Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SURVEI RUMAH TIDAK SEHAT

GAMBAR KONSTRUKSI

Kelompok:
Amalia Rizky Ramadhanis (1506673965)
Dwi Herlin (1506674015)
Rizka Putri Adriani (1506673901)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
DEPOK 2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyang,
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai rumah sehat.

Makalah Rumah Sehat ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagi pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi perbaikan kedepannya.

Jakarta, November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 5
1.4. Batasan Masalah ................................................................................................. 5
1.5. Metode Penulisan ............................................................................................... 5
1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................... 2
DASAR TEORI RUMAH SEHAT ............................................................................... 2
2.1. Definisi Rumah Sehat ......................................................................................... 5
2.2. Kriteria dan Syarat-Syarat Rumah Sehat ........................................................... 5
2.3. Standard dan Peraturan ....................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................... 2
HASIL PENGAMATAN .............................................................................................. 2
3.1. Kondisi Rumah Tidak Sehat .............................................................................. 5
3.2. Perbandingan dengan Rumah Sehat ................................................................... 5
BAB VI ......................................................................................................................... 2
ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN .................................................................. 2
4.1. Analisa Rumah ................................................................................................... 5
4.2. Usulan Perbaikan Rumah ................................................................................... 5
BAB V .......................................................................................................................... 2
ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN .................................................................. 2
5.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 5
5.2. Saran ................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 2
LAMPIRAN ....................................................................................................................................................... 2
DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar A1
- Denah Situasi (Site Layout) Rumah Eksisting skala 1:200
- Denah (kiri bawah), Tampak Depan (kiri atas), Belakang (kanan atas),
Samping (kanan bawah) skala 1:50
- Denah, Tampak Depan, Belakang, Samping Rumah Usulan skala 1:50
- Potongan Bangunan (1 Memanjang (atas) dan 2 Melintang (bawah, salah satu
memotong kamar mandi) : Perbaikan skala 1:50
- Denah Pondasi (kiri bawah) skala 1:50 dan Potongan (Dalam-dalam (kiri atas),
dalam-Luar (kanan bawah), Dalam-Kamar Mandi (kanan atas)) : Perbaikan
skala 1:10
- Rencana Plafond (kiri) dan Rencana Atap (kanan) : Perbaikan skala 1:50
- Detail Kuda-Kuda (1/2 bentang) : Perbaikan skala 1:10
- Denah Pintu, Jendela dan Ventilasi (kiri) skala 1:50 + Detilnya (Pintu dan
Jendela Utama, Pintu dan Jendela Kamar Mandi, Pintu dan Jendela di Kamar) :
Perbaikan skala 1:20
- Denah Instalasi Listrik (kiri) dan Denah Instalasi Air Bersih dan Air Kotor
(kanan) : Perbaikan 1:50
- Detil Septik Tank dan Detik Sumur Resapan : Perbaikan skala 1:20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan sangat penting bagi kehidupan
manusia, yang berperan sebagai tempat berlindung dan tempat tinggal manusia. Oleh
karena itu, permasalah yang berkaitan dengan rumah merupakan masalah yang
memiliki pengaruh besar dalam kehidupan individu. Rumah yang ditinggali oleh
manusia tentunya harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan
sehingga menjadikan rumah tersebut rumah yang ideal dan layak untuk ditempati.

Permasalahan yang sering timbul di perkotaan saat ini adalah masalah populasi
manusia yang meningkat, sehingga semakin sedikitnya lahan yang tersedia. Lahan yang
sempit tersebut membuat, bangunan rumah yang dibangunan tersebut tidak lagi
memerhatikan aspek kesehatan, kenyamanan dan keamanan. Kini, kebanyakan
bangunan rumah terutama di kota Jakarta, tidak memenuhi kriteria rumah sehat.
Dimana, syarat rumah sehat mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan,
serta suhu udara dan kelembapan dalam ruangan. Rumah yang tidak sehat akan menjadi
tempat bersarangnya berbagai macam sumber penyakit dan akan memberi dampak
buruk bagi penghuni didalamnya. Hal ini dapat membuat orang yang tinggal didalamnya
akan mudah terjangkit berbagai macam penyakit.

Melihat dari banyaknya efek negatif yang ditimbulkan dari rumah tidak sehat
dan pengetahuan masyarakat yang masih minim mengenai rumah sehat, maka penulis
berusaha untuk menyusun makalah ini guna menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca mengenai syarat-syarat dan kriteria rumah sehat.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang tercakup dalam makalah ini perihal:

1. Apakah definisi rumah sehat itu?

2. Apa saja syarat-syarat dan kriteria rumah sehat?

3. Bagaimana kondisi rumah yang disurvei?


4. Bagaimana perbandingan antara rumah yang disurvei dengan kriteria rumah sehat?

5. Apa saja usulan yang perlu diperbaiki agar rumah yang disurvei dapat menjadi
kategori rumah sehat?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Gambar
Konstruksi pada semester ke-3 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia.
Untuk memahami definisi dan kriteria-kriteria rumah sehat.
Memberi pengalaman untuk menganalisa kondisi rumah berdasarkan survei
yang terlah dilakukan.
Memberi pengalaman melatih kemampuan mendesain rumah sehat
berdasarkan dari kondisi yang kurang layak.
Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada kita akan pentingnya rumah
sehat.

1.4 Batasan Masalah


Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan warga akan syarat
rumah sehat itu sendiri, seperti dari segi pencahayaan, penghawaan, suhu udara,
kelembaban, konstruksi bangunan.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah Rumah Tidak Sehat yang digunakan oleh
penulis adalah dengan melakukan survei di salah satu rumah yang satu kelurahan
dengan anggota kelompok. Kemudian, penulis memilih rumah yang diperkirakan
sebagai kategori rumah tidak sehat, setelah itu barulah penulis melakukan pengukuran
konstruksi rumah dan melakukan tanya jawab kepada pemilik rumah mengenai
keadaan rumah tersebut. Dari data yang didapatkan dari hasil survey tersebut, akan
didiskusikan dengan anggota kelompok, untuk membahas lebih lanjut mengenai
ketentuan rumah sehat. Selain menggunakan metode survei, penulis juga melakukan
studi literatur dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari buku dan internet.
Setelah melakukan diskusi, maka penulis akan menyusun usulan perbaikan untuk
rumah tersebut dalam bentuk gambar manual dan laporan.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Pokok Permasalahan

1.5 Metode Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II: RUMAH SEHAT

2.1 Definisi Rumah Sehat

2.2 Syarat-syarat dan Kriteria Rumah Sehat

2.3 Standar dan Peraturan Rumah Sehat

BAB III : HASIL PENGAMATAN SURVEI

3.1 Kondisi Rumah Tidak Sehat

3.2 Perbandingan dengan Rumah Sehat

BAB IV: ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN

4.1 Analisa Rumah

4.2 Usulan Perbaikan Rumah

BAB V : PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran
BAB II

RUMAH SEHAT

2.1 Definisi Rumah Sehat

Rumah merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi manusia. Rumah berfungsi
sebagai tempat beristirahat, tempat berlindung, tempat menyimpan barang berharga,
maupun tempat memupuk rasa kekeluargaan (Azwar, 1996; Mukono, 2000). Menurut UU
RI nomor 4 Tahun 1992, yang dimaksud dengan rumah ialah bangunan yang berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan menurut
WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secari fisik, mental, dan sosial, sehingga seluruh anggota
keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan rumah yang sehat,
aman, serasi, dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi
dengan baik.

Rumah atau tempat tinggal, selalu mengalami perkembangan dari zaman ke zaman,
mulai dari rumah gua hingga rumah seperti abad modern saat ini. Walaupun terus
berkembang, namun fungsi rumah tetap menjadi tempat hunian. Keadaan rumah menjadi
salah satu faktor yang menentukan kondisi kebersihan dan sanitasi lingkungan, misalnya
saja perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan tingginya kejadian
penyakit dalam masyarakat (WHO).

Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar rumah (Azwar,


1996):

1) Lingkungan di mana masyarakat itu berada, baik fisik, biologis, sosial. Suatu daerah
dengan lingkungan fisik pegunungan, tentu saja perumahannya berbeda dengan perumahan
di daerah pantai.Selanjutnya masyarakat yang bertempat tinggal di daerah lingkungan
biologis yang banyak hewan buasnya tentu saja mempunyai bentuk rumah yang lebih
terlindung, dibanding dengan perumahan di lingkungan biologis yang tidak ada hewan
buasnya. Demikian pula lingkungan sosial, seperti adat, kepercayaan dan lainnya, banyak
memberikan pengaruh pada bentuk rumah yang didirikan.

2) Tingkat sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan yang dipunyai,


tersedianya bahan-bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan dan atau dibeli dan lain
sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur, secara relatif akan
mempunyai perumahan yang lebih baik, dibanding dengan masyarakat miskin.

3) Tingkat kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi bangunan. Masyarakat


yang telah maju teknologinya, mampu membangun perumahan yang lebih komplek
dibandingkan dengan masyarakat yang masih sederhana.

4) Kebijaksanaan pemerintah tentang perumahan menyangkut tata-guna tanah, program


pembangunan perumahan (RumahSederhana, Rumah Susun (Rusun), Rumah Toko (Ruko),
Rumah Kantor (Rukan))

2.2 Syarat- syarat dan Kriteria Bangunan Rumah Sehat

American Public Health Association (APHA), mengeluarkan rumusan yang menjadi syarat
rumah sehat:

1. Memenuhi Kebutuhan Dasar Fisik.


Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti:
- Rumah dibangun dan dapat dipelihara atau dipertahankan temperatur
lingkungan sehingga dapat mencegah bertambahnya panas atau kehilangan
panas secara berlebihan. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus
lebih rendah paling sedikit 4C dari temperatur udara luar untuk daerah
tropis. Umumnya temperatur kamar 22C - 30C sudah cukup segar.
- Rumah harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari
(penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan
buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
- Rumah harus memiliki ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar
dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai
ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan
ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10%
dari luas lantai ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk
tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.
- Rumah harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak- anak
dapat beraktivitas. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan
bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya
akan lebih baik, juga agar anak tidak bermain di rumah tetangganya, di
jalan atau tempat lain yang membahayakan.

2. Memenuhi Kebutuhan Dasar Psikologis.


Rumah yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan dasar psikologis penghuninya
seperti:

- Aman dan nyaman bagi penghuni. Terdapat ruangan khusus untuk istirahat
bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu.
Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar
tidur dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan
perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun
mempunyai kamar tidur sendiri.
- Terdapat ruang yang menjadi tempat berkumpulnya keluarga, dimana anak-
anak sambil dapat berdialog langsung dengan orang tuanya.
- Lokasi rumah sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi
yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya
atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin.
- Terapat tanaman maupun pajangan sehingga rumah indah untuk dipandang.

3. Melindungi dari Penyakit


Rumah harus dapat melindungi penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau
zat-zat yang membahayakan kesehatan. Dari segi ini, maka rumah yang sehat adalah
rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup dengan sistem perpipaan
seperti sambungan atau pipa dijaga jangan sampai sampai bocor sehingga tidak
tercemar oleh air dari tempat lain. Lalu, dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah
dan terpelihara kebersihannya. Rumah juga harus terbebas dari kehidupan serangga dan
tikus, memiliki tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta pembuangan
tinja yang memenuhi syarat kesehatan.

4. Melindungi dari Kemungkinan Kecelakaan


Rumah harus dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau
kecelakaan, dengan memerhatikan bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu
curam dan licin, alat-alat listrik yang terlindung, dan lain sebagainya (Azwar, 1990;
CDC, 2006; Sanropie, 1989).

2.3 Standar dan Peraturan Rumah Sehat

Menurut Ditjen Cipta Karya,1997, Rumah Sehat harus memiliki komponen sebagai
berikut:

- Lantai kedap air dan tidak lembab, memiliki tinggi minimum 10 cm dari
pekarangan dan 25 cm dari badan jalan dan bahan kedap air. Untuk rumah
panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu.
- Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya
sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai.
- Pondasi yang kuat guna meneruskan beban bangunan ke tanah dasar,
memberi kestabilan bangunan dan merupakan konstruksi penghubung
antara bangunan dengan tanah.
- Dinding rumah kedap air, berfungsi untuk mendukung dan menyangga
atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari
luar, serta menjaga kerahasiaan (privacy) penghuni.
- Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari, dengan
tinggi minimum 2,4 m dari lantai. Dapat terbuat dari bahan papan,
anyaman bambu, tripleks, atau gipsum.
- Atap rumah berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta
melindungi masuknya debu, angin, dan air hujan.

Rumah yang sehat diawali oleh lingkungan yang sehat, oleh karena itu berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999, persyaratan kesehatan
lingkungan perumahan adalah sebagai berikut:

a. Lokasi
- Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan
sebagainya;
- Tidka terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
- Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan seperti alur pendaratan
penerbangan dan daerah kebakaran.
b. Kualitas Udara
- Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan.
c. Kebisingan dan getaran
- Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
- Tingkat getaran maksimum 10mm/detik.
d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
- Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg.
- Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100mg/kg.
- Kandungan cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg.
- Kandungan benzopyrene maksimum 1 mg/kg.
e. Prasarana dan sarana lingkungan
- Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan
konstruksi yang aman dari kecelakaan;
- Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor
penyakit;
- Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan
kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman,
lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata;
- Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan;
- Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
syarat kesehatan;
- Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, dan
tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan sebagainya;
- Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuni;
- Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi makanna yang dapat menimbulkan keracunan.
f. Vektor penyakit
- Indeks lalat harus memenuhi syarat.
- Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung
dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan, dan kelestarian alam.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999,
ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:
a. Bahan Bangunan
- Tidak terbuat dari bahan yang membahayakan kesehatan.
- Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tempat tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
b. Komponen dan penataan ruangan
- Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
- Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap
air dan mudah dibersihkan;
- Langit-langit mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
- Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
- Ruangan ditata sesuai fungsi dan peruntukannya;
- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditetapkan bahwa luas tanah yang
digunakan tidak boleh melebihi 70% dari tanah yang dimiliki, 30%
digunakan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal tersebut diatur dalam
UU Tata Ruang No. 26 tahun 2007.
c. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux
dan tidak menyilaukan mata.
d. Kualitas udara
- Suhu udara antara 18-30 oC;
- Kelembapan udara 40-70%;
- Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
- Pertukaran udara 5 kaki 3/menit/penghuni;
- Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
- Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
e. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
f. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk, atau tikus yang bersarang dalam rumah.
g. Penyediaan air
- Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/orang/hari;
- Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih.
h. Pembuangan limbah
- Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air,
tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah dan air
tanah.
i. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
j. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untul lebih dari dua
orang.

BAB III

HASIL PENGAMATAN SURVEI

3.1 Kondisi Rumah Tidak Sehat

Dalam bab ini, kami akan menjelaskan mengendai kondisi rumah yang telah
kami survey pada tanggal () di Jalan (). Berdasarkan kriteria-krrteria rumah sehat
yang telah kami paparkan pada BAB II, rumah yang kami survey hamper mendekati
rumah sehat, namun belum termasuk kategori rumah sehat. Berikut ini adalah
gambaran lokasi rumah tersebut:

1. Lokasi Rumah
2. Luas Tanah
Tanah tempat rumah yang kami survey memiliki luas sebesar (,..) dengan
panjang ... dan lebar ...
3. Luas Bangunan
Luas bangunan rumah yang kami survey tersebut adalah 100% dari luas tanah
atau sekitar ... , denganpanjang ... dan ...
4. Jumlah Ruangan
Rumah yang kami survei terdiri dari lima ruangan yang terdiri dari dua ruang
tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dan dapur.
5. Jumlah Penghuni
Rumah yang kami survey dihuni oleh satu keluarga yang berjumlah empat
anggota keluarga.
6. Denah Lokasi (Terlampir)
7. Denah Rumah Eksisting (Terlampir)

3.2 Perbandingan dengan rumah sehat

NO. Faktor Pembanding Rumah Survey Rumah Sehat

1. Pencahayaan Pencahayaan cukup untuk


menerangi rumah disiang
hari

2. Atap Tidak menggunakan


material berbahaya
seperti asbes

3. Dinding Dinding kedap air

4. Jumlah Penghuni Setiap orang harus


memiliki area pribadi
minimal sebesar 3 m2
diluar kamar mandi

5. Ventilasi Luas penghawaan atau


ventilasi alami yang
permanen minimal 10%
dari luas lantai.

6. Limbah Imbah cair dan padat


tidak mencemari dan bau
bagi lingkungan.
BAB IV

ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN

4.1 Analisa Rumah


1. Aspek Eksternal (Lingkungan dan Infrastruktur)
2. Aspek Internal dan Fisik (Penataan Ruang, Kualitas, dan Utilitas
Bangunan)
3. Aspek Teknik (Material, Denah Eksisting, Tampak Bangunan, dll)

4.2 Usulan Perbaikan Rumah


1. Aspek Eksternal (Lingkungan dan Infrastruktur)
2. Aspek Internal dan Fisik (Penataan Ruang, Kualitas, dan Utilitas
Bangunan)
3. Aspek Teknik (Material, Denah Eksisting, Tampak Bangunan, dll)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai