Anda di halaman 1dari 13

LB/ konsep utama

Langkah – Langkah menganalisis kebutuhan


Teknik Teknik Menganalisis Kebutuhan bahan

Defenisi Desain Interior

Desain interior adalah salah satu cabang seni rupa yang fokus terhadap perancangan
ruang dalam suatu bangunan atau proses penyusunan dan penciptaan elemen-
elemen interior agar menjadi suatu kesatuan yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan tertentu pada aspek estetis, keamanan dan kenyamanan ruangan.

Menurut Suptandar (1995: 11) bahwa desain interior adalah ilmu atau cara pengaturan
ruangan, sehingga memenuhi persyaratan untuk memperoleh kenyamanan, kepuasan
kebutuhan fisik dan spiritual serta keamanan bagi pemakainya tanpa mengabaikan
faktor estetika.

Pengertian Desain

Desain interior terdiri dari dua suku kata, yaitu “desain” dan “interior”. Dalam

KBBI desain berarti “kerangka bentuk; rancangan”, jadi desain adalah kegiatan

merancang suatu rancangan.

Desain berasal dari bahasa inggris, yaitu “design”. Pengertian design sendiri

dalam Kamus Oxford adalah Rencana atau gambar yang dibuat untuk

memperlihatkan tampilan dan fungsi dari bangunan, pakaian, atau objek lainnya

sebelum benar-benar dibuat

Maka disimpulkan desain adalah kegiatan untuk merancang sesuatu sebelum benar-
benar dibuat, agar nantinya sesuatu yang telah dirancang itu berfungsi dengan baik
dan berpenampilan menarik.

Pengertian Interior

Interior sendiri dalam KBBI adalah bagian dalam gedung (ruang dan sebagainya) atau
tatanan perabot (hiasan dan sebagainya) di dalam ruang dalam gedung dan
sebagainya

Maka desain interior adalah perancangan bagian dalam gedung sebelum benar-
benar dibuat, agar bagian dalam gedung berfungsi dengan baik dan memiliki
tampilan yang menarik.

Desain Interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam
suatu bangunan. Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang
keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta
elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Perancangan interior meliputi bidang
arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Contoh : Perancangan interior tetap,
bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.
Contohnya pada pekerjaan desain dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Perancangan Interior Tetap, perancangan desain inerior mulai dari merencana denah existing
bangunan, lay-out, floor plan, ceiling plan, potongan, aksonometri, detail, perspektif, maket,
animasi, dan teknis presentasi lainnya.
2. Perancangan Decoratif, perancangan yang bersifat menghias, misalkan mendesain
hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta ulang tahun, dll.
3. Perancangan Interior Bergerak (Moveable), perancangan desain interior yang bersifat
mikro, misalkan pembuatan desain furniture, desain produk, desain landscape interior,
handycraft, dll.

Pengertian Desain Menurut Para Ahli

D.K. Ching

Desain interior adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang dalam


bangunan, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sarana untuk bernaung dan
berlindung, menentukan sekaligus mengatur aktivitas, memelihara aspirasi dan
mengekspresikan ide, tindakan serta penampilan, perasaan, dan kepribadian.

Dodsworth
Dodsworth (2009: 8) Berpendapat bahwa desain interior bertujuan untuk membuat
manusia sebagai pemakai ruang dapat beraktifitas dengan efektif dan merasa lebih
nyaman pada ruangan tersebut.

Alexander C

Berdasarkan pendapat Alexander C, Desain interior adalah komponen fisik yang tepat
dari suatu struktur fisik

 Menurut Ching (2002), desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan ruang di dalam
bangunan yang bertujuan pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi
ruangan. 
 Menurut Nurhayati (2004), desain interior adalah gagasan awal yang diperlukan bagi suatu
ruangan atau suatu perencanaan dari bagian dalam suatu bangunan sehingga ruangan tersebut
memiliki nilai kehidupan (estetika). 
 Menurut Suptandar (1995), desain interior adalah suatu sistem atau cara pengaturan ruang dalam
yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan
spiritual bagi penggunanya tanpa mengabaikan faktor estetika.

Dalam desain interior sendiri, terdapat tiga hal yang tidak terlepas dari hal terseut serta dijadikan sebagai
acuannya, yaitu:

 Ruang
 Alat
 Manusia (User)

Untuk memahami  pengertian interior diperlukan penguasaan sejumlah pengetahuan yang berkait dengan
aspek kebutuhan manusia di dalam ruang sebagai makhluk individual maupun sosial. Pengetahuan yang
dimaksud meliputi: sejarah desain, psikologi, sosiologi, ergonomi, konstruksi bangunan, fisika teknik,
metodologi dan estetika.

Selanjutnya, hal yang bisa mendukung serta yang sangat diperlukan adalah penguasaan keterampilan
dalam proses perancangan desain interior, di antaranya adalah kemampuan membuat program,
kemampuan membuat presentasi desain, kemampuan komunikasi dan sebagainya.

Dalam adanya proses desain terdapat keunikan tersendiri seperti sebuah pendapat yang menyatakan
bahwa proses desain itu tidak selalu merujuk kepada satu jawaban pasti dan benar. Melainkan, hal ini
sering merujuk pada satu solusi yang tepat untuk suatu menghadapi masalah yang berkenaan dengan
segala sesuatu tentang desain.

Sejarah Desain Interior


Sama seperti seni rupa, sejarah desain juga sangat bergantung pada peninggalan-
peninggalan artefak yang berhubungan dengan desain interior. Dari artefak-artefak
yang ditemukan terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan
desain interior yang berbeda. Setiap peradaban mengembangkan gaya furnitur dan
hiasan ruang  berdasarkan budaya dan ketersediaan bahan di wilayah geografis
masing-masing.

Perkembangan Interior di Mesir, Yunani dan


Romawi Kuno

Kita dapat merunut perkembangan peradaban mesir kuno untuk mengetahui sejarah
perkembangan desain interior. Banyak tradisi seni yang berawal dari Mesir karena
bangsa Mesir Kuno memiliki ketrampilan kekriyaan yang tinggi. Masyarakat mesir
mampu  menciptakan berbagai produk seni yang estetis meskipun dengan peralatan
yang terbatas.

Seni inlay pada furnitur merupakan penemuan berharga yang ditemukan oleh
masyarakat mesir kuno. Bahkan penemuan itu hingga kini masih tetap digunakan,
selain itu Mesir adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur  yang hebat,
menggunakan sambungan konstruksi yang hingga kini masih lazim digunakan,
seperti: konstruksi dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312).

Selain mesir, beberapa kebudayaan kuno lain yang dapat menjadi awal-mula desain
interior adalah Yunani kuno dengan bangunan kunonya difokuskan pada kuil dan
bangunan publik (milik bersama) yang berfungsi religi. Kemudian bangsa Romawi
yang merupakan kebalikan dari Yunani, terkenal dengan bangunan dan interior yang
lebih praktis untuk kepentingan duniawi.

Perkembangan Interior Zaman Renaisans

Perkembangan utama dalam sejarah desain interior juga dapat dilihat pada zaman
renaisans di Itali, dimana seluruh kegiatan seni mencapai puncak kejayaannya.
Perkembangan seni di zaman ini banyak didukung oleh kaum bangsawan dan orang
berpengaruh melalui kekayaan hartanya (Wealle, 1982:215).

Axel von Saldem (1987) dalam riset sejarah desain yang dilakukannya menemukan
bahwa pada akhir abad ke -16 di Itali terdapat kata “ designo esterno” (karya yang
sudah terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi interior mulai
mendapatkan peran yang khusus sehingga diduga bahwa sejarahnya dimulai dari
zaman ini.

Tujuan fungsi dan Manfaat Desain Interior

Desain interior berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar akan sarana untuk bernaung dan berlindung,
menentukan sekaligus mengatur aktivitas, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide, tindakan serta
penampilan, perasaan dan kepribadian

Namun untuk melengkapi literasi tujuan tersebut, berikut adalah tujuan-tujuannya


menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014):

Tujuan desain interior


1. Memperbaiki fungsi
2. Memperkaya nilai estetika
3. Meningkatkan aspek psikologis dari sebuah ruangan

Tujuan dari perancangan interior secara garis besar yaitu:


Untuk menciptakan lingkungan bina yang fungsional dan indah, selain itu dapat menunjang
kenyamanan user dalam beraktivitas di dalam ruang.
1. Interior merupakan sesuatu yang berada di dalam bangunan. Bisa juga diartikan seperti
desain atau dekorasi di dalam struktur.
2. Interior memadukan semua hal yang berkaitan erat dengan warna, tekstur, dan lainnya.
3. Harus memiliki kreativitas. Maksudnya yaitu interior terus berkembang sesuai dengan
kreativitas desainernya agar tidak monoton karena dapat menimbulkan kesan
membosankan pada ruang. Semakin tinggi kreativitas dari sang desainer maka semakin
bervariasi karya yang akan dia hasilkan.

Elemen elemen desain interior

Untuk membawa kita pada pemahaman yang lebih lanjut, mengetahui elemen-
elemen atau unsur-unsur dasar pembentuk interior adalah hal utama yang harus
diketahui. Mengetahui unsur pembentuk, berarti mengetahui juga hal apa saja yang
dapat dirancang untuk membuat desain yang baik.
Karena desain interior adalah salah satu cabang ilmu dari seni rupa, maka elemen-
elemen serupa dari elemen seni rupa juga dapat ditemukan, seperti: garis, titik,
bidang, tekstur, warna, ruang, dsb. Namun desain interior memiliki elemen unik dan
spesifik yang harus diperhatikan ketika merancangnya. Beberapa elemen unik
tersebut akan dijabarkan pada poin-poin dibawah ini.

1. Lantai

Lantai merupakan batas bawah bagi interior sebuah ruang. Lantai terbentang secara
horizontal. Banyak treatment yang dapat diterapkan pada lantai mulai dari: jenis
material, perbedaan ketinggian lantai, dan pengaplikasian bentuk.

Bagian paling bawah dari ruangan sebagai alas ruang tersebut

Lantai merupakan bidang bawah pada sebuah ruang. Lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan
mempunyai dasar yang rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dari furniture yang
ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman, dan permukaannya
harus kuat untuk menahan semua beban yang berada di atas nya baik aktivitas manusia ataupun beban
mati. Lantai biasanya terdiri atas beberapa sublantai sebagai pendukung. Sublantai banyak digunakan
sebagai tempat menyembunyikan kabel listrik, pipa, dan utilitas lainnya.

2. Dinding

Dinding merupakan elemen interior yang menyekat interior ruang. Dinding


membentang secara vertikal dan merupakan bidang paling dominan dalam ruang
bangunan. Dinding dapat diaplikasikan dengan berbagai jenis material finishing,
material pembentuk, pencahayaan, dll.

Bagian sari interior yang posisinya di tengah/mengelilingi/membentuk ruang sebagai pembatas ruang.

Dinding adalah bidang struktur vertikal yang biasanya berbentuk padat dan digunakan untuk membatasi
area atau ruangan. Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara
tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit
dan atap. Dinding adalah elemen utama yang dengannya kita membentuk ruang interior. Bersama dengan
bidang lantai dan langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran dan bentuk
ruang. Dinding juga dapat membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan langit-langit
yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran dan bentuk ruang.Dinding juga dapat
dilihat sebagai penghalang yang merupakan batas sirkulasi kita, memisahkan satu ruang dengan ruang di
sebelahnya dan menyediakan privasi visual maupun akustik bagai pemakainya. Terdapat tiga jenis utama
dinding struktur, yaitu bangunan tembok, dinding pembatas atau partisi dan dinding penahan (bearing
wall). Dalam kontruksinya, dinding memiliki elemen struktural, isolasi, dan elemen finishing.

3. Langit-Langit / Ceiling

Langit-langit merupakan pembatas interior yang terbentang secara horizontal di


bagian atas interior. Langit-langit umumnya tidak begitu diperhatikan oleh
masyarakat awam, namun dengan perancangan menarik, dapat menghasilkan efek
yang lebih baik. Langit-langit dapat dimodifikasi mulai dari penggunaan jenis
materialnya, perbedaan ketinggian, dan varian bentuk.

Plafon adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan menyediakan perlindungan fisik
maupun psikologis untuk semua yang ada di bawahnya.Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan
kita dan tidak digunakan seperti halnya lantai dan dinding, langit-langit memainkan peran visual penting
dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.

Bagian dari interior yang berada di paling atas sebagai penutup ruang.

4. Elemen Estetis

Interior harus mengandung elemen estetis yang mengacu pada prinsip desain seperti
proporsi, skala ruang, keseimbangan, dan kesatuan ruang. Jika memungkinkan suatu
interior harus diberi benda seni yang bernilai estetis untuk memperindahnya.

5. Elemen Bukaan

Yang dimaksud dengan bukaan pada elemen ruang adalah jendela, pintu, dan lubang
ventilasi. Dengan perancangan bukaan yang baik, maka akan berjalan sirkulasi udara
yang baik, sehingga ruangan menjadi nyaman dan sehat.

6. Elemen Cahaya
Interior ruang memerlukan pencahayaan yang cukup intensitasnya. Terang
disebagian tempat, atau ada opsi pengontrol untuk meredupkannya juga. Ambience
ruang akan terbentuk dengan adanya pengaplikasian pencahayan yang baik.

Setelah mengetahui elemennya, mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam membuat


unsur interior juga akan sangat berpengaruh bagi ruang gerak kreasi kita dalam
bidang ini. Prinsip-prinsip desain interior mengikuti prinsip desain seperti: Kesatuan,
Keseimbangan, Kontras, dll. Prinsip-prinsip tersebut dapat dipelajari pada tautan
dibawah ini:

d. Jendela 

Jendela merupakan elemen dari desain arsitektur dan interior yang menghubungkan, baik secara visual
dan fisik, satu ruang ke ruang lain maupun bagian dalam ruangan dengan ruang luar seperti halaman
ataupun view lainnya. Jendela merupakan salah satu bagian terang pada dinding sebagai penyatu ruang
interior dengan ruang luar atau dengan ruang interior yang berada di sebelahnya. Jendela juga merupakan
salah satu akses dalam pembentukan pencahayaan alami.

e. Pintu 

Pintu, dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot, dan barang-barang untuk
masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain di dalam bangunan. Melalui desain
konstruksi dan lokasinya, pintu dan jalan masuk dapat mengendalikan penggunaan ruang pandangan dari
satu ruang ke ruang berikutnya dan masuknya cahaya, suara, udara hangat dan udara sejuk.

f. Perabot 

Perabot adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti selalu ada di hampir semua desain
interior.Perabot menjadi perantara antara arsitektur dan manusianya.Menawarkan adanya transisi bentuk
dan skala antara ruang interior dan masing-masing individu.

g. Aksesoris 

Dalam desain interior merujuk pada benda-benda yang memberi kekayaan estetika dan keindahan dalam
ruang. Aksesoris yang dapat menambah kekayaan visual dan rasa pada suatu tatanan interior dapat
berupa: alat-alat dan obyek-obyek yang memang berguna, elemen- elemen dan kelengkapan arsitektur,
dan benda seni dan tanaman.

Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), terdapat beberapa elemen dasar dalam desain interior, yaitu
sebagai berikut:
a. Garis (line) 

Sebuah garis adalah unsur dasar seni, mengacu pada tanda menerus yang dibuat di sebuah permukaan.
Dua titik bidang yang berbeda bila digunakan akan menjadi sebuah garis. Titik adalah dasar terjadinya
bentuk yang menunjukkan suatu letak di dalam ruang. Titik tidak mempunyai ukuran panjang, lebar, atau
tinggi. Oleh karena itu, tidak mempunyai arah gerak, dan terpusat.

b. Bentuk (form) 

Bentuk adalah suatu sosok geometris tiga dimensi, seperti bola, kubus, silinder, kerucut, dan lain-lain.
Bentuk memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap keberadaan sebuah benda dan memahaminya
dengan persepsi. Dari hal di atas, yang paling jelas adalah bentuk bidang primer, yaitu lingkaran, segi
tiga, dan bujur sangkar. Lingkaran adalah sederetan titik-titik yang disusun dengan jarak yang sama dan
seimbang terhadap sebuah titik. Segi tiga adalah sebuah bidang datar yang dibatasi tiga sisi dan
mempunyai tiga sudut. Bujur sangkar adalah sebuah bidang datar yang mempunyai empat sisi yang sama
panjang dan empat sudut siku-siku.

c. Bidang (Shape) 

Bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas-batas yang ditentukan oleh unsur-unsur seni
lainnya, yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain-lain. Dua garis sejajar yang dihubungkan kedua sisinya
akan menghasilkan sebuah bidang. Menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian: bidang atas,
bidang dinding, dan bidang dasar.

d. Ruang (Space) 

Ruang adalah sebuah bentuk tiga dimensi tanpa batas karena objek dan peristiwa memiliki posisi dan arah
relatif. Ruang juga dapat berdampak pada perilaku manusia dan budaya, menjadi faktor penting dalam
arsitektur, dan akan berdampak pada desain bangunan dan struktur. Ruang memiliki panjang, lebar, dan
tinggi; bentuk; permukaan; orientasi; serta posisi. Sebuah bidang yang dikembangkan (menurut arah,
selain dari yang telah ada) berubah menjadi ruang. Berdasarkan konsepnya, sebuah ruang mempunyai tiga
dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Sebagai unsur tiga dimensi di dalam perbendaharaan perancang
arsitektur, suatu ruang dapat berbentuk padat. Dalam hal ini ruang yang berada di dalam atau dibatasi
oleh bidang-bidang akan dipindahkan oleh massa atau ruang kosong.

d. Cahaya (light) 

Cahaya adalah unsur interior yang berperan dalam mempengaruhi atmosfer ruang dan mendukung fungsi
ruang. Pada ilmu interior, pencahayaan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 

1. Pencahayaan alami, adalah pencahayaan yang didapatkan dari sinar matahari langsung dengan
menempatkan posisi bukaan jendela pada posisi yang tepat hingga cahaya dapat masuk ke dalam
ruang. 
2. Pencahayaan buatan, adalah pencahayaan yang memanfaatkan teknologi buatan manusia atau
energi olahan seperti lampu dengan intensitas cahaya yang stabil dan beberapa varian warna.

e. Warna (color) 

Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang yang melihatnya. Dalam ilmu
arsitektur dan interior, setiap warna dapat menimbulkan kesan berbeda-beda terhadap keberadaan sebuah
ruang, seperti kesan gelap dan terang yang dapat mempengaruhi keberadaan sebuah ruangan.
f. Pola (pattern) 

Pola adalah desain dekoratif yang digunakan secara berulang. Pola juga dapat disebut sebagai susunan
dari sebuah desain yang sering ditemukan pada sebuah objek. Motif garis horizontal akan memperluas
kesan ruangan, sedangkan motif garis vertikal akan meninggalkan kesan ruangan.

g. Tekstur (texture) 

Tekstur adalah nuansa, penampilan, ataupun konsistensi permukaan atau zat. Tekstur juga berkaitan
dengan material dan bahan yang digunakan. Material kayu akan menghangatkan ruangan, sedangkan
material batu akan mendinginkan ruangan.

Ruang Lingkup
Tugas dan jangkauan pekerjaan desainer interior meliputi perancangan furniture dan
asesoris ruangan lainnya, tidak hanya memilih dan mencocokannya saja seperti
dekorator interior. Berikut adalah beberapa ruang lingkup pekerjaan desain interior.

1. Merancang bentuk perabot furnitur dengan pertimbangan egonomi, fungsi,


gaya, keawetan finishing, kestabilan struktural dalam penggunaan, memilih rel
laci, engsel dan handel yang tepat, serta penentuan penggunaan bahan dan
penempatan dalam ruang.
2. Menentukan tipe dan gaya jendela atau daun penutup lain yang tepat
berdasarkan pengendalian cahaya dan sinar matahari , privasi, anti api,
perlengkapan akustik dan sistem pengontrolnya.
3. Memilih bentuk dan metode yang tepat dalam penempatan benda seni atau
dekorasi dan memastikan bahwa benda tersebut tidak akan jatuh atau melukai
seseorang.
4. Memilih jenis pelapis dinding yang tepat berdasarkan aspek keindahan,
keawetan, fungsi akustik, kemudahan dalam pembersihan, keamanan dari api,
dan memastikan bahwa wall finishes yang digunakan tidak menimbulkan alergi
atau beracun.
5. Memilih jenis tanaman yang seseuai dan memastikan bahwa tanaman yang
dipilih tidak memiliki bau yang kuat atau beracun yang membahayakan
manusia terutama untuk anak-anak.
6. Menggambarkan rencana ruang dan menunjukkan letak perabot yang sesuai
dengan keinginan klien maupun persyaratan aksesibilitas ruang.
7. Memilih jenis dan bentuk lampu berdasarkan fungsi dan kesan yang diinginkan,
menggambarkan dan menunjukkan lokasi penempatan lampu berserta
pengontrolannya.
8. Menentukan bahan, bentuk, warna dan pola lantai yang tepat berdasarkan
fungsi dan kesan yang diinginkan. Unsur fungsi yang harus diperhatikan
meliputi ketahanan terhadap api, kemampuan meredam suara dan keamanan
(tidak licin).

Poin-poin di atas juga secara deduktif dapat menjelaskan mengenai fungsi, tujuan
dan tugas desain interior pada umumnya. Namun untuk melengkapi literasi tujuan
tersebut, berikut adalah tujuan-tujuannya menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014):

Aspek – Aspek Dalam Desain Interior


Dalam perancangan desain interior, terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian, antara lain
yaitu sebagai berikut: 

1. Geometri atau ukuran. Hal ini penting dan erat kaitannya dengan interior karena akan
mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Terdapat dua aspek yang perlu dipertimbangkan
yaitu: Bentuk, meliputi bagaimana orientasi ruang dan karakteristiknya dan Dimensi, lebih ke
ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dan sebagainya. 
2. Material. Material mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni mempengaruhi
tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting material yaitu: (a) Bahan: bahan
yang diaplikasikan pada elemen-elemen pembentuk, contoh: keramik, parket kayu; (b) Tekstur:
pola atau alur yang dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding yang halus, plesteran kasar; (c)
Warna: memberikan tampilan visual yang secara tidak langsung dapat menggambarkan karakter
atau emosi dari ruang. 
3. Cahaya. Pencahayaan dapat mempengaruhi karakter ruang. Intensitas cahaya juga ditentukan oleh
jenis kegiatan yang ada pada ruang tersebut untuk kenyamanan user. Contoh: ruang kerja dengan
penerangan yang cukup, ruang tidur dengan lampu temaram agar user bisa beristirahat tanpa
merasa silau.
4. Suhu udara. Walaupun pada umumnya yang terjadi suhu udara selalu konstan, namun kontrol
area juga dapat membantu dalam penentuan zona level kenyamanan. Keadaan suhu normal bagi
manusia adalah berkisar kurang lebih 24 derajat Celcius. Dengan kesesuaian temperatur ruangan
dengan kebutuhan suhu tubuh manusia akan memberikan dampak positif bagi seseorang dalam
aktivitasnya di dalam ruangan.

Macam – Macam Kebutuhan Desain Interior


1…………….
2…………………..
3…………………
Syarat – syarat Pekerjaan Desain Interior
1…………………..
2………………..
3……………
Urutan atau tahapan Pemrogaman Ruang dalam Desain Interior
1. Menetapkan Kebutuhan
2. Menetapkan Ruang
3. Menetapkan Besaran Ruang
4. Menetapkan Pola Hubungan Antar Ruang
5. Menetapkan Zoning atau Pengelompokan fungsi ruang
6. Kualitas Ruang
Jenis – Jenis Pelaku dalam Pemrogaman Ruang
1. Pelaku Internal (Privat)
2. Pelaku External ( Publik)

Tabel 1.
No pelaku Jumlah Skenario Aktivitas Pelaku Kebutuhan Ruang
Pelaku

Tabel 2
No Nama Ruang Jumlah Luas ( M2)
Pelaku
@0.8m2

Tabel 3
No Nama Ruang Furniture + Luas = 20 % A ( M2)
Pelaku
(A)m2

Unsur-Unsur Menggambar Model

Menggambar model merupakan bagian dari seni rupa, jadi unsur-unsur gambar model sama dengan
unsur-unsur dalam seni rupa, diantaranya yaitu;
1. Titik
Unsur titik merupakan unsur seni rupa dalam hal ini gambar model yang paling sederhana. Unsur titik
akan tampak dan berarti apabila dalam jumlah yang banyak. Gabungan dari banyak titik-titik akan
membentuk sebuah garis.

2. Garis
Garis merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang terbentuk dari gabungan atau rangkaian titik-titik
yang terjalin dalam kesatuan memanjang dengan kedua ujung terpisah. Terdapat bermacam-macam
bentuk garis, seperti garis lurus, garis, putus-putus, garis lengkung, garis berombak, garis zigzag, garis
panjang, garis pendek, garis tebal, garis tipis, garis halus, dan lain-lain.

3. Bidang
Bidang merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang terbentuk dari gabungan atau pertemuan dari
beberapa garis. Bentuk bidang dapat dikategorikan ke dalam beberapa macam, antara lain seperti bidang
geometris, bidang nongeometris, bidang biomorfosis, dan bidang bersudut.

4. Bentuk
Bentuk merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang terbentuk dari gabungan beberapa bidang yang
membentuk ruang atau volume. Terdapat beberapa macam jenis bentuk, seperti bentuk kubistis, silindris,
limas, prisma, kerucut, bola, dan lain-lain.

5. Warna
Warna merupakan kesan yang dihasilkan oleh pantulan cahaya pada mata. Terdapat bermacam-macam
jenis warna yang secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua macam, yaitu spektrum warna (me-ji-
ku-hi-bi-ni-u) dan pigmen warna (warna primer, sekunder, tersier, komplementer, dan analog).
6. Tekstur
Tekstur merupakan nilai permukaan suatu benda sehingga dapat memberikan kesan tertentu jika
dirasakan menggunakan indera peraba, sehingga dapat dikatakan halus, kasar, licin, mengkilap, rata,
berlubang, kusam, dan lain-lain. Secara visual terdapat dua macam tekstur, yaitu tekstur nyata (keadaan
benda saat dilihat dan diraba sama nilainya) dan Tekstur semu (keadaan benda saat dilihat dan diraba
berbeda).

7. Gelap Terang
Gelap terang merupakan keadaan suatu bidang yang terjadi karena adanya perbedaan warna dan intensitas
cahaya yang diterima oleh suatu objek. Gelap terang dapat diterapkan dengan menggunakan warna tua
(gelap) dan warna muda (terang) . Gelap terang dapat menimbulkan kesan tekstur dan kedalaman suatu
benda.

8. Ruang
Ruang merupakan unsur seni rupa (gambar model) yang dapat memberikan kesan kedalaman, baik dalam
bentuk nyata maupun semu. Unsur ruang dalam bentuk nyata dapat ditemui pada karya seni rupa tiga
dimensi, sedangkan dalam bentuk semu dapat ditemui pada karya seni rupa dua dimensi.

Anda mungkin juga menyukai