Anda di halaman 1dari 17

SELF HEALING TOUCH UNTUK MENGURANGI NYERI

PASCA OPERASI : A LITERATURE REVIEW

OLEH:

RAHMAN RIYADI S.KEP

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

2019
SELF HEALING TOUCH UNTUK MENGURANGI NYERI
PASCA OPERASI : A LITERATURE REVIEW

Purpose : The purpose of this literature is to determine the effect of self healing
touch on the reduction in postoperative pain.

Methods : This article was taken from Google Scholar, Google Scholar,
explorejournal, journal.ipm2kpe.or.id, journal.fkm.ui.ac.id, The journal of
telenursing (JOTING), perpus.fikumj.ac.id dan Science Direct Literatur review
and Science Direct. In the process of sorting there are 10 articles that fit the topic.
Then determined inclusion criteria that have been set include: healing touch, pain,
post operation Literature review took five articles between 2014 and 2019.

Results : Self-healing touch is a method of healing diseases not with drugs,


released with healing and released feelings and emotions that are buried in the
body. In addition, self-healing can also be done with hypnosis, qolbu therapy, or
healing the mind, self-healing with a touch on yourself. Self-healing is a series of
practical exercises done 15-20 minutes, and is done 2 times a day.

Conclusion : This self-healing touch therapy is done as a preventative or


preventive measure before the arrival of the disease. When someone is sick, self
healing touch techniques can still be done while doing medical treatment
including healing. Self-medication with a touch of suggestion.

Keywords : Healing Touch, Self, Reduce Pain, Surgery


SELF HEALING TOUCH UNTUK MENGURANGI NYERI

PASCA OPERASI: A LITERATURE REVIEW

Latar Belakang

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

akan ditangani. Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun ada 230 juta

operasi utama dilakukan di seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang hidup.

Penelitian di 56 negara dari 192 negara diperkirakan ada 234,2 juta prosedur

pembedahan dilakukan setiap tahun dan berpotensi menimbulkan komplikasi dan

kematian. Sedangkan di Indonesia terjadi peningkatan pembedahan setiap

tahunnya dimana pada tahun 2009 terdapat 46,87% kasus pembedahan, tahun

2010 sebesar 53,22%, tahun 2011 sebesar 51,59%, dan tahun 2012 sebesar

53,68% (Redho,dkk., 2019).

Nyeri Pasca Operasi (NPO) adalah suatu reaksi kompleks tubuh terhadap

kerusakan jaringan (mulai dari sayatan kulit hingga kerusakan yang ditimbulkan

proses operasi), tarikan atau regangan pada organ dalam tubuh, maupun

penyakitnya. Keluhan yang timbul merupakan gabungan respons fisik, emosi

maupun otonom, bagi pasien seringkali merupakan sesuatu yang paling

dikhawatirkan bila akan menjalani suatu operasi ( Nuryanto, 2019).

Proses timbulnya keluhan nyeri terdapat rangsang nosisepsi yang

disebabkan noksa, setelah itu penderita menyadari adanya noksa, baru kemudian

mengalami sensasi nyeri dan akhirnya timbul reaksi terhadap nyeri dalam bentuk

sikap dan perilaku verbal maupun nonverbal dalam menyampaikan apa yang

dirasakannya.
Healing touch merupakan salah satu metode pengobatan terapi sentuhan

atau yang dikenal dengan Terapi paling mesra dan romantis karena di situlah ada

kasih sayang tersalur otomatis antara Terapis atau tenaga medis dan Pasien.

Terapi ini merupakan bentuk penyembuhan sugesti dan yang menggunakan

tangan yang langsung menyentuh kulit dalam mengobati beragam penyakit dalam

tubuh. Kulit adalah organ terkuat yang dapat menerima rangsangan pada tubuh

manusia, dan ketika reseptor sensoriknya dirangsang, hormon oksitoksin (yang

membuat anda merasa lebih baik) dilepaskan. Dan pada saat yang bersamaan

kortisol (hormon stress) berkurang. Hal inilah yang menyebabkan mengapa

sentuhan memiliki kekuatan yang menyembuhkan dan salah satu terapi medis

diantaranya yang bisa dilakukan dengan tepat untuk pasien nyeri. Healing touch

juga dapat dilakukan dengan zikir, hipnosis, terapi qolbu, atau menenangkan

pikiran dan healing touch juga dapat dilakukan dengan sendiri dan dibantu oleh

terapi farmokologi. Healing touch juga merupakan rangkaian latihan praktis yang

dikerjakan secara mandiri sekitar 15-20 menit, dan sebaiknya dilakukan 2 kali

dalam sehari. healing touch bersifat universal, tidak mengacu agama manapun,

praktis, dan dapat dipelajari secara masuk akal. Filosofinya bertumpu pada

manusia sebagai unit yang lengkap antara badan, batin, dan kemampuan

individualnya (Andayan & christian, 2019).

Efek penyembuhan dengan sentuhan atau healing touch pada rasa sakit,

mual, dan kecemasan setelah bedah bariatric. Pada Studi Pendahuluan dalam

penelitian (Anderson, 2015). mendapatkan adanya penurunan rasa sakit, mual, dan

kegelisahan yang signifikan terjadi segera setelah intervensi pada hari pasca

operasi satu dan dua, dan pada rasa sakit dan kecemasan pada hari pasca operasi
tiga dibandingkan dengan tingkat pra-intervensi. Temuan ini menunjukkan bahwa

intervensi penyembuhan sentuhan layak dilakukan dan dapat diterima oleh pasien

yang menjalani operasi bariatrik, dan secara signifikan meningkatkan rasa sakit,

mual, dan kecemasan pada pasien ini.

Budiman, dkk (2017) mengatakan bahwa healing touch juga dapat dicapai

melalui meka-nisme psikologis yang sengaja diterapkan. Pendekatan ini dapat

meningkatkan kondisi psikologis dan fisik seseorang.

Metode
Strategi pencarian artikel penelitian adalah mengunakan artikel penelitian

dengan kriteri jurnal yang dipilih adalah jurnal nasional dan internasional yang

sesuai dengan topik yang diinginkan dengan menggunakan data base yang

mudah diakses dan diakui kualitasnya yaitu menggunakan Google Scholar,

explorejournal, journal.ipm2kpe.or.id, journal.fkm.ui.ac.id, The journal of

telenursing (JOTING), perpus.fikumj.ac.id dan Science Direct Literatur review

mengambil empat artikel antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2019.

Keyword yang dipakai adalah sentuhan, nyeri, pasca operasi. Selama pencarian

artikel yang didapat mencapai 15 jurnal. Selanjutnya artikel dipilih kembali

berdasarkan kriteria yang ditentukan penulis. Kriteria tersebut diantaranya:

Pembedahan, nyeri, healing touch/self healing . Total artikel yang sesuai adalah

lima dan disajikan dalam lampiran tabel 1.

Ringkasan Hasil Studi

Artikel penelitian yang ditelaah berjumlah empat dan seluruhnya

menggunakan One Grup Pretes-Postes design, yaitu yang memberikan

perlakuan terhadap responden.

Penelitian Redho,A.,dkk, (2019) menunjukkan bahwa karakteristik


medikasi analgetik 39 responden (100%). Nyeri paska bedah umumnya

disebabkan kerusakan jaringan yang tidak dapat dihindari. Nyeri pasca bedah

tidak diperbolehkan mengganggu penyembuhan pasien sehingga diberikan

penanganan dengan regimen analgetik yang adekuat namun tidak berlebihan

untuk mencegah terjadinya efek samping analgetika yang digunakan.

Penanganan nyeri pasca bedah paling sering menggunakan regimen analgetik :

ketorolak, parasetamol dan tramadol. Analgesia merupakan salah satu pilihan

yang sering digunakan agar mencapai efek terapeutik yang adekuat dengan

meminimalisir efek samping dengan mengkombinasikan lebih dari satu macam

analgetika.Selain hal tersebut pemberian analgetika juga disesuaikan dengan

skala nyeri yang ditentukan dengan VAS (visual analog scale).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skala nyeri setelah

dilakukan intervensi mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan konsep

dimana teknik healing touch melibatkan sentuhan yang dijelaskan dalam istilah

"hands in motion" (digunakan untuk menghilangkan kemacetan atau kerapatan

dari medan energi) atau "tangan diam" (digunakan untuk membangun kembali

energi arus dan keseimbangan) serta folus pada diri penderita, dengan gerak

tangan, tangan membuat gerakan menyikat atau menyisir lembut, biasanya ke

bawah dan ke luar, untuk menghilangkan energi yang padat dari

lapangan.Tangan tetap rileks, telapak tangan menghadap ke bawah ke arah

pasien, antara 1 inci dan 6 inci di atas kulit atau pakaian. Stroke tangan mungkin

lamban dan menyapu atau pendek dan cepat.

Penelitian Sofiyani,Y.,dkk, (2018) bertujuan untuk mengatahui analisis


perubahan Skala nyeri sebelum dan setelah healing touch pada pasien post op di

RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar Tahun 2018 yaitu sebanyak 39

responden sebagian besar berusia 36-45 tahun yaitu 17 orang (43.6%). Dengan

jenis kelamin sebagian besar perempuan yaitu 24 orang (61.5%) dan di dominasi

oleh pasien yang bekerja sebagai IRT yaitu 21 orang (53.38%).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam pengujian asumsi normalitas

univariat pada pada pengukuran Skala Nyeri pre test memiliki nilai uji Shapiro

wiks sebesar 0.147, karena nilai P > 0.05 (lebih besar dari nilai alpha), maka H0

diterima, artinya variable pengukuran baseline menyebar mengikuti distribusi

normal secara univariat. Dan Berdasarkan analisis memperlihatkan perbedaan

hasil skala nyeri setelah mendapatkan intervensi self healing terjadi penurunan

skala nyeri pada responden yang mendapatkan healing touch menurun secara

bermakna sebesar 16.564 dengan p value < 0.05. maka Ho ditolak artinya ada

perbedaan skala nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan setelah dilakukan

intervensi.

Penelitian Nuriyanto,A.,(2019) menunjukkan dalam melaksanakan

pengambilan data pada responden baik pada kelompok intervensi maupun

kelompok kontrol. Kedua kelompok dilakukan pre-test sebelum dilakukan

intervensi dan setelah intervensi dilakukan post-test. Peneliti melakukan

pengkajian pada pasien tentang penggolongan pasien menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok I adalah kelompok intervensi yang mendapatkan terapi standar

rumah sakit dan diberikan touch healing, sedangkan kelompok II adalah

kelompok yang hanya mendapatkan terapi standar rumah sakit. Pada kelompok

perlakuan adalah 44 tahun dengan 6 standar deviasi 18,5 dan pada kelompok
kontrok rata rata berusia 40 tahun dengan standar deviasi 20,3. Hal tersebut

menunjukan bahwa kedua kelompok memiliki rata usia 40 tahunan dan hasil

menunjukan bahwa pada kedua kelompok terdapat pengaruh terhadap skala nyeri,

terlihat dari nilai Sig. (2-tailed) nya 0,000 dan lebih kecil dari 0,005.

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa rata-rata skala nyeri antara Pre

dan Post terapi terdapat penurunan skala nyeri dari skala 7 pada waktu pretest

menjadi skala 3,9 pada saat posttest setelah di lakukan terapi healing touch ada

penurunan dan Pada kelompok kontrol di dapatkan hasil bahwa rata-rata skala

nyeri antara Pre dan Post terapi terdapat penurunan skala nyeri dari skala 8,2 pada

waktu pretest menjadi skala 5,4 pada saat posttest.

Penelitian Andrson.G.J.dkk,.(2015) Setelah operasi dan masuk ke unit

bedah, seorang perawat di unit yang terlatih dalam Healing Touch akan

menyampaikan intervensinya. Intervensi Healing Touch yang digunakan

dimodifikasi dari teknik Magnetic Clearing yang dipelajari selama level pertama

pelatihan Healing Touch. Magnetic Clearing adalah teknik seluruh tubuh yang

digunakan untuk membersihkan seluruh biofield, mengurangi nyeri dan mual.

Intervensi dirancang untuk pasien rawat inap dan setiap 24 jam sebelum dan

sesudah Sentuhan Penyembuhan untuk mengurungi nyeri.

Hasil penelitian ini menunjukkan pasien yang telah di Healing Touch

mengalami penurunan signifikan dalam rasa sakit, mual, dan kecemasan segera

setelah intervensi. Selain itu, korelasi signifikan diamati antara tingkat nyeri,

mual, dan kecemasan pasca operasi. Pengurangan signifikan dalam tingkat rasa

sakit menggunakan terapi biofield lainnya (Reiki dan Therapeutic Touch) dalam

populasi pasien bedah telah dilaporkan, 55,56 dan Healing Touch telah terbukti
mengurangi rasa sakit pada pasien yang menjalani kemoterapi. Sebuah tinjauan

Cochrane tentang terapi biofield, termasuk Healing Touch, menemukan terapi ini

berkhasiat dalam mengurangi rasa sakit. Penurunan signifikan dalam nyeri saat ini

diamati setelah intervensi Healing Touch (P <0,001), dan melakukan percobaan

kohort prospektif menggunakan intervensi Healing Touch pada pasien leukemia

dan mengamati kecenderungan penurunan nyeri yang signifikan (P = 0,06).

Penelitian Mumpuni, dkk.(2015) Bertujuan untuk mengetahui pengaruh

therapeutic touch terhadap nyeri pasien pasca operasi. Penelitian ini

menggunakan desain kuasi eksperimental yang dilakukan pada 60 orang

responden, terdiri dari 30 orang kelompok intervensi (therapeutic touch) dan 30

orang kelompok kontrol (teknik napas dalam). Sampel diambil secara acak

sederhana. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dengan menggunakan

instrumen lembar observasi skala nyeri (visual analog scale), untuk mengukur

intensitas nyeri pada responden sebelum dan sesudah pemberian tindakan.

Selanjutnya data dianalisis dengan uji nonparametrik yaitu menggunakan uji

Wilcoxon Signed Ranks (uji nonparametrik untuk uji t- berpasang-an) dan uji

Mann-Whitney (uji nonparametrik untuk uji t- independen). Penelitian

berlangsung di ruang rawat bedah pasien dewasa RSUD Pasar Rebo.

Hasil penelitian Pada kelompok intervensi, rata-rata skala nyeri sebelum

tindakan adalah 5,27 dan rata-rata skala nyeri sesudah tindakan adalah 2,43. Rata-

rata penurunan skala nyeri responden adalah 2,83. Pada kelompok kontrol, rata-

rata skala nyeri sebelum tindakan adalah 5,07 dan rata-rata skala nyeri sesudah

tindakan adalah 3,33. Rata-rata penurunan skala nyeri adalah 1,73. Selanjutya

dengan uji Wilcoxon Signed Ranks menunjukkan adanya perbedaan yang


signifikan antara skala nyeri sebelum dan sesudah tindakan baik pada kelompok

intervensi maupun kelompok kontrol (nilai p = 0,000). Hasil uji Mann-Whitney

pun memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan pada penurunan skala

nyeri antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (nilai p = 0,000).

Yang artinya sama-sama berpengaruh setelah diberikan perlakuan baik intervensi

herapeutic touch maupun teknik nafas dalam.

Implikasi terhadap praktek keperwatan

Penelitian yang telah dalam artikel ini menunjukkan hasil yang seragam

terhadap efek healing touch atau terapi sentuhan terhadap pasien nyeri pasca

operasi yang dimana dapat penurunakan rasa nyeri. Akan tetepi untuk

mengimplentasikan perlu juga dikombinasikan dengan pengobatan medis lain,

karena setiap kondisi umum pasien, pemeriksaan klinis, serta kemauan dan

kemapmuan relatif berbeda-beda setiap orang.

Self healing toach (healing touch) merupakan salah satu metode

penyembuhan yang tepat untuk menyembuhan pasien nyeri, yaitu dengan

mengobatan tanpa obat yang melainkan dengan sentuhan dan mengeluarkan

perasaan, emosional yang di karenakan suatu penyakit terpendam dalam tubuh

seseorang dan disinilah peran seorang perawat profesioanal dalam pendekatan

lewat spritualnya untuk mengalihkan rasa sakit tersebut.

Pada awalnya healing touch ini ditujukan sebagai tindakan preventif atau

pencegahan sebelum datangnya suatu penyakit. Namun demikian, saat seseorang

sakit, teknik healing touch tetap bisa dilakukan sembari melakukan pengobatan

medis termasuk nyeri dengan sentuhan dan sugesti terhadap pasien. Walaupun
seseorang bahkan tidak sadar bahwa hal yang dilakukan sehari-hari adalah healing

touch Rachman, (2015).

Penelitian Mumpuni (2014) tentang Therapeutic touch and post-operative

pain, Penanganan nyeri pada pasien yang dilakukan oleh profesi perawat lebih

banyak mengacu pada pendekatan terapi medis dan farmakologis. Dan therapeutic

touch didasarkan pada empat asumsi. Pertama, seorang manusia adalah sebuah

sistem energi yang terbuka. Kedua, secara anatomis manusia adalah bilateral

simetris. Ketiga, penyakit adalah ketidakseimbangan energi individu. Keempat,

manusia mempunyai kemampuan alami untuk mengubah dan melampaui kondisi

hidup mereka. Setelah menjalani therapeutic touch, pasien akan mendapatkan

respons relaksasi dalam 2 sampai 5 menit setelah pengobatan telah dimulai dan

beberapa klien dapat tertidur atau merasakan nyerinya berkurang.

Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa therapeutic touch dapat

mengurangi nyeri pada berbagai kondisi pasien. Therapeutic touch dapat

mengurangi nyeri lutut yang disebabkan oleh artritis. Therapeutic touch lebih

efektif dalam mengurangi rasa sakit dan kelelahan pasien kanker yang menjalani

kemoterapi. Therapeutic touch pun dapat mengurangi nyeri akibat artritis, udema,

ulcers, fraktur, penyakit paru obstruksi kronik.

Proses yang terjadi pada healing touch berawal dari kontak petugas medis

dengan pasien pada proses transmisi (transmission) saat terjadi sentuhan didaerah

pergelangan tangan maka terjadi proses transduksi impuls disalurkan melalui

serabut c sebagai neuron pertama dari perifer ke medula spinalis dimana impuls

tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus

sphinotalamikus sebagai nuron kedua dari thalamus selanjutnya disalurkan ke


daerah somatosentris dikorteks sebral melalui neuron ketiga dan diterjemahkan

sebagai persepsi nyeri Redho.A,.(2019)

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel literature review ini bahwa

healing touch ini pada pasien nyeri pasca operasi dapat mengalihkan atau

meringkan suatu rasa sakit nyeri yang di derita pasien. Banyak penelitian

sebelumnya juga membuktikan bahwa terapi healing touch dapat menurunkan

nyeri dengan cara efektif an non invansif. Karena healing touch ini dapat menjaga

keseimbangan pikiran dan menenangkan, merileks kan pikiran seseorang, karena

faktor sugesti dari luar tubuhnya yang dilakukan oleh tenaga medis ke pasien.

Saran

Perlu diaplikasikan penanganan nyeri nonfarmakologis oleh perawat,

terutama pada pasien pasca bedah saat pengaruh obat analgesik mulai berkurang

sementara waktu pemberian obat belum saatnya. Teknik sentuhan terapeutik juga

disarankan menjadi bagian dari manual prosedur pengontrolan nyeri pasien pada

area garapan yang lebih luas, bukan hanya nyeri pasca pembedahan tetapi juga

pada kasus nyeri kronis maupun nyeri neurogenik. Selanjutnya, dibutuhkan

penelitian lanjutan dengan desain eksperimental untuk melihat keefektifan teknik

sentuhan terapeutik dibandingkan dengan beberapa teknik nyeri nonfarmakologis

lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Redho, A. dkk (2019) Pengaruh Self Healing Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pasien Post Op di RSUD Pemerintahan Daerah Tk II Kampar Kota
Bangkinang. The journal of telenursing (JOTING), vol 1,no. 1. Dari DOI:
https://doi.org/10.31539/joting.v1i1.491.

Nuriyanto, A. dkk (2019) Pengaruh Touch Healing Terhadap Skala Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Orif Dibangsal Rawat Inap Rs Orthopedi Dr Soeharso
Surakarta. Published in journal pain. Dari
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/118.
Budiman, Ardianty, S. (2017). Pengaruh Efektivitas Terapi Self Healing
Menggunakan Energi Reiki Terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi,
Jurnal Ilmiah Psikologi, 4 (1): 141-148. Dari
http://www.explorejournal.com/article/S1550-8307(15)00032-4/fulltext.
Sufiyani, Y. dkk (2018) Terapi Self Healing Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien
Post Op Di Rsud Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Dari
http://perpus.fikumj.ac.id.
Anderson. (2015). The Effects Of Healing Touch on Pain, Nausea and Anxiety
Following Bariatric Surgery: A Pilot Study. Diakses pad mei 9 2020. Dari
https://www.sciencedirect.com/
Andayan, A & Christin, N. (2019). Pengaruh Healing Touch Dan Hipnoterapi
Terhadap Prilaku Hiperaktif Pada Anak Autis di SLB N Ungaran. Published
In Indonesia Journal OF Midwifery. Dari
https://journal.unw.ac.id/index.php/ijm
Rachman. (2015). Ruang Perawatan Intensive Literature Review.Volume 1. Dari
https://journal.ipm2kpe.or.id/
Mumpuni. (2014). Therapeutic Touch and Post-Operative Pain. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 8 (6). Dari http://journal.fkm.ui.ac.id.
Lampiran Tabel 1. Jurnal Literture Review

Sitasi Negara Desain Tujuan Variabel Variabel Jumlah Sampel Hasil


Penelitian Independen & Dependen &
Perlakuan Pengukuran

Redho, indonesi pretest-postest untuk Healing Touch Penurunan 39 Responden Hasil dari terapi healing touch
A. dkk a design mengetahui Nyeri post dari 39 responen sebagian besar
(2019) pengaruh operasi berusia 36-45 tahun yaitu 17
Healing Touch orang (43.6%).Dengan jenis
terhadap kelamin sebagian besar
penurunan perempuan yaitu 24 orang
sensari nyeri (61.5%) dan di dominasi oleh
pasien post op pasien yang bekerja sebagai IRT
yaitu 21 orang
(53.38%).Terdapat perbedaan
yang bermakna penurunan
tingkat nyeri pasien post op
sesudah pengaruh self healing
pada kelompok intervensi
dengan rata-rata penurunan.

Sufiyani, indonesi pretest-postest untuk Healing touch Skala nyeri post 39 responden Hasil analisis bivariate
Y. dkk a design mengetahui operasi menunjukkan ada pengaruh yang
(2018) pengaruh signifikan antara Self healing
Healing Touch dengan skala nyeri pada pasien
terhadap post op dengan p value <0.05.
penurunan Perlu dijadikan sebagai salah
sensari nyeri metode non medikasi untuk
pasien Post Op menurunkan skala nyeri pada
di RSUD pasien post op.
Pemerintahan
Daerah Tk II
Kampar Kota
Bangkinang.

Nuriyant indonesi quasi mengetahui Healing touch Skala nyeri post 42 responden dengan menunjukan bahwa pada kedua
o, A. a experiment pengaruh touch operasi 21 responden kelompok terdapat pengaruh
dkk dengan pretest healing terhadap kelompok perlakuan terhadap skala nyeri, terlihat dari
(2019) – posttest with skala nyeri pada dan 21 responden nilai Sig. (2-tailed) nya 0,000. uji
control group pada pasien post kelompok kontrol statistik perbedaan skala Nyeri
design operasi orif di antara kelompok perlakuan dan
bangsal rawat kelompok kontrol sesudah
inap RS diberikan intervensi dengan uji
Orthopedi paired t test didapatkan nilai Sig.
Surakarta (2-tailed) 0.003. Hal ini dapat
diartikan bahwa terdapat
pengaruh touch healing terhadap
nyeri.

Andrson Amerika Numeric rating Sebuah studi healing touch untuk 46 responden Penurunan signifikan dalam rasa
.G.J.dkk, scales eksperimental menentukan sakit, mual, dan kecemasan
.(2015) semu dilakukan kelayakan diamati segera setelah intervensi
untuk intervensi pada hari pertama dan kedua
menentukan pasca operasi, dan nyeri dan
Healing Touch
kelayakan kecemasan pada hari ketiga
intervensi untuk pasca operasi dibandingkan
Healing Touch mengurangi dengan tingkat pra-intervensi.
untuk rasa sakit, Temuan ini menunjukkan bahwa
mengurangi rasa mual, dan intervensi Healing Touch layak
sakit, mual, dan dan dapat diterima untuk pasien
kecemasan
kecemasan pada yang menjalani operasi bariatrik,
pada pasien
pasien yang dan secara signifikan
menjalani yang menjalani meningkatkan rasa sakit, mual,
operasi bariatrik operasi dan kecemasan pada pasien ini.
laparoskopi. bariatrik
laparoskopi.

Mumpun indonesi Kuasi Untuk therapeutic touch nyeri pasca 60 Responden Hasil uji Mann-Whitney pun
i, dkk a eksperimental mengatahui pembedahan memperlihatkan adanya
(2014) pengaruh perbedaan yang signifikan pada
therapeutic penurunan skala nyeri antara
touch dan nyeri kelompok intervensi dengan
pasca kelompok kontrol (nilai p =
pembedahan 0,000).

Anda mungkin juga menyukai