Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan
dan tuntunanNya, kami dapat menyelesaikan makalah Interior mengenai Elemen-elemen
Interior.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan materi dan bahasan hingga tersusunnya makalah ini, semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat positif bagi kita semua.
Kami memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam penulisan ini, untuk itu kritik dan
saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah di waktu mendatang..

Kupang, 24 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………….... i
Daftar isi……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..2
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...5
2.1. Pengertian Desain Interior………………………………………………….. 6

2.2.1. Lantai………………………………………………………………. 7
2.2.2. Dinding…………………………………………………………….. 8
2.2.3. Plafond……………………………………………………………....9
2.2.4. Elemen pelengkap pembentuk ruang……………………………….10
2.2. Elemen-Elemen Dasar Interior………………………………………….…..11
2.3. Prinsip-Prinsip Dasar Interior……………………………………………….12
2.4. Konsep Desain Interior…………………………………………………….. 13
2.5. Cara Penataan Interior…………………………………………………........14
2.6. Jenis-Jenis Interior…………………………………………………………..15

BAB III PENUTUP………………………………………………………………...16


3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….17
3.2. Saran …………………………………………………………………………..18
3.3. Daftar Pustaka…………………………………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak dahulu manusia telah menata dan menghias ruang dalam tempat tinggal
mereka untuk tujuan kenyaman dan keindahan. Bahkan sejak zaman prasejarah manusia
purba telah mulai melukis dinding gua yang menjadi tempat tinggal mereka. Meskipun hal
tersebut tidak bisa dikatakan sebagai desain interior, tetapi pemikiran dasar untuk
perancangan interior ruang telah dimulai, meskipun masih dalam tahapan yang masih sangat
sederhana. Sejarah desain interior berjalan bersamaan dengan pembangunan struktur
bangunan. Dalam merancang struktur suatu bangunan dahulu orang sudah merencanakan
pula hiasan estetika yang akan mempercantik tampilan struktur bangunan tersebut. Hiasan
yang biasa dipergunakan dahulu adalah lukisan dan ukiran, dengan melukis dan mengukir
struktur bangunan seperti pada dinding dan pilar maka hiasan ini juga mempercantik tidak
hanya untuk eksterior tetapi juga pada bagian interior suatu bangunan yang didirikan.
Dalam perkembangannya desain interior memiliki banyak kaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia. Saat ini dengan tuntutan kebutuhan
manusia yang semakin beragam, perancangan interior telah berkembang dengan
memanfaatkan teknologi terkini. Dengan memanfaatkan teknologi akan semakin
mempermudah segala kegiatan manusia yang berlangsung didalam ruangan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga banyak berpengaruh terhadap perubahan desain interior masa
kini yang lebih mengutamakan pada fungsi selain dari segi estetika interior ruang.
Keterbatasan ruang tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan berbagai aktivitas
didalamnya, bahkan bisa dikembangkan untuk multifungsi pada satu ruang.
Interior dalam arsitektur menyangkut interior yang melekat pada bangunan. Arsitek
merancang interior karena ingin memberikan kualitas tertentu pada ruang-ruang dalam
bangunan yang dirancangnya, sehingga interior dirancang setelah bangunan selesai. Pada
sebuah bangunan, selain ekspresi yang muncul melalui tampak bangunan, ruang-ruang
dalamnya memegang peranan penting. Biasanya arsitek akan memikirkan secara detail
ekspresi, kesan, suasana ruang yang bagaimana yang harus dimunculkan dalam bangunannya.
Hal ini dapat dilakukan melalui penonjolan struktur, pemakaian bahan (material), penentuan
volume ruang, perletakan ruang (melalui penzoningan), hubungan-hubungan ruang, bentuk
ruang, bentuk sirkulasinya, dsb. Jika arsitek mendisain bangunan secara total maka semua
hal tersebut tidak luput dari pemikirannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian interior


2. Menjelaskan elemen-elemen dasar interior
3. Menjelaskan prinsip-prinsip desain interior
4. Menjelaskan konsep-konsep desain interior
5. Menjelaskan jenis-jenis interior
6. Menjelaskan cara menata interior

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian interior


2. Mengetahui elemen-elemen dasar interior
3. Mengetahui prinsip-prinsip desain interior
4. Mengetahui konsep-konsep desain interior
5. Mengetahui jenis-jenis interior
6. Mengetahui cara menata interior
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Interior

Menurut Francis D.K.CHING dalam buku ilustrasi desain interior, desain interior
adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang dalam bangunan. Desain interior
adalah karya arsitek desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu
bangunan, bentuk-bentuknya sejalan perkembangan ilmu dan teknologi, yang dalam
proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geogafi setempat dan kebiasaan-
kebiasaan sosial yang diwujudkan dalam gaya-gaya kontemporer. Elemen-elemen
desain interior membentuk sebuah ruang yang dapat memisahkan ruang dalam dari
ruang luar. Tujuan dari perancangan interior secara garis besar yaitu:
1. Untuk menciptakan lingkungan bina yang fungsional dan indah, selain itu dapat
menunjang kenyamanan user dalam beraktivitas di dalam ruang.
2. Interior merupakan sesuatu yang berada di dalam bangunan. Bisa juga diartikan
seperti desain atau dekorasi di dalam struktur.
3. Interior memadukan semua hal yang berkaitan erat dengan warna, tekstur, dan
lainnya.
4. Diaplikasikan pada iklim atau cuaca yang berbeda.
5. Harus memiliki kreativitas. Maksudnya yaitu interior terus berkembang sesuai
dengan kreativitas desainernya agar tidak monoton karena dapat menimbulkan kesan
membosankan pada ruang. Semakin tinggi kreativitas dari sang desainer maka
semakin bervariasi karya yang akan dia hasilkan.

2.2 Elemen-Elemen Dasar Interior


Elemen pembentuk ruang interior adalah unsur-unsur yang harus ada dalam interior.
Satu dan yang lainnya saling ketergantungan. Apabila salah satu diantaranya tidak ada
maka ia bukanlah interior. Karena ketika satu elemen ini hilang ruangan tidak bisa
berfungsi dan dapat dipergunakan dengan baik.Elemen pembentuk ruang interior di
antaranya meliputi elemen lantai, dinding dan plafon(ceiling).
2.2.1Lantai
Selain berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah, lantai berfungsi sebagai
pendukung beban dan benda-benda yang ada diatasnya seperti perabot, manusia
sebagai civitas ruang, dengan demikian dituntut agar selalu memikul beban mati atau
beban hidup berlalu lalang diatasnya serta hal-hal lain yang ditumpahkan diatasnya
(Mangunwijaya, 1980 : 329). Dalam kelangsungan kegiatan, pemilihan jenis pelapis
lantai akan ditinjau dari macam atau jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal
beberapa klasifikasi dari penyelesaian lantai seperti berikut: untuk lantai keras sifat
pemakaian lebih baik dan banyak menguntungkan, karena pembersihan yang mudah.
Sedangkan lantai yang jenisnya medium lebih bersifat hati-hati. Syarat-syarat bentuk
lantai antara lain kuat, lantai harus dapat menahan beban, mudah dibersihkan. Fungsi
utama lantai adalah sebagai penutup ruang bagian bawah, lainnya adalah untuk
mendukung beban-beban yang ada di dalam ruang. (Ching,1996)
Berikut adalah desain lantai yang dibedakan dari material yang digunakannya:
1. Desain Lantai Epoxy
Secara umum epoxy flooring adalah proses pelapisan lantai dengan cat epoxy.
Berbeda dengan cat lantai pada umumnya, cat epoxy lebih menghasilkan tampilan
lantai yang rapi, mengkilap, berkilau dan tentu saja terlihat lebih indah. Desain
lantai dengan material epoxy ini juga memiliki variasi warna. Epoxy hadir dengan
berbagai pilihan warna yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Desain Lantai Parket


Parket berasal dari istilah asing yaitu parquette. Parquette berarti menyusun
potongan-potongan kayu untuk dijadikan penutup lantai. Parket dibagi ke dalam 3
jenis yaitu flooring, engineneered ,danlaminte.Parket flooring merupakan jenis
olahan dari kayu keras seperti kayu jati dan ulin. Sementara parket engineered
terbuat dari dua bahan yaitu bahan paling atas terbuat dari veener tipis sedangkan
bagian bawahnya berupa jenis multipleks, plywood atau sering disebut juga dengan
kayu lapis. Dan parket laminte terbuat dari serbuk kayu dengan cara dipress. Bahan
parket ini tidak terbuat dari kayu asli melainkan MDF (Medium Density
Fiberboard) atau juga terbuat dari fiber dengan motif kayu.

Biasanya harga parket kayu solid atau lantai parket cenderung lebih mahal
dibandingkan dengan parket olahan. Cara menyusun parket juga tidak harus selalu
lurus saja. Bentukan dan variasi menjadi salah satu keunggulan lantai parket. Dan
karena bahan dasarnya adalah kayu, ia mampu membuat ruangan terasa lebih
hangat.

3. Desain lantai keramik


Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Tetapi tidak
semua keramik terbuat dari tanah liat. Keramik merupakan material yang sering
digunakan pada lantai atau kadang dipakai juga untuk bagian dinding.Pemilihan
desain lantai keramik, warna serta motif akan sangat memengaruhi suasana sebuah
ruangan. Pilihan lantai keramik yang sesuai dan selaras dengan konsep dan
gagasan desain bisa menjadi tambahan daya tarik ruangan tersebut.
4.Desain lantai plester
Beberapa tahun belakangan, lantai plester menjadi material yang banyak disukai
untuk interior kafe ataupun rumah. Selain memiliki kelebihan dari sisi harga yang
relatif lebih murah jika dibanding material lainnya, lantai plester juga memiliki
daya tarik visual dari tekstur dan warna alaminya.

5. Desain lantai marble (marmer)


Marmer adalah material bebatuan jenis lime yang mengalami metamorfosa.
Marmer banyak mengandung bahan kalsit atau kalsium karbonat. Proses
pembentukan marmer yang memakan waktu lama serta persediaan alam yang
terbatas menjadikan marmer sebagai material yang cukup mahal.Banyak yang
menyukai penggunaan material ini karena memiliki tekstur dan pola yang tidak
teratur. Ruangan dengan lantai marmer melahirkan suasana ruang lebih dingin,
kuat dan terkesan mewah.
6. Desain lantai granit
Lantai granit terbuat dari batu granit yang merupakan batu alami yang terbentuk
dari magma yang sudah mendingin di bawah tekanan ekstrim. Granit memiliki
pori-pori yang lebih rapat sehingga tidak mudah dimasuki air maupun kotoran.
Lantai granit membuat suasana ruang menjadi lebih dingin, terasa lebih kokoh
dan tentunya mewah. Desain lantai granit sangat cocok diaplikasikan untuk
interior kantor karena lantai granit kuat, anti noda dan anti gores.

2.2.2 Dinding
Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas
permukaan tanah, langit-langit dan atap.(Francis D.K.Ching, 1996;176). Dinding
adalah elemen utama untuk membentuk ruang interior, dengan bidang lantai dan
langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran dan
bentuk ruang. Dinding juga dapat dilihat sebagai penghalang yang merupakan batas
sirkulasi kita, memisahkan satu ruang dengan ruang disebelahnya dan menyediakan
privasi visual maupun akustik bagi pemakainya.Dinding bangunan dari segi fisika
bangunan memiliki fungsi antara lain :
1) Fungsi pemikul beban di atasnya, dinding harus kuat bertahan terhadap 3 kekuatan
pokok yaitu tekanan horizotal, tekanan vertikal, beban vertikal dan daya tekuk akibat
beban vertikal tersebut.
2) Fungsi pembatas ruangan, pembatasan menyangkut penglihatan, sehingga manusia
terlindung dari pandangan langsung, biasanya berhubungan dengan kepentingan–
kepentingan pribadi atau khusus. (Mangunwijaya, 1980 : 339)
Dekorasi dinding dibedakan berdasarkan gayayang lazim dalam arsitektur dan interior
design:
1. Dinding Kayu
Kayu bisa menjadi salah satu material terbaik untuk bagian dinding. Jika kita bisa
memanfaatkannya dengan baik dan benar, mengombinasikannya dengan material
yang lain, dinding kayu bisa memberi tambahan daya tarik sebuah ruangan.

2. Desain dinding dengan batu alam


Batu alam juga menjadi salah satu material dinding yang bisa memberi tambahan
daya tarik sebuah ruang. Dengan berbagai variasi bentuknya yang unik dan natural,
desain dinding batu bisa terlihat sangat impresif dan atraktif.
3. Desain dinding natural
Pemanfaatan bongkahan kayu besar sebagai material dinding, sangat cocok untuk
menciptakan suasana ruangan yang tampak lebih segar dan natural. Dinding dengan
material ini juga sangat khas karena menampilkan kesan rustic yang kuat.

4. Desain dinding hexagon


Menampilkan tekstur dan membuat modul yang terbuat dari besi dan kayu untuk
fasilitas simpan tanaman ini juga bisa sangat menarik dan unik. Desain dinding
hexagon membuat ruangan terasa lebih segar dengan penempatan tumbuhan
disekitarnya.
5. Desain dinding gaya industrial
Bata ekspos identik dengan gaya industrial. Desain dinding industrial selalu
menciptakan daya tarik tersendiri dalam setiap ruang.

6. Desain dinding futuristic


Desain dinding gaya futuristik bersifat mengarahkan atau menuju masa depan.
Gagasan desain ini terkadang lebih menekankan kepada nilai estetika daripada
fungsi. Namun bukan berarti menghilangkannya sama sekali.

2.2.3 Plafond
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata “ceiling”, yang
berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang.
Secara umum, ceiling adalah sebuh bidang (permukaan) yang terletak di atas garis
pandang normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan
sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya. Fungsi
ceiling memiliki berbagai kegunaan yang lebih besar dibandingkan dengan unsur-
unsur pembentuk ruang (space) yang lain (seperti dinding atau lantai). antara lain:
1) Pelindung kegiatan manusia, dengan bentuknya yang palig sederhana, ceiling
sekaligus berfungsi sebagai atap.
2) Sebagai pembentuk ruang, ceiling bersama-sama dengan dinding dan lantai
membentuk suatu ruang dalam.
3) Sebagai skylight, di sini ceiling berfungsi untuk meneruskan cahaya alamiah
kedalam bangunan. Banyak digunakan pada plaza-plaza, gallery, sebagai penunjuk
sirkulasi menuju ke suatu tempat; atau pada hall suatu gedung. Pada dasarnya
tempat-tempat tersebut disediakan untuk membuat suasana, memberikan perasaan
lega dan lapang dan sebagai area transisi (peralihan) dari arah luar menuju ke
dalam bangunan.
4) Untuk menonjolkan konstruksi pada gedung-gedung untuk dekorasi, ceiling
mampu mencerminkan struktur yang mendukung beban-beban.
5) Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi, docting AC,
kabel listrik, gantungan armature, loudspeaker dan lain-lain. Di balik ceiling perlu
ada rongga guna kperluan pengontrolan-pengontrolan jika terjadi kerusakan pada
instalasi-instalasi.
6) Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu.
7) Sebagai penunjang unsur dekorasi ruang dalam, terutama pada bangunan-bangunan
umum: restaurant, hall/lobby hotel dan lain-lain.
8) Bentuk ceiling dalam suatu bangunan dapat memperlihatkan sifat/kesan ruang
tertentu, dengan membuat ketinggian atau garis-garis (material) serta struktur
kesemuanya akan dinikmati langsung oleh penghuni yang berada dibawahnya.
Perbedaan tinggi dan bentuk ceiling dapat menunjukkan perbedaan visual atau
zone-zone dari ruang yang lebih luas, dan orang dapat merasakan adanya
perbedaan aktivitas dalam ruang tersebut.
Dalam desain interior plafon sebagai elemen pembentuk ruang, bisa memiliki jenis
atau tipe bermacam-macam, ia dibedakan dari gaya dan konsep desain yang digunakan.
Berikut di antaranya:
1. Desain plafon gaya modern
Plafon gaya modern dibuat dengan menambahkan lampu led strip drop ceiling.

2. Desain plafon gaya klasik


Gaya klasik pada plafon bisa diidentifikasi dari ukiran dan profil yang khas. Desain
plafon klasik menampilkan suasana ruang yang terlihat mewah.

3. Desain plafon gaya industrial


Dinding industrial sangat unik dengan gaya eksposnya yang khas.
4. Desain plafon gaya rustic
Penggunaan material kayu dari alam yang dibiarkan menampakan tekstur aslinya
menjadi salah satu ciri khas gaya rustic. Plafon dengan material kayu alami ini terlihat
begitu menarik secara visual. Ia bisa menjadi alternatif untuk keluar dari kekakuan
gaya modern atau pun gaya minimalis.

5. Desain plafon gaya futuristik


Gaya yang mengarah menuju masa depan. Kaya akan estetika dan konsep desain yang
mungkin cukup rumit tetapi terlihat sangat menarik secara visual.

2.2.4 Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang


1. Pintu
Menurut Ching (1996 : 220), pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik
untuk kita sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan
dan dari satu ruang ke ruang lain dalam bangunan. Penempatan pintu berpengaruh
pada sistem sirkulasi yang dipergunakan, pengarahan atau pembimbingan jalan.
Bukaan pintu yang terletak pada atau berdekatan dengan sudut-sudut, dapat
membuat jalur-jalur melintas disisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu beberapa
kaki dari sudut memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan
menempel di sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan
jalan keluar masuk cahaya, suara, udara, panas dan dingin.
(Ching, 1996 : 112).
b. Jendela
Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat
dikembangkan sampai ke taraf dimana jendela menjadi bidang dinding fisik.
Jendela yang transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang interior
dengan ruang luar atau dengan ruang interior disebelahnya. (Ching, 1996 : 224).
Jendela adalah salah satu bukaan ruang yang berfungsi sebagai penghubung antara
ruang dalam dan ruang luar baik secara visual maupun sebagai sirkulasi udara dan
cahaya pada ruang tersebut. Susunan jendela yang kecil dan tinggi memberi kesan
sesak mengakibatkan perasaan seakan-akan tersekap dalam sel tahanan. Lain
halnya dengan jendela yang berukuran besar dan ditempatkan rendah akan
memberikan perasaan bebas. (Wilkening, 1989: 43).
c. Perabot
Merupakan salah satu kategori elemen desain yang selalu ada di hampir semua
desain interior. Perabot menjadi perantara antara arsitektur dan manusianya.
Menawarkan adanya transisi bentuk dan skala antara ruang interior dan masing-
masing individu.
d. Dekorasi atau aksesori dalam desain interior merujuk pada benda-benda yang
memberi kekayaan estetika dan keindahan dalam ruang. Aksesori yang dapat
menambah kekayaan visual dan rasa pada suatu tatanan interior dapat berupa : alat-
alat dan obyek-obyek yang memang berguna, elemen-elemen dan kelengkapan
arsitektur, dan benda seni dan tanaman.
2.3 Prinsip-prinsip Desain Interior

1. Sequence (urutan)

Pengertian urutan yaitu perubahan pengalaman saat seseorang mengamati suatu


komposisi desain bangunan. Urutan bisa dikatakan bagus manakala perubahan yang
terjadi mengalir secara alami tanpa adanya kejutan yang tidak perlu. Prinsip squence ini
sangat penting untuk kita pegang teguh karena berpengaruh langsung terhadap bagaimana
cara pandang seseorang terhadap desain arsitektur yang telah kita buat. Bagaimanapun,
prinsip ini akan memudahkan orang lain dalam memahami maksud dan tujuan desain.

2. Balance (keseimbangan)

Secara sederhana, balance mencerminkan suatu kualitas desain yang tidak berat sebelah
dan tampak seolah mempunyai porsi yang sama. Meskipun begitu, kita tidak harus
merancang interior menjadi bentuk yang simetris untuk membuatnya terlihat seimbang.
Penataan asimetris justru banyak digunakan asalkan semua sudut ruangan terlihat sama,
selaras, dan seimbang.
3. Unity (kesatuan)

Maksud dari unity yaitu menyatunya semua unsur desain secara apik. Oleh karena itu,
perlu upaya maksimal dari kita untuk membuat unsur-unsur ini saling mendukung dan
melengkapi sehingga membentuk satu bidang desain yang sempurna dan tidak berlebihan.
Tujuan dari menyatukan unsur-unsur desain ini tidak lain adalah untuk menciptakan
bangunan sesuai dengan konsep yang diusung.

4. Purpose (perbandingan)

Dalam dunia interior dan arsitektur, yang dimaksud perbandingan adalah keterikatan
antara satu unsur dekorasi dengan unsur dekorasi yang lainnya. Hubungan yang dimaksud
adalah dalam hal ukuran, misalnya besar, sedang, dan kecil. Penggunaan perbandingan
sebaiknya bersifat wajar serta mengacu pada aspek rasional dan tidak dipaksakan.
5. Rhythm

Irama dalam suatu desain mampu menggugah perasaan tertentu bagi seseorang. Prinsip
irama ini erat kaitannya dengan urutan. Apabila urutan yang dibangun memiliki pola yang
bagus, maka irama yang dihasilkan pun akan demikian juga. Sebagai contoh adalah pada
urutan titik. Ketika kita membentuk titik-titik dengan pola yang sama, maka irama yang
dihasilkan pun berbeda dengan titik-titik yang dibentuk secara per kelompok.

6. Scale (skala)

Skala merupakan suatu sistem pengukuran, dalam bentuk sentimeter dan inchi, tentang
hubungan antara unsur dekorasi dengan manusia. Dalam membuat desain, disamping
faktor keindahan, kita juga harus mengedepankan kenyamanan sebagai faktor utamanya.
Hal ini tidak terlepas dari tujuan dibuatnya suatu desain bangunan, yakni untuk keperluan
hidup manusia.
7. Point of Interest (tekanan)

Yaitu pusat perhatian mata ketika melihat suatu desain. Titik fokus ini akan ditangkap
pertama kali oleh mata sehingga memerlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi.
Kehadiran titik fokus ini sangat dominan, sehingga unsur-unsur di sekitarnya harus
disesuaikan secara harmonis.

2.4 Konsep Desain Interior

Ada beberapa konsep yang biasanya digunakan dalam penataan desain, diantaranya :
1. Rustik 

Secara harfiah, Rustik diartikan sebagai sesuatu yang simpel, tak berseni dan
kasar. Rustic dalam bahasa Indonesia berarti ‘berkarat’ atau tua, dan memiliki tekstur
yang kasar dan tidak difinishing dengan baik. Konsep rustik adalah konsep yang
berbasis pada kesadaran terhadap lingkungan dan dideskripsikan sebagai beragam
gaya yang menekankan pada alam serta elemen material yang belum terpabrikasi.
Desain rustik adalah desain yang membawa suasana alam ke dalam ruangan.  Gaya
rustik bisa diartikan sebagai gaya dalam desain arsitektur dan interior yang
menitikberatkan pada kesan alami, dari material yang tidak difinishing atau
dihaluskan, misalnya kayu, batu, logam, dan sebagainya.
Desain interior bangunan bergaya rustik merupakan desain yang mengutamakan
bahan alami, berkarat, lapuk, dan dirancang menjadi elemen ruang. Dalam
penerapannya terdapat beberapa bahan kunci yang bisa menggambarkan  desain
rustik. Seperti kayu, batu alam, logam, dsb.  Desain interior rustik modern akan
membuat pengguna ruang merasa seperti kembali ke pedesaan namun dengan
pemikiran masa kini. Gaya rustik mengutamakan perancangan suasna ruang agar
terasa hangat dan nyaman. Karena pada dasarnya, gaya rustik berawal dari rumah log 
kayu yang dibangun di daerah iklim kutub. Demi menghangatnkan diri, maka
digunakan material yang sesuai dan compatible seperti logwood yang disusun di
semua elemen ruang.  Warna-warna yang digunakan pada ruang rustik adalah warna
yang membuat kesan hangat dan tenang seperti coklat, cream, putih, dan sebagainya
serta warna yang berkesan kuat seperti hitam, coklat tua, dll.
2. Konsep Klasik

Konsep klasik berasal dari gaya Yunani dan Romawi dimana konsep ini berbasis
pada susunan, keseimbangan, dan harmonisasi yang sempurna. Desain klasik tidak
termasuk elemen modern dan pengaruh yang terjadi saat ini. Interior klasik berangkat
dari tradisi. Sebuah ruang yang didesain dengan konsep klasik mempunyai banyak
titik fokus. tungku api, meja besar, dan tangga yang megah adalah beberapa titik fokus
yang sering digunakan. Konsep klasik menghasilkan tampilan yang megah dan
mewah. Konsep ini sering digunakan  untuk menghasilkan citra terbaik dan sempurna
karena menggunakan perhitungan filosofi arsitektur terkemuka pada zaman lampau.
Kekurangan konsep klasik terletak pada  penggunaan material yang lebih banyak dan
tidak efisien dalam waktu untuk pengerjaannya.

 
3. Konsep modern minimalis
Konsep minimalis adalah suatu desain yang akan menghasilkan ruang
sederhana namun tetap memiliki nilai estetika dan ruang yang lebih besar dan lapang.
Padahal konsep sejati dari desain  minimalis tidak hanya itu saja. Salah satu alasan
utama dari munculnya desain minimalis adalah sebagai salah satu bentuk protes
terhadap beberapa aliran arsitektur yang dianggap boros, dalam menggunakan bahan
untuk bangunan yang tidak ramah terhadap alam. Contohnya penggunaan kayu yang
berlebihan untuk bahan bangunan atau pembuatan interior yang diambil dari alam,
padahal manusia tidak bisa memproduksinya sendiri.
Konsep  minimalis lebih mengutamakan fungsi dari penggunaan bahan bangunan
dan aksesoris secara lebih maksimal. Konsep ini juga selalu menghindari pemakaian
ornamen atau hiasan rumah yang dianggap tak perlu. Sehingga efisiensi terhadap
penggunaan bahan material harus di batasi. Dan ini menjadikan tantangan bagi arsitek
dalam membuat rancangan atau desain pada bangunan baru. Sehingga kini banyak
bermunculan ide-ide baru yang dimunculkan oleh para arsitektur untuk mendapatkan
komposisi baru yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
3. Konsep futuristic

Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan. Citra
futuristik pada ruang berarti citra yang mengesankan bahwa ruang itu berorientasi ke
masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu mengikuti perkembangan jaman
yang ditunjukkan melalui ekspresi ruang. Konsep ini didasarkan pada imajinasi dan
pemahaman desainer terhadap sebuah ruangan dan objek objek masa depan. Biasanya
menggunakan bahan bahan atau material logam/ kombinasi dan model yang biasa
digunakan untuk pesawat ulang alik. Kelebihan konsep ini terletak pada desain yang
bersifat iconic yang berbeda dengan lingkungan sekitar. Kekurangannya adalah pada
harga material yang mahal karena kebanyakan mengandung unsur/ material logam
dan kombinasinya sebagai finishing akhir
5. Konsep Eklektik
Ekletik berarti memadukan unsur terbaik yang ada dari tiap gaya. Anda
membutuhkan ruang lebih besar untuk bereksperimen dalam nuansa eklektik yang
memadukan warna, corak, dan aksesor. Kelebihan nuansa eklektik adalah menjadikan
rumah lebih segar, memikat, hangat, dan homey . Dalam gaya/style ini, anda dituntut
untuk lebih peka sehingga bisa menyeimbangkan berbagai unsur, rupa-rupa gaya yang
disisipkan pasti lebih sedap dipandang.

2.5 Cara Penataan Interior


1. Peletakan Furnitur
Peletakan sebaiknya mengarah pada sesuatu yang fokus, misalnya ke arah sebuah
televisi atau taman di belakang rumah. Furnitur merupakan salah satu elemen pengisi
ruangan yang memberikan atmosfer bagi ruangan itu sendiri.
2. Penciptaan Focal Point
Dapat dilakukan dengan memilih salah satu dinding untuk diolah. Dinding merupakan
media yang paling praktis dalam mendukung penciptaan suasana. Pengolahan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya:
 Memasang rak. Pada bagian dinding dibuat rak terbuka yang bentuknya dapat
menyesuaikan dengan meja TV di bawahnya. Posisinya di tengah dinding dan
merupakan dinding utama dalam pandangan setiap orang, membuat rak ini menjadi
daya tarik utama.
 Membuat cerukan atau lubang. Dinding tidak dibiarkan tampil apa adanya,
melainkan dibuat cerukan (niche) atau bahkan lubang. Ceruk atau lubang ini
menjadi tempat aksesori pilihan.
 Menempatkan aksesori (artwork). Lukisan dalam ukuran besar, patung, deretan
foto keluarga, kain yang digantung, akan membuat daya tarik lain.
 Menempatkan sofa yang “berbeda”. Sofa dengan bentuk, ukuran, dan warna yang
berbeda dari furnitur lainnya, akan membuat focal point yang menarik. Misalnya,
di antara set sofa warna biru ditempatkan sofa tunggal merah.
 Membuat plafon yang unik. Jika ruang-ruang lain berplafon datar, plafon ruang
keluarga dapat diolah dengan teknik drop ceiling atau dengan plafon terbuka.
3. Pewarnaan Dinding
Warna putih dan krem merupakan warna yang paling netral untuk dinding ruang
keluarga. Warna ini dapat merespon warna apapun yang ada dalam ruang tersebut.
4. Setting Lampu
Penataan cahaya cukup berperan untuk menciptakan ruang yang nyaman.
Pencahayaan dengan penambahan lampu spot dapat dilakukan untuk menampilkan
aksesori tertentu pada ruangan. Di sisi lain, pencahayaan juga dapat membuat bagian
ruangan tertentu mempunyai makna yang berbeda dengan bagian lainnya. Secara garis
besar, penataan cahaya dapat dilakukan dengan cara:
 Penggunaan jenis pencahayaan: yang dipancarkan dari bawah ke atas (uplight) dan
yang dipancarkan dari atas ke bawah (downlight).Uplight dipasang di tepi bawah
dinding. Biasanya untuk memberi penyinaran ke arah bagian tertentu, seperti niche,
sudut dinding yang menarik, patung, dsb. Sedangkan downlight mengarahkan
pencahayaan dari atas ke bawah. Jenis ini termasuk lampu sorot yang dipasang
pada plafon untuk menerangi lukisan atau pojok tertentu.
 Pemilihan warna lampu. Di pasaran tersedia lampu warna putih dan kuning.
Kuning memberikan suasana kehangatan dan artistik (temaram), sementara yang
putih memberikan warna yang bersih dan lebih terang.
 Pemilihan desain penutup lampu. Anda dapat memilih berbagai jenis penutup
lampu. Mulai dari yang berbahan akrilik, kain, plastik, sampai yang dari gelas.
2.6 Jenis-Jenis Interior
1. Bohemian
Gaya bohemian itu sendiri adalah wujud dari kebiasaan, tampilan modern dan koleksi
warna- warni. Segala sesuatu yang  mencerminkan individualitas adalam bohemian
style.

2.  Coastal
Gaya Coastal juga biasa di sebut dengan nautical. Coastal identik dengan nuansa
pantai. Yang berhubungan dengan matahari, ombak dan pasir menjadi ide inspirasi
dari gaya design Coastal.

3. Kotemporer
Gaya kotemporer adalah gaya desain yang menggabungkan antara konsep masa kini
dan masa depan. Desain ini memberikan nuansa hangat dan dingin dalam waktu yang
bersamaan.  Gaya kotemporer memiliki tampilan yang besih, hampir tidak ada pernak
pernik di ruangan yang bergaya  kotemporer ini. Elemennya terdiri dari warna netral,
bersih dan halus.
4. Shabby chic
Belakangan ini, interior bergaya shabby chic semakin popular di bana rumah di
indonesia.  Jangan tertipu dengan namanya yang mengandung kata shabby yang
artinya lusuh. Interior bergaya ini cenderung anggun dan feminim. Kebanyakan
penggemarnya adaalah wanita. Gaya shaabby chic ini sendiri merupakan gaya interior
yang mulai berrkembang di inggris. Gaya ini juga identik dengan aksesoris interior
yang feminim. Selain itu, gaya ini identik dengan perabotan yang bergaya Pop-
victorian yang berkesan antik. Untuk gaya shabby chic, warna yang banyak di
gunakan adalah putih, merah muda, beige, biru muda, dan mint. Akan tetapi ada juga
yang menggunakan warna lembut lainnya.

5. Elektik
Konsep gaya elektik adalah konsep yang  tidak ada aturan di dalamnya, kamu bebas 
ber ekspresi dan menggunakan permainan mix and match di dalamnya. Gaya elektik
merupakan hasil dari kombinasi beberapa jenis gaya menjadi satu.

6. Industrial
Gaya industrial menggunakan campuran material yang masih mentah. Dengan ciri
khasnya menggunakan dinding unfinished dan langit langit tinggi. Gaya ini juga salah
satu desain rumah yang khas dan bisa diciptakan lewat beberapa material layaknya
palet baja beton, kemudan plat stainless steel, baja serta cermin, dan juga batu bata
ekspos. Kesan industril juga bisa anda lakukan dengan menerapkan
perabotan, pencahayaan, maupun aksesoris ruangan sehingga tampil lebih dan
menawan.

7. Minimalis
Gaya minimalis menggunakan dasar ekstetika kesederhanaan. Gaya ini memiliki
bentuk akurasin yang ekstrim, tidak terlalu banyakmotif atau detail lainnya, tanpa
latar belakang yang berat. Penekanannya adalah pada kesederhanaan, dengan warna
yang gelap atau cerah dan mencolok. Konsep bentuk geometris – persegi, persegi
panjang, bulat, tetapi permukaan yang bersih tidak ada detail. Perabot yang simple
dan dekorasi yang simple juga tapi menghasilkan efek dekorasi yang maksimal.

8. Maroko
Gaya maroko mengacu pada negeri maroko, atau yang biasanya di sebut dengan
marrocan style. Di dalamnnya ramai dengan warna warni cerah, sangat kaya dengan
sejarah dan tekstur. Mainkan warna-warna ceria berupa cushion bermotif etnik
Maroko yang memiliki karakter manis dan chic. Ruang tamu ini sebenarnya sangat
sederhana dengan sebuah sofa yang nyaman dan hangat. Warna dindingnya pun
terbilang biasa. Tapi permainan warna bantal sofa dan kerajinan dari bambu yang
disulap menjadi kriya.
9. Rustic/ country style ( Gaya Pedesaan )
Gaya rustic sangat identik dengan segala sesuatu yang alami, struktur gaya berupa
detail kasar, elemen struktur furnitur batang pohon, kayu, cabang, goni dan lain
sebagainya. Banyak perabotan yang terbuat dari bahan buatan tangan atau daur ulang.
Gaya ini banyak di temukan di vila-vila gunung dan pedesaan. Gaya ini mendapat
pengaruh dari inggris, perancis atau klasik skandinavia yang biasa rural chic.
Furniture difinishing bagus, di cat atau kadang-kadang di beri sedikit patina, dengan
warna warna terang, warna putih, warna pastel dan bentuk yang mengambil alih
furnitur tradisional tetapi tidak terlalu banyak dekorasi.

10. Scandinavia
Scandinavia atau yang lebih sering di sebut swedish style, yang di dalamnya mewakili
kehanagatan dan kecerahan, kesan casual terlihat dari campuran perabot yang simple
tapi terlihat menawan. Estetika Skandinavian dapat diterapkan untuk banyak ruang
yang berbeda. cinta yang kesederhanaan, unsur-unsur alam.

11. Vintage
Konsep vintage mewakili model  kuno yang biasanya memakai perabot yang sudaah
berusia puluhan tahun tapi tetap terlihat kokoh dan baik. Design interior bergaya diisi
dengan koleksi antik  dan peralatan klasik lainnya. Perabotan ruangan  yang di
gunakanpun harus mempunyai gaya klasik seperti furniture maupun aksesoris lainnya,
untuk pemilihan perabotan rumah, kita bisa menggunakan bahan kayu sebagai
material dasarnya, sedangkan untuk pewarnaan, anda tinggal melapisi kayu tersebut
dengan lapisan pernis sehingga kesan naturalpun tetap terjaga, untuk dapat memberi
gambaran.

12. Klasik
“ Klasik “ biasanya mengungkapkan beberapa kualitas artistik, ekspresi hidup,
kebenaran, dan keindahan. Gaya klasik memiliki daya tarik universal tertentu. Gaya
ini adalah gaya yang elegan dan kaya detail, yang di temukan baik dalam struktur
furnitur, pencahayaan, dan sebagainya termasuk  dalam motif. Furniture yang di
gunakan merupakan karya seni, penuh ukir atau hiasan mendetail. Dihiasi dengan
unsur bunga, sayuran, berbagai motif utama atau adegan yang di ambil dari legenda.

13. Gaya Neo-Klasik


Gaya ini merupakan tafsiran gaya klasik modern yang elegan, di mana rincian bentuk
klasik di temukan di dalam pendekatan baru. Bentuk mempertahankan struktur
bentuk-bentuk lama atau beberapa elemendari gaya  furnitur yang di kombinasikan
dengan unsur unsur modern, menciptakan perpaduan antara lama dan baru. Bagian
finishing berupa pendekatan baru dicat dan di pernis, dengan berbagai warna yang
beda dan inovatif.

14. Gaya Retro


Gaya ini adalah gaya tahun 50-an, 60-an atau 70-an. Dalam periode itu design
memiliki pendekatan menyenangkan, struktur lucu, bentuk dan permainan warna dan
motifyang di temukan di setiap bagian. Motif dengan bentuk geometris, garis, kotak-
kotak atau ilustrasi gaya Pop Art. Maka gaya ini juga di sebut gaya Pop Art. Pop Art
yang sedang trend adalah segala sesuatu yang kental dengan benua Eropa, seperti
miniatur menara Eifel, telephone box berwarna mera khas negara inggris.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
seluruh penjelasan yang telah tercantum di makalah ini, dapat disimpulkan bahwa
desain Interior dalam arsitektur menyangkut interior yang melekat pada bangunan.
Arsitek merancang interior karena ingin memberikan kualitas tertentu pada ruang-
ruang dalam bangunan yang dirancangnya, sehingga interior dirancang setelah
bangunan selesai. Pada sebuah bangunan, selain ekspresi yang muncul melalui
tampak bangunan, ruang-ruang dalamnya memegang peranan penting. Biasanya
arsitek akan memikirkan secara detail ekspresi, kesan, suasana ruang yang bagaimana
yang harus dimunculkan dalam bangunannya. Hal ini dapat dilakukan melalui
penonjolan struktur, pemakaian bahan (material), penentuan volume ruang,
perletakan ruang (melalui penzoningan), hubungan-hubungan ruang, bentuk ruang,
bentuk sirkulasinya, dsb. Jika arsitek mendisain bangunan secara total maka semua
hal tersebut tidak luput dari pemikirannya.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penyusun akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan
DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dwi%20Retno%20Sri%20Ambarwati,
%20S.Sn,%20M.Sn/Powerpoint%20Desain%20Interior%20I.pdf
https://interiordesign.id/elemen-elemen-pembentuk-ruang-interior/
http://diniputri15yahoocom.blogspot.com/2011/10/interior.html
http://repo.isi-dps.ac.id/131/1/Dasar_Dasar_Desain_Interior_Pelayanan_Umum_I.pdf

https://www.scribd.com/document/334094755/Teori-Umum-Desain-Interior-Dan-Konsep

http://tipsgriya.blogspot.com/2015/02/7-prinsip-desain-interior-dan-arsitektur.html

https://dewakencana1404205068.wordpress.com/2016/09/15/pengertian-dasar-desain-interior/

http://any.web.id/definisi-interior-dan-ruang-lingkup-desain-interior.info

Anda mungkin juga menyukai