OLEH KELOMPOK 4 :
Nama : 1. Adi Hassby Falian (16050433026)
2. Agus Krisdianto (16050433027)
3. Bima Satrio (16050433028)
4. Briliyanti Normasari (16050433021)
Prodi : DIII Teknik Sipil 2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Atas segala karunia nikmatNya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Jasa Desain Interior dan Eksterior” disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Makalah ini berisi tentang makna dasar desain interior dan eksterior serta
posisinya di dalam penerapan dalam pembangunan di Indonesia. Dalam penyusunannya
melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam institut maupun luar institut. Oleh sebab itu
saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu
penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat
dalam memahami berbagai macam desain dan mengaplikasikan pada huniannya.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENUTUP ..................................................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain rumah minimalis dengan ruang-ruang kecil merupakan konsekuensi dari
ruang yang terbatas, yang mana sering diartikan sebagai ruang yang sempit. Ruang sempit
dianggap sebagai ruang yang sulit diolah. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana
menata ruangan yang sempit agar terkesan lebih luas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Desain Interior
2.1.1 Trend Rumah Minimalis dengan ruangan sempit
Dalam bisnis desain interior, saat pelanggan ingin membeli kebutuhan barang,
maka pihak penyedia jasa akan memberikan contoh barang yang ditawarkan dalam sebuah
brosur/majalah. Selain itu, desainer akan memodelkan desain barang dan peletakannya di
dalam ruangan dengan menggunakan secarik kertas gambar atau software desain agar
pelanggan dapat menentukan desain interior dan jenis barang yang diinginkan. Metode
ini dirasa kurang efektif karena pemodelan dengan software atau kertas akan memakan
waktu cukup lama, agak repot dalam menggambarnya, rentan terhadap kesalahan saat
menggambar, dan pelanggan cukup susah membayangkan bentuk asli dari desain tersebut.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah teknologi baru yang dapat membantu pengusaha
desain interior dalam proses pemodelan dan visualisasi desain yang lebih menarik dan
efektif. Oleh karena itu,dibutuhkan sebuah aplikasi realtime yang dapat mempermudah
dalam pembuatan desain interior, yaitu aplikasi yang berbasis Augmented Reality (AR).
Perkembangan dunia property kian hari terus meningkat terutama di kota besar.
Hal ini seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan hunian atau
tempat tinggal. Hunian yang menjadi trend saat ini adalah rumah minimalis. Trend rumah
minimalis merupakan pilihan yang tepat dengan keterbatasan lahan. Dengan minimnya
ruang, namun tetap fungsional. Desain rumah minimalis dengan ruangruang kecil
merupakan konsekuensi dari ruang yang terbatas, yang mana sering diartikan sebagai
ruang yang sempit.
Ruang sempit dianggap sebagai ruang yang sulit diolah. Penataan furnitur yang
kurang tepat, dapat memberi kesan ruangan yang penuh dan sesak. Permainan warna pada
elemen ruang seperti lantai, dinding, dan plafon, serta furnitur juga turut memberi kesan
tertentu seperti kesan sempit, sesak, ruangan yang penuh, dan sebagainya.
Ruang-ruang kecil muncul sebagai konsekuensi ruang yang terbatas, yang mana
sering diartikan sebagai ruang yang sempit. Ruang sempit ini sering juga dianggap sebagai
ruang yang sulit diolah, sehingga membatasi aktivitas pengguna ruang. Namun, terdapat
banyak cara dan kreativitas yang dilakukan untuk menata interior sempit tersebut.
Beberapa cara yang bisa digunakan agar ruangan terlihat lebih luas diantaranya:
dilihat, tidak membuat ruangan terasa janggal, dan memiliki ukuran dan tampilan yang
proporsional. Dengan kejelian memilih furnitur yang sesuai kebutuhan, sekaligus
kecermatan saat menempatkannya maka akan diperoleh ruangan yang berfungsi optimal
sekaligus nyaman dihuni. Dalam membahas posisi furnitur, furnitur dapat diletakkan
pada satu deret lemari penyimpanan. Furnitur built in adalah solusi efektifitas ruang
dengan optimal.
Lemari bisa didesain dengan tinggi dari lantai sampai ke langit-langit. Dengan
begitu kapasitas penyimpanan menjadi cukup besar dan dapat membuat ruangan terlihat
lebih rapi. Salah satu cara yang juga dapat dilakukan untuk membuat ruangan terkesan
lebih luas adalah dengan memilih furnitur yang bersifat multifungsi. Furnitur multifungsi
dapat dimanfaatkan untuk menyiasati ruangan yang memiliki keterbatasan luas ruangan,
terutama untuk fungsi penyimpanan. Beberapa contohnya adalah memadukan fungsi meja
dan penyimpanan, memadukan lemari penyimpanan pada bedset, dan sebagainya.
Aplikasi meja lipat dapat membuat ruang tetap lapang saat tidak terpakai. Dengan furnitur
built in, bisa dibuat meja kerja yang menggantung dan bisa juga yang lipat sehingga tidak
banyak mengambil tempat. Meja lipat banyak diaplikasikan pada ruang tidur dan ruang
kerja.
sebagai proses tanggapan pengenalan kembali kondisi/ informasi dengan penambahan arti
yang berasal dari pengalaman masa lalu (Chaplin, 1968).
Pengalaman dalam hal ini adalah kondisi yang tercipta, yang dapat hanya dengan
orang melihat, mendengar, maupun merasakannya langsung (Kaplan, 1981). Arsitektur
adalah bagian dari kebudayaan manusia, berkaitan dengan berbagai segi kehidupan antara
lain: seni, teknik/tata ruang, geografi, sejarah. Oleh karena itu ada beberapa batasan dan
pengertian tentang arsitektur, tergantung dari segi mana memandang.
Dari segi seni, arsitektur adalah seni bangunan termasuk di dalamnya bentuk dan
ragam hiasnya. Dari segi tenik, arsitektur adalah sistem mendirikan bangunan termasuk
proses perancangan, konstruksi, struktur, dan dalam hal ini juga menyangkut aspek
dekorasi dan keindahan. Dipandang dari segi ruang, arsitektur adalah pemenuhan
kebutuhan ruang oleh manusia atau kelompok manusia untuk melaksanakan aktifitas
tertentu. Dari segi sejarah, kebudayaan dan geografi, arsitektur adalah ungkapan fisik dan
peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan tempat dan waktu tertentu
(Sumalyo, 1997).
Makna arsitektur merupakan kunci presentasi yang cukup tinggi dan muara dari
desain. Didalam desain ada justification ( pembenaran-pembenaran) yang bukan
merupakan teori atau dogma, tapi merupakan sikap dari suatu proses pemikiran. Namun
sampai sejauh mana makna yang ingin ditampilkan perancang melalui visualisasi
bangunan tersebut sampai kepada penggunanya, diperlukan wawasan yang lebih luas
tentang pentingnya pemahaman bahwa perancangan harus kembali kepada manusia
sebagai penggunanya, bila kita mengingat kembali teori Vitruvius tentang venustas yang
berarti keindahan, memang pengertian keindahan luas sekali yang didalamnya terdapat
ekspresi, proporsi, dan komposisi yang pada prinsipnya masih tergantung dari persepsi
pengamatnya.
PENUTUP
Beberapa hal yang dapat memberi kesan lebih luas pada ruangan yang sempit,
diantaranya : (1) Pertimbangan desain yang simpel; (2) pemilihan dan penempatan
furnitur yang tepat; (3) pemilihan warna cerah seperti putih, kuning muda, krem muda,
coklat muda, dan hijau kromatik, abu-abu; (4) penggunaan elemen aksesoris kaca dan
cermin; (5) pencahayaan alami dan pencahayaan buatan yang cukup; (6) ruang sirkulasi
yang baik; (7) pemberian beberapa ilusi seperti menggunakan furnitur dan atau motif
horizontal, ilusi garis vertikal yang ditimbulkan pada kusen pintu dan jendela yang tinggi,
menciptakan aksen pada salah satu bagian dinding, dan meniadakan batas-batas masif
antar ruang
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, imelda. 2011. 40 desain terkini furniture built in. Jakarta: Gramedia.
Dwimirnani, Putri. 2011. Maksimalisasi lahan hunian minimalis. Jakarta: Griya Kreasi
(Penebar Swadaya Group).
Hariadi, paulus. 2013. Ide Desain Interior Apartemen Minimalis. Jakarta: Griya Kreasi
(Penebar Swadaya Group).
Muharam, Agus Nugraha. 2009. Menata furnitur di ruang sempit. Jakarta: Griya
Kreasi (Penebar Swadaya Group)
LAMPIRAN – LAMPIRAN