PENDAHULUAN
Sesuai Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa
Indonesia adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dalam hal ini mencerdaskan
kehidupan bangsa adalah salah satu komponen yang paling penting dalam
pembangunan pendidikan. Guru mempunyai peran dan kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan. Guru
merupakan tenaga pendidik yang akan menghasilkan anak didik berkualitas
dengan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Selain itu, guru
mempunyai tugas ganda seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai serta mengevaluasi peserta didik untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas di masa depan.
Peran guru sebagai seorang pendidik sangatlah penting, terlebih objek yang
menjadi sasaran pekerjaannya adalah anak didik yang yang diibaratkan seperti
kertas putih, gurulah yang akan menentukan apa yang hendak dituangkan dalam
kertas tersebut, berkualitas ataupun tidaknya tergantung sejauh mana guru bisa
menempatkan dirinya sebagai pendidik yang memiliki kapasitas dan kompetensi
professional dalam mengarahkan individu-individu menjadi sosok yang memiliki
karakter dan mentalitas yang bisa diandalkan dalam proses pembangunan bangsa,
karena itu, peran guru sangatlah penting untuk pembangunan nasional bangsa
Indonesia serta melahirkan generasi-generasi yang berkualitas untuk masa depan
bangsa ini, namun sayangnya kompetensi dan profesionalitas guru akhir-akhir ini
banyak mendapat sorotan masyarakat seiring dengan adanya tuntutan akan
1
pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Mengingat pentingnya peran strategis
guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan.
Hal tersebut yang akan kami bahas dalam makalah ini. Tentu saja tidak luput dari
dasar bahwa peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi profesional guru
merupakan suatu kebutuhan dan keharusan yang dimiliki oleh ranah pendidikan di
Indonesia ini. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru
semata yang menjadi pelaku utama proses pendidikan, melainkan juga oleh
beberapa komponen pendidikan lainnya, seperti kualitas dan karakteristik input,
lingkungan serta sarana dan prasarana. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri
bahwa faktor guru merupakan faktor yang paling dominan dalam menghasilkan
mutu lulusan.
2
Menurut data penelitian yang dilakukan oleh United Nations Development
Programme (UNDP) tahun 2016 bahwa Angka indeks pembangunan manusia
(IPM) Indonesia hanya meraih 0,689 dan berada di peringkat ke-113 dari 188
negara. Begitu pula UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report
2016, menempatkan pendidikan di Indonesia berada peringkat ke-10 dari 14
negara berkembang. Sementara itu, komponen guru menempati urutan ke-14 dari
14 negara berkembang di dunia. Sebagai negara yang menjadikan pendidikan
menjadi sesuatu hal yang sangat penting dalam kehidupan tentu ini merupakan
kemunduran bagi bangsa kita hingga di sini, mungkin ada masalah dengan
kompetensi guru di negara kita.
3
2. Mengetahui peran dan fungsi guru
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam dunia pendidikan tentu tidak lepas dari adanya peran seorang guru
yang menjadi inti penting dalam proses pembelajaran. Guru adalah sosok
pelaksana dalam kegiatan pembelajaran yang akan mengerahkan perkembangan
peserta didik dalam perubahan kearah positif. Guru harus melakukan tugasnya
secara profesional artinya adalah guru harus memiliki gelar atau amanat sesuai
kriteria guru. Sedangkan profesi guru adalah suatu jabatan atau pekerjaan
dibidang pendidikan, mengajar peserta didik, dalam UU No. 14 Tahun 2005,
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
5
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (E. Mulyasa (2003:53)
Guru adalah pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab untuk
memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam pengembangan
tubuh dan jiwa untuk mencapai kematangan, mampu berdiri sendiri dapat
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi, sebagai
makhluk sosial dan individu yang mampu berdiri sendiri. (Noor Jamaluddin
(1978:1)
Guru adalah semua orang yang memiliki wewenang serta juga yang
bertanggung jawab dalam membimbing & juga membina anak didik, baik
itu dengan secara individual ataupun dengan secara klasikal di sekolah
maupun juga di luar sekolah. (Djamarah, 1994:33).
Guru itu harus memiliki minimal dasar kompetensi sebagai bentuk
wewenang serta juga kemampuan di dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Pengertian kompetensi guru ialah suatu keahlian yang wajib/harus dimiliki oleh
seorang guru. Kemampuan tersebut bisa berupa kemampuan segi ilmu
pengetahuan, kemampuan dari segi keterampilan juga tanggung jawab pada
murid-murid yang di didiknya, sehingga akan dapat memberikan manfaat yang
baik.
6
diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon
dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki
standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan
disiplin. Peran guru sebagai pendidik berkaitan dengan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang
tuadan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan,
pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan untuk perkawinan dan hidup
berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual.
Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru
sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas
anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang
ada.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran yaitu: dengan membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan,
Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji
materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran dan Memberikan nada pada
perasaan.
7
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan
itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam
dan kompleks. Sebagai pembimbing perjalanan guru memerlukan kompetensi
yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
8
sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman
dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis,
selera, keputusan, kesehatan, gaya hidup secara umum.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang
diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan
ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan
berusaha untuk tidak mengulanginya.
Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas dinding
sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang
juga memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36)
mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah : Menyerahkan
kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-
pengalaman Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan
dasar negara kita Pancasila Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik
9
sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.
2 Tahun 1983 Sebagai prantara dalam belajar Guru adalah sebagai pembimbing
untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.
Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak asing lagi di
telinga kita. Baik di lingkup organisasi, pemerintahan, bahkan sampai pendidikan
pun sering menggunakan kata kompeten dan kompetensi. Karena terlalu sering
diucapkan, makna hakiki dari kedua kata tersebut cenderung di sederhanakan.
Misalnya saja, kompeten dan kompetensi sering hanya di artikan sebagai sebuah
keahlian atau kemampuan. Sebagai contohnya, orang yang ahli di bidang teknik
bangungan, sering kali disebut sebagai orang yang berkompeten di bidang
bangunan. Padahal pada kenyataannya, kompetensi seorang ahli teknik bangunan
yang berprofesi sebagai dosen, dengan kompetensi yang dimiliki oleh ahli teknik
bangunan yang berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda. Disini terlihat
dengan jelas, bahwa sebuah kompetensi individu tidak dapat berdiri sendiri hanya
karena didasarkan pada sebuah kemampuan atau kebiasaan individu. Namun,
sebuah kompetensi sangat berkaitan erat dengan tugas dan profesi yang dijalani
oleh individu tersebut. Kompetensi diakui sebagai salah satu faktor terpenting
seseorang mencapai keberhasilan dalam profesi yang dijalaninya.
10
Sebagai salah satu contoh konkrit yang ada di Indonesia, dimana kita semua
mengingat bahwa guru ataupun tenaga pengajar merupakan salah satu profesi
yang memiliki andil sangat besar dalam kemajuan negara dan dunia. Pada UU RI
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Identifikasi kompetensi guru yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi
yang valid untuk keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengajar.
11
lain, kompetensi tidak hanya tentang pengetahuan atau kemampuan seseorang,
namun kemauan melakukan apa yang diketahui sehingga menghasilkan manfaat.
A. Kompetensi Pedagogik
12
kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar
awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat
ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara
umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
B. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi
kepribadian meliputi :
13
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yangh
disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai
dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
C. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pelajaran yang dimampu.
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
D. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
14
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman social budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
Kompetensi oleh Spencer dalam Moeheriono (2009:3) didefinisikan sebagai
karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektifitas kinerja
individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kausal atau sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif
atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu
(competency is an underlying characteristic of an individual that is causally
related to criterian referenced effective and or superior performance in a job or
situation).
Sudarmanto (2009:45) mengutarakan dalam tulisannya bahwa kompetensi
merupakan suatu atribut untuk melekatkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan unggul. Atribut tersebut adalah kualitas yang diberikan pada orang atau
benda, yang mengacu pada karakteristik tertentu yang diperlukan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan secara efektif. Atribut tersebut terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian atau karakteristik tertentu.
15
meningkatkan yang bisa dilakukan dalam meningkatkan kompetensi profesional
guru, yaitu :
1. Melaksanakan pembinaan profesional guru.
Upaya ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara menyusun
program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi DIII agar
mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan
keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya. Dengan para guru yang
mengikuti program penyetaraan S1 maka dengan itu akan bertambah pula
pengalaman dan wawasannya sehingga paara guru dapat membagi ilmu serta
pengalamannya lebih dari sebelumnya kepada para pesereta didiknya. Dengan
terjalinnya hubungan seperti itu antara guru dan murid, maka para peserta didik
akan dapat senang hati berbagi kisah dan melakukan proses belajar mengajar
bersama guru mereka yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dari para
peserta didik itu sendiri. Dengan demikian secara otomatis akan membantu
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2. Meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus
Upaya ini bisa dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru
melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas. Hal
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan
metodologi pembelajaran. Dengan metodologi yang lebih baik dan
menyenangkan, maka peserta didik pun akan dengan senang hati mengikuti proses
belajar mengajar.
3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru)
Melalui wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai
pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat
diterapkan di dalam kelas.
4. Meningkatkan kesejahteraan guru.
Upaya meningkatkan kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan karena
merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara
langsung terhadap mutu pendidikan. Apabila kesejahteraan guru terjamin, maka
secara otomatis para guru akan senang hati melakukan proses belajar mengajar
sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada para peserta didik dalam
16
menjalani pembelajaran di sekolah. Selain itu, upaya peningkatan kesejahteraan
guru juga dapat di lakukan dengan pemberian insentif di luar gaji, imbalan dan
penghargaan, serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja guru.
5. Memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan
Upaya ini bisa dilakukan dengan belajar sendiri di rumah, belajar di
perpustakaan, membentuk persatuan pendidik sebidang studi, mengikuti
pertemuan ilmia, belajar secara formal S1 – S3, mengikuti pertemuan organisasi
profesi pendidikan, ikut mengambil dalam kompetensi ilmiah. Tidak hanya
peserta didik yang memerlukan suatu motivasi dan kegiatan pembinaan. Para guru
pun di harapkan dapat memiliki motivasi yang tinggi serta dapat mengikuti
kegiatan pembinaan tanpa malu dan sungkan, dengan harapan para guru dapat
terus mengembangkan potensi dirinya menjadi guru – guru yang memiliki kualitas
tinggi sehingga dapat ikut serta membantu negara dalam mencetak generasi
penerus bangsa yang berkualitas.
6. Meningkatkan wawasan para pendidik
Semakin berkembangnya jaman, kini tidak sulit bagi para pendidik untuk
menambah wawasan mereka untuk meningkatkan kualitas diri. Selain gadget-
gadget serta kemudahan dalam mengakses internet, tidak jarang pula para
pendidik memiliki perpustakaan pribadi di rumah-rumah mereka sendiri. Buku–
buku dibeli secara rutin maupun insidental. Kemudahan-kemudahan tersebut
diharapkan tidak membuat para pendidik malas dan mengandalkan kemajuan
jaman yang ada, melainkan dapat membantu para guru dalam mencari dan
menggali informasi lebih dan lebih lagi, mengingat pekerjaan seorang guru tidak
lepas dari buku, informasi, serta pengetahuan.
7. Membentuk persatuan pendidik bidang studi
Cara belajar seperti ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif sebab
masing-masing peserta akan menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang
memberikan banyak masukan kepada para pendidikan.
8. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah
Upaya ini bisa dilakukan dimanapun pertemuan itu diadakan selama masih
dijangkau oleh pendidik (guru). Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi
oleh para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya
17
mereka dan berpartisipasi aktif akan memberikan pengalaman tambahan kepada
para pendidik disamping kemungkinan ada materi-materi baru yang perlu diserap.
9. Melanjutkan pendidikan formal
Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau dapat juga dalam waktu
pendek 1-6 bulan untuk mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan
pemberian sertifikat.
10. Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan.
Dalam utusan-utusan dalam beberapa daerah akan berkumpul. Pada
umumnya mereka membawakan makalahnya masing-masing yang berisi
pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian dengan tugas
pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan informasi dari seluruh penjuru
ini sangat membantu pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk
mengembangkan profesinya.
11. Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah
Upaya ini bisa dilakuakan seperti kompetensi pengabdian masyarakat,
kompetensi desain bangunan tertentu, kompetensi desain kendaraan bermotor,
kompetensi inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam kompetensi
seperti ini akan memberi dorongan kuat untuk mengembangkan profesi.
Sesudah mengetahui cara dan pengembangan profesi, sekarang dilanjutkan
dengan apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi sebagai guru
berikut ini :
Membaca buku atau internet, terutama yang berkenaan dengan materi-
materi baru yang ditekuni dengan cara mendidik baru.
Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan
mengingat, sebab disusun atas pemahaman sendiri dengan sistam
sistematika pola. Disamping itu ringkasan ini menghindarkan pendidik
untuk selalu membaca banyak, sebab sulit mengingat suatu hanya dengan
satu kali saja
Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh
informasi-informasi ilmiah. Manfaat utama membuat makalah adalah
belajar menyusun pikiran secara teratur dalam bentuk tulisan. Manfaat
lain adalah belajar rajin mengumpulkan informasi dan memadukannya
18
dengan ide baru sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca denagan isi
yang menarik
Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium
maupun lapangan
Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel
ini adalah untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian
yang baik adalah apabila ia dikomunikasikan lewat artikel agar dapat
dimanfaatkan oleh banyak orang
Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah.
Penulisan buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di
Indonesia
Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau
mengadakan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan kompetensi
guru tak hanya memberikan motivasi untuk memberdayakan potensi diri,
melainkan pula mengikutsertakan pada kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti
pendidikan formal, seminar, penataran serta peningkatan kesejahtraan guru.
Melalui upaya menyeluruh maka kompetensi guru secara bertahap akan
mengalami peningkatan kualitasnya.
Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar, masih
juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain
mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap siswa itu pada
hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, perbedaan-
perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan pada kegiatan yang
lain, misalnya soal kreatifitas, gaya belajar, bahkan dapat membawa akibat
perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu diketahui oleh guru dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk kepentingan pembelajaran,
idealnya guru memiliki data tentang siswa.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
20
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”
3.2. SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Rosyada,Dede Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 2004
Sahertian, Piet A. (1990). Supervisi Pendidikan dalam rangka program
inservice education. Rineka Cipta. Jakarta
Sanusi, Achmad, et al. (1991). Studi Pengembangan Model Pendidikan
Profesional Tenaga Kependidikan. IKIP Bandung Press, Bandung.
Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita(Jakarta: Kompas,
2008), h.191.
Soetjipto, Raflis Kosasi (1994). Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Bandung
Uzer Usman, Moch. Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.2005
23