Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar Desain Interior dan Eksterior Ruang Belajar AUD

MAKALAH DESAIN INTERIOR & EKSTERIOR RUANG BELAJAR AUD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Desain Interior dan
Eksterior Ruang Belajar AUD

Dosen Pengampu : Zulfadhly Mukhtar, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Desi Hayani (211994)


Sakinah (212030)

Semester : 3
Program Studi : S1 PIAUD

STAIN SULTAN ABDURRAHMAN


KEPULAUAN RIAU
2022/2023
PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak dan potensi secara maksimal.
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah
diatur menurut Permendikbud dan dalam undang-undang. Salah satunya tertuang
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Anak Usia Dini dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 137 tahun 2014 pada Bab ke-VII yaitu tentang standar sarana dan
prasarana PAUD. Dalam peraturan tersebut dipaparkan bagaimana suatu
lembaga PAUD mampu memberikan layanan kepada para peserta didiknya
secara ideal dengan memenuhi sarana dan prasarana sesuai dengan standar
yang ada.
Peran pendidik sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses pendidikan
pada anak usia dini penting untuk memberikan kemudahan yaitu berkaitan saat
anak mempelajari berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar. Anak usia dini
cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu hal yang ingin
dipelajarinya. Langkah untuk mempermudah pencapaian kemampuan anak
tersebut, pendidik perlu menyajikan lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan belajar anak.
PEMBAHASAN

1. Konsep Desain Interior dan Eksterior


Bangunan merupakan perpaduan beberapa dari beberapa bahan dan
konstruksi sehingga dapat berfungsi sesuai dengan yang direncanakan.
Bangunan (khususnya rumah tempat tinggal) berfungsi untuk melindungi dan
menjaga penghuninya dari segala macam bahaya dan kondisi (keadaan alam)
yang tidak menyenangkan. Dari dulu hingga sekarang fungsi bangunan
berkembang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan manusia, demikian juga
dengan bahan dan konstruksi bangunan. Perkembangan jenis bahan dan
konstruksi bangunan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Secara etimologi, desain (bahasa Inggris: design) berarti rancangan, polaatau
cipta. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), desain berarti gagasan
awal, rancangan, perencanaan pola susunan, kerangka bentuk suatu bangunan,
motif bangunan, pola bangunan, corak bangunan. Secara istilah, desain sebagai
suatu proses pengorganisasian unsur garis, bentuk ukuran, warna, tekstur, bunyi,
cahaya, aroma dan unsur-unsur desain lainnya, sehingga tercipta suatu hasil
karya tertentu.
Adapun kata interior, menurut KBBI berarti bagian dalam gedung atau ruang,
tatanan perabot atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung. Menurut arti
ini, interior mecakup isi atau perabot yang berada di dalam ruang. Sedangkan
menurut Syafi’i, desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi,
dan tata hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya zamannya (Sjafi’i,
2001: 18).
Sedangkan kata eksterior, menurut KBBI berarti bagian luar gedung atau
rumah. Bagian dari desain yang tidak kalah penting dari desain interior adalah
desain eskterior. Sesuai dengan namanya eksterior, hal ini menunjukkan bagian
terluar dari suatu bangunan. Masyarakat masih terjebak pada penilaian tampilan
di luar suatu bangunan mencerminkan bagian dalam. Dengan demikian eksterior
menjadi tidak kalah pentingnya dari interior.
Desain eksterior sebagai suatu ilmu seni arsitektur untuk perancangan
bangunan terluar. Sebagai percontohan agar mudah untuk dipahami, yang
menjadi wilayah desain eksterior yang dimaksud contohnya: pagar, taman,
tembok bagian luar, kolam renang jika ada. Kemudian rerumputan atau
perancangan lain yang menghiasi sekitar pagar rumah, berkaitan dengan
penempatan atau posisi taman dan garasi atau pintu, dan beberapa hal lainnya
yang tentu berkaitan dengan bagian sebelah luar suatu bangunan.
2. Tujuan Desain Interior dan Eksterior

Tujuan desain interior adalah untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai


estetika, dan meningkatkan aspek psikologis dari sebuah ruangan. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap faktor-faktor
yang dapat memengaruhi penilaian sebuah hunian, antara lain sebagai berikut
(Andie, 2014: 6):
a. Luas rumah dan ruang yang memadai
Perbandingan antara luas rumah dan jumlah penghuni harus sesuai sehingga
setiap anggota keluarga mendapatkan ruang cukup untuk beraktivitas.
b. Hubungan antar ruang (kelompok ruang)
Kelompok ruang yang umum dalam rumah tinggal adalah ruang bersama (ruang
keluarga dan ruang makan) dan ruang pribadi (ruang tidur, ruang tidur anak, ruang
kerja). Penentuan standarisasi ruangan mengacu pada ketetapan teknis
pemerintah yang disebut KLB (koefisien luas bangunan). Setelah dikurangi
dengan luas ruang terbuka hijau, ruangan yang dapat dibangun berjumlah
maksimal 75 % dari total luas ruang keseluruhan. Sementara ruang teknis (dapur,
kamar mandi/WC, garasi) berjumlah 25 % dari total luas ruang keseluruhan.
c. Pengaturan ruang
Ruang harus ditata sesuai dengan fungsinya.
d. Bentuk denah ruang dengan kemungkinan penyusunannya
Denah ruang dengan penataan yang baik dapat dilihat dari penempatan jendela
dan pintu yang tepat.
Desain interior berkaitan dengan proses merencanakan, menata, dan
merancang ruang-ruang interior yang ada didalam sebuah bangunan, termasuk
perabot dan pengaruhnya. Penataan fisik interior ini pada prinsipnya harus dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam hal penyediaan sarana untuk
bernaung dan berlindung. Ini sesuai dengan tujuan desain interior untuk
memperbaiki fungsi, memperkaya nilai, estetika, dan meningkatkan aspek
psikologis sebuah ruangan.
Pemahaman yang baik terhadap sebuah konsep perancangan interior
adalah kunci sukses pekerjaan seorang desainer interior atau arsitek. Beberapa
hal yang menentukan keberhasilan perancangan interior, antara lain
tema/konsep desain yang spesifik, keunikan/ciri khas konsep desain,
fungsional/dapat digunakan dengan baik serta kesesuaian tema.
Sedangkan yang menjadi tujuan desain eksterior adalah bagaimana menata
objek yang mengelilingi kita di luar ruangan dapat menciptakan suasana damai
dan ketenangan, kesejukan atau suasana apapun yang menjadi keinginan
penghuninya. Demikian halnya eksterior suatu sekolah yang terlihat
menyejukkan dan indah tentu akan sangat berpengaruh terhadap penilaian di
dalamnya. Hal ini dikarenakan, masih banyak masyarakat kita yang terjebak
dengan tampilan luar. Mudah bagi mereka menilai suatu sekolah itu bermutu
atau tidak hanya dengan melihat tampilan luar bangunannya.
Desain eksterior bertujuan untuk membuat sesuatu yang indah yang ada di
luar ruangan, atau out door. Biasanya desain eksterior ini di rancang untuk di
luar halaman, contohnya di depan halaman rumah, teras rumah dan taman yang
biasa di rancang di sekolah, Instansi, dan lain-lain.
Dalam mempersiapkan perencanaan konsep desain eksterior ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh seorang desainer/ arsitek antara lain adalah:
a. Kepentingan pemilik (owner need)
b. Kepentingan pemerintah (undang-undang lingkungan)
c. Kepentingan perawatan gedung (building mainatanance)
d. Kepentingan fisik dan non fisik
Hal-hal tersebut harus tertampung dan terintegrasi serta terorganisasi
dengan tidak mengesampingkan jati diri pemilik bangunan. Bentuk luar
(eksterior) bangunan harus bisa langsung menunjukkan kegiatan atau pribadi
penghuninya di dalam rumah (interior) bangunan. Oleh karena itu eksterior
bangunan dan interior bangunan merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Lima macam konsep yang biasa dijadikan dasar perencanaan eksterior :

1. Analogi atau hubungan dengan kenyataan

2. Metafora atau hubungan dengan abstrak

3. Hakekat atau aspek-aspek intrik

4. Tanggapan-tanggapan intrik

5. Cita-cita atau nilai-nilai extrimitas


Terdapat beberapa macam gaya eksterior, antara lain:

1. Arsitektur classic, adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu
pada zaman yunani, seperti yang digunakan di yunani kuno pada periode
Helenistik dan kekaisaran romawi.

2. Arsitektur Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan
berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam bidang eksterior,
Contoh Art Deco di Indonesia seperti Villa Isola, Bandung. Arsitek Wolff
Schoemaker. Bioskop Megaria, Jakarta. Hotel Savoy Homann, Bandung. Arsitek
Albert Aalbers. Grand Hotel Preanger, Bandung. Arsitek Wolff Schoemakerc.

3. Arsitektur Country adalah gaya arsitektur yang merefleksikan rumah- rumah


dipedesaan yang dekat dengan alam, dan memeberkan peran pada alamdalam
hal sirkulasi udara tata cahaya dan bahan bakunya.

4. Arsitektur Contemporary Adalah gaya arsitektur yang dipengaruhi oleh gaya


arsitektur modern. Penggunaan garis yang bersih dan rapi sesuai dengan bentuk
dan fungsi melahirkan bentuk yang mengalir lebih bebas dari arsitektur
kontemporer.

5. Arsitektur Ethnic adalah gaya arsitektur yang berasal dari budaya kedaerahan.
Contoh arsitektur ethnic adalah bangunan-bangunan Bali, Jawa, Minang, dll.

6. Arsitektur Mediterranian adalah gaya arsitektur yang pertama kali diperkenalkan


di Ameri ka pada abad sebelum ke 19. Arsitektur mediteranian mulai dikenal luas
pada sekitar tahun 1920-1930. Ciri- cirinya biasanya memiliki pengaturan denah
yang simetris, kisi-kisi jendela menggunakan bahan besi tempa dan ormanen
kayu.

7. Arsitektur Modern adalah Gaya arsitektur yang ditandai dengan penyederhanan


bentuk dan penciptaan ornamen dari struktur dan temabangunan. Gaya arsitektur
modern mulai pada awal abad ke 20, dimana terjadi moderenisasi pada teknologi
penemuan-penemuan bahan matrial yang baru maka mendorong kreasi baru
dalam bentukbentuk arsitektur baru sebagai bagian dari revolusi industry.

8. Arsitektur Retro adalah gaya arsitektur dengan ciri bangunan memunculkan


bentuk benda sebagai salah satu aksen bentuk bangunan.

9. Arsitektur Tropical adalah gaya arsitektur yang dipengaruhi oleh iklim tropik.
Mencakup masa pemerintahan Ratu Victoria pada tahun 1837- 1901.

10. Gaya arsitektur victoria mulai disebarkan ke dunia internasional oleh seorang
arsitek Inggris yang disebarkan ke AmerikaSerikat, Kanada, Australia, dan
Selandia Baru.

11. Arsitektur Minimalis Adalah desain arsitektur yang meminimalkan bentuk-bentuk


yang tidak diperlukan. Arsitektur minimalis banyak dipengaruhi oleh arsitektur
Jepang. Ciri arsitektur minimalis adalah dengan penggunaan bentukbentuk yang
sederhana dan simpel sesuai dengan fungsinya. Dengan adanya bukaan yang
lebar untuk pencahayaan juga merupakan ciri dari arsitektur minimalis, selain itu
penggunaan lampu sorot pada dinding sebagai aksen yang hidup pada malam
hari.

12. High-tech, merupakan aliran yang mengambil bentuk-bentuk era modern yang
diekstrimkan melalui kecanggihan teknologi yang berkembang masa itu.
Penggunaan baja, kaca, dan beton yang diekspos menjadi salah satu ciri dari
arsitektur high-tech. Aliran ini juga memilih warna-warna yang menunjukkan suatu
arsitektur high-tech misalnya warna monokrom, warna perak (Sumber:
geocities.com)
Secara umum desain interior suatu sekolah tampak pada tata ruang kelas
sedangkan untuk desain ekterior ditampakkan melalui tatanan taman sekolah
atau taman bermain (playgground) ataupun desain pagar sekolah. Desain taman
yang menarik di sebuah sekolah sering kali menjadi nilai plus untuk sekolah
tersebut, karena masyarakat menilai apa-apa yang terlihat dari luar
3. Manfaat desain interior kelas

Desain adalah sebuah rancangan, gambaran untuk merencanakan sesuatu


bentuk benda dan konsep suatu rencana. Desain interior adalah suatu proses
pembentukkan ruang dalam dengan cara memanipulasi volume ruang serta
pengelolaan permukaan kelas, arsitektur dan desain produk. Interior artinya
kegiatan penataan terhadap benda-benda atau perabot yang ada didalam ruang.
Agar benda-benda tersebut dapat menciptakan suasana yang menarik, indah dan
nyaman bagi si penghuni ruang tersebut, maka perlu dilakukan penataan. Hal
tersebut dilakukan supaya ruang- ruang interior dalam bangunan menjadi tatanan
fisik yang dapat memenuhi kebutuhan dasar akan sarana untuk bernaung dan
berlindung. Menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk aktivitas kita.
Memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala
tindakan kita, mempengaruhi penampilan, perasaan, dan kepribadian kita. Oleh
sebab itu, maksud dan tujuan desain interior adalah untuk memperbaiki fungsi,
memperkaya mengenal estetika dan meningkatkan aspek psikologis dari ruang
interior.
Perencanaan atau penataan yang dilakukan bertujuan untuk menyusun
secara teratur bagian-bagian menjadi satu tatanan yang dengan maksud- maksud
tertentu. Dalam penataan interior elemenelemen yang dipilih ditata menjadi pola
tiga dimensi atau sesuai dengan fungsi, karakter, estetika, dan perilakunya
penghuni ruang. Hubungan antara elemen-elemen yang terbentuk dari pola-pola
ini pada akhirnya menentukan kualitas visual dan kecocokan fungsi suatu ruangan
interior, dan mempengaruhi bagaimana kita memahami dan menggunakan ruang
interior lantai, dinding, dan langit-langit tidak sekedar menandai adanya ruangan.
Bentuk konfigurasi dan pola bukaan jendela dan pintu juga mengisi ruang tersebut
dengan kualitas spasial atau arsitektur tertentu. Elemenelemen desain interior
ruang-ruang interior dalambangunan dibentuk oleh elemen-elemen yang bersifat
arsitektur dari struktur dan pembentuk ruangnya dan membentuk pola tatanan
ruang-ruang interior.
Kerangka elemen-elemen utama dari desain interior dengan menggunakan
elemen-elemen ini kita akan mengembangkan, memodifikasi dan memperindah
ruang-ruang interior dan membuatnya dapat dihuni, cocok dari segi fungsi
menyenangkan dari segi estetika dan memuaskan dari segi psikologis. Cara kita
memilih dan memanipulasi elemen-elemen tersebut menjadi polapola spasial,
visual, sensori akan mempengaruhi tidak hanya
fungsi dan penggunaan sebuah ruang tetapi juga kualitas yang diekspresikan oleh
bentuk dan gayannya.
Sebagai perpanjangan dari bagian perencanaan, desain dalam sebuah
interior merupakan hal yang penting untuk menciptakan hirarki visual untuk
membantu dalam penekanan ruangan yang digunakan untuk ruang membaca.
Desain interior yang bersifat kontemporer ditandai dengan adanya variasi dan
fleksibilitas atas ruangannya, namun keberhasilan dari hal tersebut ditentukan dari
kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan setiap ruangan yang menjadi
tujuan utamanya.
Penataan ruang kelas dapat dilakukan dengan memanfaatkan elemen-
elemen interior seperti dinding, lantai, loteng dan furnitur dengan memanipulasi
melalui pemanfaatan warna, bidang atau tekstur. Sehingga dapat memenuhi
perannya sebagai lingkungan belajar anak. Pemanipulasian ruangan dilakukan
dengan tujuan agar anak selalu tertarik dan terstimulasi untuk mau belajar
sehingga perkembangan anak dapat optimal. Menurut Deborah T. Sharpe yang
mengatakan bahwa “Anak usia prasekolah umumnya lebih menyukai
warnadaripada bentuk (colordominance) dan warna dapat digunakan sebagai
dasar stimulasi”.
Agar kondisi otak anak selalu dalam keadaan yang menyenangkan, maka
bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di taman kanak-kanak merupakan
bermain yang kreatif dan menyenangkan (tidak menimbulkan rasa takut pada diri
anak). Untuk mendukung kegiatan tersebut haruslah disediakan sarana yang
sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Secara luas diketahui bahwa warna
mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan emosi manusia. Secara
fisik sensasi-sensasi dapat dibentuk dari warnawarna yang ada. Lilian Verner
mengatakan bahwa “...warna secara psikologis mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap anak”.
Dalam menciptakan suasana yang menyenangkan, peran warna interior
sangat penting, karena dengan komposisi warna tertentu dapat diciptakan
suasana yang menyenangkan dan dapat meningkatkan kualitas proses belajar
anak. Suasana yang menyenangkan dalam konteks desain interior kelas di taman
kanak-kanak adalah suasanan yang timbul dari perpaduan bentuk, warna, dan
tekstur yang diekspreikan pada inter elemen-elemen interior seperti dinding,
lantai, dan plafon. Secara psikologis penataan dari elemen- elmen tersebut dapat
memberi motivasi belajar atau rangsangan kepada anak.
Didik sehingga menunjang perkembangannya. Dari beberapa unsur
desain tersebut warna adalah unsur terpenting dan keberhasilan sebuah desain
interior. Karena dengan adanya warna akan bisa dihadirkan berbagai keinginan
atau suasana didalam ruangan tersebut. Oleh karena itu, desain interior kelas
harus mampu menciptakan ruang yang berkualitas, baik secara psikologis
maupun secara operasional sehingga anak-anak didalamnya dapat
melaksanakan program kegiatannya sacara aman, nyaman, dan berkembang
dengan optimal. Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di sentra bahan
alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal,
mengeksplorasi, dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan
dengan benda-benda yang ada disekitarnya.
Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh,
memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman- pengalaman
konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan
bahan-bahan dan alat-alat. Sentra bahan alam memang disediakan untuk
memfasilitasi dorongan ingin tahu anak pada benda-benda.
Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Anak usia
dini selalu ingin tahu, terus meneliti, dan membutuhkan pengalaman- pengalaman
konkret. Sentra bahan alam memfasilitasinya melalui bermacam- macam kegiatan
main. Anak bisa bermain isi atau tuang air ke ember, baik dengan gelas dan
corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun
dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa
bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek,
bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apapun dalam imajinasinya
dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-
alat ukur dan lain-lain.
Tak heran, kegiatan-kegiatan main itu berisiko membuat anggota tubuh
atau pakaian anak-anak menjadi basah atau belepotan. Oleh sebab itu,
permainannya dinamakan “messy play”. Sentra bahan alam memberi kesempatan
anak-anak bereksplorasi seluas-luasnya, kalau perlu dengan risiko basah atau
belepotan. Tapi, pada saat yang sama, risiko itu sekaligus juga menjadi peluang
untuk membangun sikap tanggungjawab, memahami aturan main dan mengerti
konsekuensi perbuatan melalui pengalaman- pengalaman main yang konkret.
Anak-anak belajar mengenal batasan- batasan, aturan, konsekuensi, dan karena
itu belajar mengontrol diri, sikap
serta gerakan. Anak-anak yang mendapat giliran bermain di sentra bahan alam,
terutama yang masih kelompok bermain dan TK-A, selalu membawa pakaian
ganti. Namun, ketika sudah memasuki TK-B mereka biasanya tidak memerlukan
pakaian ganti, karena gerakan-gerakan dan sikapsikap mereka sudah terkontrol.
Mereka mengerti, ada konsekuensi bila terlalu asyik dan tidak dapat
mengontrol diri saat “messy play”. Bisa-bisa kesempatan bermain dengan
permainan yang “kering” menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi.
Permainan yang “kering” itu antara lain menyendok dan menuang jagung dengan
alat takar berbagai ukuran, menggambar dengan krayon/pensil warna pada
kertas, menyetrika baju-baju dengan setrika mainan dan lain-lain.
Begitulah kekayaan fasilitas pembelajaran dalam sentra bahan alam, meskipun
bahan-bahan dan alat-alat mainnya cukup sederhana. Anak-anak berkesempatan
belajar tentang konsepkonsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk
sikapsikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa.
Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-
batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan
sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya,
sentra bahan alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang
di butuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis.
Di dalam sentra bahan alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar
kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas
(golden age). Sebab, pembangunan otot otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya
adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia
dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa
saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak.
Permainan yang disediakan di sentra bahan alam mencakup segala sesuatu yang
dapat menstimulasi perkembangan syarafsyaraf pada kelima panca indera anak.
Ada macam-macam tepung, biji-bijian, macam-macam alat dari berbagai ukuran,
air, api, warna, rempah-rempah untuk melatih indera penciuman anak, dan bahan-
bahan lainnya yang bersumber dari alam. Dengan adanya berbagai macam
benda dan bahan yang digunakan, dapat membantu anak mengembangkan
imajinasi dan gagasannya. Sehingga tahap main sensorimotornya dapat
mencapai tahap paling rumit, yaitu tahap empat.
Karena itulah, di sentra bahan alam anak sering terlihat bermain kotor atau
yang sering disebut ‘messy play’. Hal ini normal, dan harus dilalui oleh anak agar
anak mengenal bersih dan rapi. Seperti dua sisi mata uang, ada kotor ada bersih,
ada basah ada kering, ada panjang ada pendek, ada panas ada dingin, dan
sebagainya. Jika orang tua ingin mengajarkan anak tentang bersih, maka
kenalkan dulu dengan kotor.

4. Desan Interior Sentra Imtaq


Taman kanak-kanak yang berbasis Islam, karena anak dididik dan dibekali
tentang ilmu agama, agar anak memiliki pemahaman agama yang kuat dan
menjadi pedoman dalam hidup dimasa yang akan datang. Fenomena yangdilihat
dilapangan ada sebahagian kurangnya alat peraga dan anak lebih banyak
menghafal dan memakai alat elektronik, contohnya kipas dan lampu, tanpa
menggunakan bahan alam atau bahan sisa.
Perencanaan desain interior untuk taman kanak-kanakIslam bertujuan memberi
sistem pendidikan Islam yang berkualitas dengan kurikulum yang sesuai. Serta
dapat menunjang perkembangan anak agar menciptakan calon generasi bangsa
yang beragama, beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berwawasan
global sehingga mampu bersaing tanpa meninggalkan kaidah-kaidah agama.
Oleh karena itu, agar anak dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan
nyaman maka perlu dukungan dari ruangan kelas. Seperti pencahayaan ruangan,
warna, dan fornitur ruangan.

Desain interior merupakan rancangan suatu ruangan secara khusus dengan


tujuan tertentu. Misalnya, desain interior ruang kelas di taman kanak-kanak
ditujukan agar dapat menstimulasi dan membantu tumbuh kembang anakagara
menjadi lebih optimal.Sentra imtaq merupakan model pembelajaran anak yang
terpusat pada pengembangan iman dan taqwa tanpa mengesampingkan aspek
lainnya yang dapat berkembang pada anak.Maket desain interior kelas “sentra
imtaq” merupakan gambaran atau rancangandesain interior kelas dengan sentra
imtaq untuk taman kanak-kanak, desain interior memberikan stimulasi pada anak
usia dini agar dapat meningkatkan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
dikhususkan terhadap.
kemampuan mengembangkan nilai moral dan pengenalan serta pengembangan
agama pada anak. Sentra Imtaq (Keimanan dan Ketaqwaan). Pada sentra ini
berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai- nilai agama, keimanan, dan
ketaqwaan kepada Allah SWT. Sentra ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan beragama pada anak sejak dini dan membentuk pribadi yang cerdas
berperilaku sesuai dengan norma-norma agama.
Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan
menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman
terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan
menjadi aktivitas yang konkret bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah
berbagai bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan Al-Quran,
buku-buku cerita, gambar-gambar, dan alat permainan lain yang bernuansa
agama.
Dalam sentra ini anak melakukan kegiatan bermain untuk mengenal agama Islam
seperti;
1. rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji)
2. rukun iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari
akhir)
3. al-Qur’an (mengaji)
4. akhlak (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul karimah, salam, dan lain-lain.

5. Sudut Pandang dari Aspek Perkembangan

1. Agama dan moral Anak mengetahui bahan alam adalah ciptaan tuhan,
membaca doa sebelum kegiatan.
2. Kognitif Anak mengetahui macam-macam tanaman, melihat huruf/abjad.
3. Sosial emosional Anak bergantian saat kegiatan dalam pembelajaran bahan
alam dan membaca buku.
4. Bahasa Anak mulai membaca buku, mendengarkan instruksi guru, dan
berinteraksi dengan temannya di dalam proses pembelajaran.
5. Motorik Anak bermain bahan alam seperti pasir dan biji bijian
menggunakan tangan.
6. Seni Anak membuat berbagai bentuk dari pasir dan biji bijian, menanam
tanaman seperti bunga.

6. Tujuan Desain Interior Kelas Model Sentra Pada Anak Usia Dini

a. Agar guru dapat mengetahui besarnya ruangan sesuai dengan jumlah anak.
b. Untuk menambah wawasan guru dalam penerapan setiap sentra.
c. Agar guru dapat mengetahui bahwa pencahayaan yang alami itu lebih baik.
d. Untuk mengetahui agar anak nyaman dengan suasana kelas yang dingin
dapatditambahkan dengan menggunakan AC.
e. Supaya anak terbiasa bijaksana dalam suatu peristiwa, mengenal cara
memasak, dan mengenal bentuk dan warna.
f. Untuk mengetahui kebutuhan desain interior untuk KB, TPA, dan TK
g. Untuk mengetahui model media di sentra-sentra.
h. Untuk mengetahui alat dan bahan perancangan di sentrasentra. I
i. Untuk mengetahui cara merancang interior ruangan KB, TPA, dan TK
j. Untuk pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi
ruang interior.
k. Untuk mengetahui metode desain yang digunakan untuk di sentra-sentra.

7. Prinsip-Prinsip Desain Interior Dan Eksterior

1. Unity/Kesatuan
Keterpaduan, yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi satu.
Kesatuan yang utuh dan serasi. Seluruh unsur saling menunjang dan
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan dan tidak kurang.
2. Balance/Keseimbangan
Suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana perhatian visual dari dua
bagian pada dua sisi pusat perhatian adalah sama. Keseimbangan simetris,
dimana antara satu bidang dengan bidang yang lainnya sama. Keseimbangan
asimetris, merupakan keseimbangan antara satu dengan yang lainnya tetap
sama bila dibagi dua memotong tidak sama persis.
3. Harmony/Keselarasan
Suatu keselarasan dari pengaturan benda-benda dalam ruang. Dapat
berupa bentuk, warna, tekstur pola, material, tema, gaya, ukuran dan
sebagainya. Seperti dalam keselarasan warna dapat ditingkatkan dengan
menggunakan warna-warna komplementer atau warna analog. Suatu
penekanan tertentu yang menjadi pusat perhatian (center of intrest), yaitu
berupa area yang pertama kali ditangkap oleh pandangan mata. Pemilihan
elemen tekanan ini harus baik, tepat, sehingga dapat berintegrasi dengan
elemen lain dalam komposisi ruang, jangan sampai menimbulkan tidak adanya
kesatuan serta merusak komposisi secara keseluruhan.
4. Rhytm/Ritme/Irama
Suatu elemen desain yang dapat menggugah emosi/perasaan terdalam.
Prinsip ini dapat dicapai dengan memberi alur penataan yang tidak
membosankan, sehingga pengguna ruang tidak merasa jenuh bila berdiam
didalam ruang.
5. Proportion/Proporsi
a. Antar bagian dari suatu desain, dan hubungan antara bagian dan keseluruhan.
b. Berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara ukuran bagian terkecil
dengan ukuran keseluruhan.
c. Perbandingan antara besaran ruang dan isi ruang, penataan bisa diperhatikan
dalam memenuhi kebutuhan civitas.
6. Kontras Merupakan suatu penekanan tertentu yang menjadi pusat perhatian
(center of intrest), yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh pandangan
mata. Pemilihan elemen tekanan ini harus baik, tepat, sehingga dapat berintegrasi
dengan elemen lain dalam komposisi ruang, jangan sampai menimbulkan tidak
adanya kesatuan serta merusak komposisi secara keseluruhan.
Simpulan
Desain interior adalah rancangan dalam ruangan yang dibuat
sebelum membuatkaryanyaatau suatu ruangan. Dengan tujuan agar
terciptanya suasana ruangan yang nyaman dan aman bagi
pemiliknya. Dalam desain interior kelas sentra akidah ini bertujuan
untuk mengenalkan anak tentang keislaman. Elemen interior,
warna, karakter, gaya, suasana ruang, dan material merupakan
faktor penting dalam merancang sebuah bangunan ruangan
khususnya dalam merancang interior sentra akidah. Desain interior
sentra imtaq juga sangat penting untuk pengembangan nilai moral
agamapada anak tanpa mengesampingkan aspek perkembangan
lainnya pada anak.Indikator perkembangan anak taman kanak-
kanak dapat disesuaikan dengan tahap usia anak. Selanjutnya,
desain interior dapat dibuat dengan prinsip tertentu dan
menyesuaikan pada tahap perkembangan anak yang mengacu
pada kurikulum nasional.Alat dan bahan yang digunakan dalam
membuat desain interior kelas sentra imtaq umumnya adalah kertas,
dibantu dengan bahan dukung lainnya sebagaimana yang telah
diuraikan dalam pembahasan. Tahapan pengaplikasian desain
interior kelas sentra imtaq yang pertama adalah penentuan konsep
yang paling dimunculkan. Misalnya tema, dan elemen pendukung
sentra. Maket desain interior kelas “sentra imtaq” merupakan
gambaran atau rancangan desain interior kelas dengan tema sentra
imtaq untuk kelompok bermain, desain interior memberikan
stimulasi pada anak usia dini agar dapat meningkatkan aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak dikhususkan terhadap
kemampuan mengembangkan nilai moral dan pengenalan agama
pada anak.
Daftar Pustaka
Jurnal Desain Interior, Vol. II No. 1 Juni Tahun 2015. Menata
Ruang Sempit Agar Terlihat Lebih Luas . Ni Nyoman
Sri Rahayu
Mayang Sari, sriti, 2004. Peran Warna Interior Terhadap
Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-
kanak. Karya Tulis Ilmiah, Jurnal Dimensi Interior Vol.2,
No.1 . Surbaya Pusit Univ Kristen Petra
Astrin, Wulan. 2004. Pengaruh Interior Ruang Belajar dan Bermain
Terhadap Kongnitif, Afektif, Dan Psikomotrik Anak Di TK
Negeri Pembina Malang karya Tulis Ilmiah, Jurnal Demensi
Interior Vol.2. Surabaya: Pusit Univ kristen petra
Pamudji Suptandar, J. 1999, Disain Interior. Jakarta: Djambatan
Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang
Interior

Anda mungkin juga menyukai