Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Desain Interior Modern Minimalis

Terhadap Rumah Tinggal Ny Monika Di

Jl. Aziz Samad Lambung Mangkurat Samarinda

Proposal

Di susun dalam Rangka

Menyelesaikan Program Pendidikan S1

Pada Universitas Nahdlatul Ulama Samarinda

Oleh :

Eka Putri Rahayu

NIM. 200102007

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

SAMARINDA
KATA PENGANTAR

Puji syukur, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan Proposal yang berjudul “Pengaruh Desain Interior Terhadap Ny Monika Di Jl
Aziz Samad, Lambung Mangkurat, Samarinda” dapat terselesaikan. Proposal ini disusun untuk
menyelesaikan program SI Desain Interior pada Universitas Nahdlatul Ulama Samarinda. Dalam
penyusunan proposal, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.

Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian penulisan proposal dan klien yang telah
bersedia bekerjasama dalam kegiatan penulisan ini. Semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah
SWT dan mendapat imbalan pahala dari Allah SWT. Dalam penyusunan Proposal ini penulis
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhir kata, semoga proposal yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Desain Interior.

Samarnda, ……………………

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perumbuhan penduduk di dunia kian meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah
penduduk pada umumnya dikarenakan beberapa factor diantaranya adalah urbanisasi
(perpindahan penduduk dari desa ke kota), fertilisasi (kelahiran), semakin meningkat dan
mortaltas (kematian) yang cenderung menurun.
Menurut Silvia (2019) menigkatnya populasi berdampak pada meningkatnya pembangunan.
Dengan meningkatnya pembagunan maka kebutuhan jasa desain interior pun meningkat. Untuk
melakukan aktivitas, khususnya di dalam ruang, manusia membutuhkan fasilitas yang baik dan
nyaman untuk dirinya. Oleh karena itu desainer interior dibutuhkan mengingat tren zaman ini
adalah tidak hanya ruangyang efektif dan efesien melainkan estetika juga diperhatikan.
Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama
jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk
istilah tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti
khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep social kemasyarakatan yang terjalin di dalam
bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain. (Fahrul,
2020: 1)
Sebagai bangunan, rumah berbentuk ruangan yang dibatasi oleh dinding dan atap. Rumah
memiliki jalan masuk berupa pintu dengan tambahan berjendela. Lantai rumah biasanya berupa
tanah, ubin, babut, keramik, atau bahan material lainnya. Rumah bergaya modern biasanya
memiliki unsur-unsur ini. Ruangan di dalam rumah terbagi menjadi beberapa ruang yang berfungsi
secara spesifik, seperti : kamar tidur, kamarmandi, WC, ruang makan, dapur, ruang keluarga, ruang
tamu, garasi, gudang, teras dan pekarangan. Aktivitas yang paling sering dilakukan di dalam rumah
adalah beristirahat dan tidur. Selebihnya, rumah berfungsi sebagai tempat beraktivitas antara
anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan. Dalam kegiatan
sehari-hari, orang biasanya berada di luar rumah untuk bekerja, bersekolah atau melakukan
aktivitas lain. (Rully, 2020: 1)
Seringkali arsitek yang melayani client dalam merencanakan dan merancang rumah tinggal
mendapatkan pertanyaan terkait dengan dimensi atau besaran ruang, estetika atau keindahan dan
kenyamanan. Dari ketiga unsur tersebut sebetulnya jika dikaji secara mendalam memiliki jawaban
yang relatif dan subyektif karena dimensi, estetika dan kenyamanan sangat tergantung pada
kebutuhan dan karakteristik dari client. Desain suatu rumah tinggal sangat dipengaruhi oleh
subyektifitas dan karakteristik seseorang yang akan membangun rumah tinggal tersebut.Selain
peran arsitek, secara umum karakteristik seseorang tersebut dipengaruhi oleh faktor beragamnya
tingkat ekonomi, sosial, kebudayaan, politik dan tingkat pendidikan. (Rully, 2020: 1)
Dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:560), interior adalah bagian dalam gedung atau
ruang, tatanan prabot atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung. Bila diartikan, desain
interior adalah gagasan awal yang diperuntukkan bagi suatu ruangan atau suatu perencanaan dari
bagian dalam suatu bangunan sehingga ruangan tersebut memiliki nilai kehidupan (estetika).
Perkembangan dunia property kian hari terus meningkat terutama kota besar. Hal ini seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan hunian atau tempat tinggal. Hunian
yang menjadi ternd saat ini adalah rumah minimalis modern. Trend rumah minimalis merupakan
pilihan yang tepat dengan keterbatasan lahan dengan minimnya ruang, namun fungsional.
Menurut Nyoman (2015) Desain rumah modern minimalis dengan ruang-ruang kecil
merupakan konsekuensi dari ruang yang terbatas, yang mana sering diartikan sebagai ruang yang
sempit.ruang sempit dianggap sebagai ruang yang sulit diolah . penataan furniture yang kurang
tepat, dapat memberi kesan ruangan yang penuh dan sesak. Permainan warna pada lemen ruang
seperti lantai, dinding, dan plafon, serta furniture juga turut memberi kesan tertentu seperti kesan
sempit, sesak, ruangan yang penuh, dan sebagainya.
Desain interior pada prinsipnya digunakan untuk menciptakan ruangan yang fungsional/praktis
dan juga estetis/indah (Brown, 2002: 1). Nilai estetis mengacu pada bagaimana sebuah ruangan
perpustakaan dapat terlihat indah dan memberikan kesan yang nyaman bagi orang yang berada di
dalamnya. Adapun nilai praktis adalah fungsi sebuah ruangan untuk memenuhi kebutuhan dasar
akan sarang bernaung dan berlindung sekaligus beraktivitas. Dalam mendesain sebuah interior
rumah tinggal harus diperhatikan aspek pencahayaan, tata ruang / letak dan sirkulasi udara.
Menurut Lasa (Adriana, 2013: 2) desain interior sangat penting untuk diperhatikan, karena
kaitannya adalah dengan kenyamanan pengguna, jika penghuni merasa nyaman berada di rumah

tinggal. Menurut Sulistyo (dalam Sri, 2016) kenyamanan adalah adanya rasa nyaman dan aman
berdasarkan dengan kondisi maupun pada lingkungan sekitar ketika seseorang berada disuatu
tempat.
Wilayah tempat tinggal Ny Monika adalah tempat yang sangat padat. Ny Monika adalah
seseorang yang sedang menempuh pendidikan kuliahnya , lingkungan di sekitar rumahnya cukup
tenang dan aman. Ny Monika memakai gaya desain intrior modern minimalis Karena menurut Ny
Monika gaya desain tersebut sangat bagus, sederhana, dan membuat Ny Monika merasa nyaman
untuk berkativitas sehari-hari. Ny monika menerapkan desain tersebut dirumahnya, dimana
desainnya sendiri diambil dari internet, dan social media. Rumah tinggal Ny Monika berukuran 7
m2 x 10 m2.
Rumah bukan hanya sebuah bangunan, melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi
syarat-syarat kehidupan. Rumah dapat diartikan sebagai tempat perlindungan, beristirahat, dan
bersuka ria dengan keluarga. Agar rumah terasa nyaman sebagai desain interior perlu adanya
rancangan yang disesuaikan oleh pemilik rumah. Maka dari itu perancang perlu mengkaji lebih
dalam lagi tentang tingkat kenyamanan Desain Interior yang diterapkan saat ini tersebut terhadap
penghuni rumahnya khususnya Ny Monika.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari peneliti ini adalah “Bagaimana Pengaruh Desain Interior Modern
MInimalis Terhadap Tingkat Kenyamanan Rumah Tinggal Ny Monika di Jl Aziz Samad, Lambung
Mangkurat Samarinda.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Khusus
Mengetahui bagaimana Pengaruh Desain Interior Terhadap Tingkat Kenyamanan Rumah
Tinggal Ny Monika di Jl Aziz Samad, Lambung Mangkurat Samarinda.
1.3.2 Tujuan Umum
1. Mengetahui pengaruh desain Interior terhadap rumah tinggal Ny Monika di Jl Aziz Samad,
Lambung Mangkurat Samarinda
2. Mengetahui tingkat kenyamanan rumah tinggal Ny Monika di Jl Aziz Samad, Lambung
Mangkurat Samarinda
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti dan Masyarakat
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang Pengaruh Desain Interior
Terhadap Tingkat Kenyamanan Rumah Tinggal, dan juga dapat membantu untuk memberikan
rekomendasi, dan bisa menangani masalah yang dihadapi oleh Ny Monika. 
1.4.2 Bagi Instansi
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan riset yang dapat diaplikasikan dalam desain
interior. Diharapkan penelitian ini dapat mendapat khsananah literature bidang ilmu desain
interior bagi mahasiswa tekhnik desain interior di Universitas Nahdlatul Ulama, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan informasi dan perbandingan bagi pihak yang melakukan
penelitian selanjutnya, dan dapat di pergunakan untuk masukan dalam pengaruh desain interior
terhadap kenyamanan rumah tinggal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR DESAIN INTERIOR

2.1.1 Pengertian Desain Interior

Menurut Ching (1996), desain interior adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang-
ruang interior dalam bangunan, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar akan sarana
untuk bernaung dan berlindung, menentukan sekaligus mengatur aktivitas, memelihara aspirasi
dan mengekspresikan ide, tindakan serta penampilan, perasaan dan kepribadian. Sebagai
perpanjangan dari bagian perencanaan, desain dalam sebuah interior merupakan hal yang penting
untuk menciptakan hirarki visual untuk membantu dalam penekanan ruangan yang digunakan
untuk ruang membaca. Desain interior perpustakaan bersifat kontemporer ditandai dengan
adanya variasi dan fleksibilitas atas ruangannya, namun keberhasilan dari hal tersebut ditentukan
dari kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan setiap ruangan yang menjadi tujuan
utamanya. (Kugler, 2007).

2.1.2 Elemen-Elemen Desain Interior

Kugler dalam Sainttyauw (2014: 5-9), mengungkap-kan bahwa terdapat beberapa unsur yang
membentuk desain interior di antaranya yaitu: ruang, variasi, hirarki, area personal, pencahayaan,
tata suara, suhu udara, perawatan, kualitas udara, gaya dan fashion. Unsur-unsur tersebut adalah
sebagai beriut:

1. Ruang (Tata Letak) Sebuah perpustakaan yang dirancang dengan baik harus dapat beroperasi
tanpa harus bergantung pada ketersediaan penunjuk arah (signage). Elemen interior harus
cukup jelas terutama jika ruang tersebut berukuran besar atau kompleks. Lantai, dinding,
furnitur, ukuran dan penempatan segala hal harus menekankan atau membedakan antara
fungsi dan kegiatan yang berbeda dalam total ruang.
2. Variasi (Keberagaman Jenis Ruang) Sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan terus
meningkatnya berbagai keinginan, maka sebuah perpustakaan baru harus mampu
menyediakan untuk berbagai referensi pengguna. Minimal perpustakaan dapat menyediakan
berbagai jenis ruang yang disesuaikan untuk setiap karakteristik kebutuhan pengguna, baik
individu maupun kelompok, seperti ruang baca untuk individu dan berkelompok. Berbagai
model pengaturan tempat duduk yang bermacam-macam uang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan gaya belajar dan kenyamanan pengguna juga harus dipertimbangkan sebagai
tujuan untuk memenuhi keinginan pengguna.
3. Hirarki Penciptaan hirarki visual dapat membantu memisahkan berbagai macam jenis
tingkatan informasi dan dapat membantu batas-batas tersebut untuk membedakan setiap
ruangan yang ada di perpustakaan. Lantai, dinding, furnitur, ukuran, dan penempatan ruangan
harus dapat memberikan penekanan atau perbedaan pada fungsi dan kegiatan yang ada pada
keseluruhan ruang dan perbedaan tingkatan yang mereka tonjolkan.
4. Area Personal Para ilmuan mengungkapkan bahwa manusia memiliki kebutuhan sosiologis
dan psikologis untuk menciptakan sebuah tempat dan suasana yang dikehendaki. Untuk
menciptakan area personal dalam hal ini yaitu pengguna tempat secara individual dengan
area yang dapat digunakan secara berkelompok, perpustakaan harus memiliki definisi yang
jelas untuk hal tersebut, agar pengguna merasa aman, dihargai, dan nyaman.
5. Pencahayaan Pencahayaan di dalam perpustakaan pada umumnya cenderung lebih terang
dan biasanya seragam jenisnya secara keseluruhan. Pada perpustakaan modern juga
menghendaki bahwa beberapa tingkat pencahayaan dapat membantu pengguna dalam
menentukan kegiatan dan kualitas mereka ketika berada di perpustakaan, serta penentuan
jumlah lampu juga dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap kenyamanan visual
pengguna perpustakaan.
6. Suhu Udara Susanta dan Aditama (2005: 19) menyatakan bahwa sirkulasi alami akan terjadi
jika terdapat perbedaan tekanan antara lingkungan luar ruangan dengan ruang dalam suatu
bangunan yang disebabkan oleh angin atau perbedaan temperatur dan perlu memperhatikan
kecepatan angin ratarata yang tidak boleh lebih dari 5 km/jam. Oleh karena itu, dalam
merancang sebuah ruang di perpustakaan perludibuat ruangan yang benar-benar nyaman.
Kondisi udara dalam ruangan akan mempengaruhi kemampuan manusia dalam melaksanakan
pekerjaaan fisik dan mental. Sebagaimana diketahui, kecepatan menarik nafas normal bagi
seorang dewasa antara 14-20 tarikan nafas/detik.
2.2 KONSEP DASAR DESAIN MINIMALIS MODERN

2.2.1 Pengertian Desain Minimalis Modern

Konsep modern minimalis adalah perpaduan antara konsep modern dengan minimalis akan
menjadikan ruang lebih fungsional dan dinamis, maka akan tercipta karakter ruang yang sesuai
dengan visi dan misi dari instansi yang terkait.

Konsep modern minimalis berawal dari semangat minimalisme, yang mengarah pada
fungsionalitas sebuah ruangan. Keterbatasan lahan dan ruangan di perkotaan karena ber-
tambahnya jumlah penduduk, semakin mahalnya harga lahan, serta gaya hidup yang bergerak
cepat, aktif dan dinamis mendorong munculnya gerakan baru yang mengarah pada efisiensi dan
efektifitas penggunaan ruang dan perabotnya. Gerakan ini kemudian dinamakan dengan spirit
minimalisme fungsional.

Konsep modern minimalis lebih mengutamakan fungsi dan efektifitas penggunaan sehingga
berdampak pada desainnya yang hampir atau bahkan tidak menggunakan ornamen hiasan.
Konsep ini mengutamakan pada kecepatan dan presisi. Bangunan dan perabot dirancang dengan
perhitungan komputerisasi sehingga menghasilkan produk yang efisien.

Pengertian desain interior modern minimalis adalah salah satu desain yang telah dipilih pada
tahun 2014, desain ini dianggap mampu menjawab kebutuhan masyarakat perkotaan yang ingin
interior mereka selalu terlihat menarik tanpa perawatan yang rumit. Desain interior dengan
konsep modern, baik yang bersifat minimalis dengan mengedepankan aspek fungsionalitas
maupun yang dikawinkan dengan konsep lain seperti unsur heritage dan tradisional, merupakan
salah satu kecenderungan desain interior di dalam dekade belakangan. Dalam perancangan
interior, gaya modern didapat berdasarkan analisa lokasi dan lingkungan, serta dengan
mempertimbangkan gaya hidup masyarakat dan fungsi ruang (Yunida & Kartiningsih, 2017).

2.3 KONSEP DASAR RUMAH TINGGAL

2.3.1 Pengertian Rumah Tinggal

Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan
juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari
berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan,
untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah,
penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus
menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup
bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,
kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick,2006:1).

Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka
waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun tempat
tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. Sedangkan dalam
arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam
bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas, dll.
(Wikipedia, 2012). Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:

a. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.


b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
e. Rumah menunjukan tempat tinggal.
f. Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
g. Rumah merupakan arsenal, yaitu tempat manusia mendapatkan kekuatan kembali.

2.3.2 TINGKATAN RUMAH TINGGAL IDEAL

Dilihat dari tingkatannya, rumah tinggal yang ideal setidaknya dapat memenuhi tiga
tingkatan kebutuhan manusia. Menurut Maslow (1970) tingkat kebutuhan manusia terhadap
hunian dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Biological and Physiological needs Merupakan kebutuhan yang paling dasar yang harus
dipenuhi pertama kali. Pada tingkat kebutuhan ini hunian merupakan kebutuhan untuk dapat
bertahan hidup, aman dari ganguan iklim maupun mahluk hidup yang lain. Hunian harus dapat
menyediakan makanan, minuman, kehangatan dan perlindungan terhadap jasmani.
b. Safety needs Pada tingkat kebutuhan ini hunian merupakan sarana perlindungan untuk
keamanan dan keselamatan tubuh dan hak milik (harta) penghuninya.
c. Belongingness and Love needs Merupakan sarana untuk diakui sebagai keluarga, anggota dari
golongan tertentu. Hunian disini berperan sebagai identitas seseorang untuk diakui dalam
golongan bermasyarakat.
d. Esteem needs Kebutuhan manusia untuk dihargai dan diakui eksistensinya. Hunian merupakan
sarana untuk mendapatkan pengakuan atas pencapaian hidupnya, kebebasan, status, prestise
dan lain sebagainya. Pada tingkatan ini rumah bukan merupakan kebutuhan dasar lagi tapi
sudah meningkat pada kebutuhan yang lebih tinggi yang harus dipenuhi setelah kebutuhan
pokok terpenuhi. Rumah yang indah dan luas dapat memberikan kebanggaan dan kepuasan
pada penghuninya.
e. Cognitive needs and Aesthetic needs Merupakan tingkat yang paling tinggi. Pada tingkatan ini
hunian tidak saja merupakan sarana peningkatan kebanggaan dan harga diri, tetapi agar bisa

dinikmati juga keindahannya.


2.4 KONSEP KENYAMANAN

2.4.1 Pengertian Kenyamanan

Kenyamanan adalah suatu keadaan lingkungan yang memberi rasa yang sesuai kepada panca
indera dan antropemetry disertai fasilitas yang sesuai dengan kegiatannya. Antropemetry adalah
proporsi dan dimensi tubuh manusia serta karakter fisiologis lain-lainnya dan sanggup
berhubungan dengan berbagai kegiatan manusia yang berbeda-beda dan mikro lingkungan
(Weisman dalam Tistaningtyas, 2002: 13).

Katherine Kolcaba, dengan latar belakang keperawatan dan psikologi menjelaskan bahwa
kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat
individual dan holistik. Dengan terpenuhinya kenyamanan, dapat menyebabkan perasaan
sejahtera pada diri individu tersebut. Menurut Katharine Kolcaba (Kolcaba, 2003), aspek
kenyamanan terdiri dari:

a. Kenyamanan fisik berkenaan dengan sensasi tubuh yang dirasakan oleh individu itu sendiri.
b. Kenyamanan psikospiritual, yang berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi
konsep diri, harga diri, makna kehidupan, seksualitas hingga hubungan yang sangat dekat dan
lebih tinggi.
c. Kenyamanan lingkungan, yang berkenaan dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar
kepada manusia seperti temperatur, warna, pencahayaan, kebisingan, dan lain-lain.
d. Kenyamanan sosiokultural, yang berkenaan dengan hubungan antar personal, keluarga, dan
sosial atau masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan, kegiatan religius, tradisi
keluarga/masyarakat dan sebagainya).

Kolcaba juga menjelaskan 3 (tiga) tingkatan kenyamanan, yaitu:

a. Relief, yaitu level kenyamanan paling dasar, dimana tubuh dalam kondisi bebas dari rasa sakit
apapun.
b. Ease, adalah tingkatan kenyamanan yang lebih tinggi, dimana tidak hanya tubuh yang
merasakan kenyamanan, tetapi juga kenyamanan secara pikiran atau psikologis.
c. Transcendence, adalah kenyamanan tertinggi, dimana kenyamanan dirasakan sampai pada
tingkat spiritual atau rohani.

2.4.2 Pengertian Kenyamanan Satwiko

Prasasto Satwiko (Satwiko, 2009) dengan latar belakang arsitektur dan fisika bangunan
menjelaskan bahwa kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang
terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk
ke dalam dirinya. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga
perasaan. Suara, cahaya, aroma, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah
oleh otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak.
Ketidaknyamanan pada suatu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain.

a. Kenyamanan Termal Yaitu kondisi dimana manusia merasa nyaman terhadap temperatur
dan iklim lingkungannya.
b. Kenyamanan Audial Adalah kondisi dimana manusia merasa nyaman terhadap suara yang
ada di sekitarnya.
c. Kenyamanan Visual Adalah kondisi dimana manusia merasa tidak terganggu dengan kondisi
sekeliling yang diterima oleh indra penglihatannya. Pada umumnya terkait intensitas
cahaya yang ada di sekitarnya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Untuk menetapkan metode ilmiah dalam suatu penelitian diperlukan suatu rancangan
penelitian. Rancangan penelitian deskriptif observasional jenis cross sectional, yaitu jenis
penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran / observasi data variable independen hanya
satu kali, pada suatu saat (Nursalam, 2011). Tentunya tidak semua subjek penelitian harus
diobservasi pada hari waktu yang sama, akan tetapi baik variable independen maupun variable
dependen dinilai hanya satu kali saja. Desain dan rancangan disesuaikan dengan tujuan peneliti ini
yaitu untuk mengtahui Pengaruh Desain Interior terhadap rumah tinggal Ny Monika di Jl Aziz
Samad, Lambung Mangkurat .

3.2 LOKASI & WAKTU

Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah tinggal Ny Monika di Jl. Aziz Samad, Lambung
Mangkurat, Kota Samarinda. Penelitian ini akan dilakukan selama sebulan, dengan 6 kali
kunjungan yang bertujuan untuk mengambil data-data dari Ny Monika.

3.3 TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Tekhnik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan
dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang diperoleh terdiri dari Data sekunder
diperoleh dari data lain yang diperlukan penelitian didapat obeservasi dan wawancara rumah
tinggal Ny Monika di Jl Aziz Samad, Lambung Mangkurat, Kota Samarinda.

3.4 INSTRUMEN PENELITIAN

Pengumpulan data merupakan lagkah yang penting dalam suatu penelitian, karena data yang
diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pada penelitian ini, alat
pengumpulan data dirancang oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep yang telah
dibuat, teori dalam studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini
menggunakan skala tingkat kenyamanan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan
kusioner

3.5 PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap Ny Monika yang memenuhi kriteria
sampel.

1. setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, maka penelitian dilanjutkan dengan
mengajukan surat permohonan melakukan pengambilan data
2. setelah mendapat izin dari peneliti mengunjungi responden dan memberikan penjelasan
tentang penelitian serta meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan
menandatangani surat persetujuan.
3. Responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
4. Peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden setelah kusioner lengkap. Peneliti
mengucapkan terima kasih atas kesediaan responden atau partisipasinya dalam penelitian

3.6 ETIKA PENELITIAN

Menurut Milton (dalam Notoatmodjo, 2012), melaksanakan sebuah penelitian, ada empat
prinsip yang harus dipegang oleh peneliti yaitu:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)


Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian serta memberikan kebebaan
kepada subjek untuk beradaptasi dalam mejawab pertanyaan didalam kusioner yang telah
diberikan. Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat
manusia adalah : peneliti mempersiapkan formulir persetujan sebyek (informed conset) yang
terdiri dari :
a. Penjelasan manfaat penelitian.
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan.
c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan.
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyan yang diajukan subyek yang berkaitan
dengan prosedur penelitian.
e. persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja.
2. Keadilan dan Keterbukaan (respect for justice benenfience)
Prinsip adil dan keterbukaan perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, kerterbukaan dan
kehati – hatian. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati –
hati, professional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor – faktor ketepatan
keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian.
Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur
penelitian. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan
keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, konstribusi dan
pilihan bebas masyarakat.
3. Memperhintungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and bernefits)
Peneliti melaksanakan penelitian sasuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil
yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di
tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek
(nonmalefience).
DAFTAR PUSTAKA

Anggada, Silvia Fransisca. Desain Interior Modern Berkonsep Avenue Di Dalam Kantor dan Showroom
Granito Tile. Lembaga Penerbit, Jurusan Arsitektur Interior, Univesistas Ciputra, Surabaya.

Azmi, Demi (2020). Perancangan Perumahan Banda Raya. Lembaga Penerbit Fakultas Arsitektur
dan Perencanaan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Harefa, Anugerah Septiaman (2018). Persepsi Penghuni Terhadap Kenyamanan Beraktivitas Di


Ruang Terbuka Perumahan. Lembaga Penerbit Fakultas Tekhnik Arsitektur, Universitas
Katolik Santo Thomas, Sumatera Utara.

Indriani (2004). Perancangan Suasana Hangat Pada Interor Hunian Modern. Lembaga Penerbit
Fakultas Desain Interior, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Jumino, Rahman (2020). Peran Desain Interior Dalam Menunjang Kenyamanan Pengguna di
Perpustakaan Badan Pusat Statik Provinsi Jawa Tengah. Lembaga Penerbit Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Diponogoro, Semarang.

Panjaitan, Sri Wahyuni (2016). Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Kenyamanan
Pengguna di Perpustakaan Universitas Potensi Utama. Lembaga Penerbit Fakultas Seni dan
Desain Potensi Utama, Medan.

Putri, Pipiet Arini. Perancangan Kantor “B’Line Desain” Dengan Konsep Modern Minimalis Di Godean,
Sleman. Lembaga Penerbit Fakultas Arsitektur Universitas Aisyiyah, Ygyakarta.

Rully (2010). Merencanakan dan Merancang Rumah Tinggal Yang optimal. Lembaga Penerbit
Fakultas Arsitektur Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, Jawa Tengah.

Sri Rahayu, Ni Nyoman (21015). Menata Ruang Sempit Agar Terlihat Lebih Luas. Lembaga Penerbit
Fakultas Desain Interior, Sekolah Tinggi Bali, Bali

Wismonowati, Dewi (2016). Kajian TingkatKenyamanan Fisik Ruang Dalam Berdasarkan Persepsi
Pengguna. Lembaga Penerbit Fakultas Tekhnik Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai