bodywork. 2012;5(4):15–
20. doi:10.3822/ijtmb.v5i4.164. [PubMed:23429706]. [PubMed Cen-
of the mothers preferred heat, since majority of them had
tral:PMC3528187].
high satisfaction in the heat and alternate heat and cold 3. Yazdkhasti M, Pirak A. The effect of aromatherapy with laven-
therapy groups, whereas most of the mothers in the cold der essence on severity of labor pain and duration of labor in
group had moderate satisfaction (23). Of course, the type primiparous women. Complement Ther Clin Pract. 2016;25:81–6. doi:
10.1016/j.ctcp.2016.08.008. [PubMed:27863615].
of heat/cold therapy may affect the satisfaction. In a re-
4. Arendt KW, Tessmer-Tuck JA. Nonpharmacologic labor analgesia. Clin
view, East et al., reported that females were more satisfied Perinatol. 2013;40(3):351–71. doi:10.1016/j.clp.2013.05.007. [PubMed:
with the use of cold gel pads than ice packs. Mothers’ sat- 23972744].
isfaction should be considered for selection of a pain relief 5. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong C. Williams
obstetrics. 24th ed. New York: Mc Graw Hill; 2014.
method (37). Both heat and cold provide relief and com-
6. Tournaire M, Theau-Yonneau A. Complementary and alternative ap-
fort, and should be used by desire and the preference of proaches to pain relief during labor. Evid Based Complement Al-
females. Superficial heat and/or cold therapy provide ac- ternat Med. 2007;4(4):409–17. doi:10.1093/ecam/nem012. [PubMed:
tive participation of females in the birthing process, and 18227907]. [PubMed Central:PMC2176140].
7. Ganji Z, Shirvani MA, Rezaei-Abhari F, Danesh M. The effect of intermit-
promote a more positive birth experience. Among other
tent local heat and cold on labor pain and child birth outcome. Iran J
factors associated with mothers’ satisfaction with the pro- Nurs Midwifery Res. 2013;18(4):298–303. [PubMed:24403926]. [PubMed
cess of labor and delivery are the mother’s emotions and Central:PMC3872865].
feelings, duration of labor, the need for intervention, con- 8. Jones L, Othman M, Dowswell T, Alfirevic Z, Gates S, Newburn M,
et al. Pain management for women in labour: an overview of sys-
dition of the infant, and the support of the treatment team
tematic reviews. Cochrane Database Syst Rev. 2012;(3). CD009234. doi:
and family (38,39). This study had certain limitations. The 10.1002/14651858.CD009234.pub2. [PubMed:22419342].
control of individual differences and previous experience 9. Ropero Pelaez FJ, Taniguchi S. The Gate Theory of Pain Revisited: Mod-
of the patients were not possible. Localized heat and cold eling Different Pain Conditions with a Parsimonious Neurocomputa-
tional Model. Neural Plast. 2016;2016:4131395. doi:10.1155/2016/4131395.
therapies are non-pharmacological, non-invasive, satisfy-
[PubMed:27088014]. [PubMed Central:PMC4814802].
ing the primiparous females, and effective methods to con- 10. Frolich MA, Banks C, Warren W, Robbins M, Ness T. The Association
trol and relieve pain during labor without adverse effects Between Progesterone, Estradiol, and Oxytocin and Heat Pain Mea-
on maternal and fetal outcomes. sures in Pregnancy: An Observational Cohort Study. Anesth Analg.
2016;123(2):396–401. doi:10.1213/ANE.0000000000001259. [PubMed:
27028773].
11. Benfield RD, Hortobagyi T, Tanner CJ, Swanson M, Heitkemper MM,
Acknowledgments
Newton ER. The effects of hydrotherapy on anxiety, pain, neuroen-
docrine responses, and contraction dynamics during labor. Biol
The author would like to thank all the participants in Res Nurs. 2010;12(1):28–36. doi:10.1177/1099800410361535. [PubMed:
the study, as well as the staff of the delivery room of Kamali 20453024]. [PubMed Central:PMC3904302].

Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501. 7


Yazdkhasti M et al.

12. Adams ED, Bianchi AL. A practical approach to labor support. J lief in adults with burns: a systematic literature review. Burns.
Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2008;37(1):106–15. doi:10.1111/j.1552- 2007;33(7):811–27. doi:10.1016/j.burns.2007.01.005. [PubMed:
6909.2007.00213.x. [PubMed:18226164]. 17606326].
13. da Silva FM, de Oliveira SM, Nobre MR. A randomised controlled 26. Simkin P, Ancheta R. The labor progress handbook: early interventions to
trial evaluating the effect of immersion bath on labour pain. Mid- prevent and treat dystocia. 3th ed. New Jersey: John Wiley and Sons;
wifery. 2009;25(3):286–94. doi:10.1016/j.midw.2007.04.006. [PubMed: 2011.
17655985]. 27. Lane E, Latham T. Managing pain using heat and cold therapy.
14. Dahlen HG, Homer CS, Cooke M, Upton AM, Nunn RA, Brodrick BS. Paediatr Nurs. 2009;21(6):14–8. doi:10.7748/paed2009.07.21.6.14.c7146.
’Soothing the ring of fire’: Australian women’s and midwives’ experi- [PubMed:19623797].
encesof usingperinealwarmpacksinthesecondstageof labour. Mid- 28. Greenstein G. Therapeutic efficacy of cold therapy after intraoral sur-
wifery. 2009;25(2):e39–48. doi:10.1016/j.midw.2007.08.002. [PubMed: gical procedures: a literature review. J Periodontol. 2007;78(5):790–
18031878]. 800. doi:10.1902/jop.2007.060319. [PubMed:17470011].
15. Hsiu H, Hsu WC, Chen BH, Hsu CL. Differences in the microcircu- 29. Smith BW, Tooley EM, Montague EQ, Robinson AE, Cosper CJ, Mullins
latory effects of local skin surface contact pressure stimulation be- PG. Habituation and sensitization to heat and cold pain in women with
tween acupoints and nonacupoints: possible relevance to acupres- fibromyalgia and healthy controls. Pain. 2008;140(3):420–8. doi:
sure. Physiol Meas. 2010;31(6):829–41. doi:10.1088/0967-3334/31/6/007. 10.1016/j.pain.2008.09.018. [PubMed:18947923].
[PubMed:20479520]. 30. Behmanesh F, Pasha H, Zeinalzadeh M. The effect of heat therapy on
16. Sliwinski Z, Kufel W, Michalak B, Halat B, Kiebzak W, Wilk M, et al. labor pain severity and delivery outcome in parturient women. Iran
The assessment of pelvic statics in patients with spinal overload syn- Red Crescent Med J. 2009;11(2):188–92.
drome treated in whole-body cryotherapy. Ortop Traumatol Rehabil. 31. Alam HB. To cool or not to cool, that is the question. Crit Care
2005;7(2):218–22. [PubMed:17615517]. Med. 2007;35(2):660–2. doi:10.1097/01.CCM.0000254058.61793.B5.
17. Algafly AA, George KP. The effect of cryotherapy on nerve con- [PubMed:17251722].
duction velocity, pain threshold and pain tolerance. Br J Sports 32. Neville L, Swift J. Measuring the impact of the advanced practi-
Med. 2007;41(6):365–9. discussion 369. doi:10.1136/bjsm.2006.031237. tioner role: a practical approach. J Nurs Manag. 2012;20(3):382–9. doi:
[PubMed:17224445]. [PubMed Central:PMC2465313]. 10.1111/j.1365-2834.2012.01356.x. [PubMed:22519616].
18. Hume PA, Reid D, Edwards T. Epicondylar injury in sport: epidemi- 33. Lane E, Latham T. Managing pain using heat and cold therapy:
ology, type, mechanisms, assessment, management and prevention. Elaine Lane and Tracy Latham discuss the benefits of using non-
Sports Med. 2006;36(2):151–70. doi:10.2165/00007256-200636020- pharmacological interventions to help improve children’s experi-
00005. [PubMed:16464123]. ence of pain in hospital settings. Paediatric Care. 2009;21(6):14–8. doi:
19. Tey HL, Tan ES, Tan FG, Tan KL, Lim IS, Tan AS. Reducing anxiety lev- 10.7748/paed.21.6.14.s19.
els in preschool children undergoing cryotherapy for cutaneous viral 34. Vermelis JM, Wassen MM, Fiddelers AA, Nijhuis JG, Marcus
warts: use of a portable video player. Arch Dermatol. 2012;148(9):1001– MA. Prevalence and predictors of chronic pain after labor
4. doi:10.1001/archdermatol.2012.1656. [PubMed:22710406]. and delivery. Curr Opin Anaesthesiol. 2010;23(3):295–9. doi:
20. Shevchuk NA. Hydrotherapy as a possible neuroleptic and 10.1097/ACO.0b013e32833853e8. [PubMed:20446346].
sedative treatment. Med Hypotheses. 2008;70(2):230–8. doi: 35. Taavoni S, Abdolahian S, Haghani H. Effect of sacrum-perineum
10.1016/j.mehy.2007.05.028. [PubMed:17640827]. heat therapy on active phase labor pain and client satisfaction: a
21. Malarewicz A, Wydrzynski G, Szymkiewicz J, Adamczyk-Gruszka O. randomized, controlled trial study. Pain Med. 2013;14(9):1301–6. doi:
[The influence of water immersion on the course of first stage of par- 10.1111/pme.12161. [PubMed:23746110].
turition in primiparous women]. Med Wieku Rozwoj. 2005;9(4):773– 36. Fahami F, Behmanesh F, Valiani M, Ashouri E. Effect of heat therapy
80. [PubMed:16733285]. on pain severity in primigravida women. Iran J Nurs Midwifery Res.
22. Smith CA, Collins CT, Cyna AM, Crowther CA. Complemen- 2011;16(1):113–6. [PubMed:22039388]. [PubMed Central:PMC3203290].
tary and alternative therapies for pain management in 37. East CE, Begg L, Henshall NE, Marchant PR, Wallace K. Local cool-
labour. Cochrane Database Syst Rev. 2006;(4). CD003521. doi: ing for relieving pain from perineal trauma sustained during
10.1002/14651858.CD003521.pub2. [PubMed:17054175]. childbirth. Cochrane Database Syst Rev. 2012;(5). CD006304. doi:
23. Shirvani MA, Ganji Z. The influence of cold pack on labour pain re- 10.1002/14651858.CD006304.pub3. [PubMed:22592710].
lief and birth outcomes: a randomised controlled trial. J Clin Nurs. 38. Stevens NR, Wallston KA, Hamilton NA. Perceived control and
2014;23(17-18):2473–9. doi:10.1111/jocn.12413. [PubMed:24206010]. maternal satisfaction with childbirth: a measure develop-
24. Bedwell C, Dowswell T, Neilson JP, Lavender T. The use of tran- ment study. J Psychosom Obstet Gynaecol. 2012;33(1):15–24. doi:
scutaneous electrical nerve stimulation (TENS) for pain relief in 10.3109/0167482X.2011.652996. [PubMed:22304395].
labour: a review of the evidence. Midwifery. 2011;27(5):e141–8. doi: 39. Christiaens W, Bracke P. Assessment of social psychological deter-
10.1016/j.midw.2009.12.004. [PubMed:20170995]. minants of satisfaction with childbirth in a cross-national perspec-
25. de Jong AE, Middelkoop E, Faber AW, Van Loey NE. Non- tive. BMC Pregnancy Childbirth. 2007;7:26. doi:10.1186/1471-2393-7-26.
pharmacological nursing interventions for procedural pain re- [PubMed:17963491]. [PubMed Central:PMC2200649].

8 Shiraz E-Med J. 2018; 19(8):e65501.

Anda mungkin juga menyukai