Disusun oleh :
Tiara Caroline (1911016)
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
2020
Rumah Ulu sebagai Rumah Adat Ogan Komering Ulu Selatan
Tiara Caroline
Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Katolik Musi Charitas
Jalan Bangau No. 60, 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II
Palembang, Sumatera Selatan 30114
E-mail: tiaracarolin20@gmail.com
Abstrak
Rumah Ulu merupakan rumah tradisional yang berada di Ogan Komerig Ulu
dengan letak daerah dataran tinggi yang membentuk bukit dan gunung. Rumah
Ulu OKU Selatan terdiri dari banyak ruang dengan fungsi yang berbeda pada tiap
ruangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui jenis tanah dan pondasi yang
dipakai, fungsi ruang dan peletakkan kolom pada rumah Ulu masyarakat adat
ogan komering ulu selatan, mengetahui ketinggian ruangan, struktur atap,
pemilihan material dan warna, tampak rumah adat. Teknik pengumpulan datanya
teknik observasi dan studi pustaka, serta teknik dokumentasi. Dari hasil penelitian
dapat terlihat filosofi rumah Ulu OKU Selatan dengan nilai-nilai budaya di
dalamnya.
Kata kunci : Rumah Adat, Ogan Komering Ulu, Rumah Ulu, Ruang
PENDAHULUAN
Masyarakat membangun rumah sebagai tempat tinggal dan berlindung
dengan bentuk rumah yang sesuai fungsi dan keinginan serta kenyamanan
penghuninya. Hal ini juga dijumpai pada masyarakat dahulu dimana rumah
tradisional ataupun sekarang bisa disebut rumah adat yangmana memiliki
keunikan dan cirikhas yang merupakan bagian dari budaya dan wujud arsitektur
tradisional Nusantara dimana tiap daerah berbeda. Salah satu rumah adat di
daerah Sumatera Selatan ialah rumah adat Ogan Komering Ulu.
Ogan Komering Ulu terbagi menjadi tiga kabupaten, dimana salah satunya
ialah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan) dengan dialiri oleh
dua sungai besar yaitu Sungai Selabung dan Sungai Saka yang bermuara ke
Sungai Komering. Suku Ogan Komering memiliki beragam budaya dan adat,
salah satu bentuknya ialah rumah adat tradisional dengan jenis rumah berupa
rumah panggung yaitu Rumah OKU Selatan atau rumah Ulu yang sekarang sudah
jarang ditemui. Rumah OKU Selatan sendiri dibangun dari bentuk cerminan
lingkungan sekitar yang memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi
geografis, fungsi, dan hal paling mendasar ialah filosofi yang harus
berkesinambungan dengan suku OKU Selatan, yaitu suku asli Baturaja serta
adanya percampuran dengan budaya setempat dan biasanya rumah adat
digunakan untuk pelaksanaan upacara atau ritual-ritual sehingga penerapan
pembangunan rumah Ulu ini untuk membangun interaksi sosial yang cukup erat
antar masyarakat OKU Selatan. Penyusunan ruang pada rumah Ulu tidak
sembarangan, melainkan sesuai fungsi dan kepercayaan masyarakat sekitar
mengenai konsep ruang yang dihubungkan dengan tempat mereka huni.
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang dibuat yaitu analisis
mengenai jenis tanah dan pondasi yang dipakai, fungsi ruang dan peletakkan
kolom pada rumah Ulu, mengetahui ketinggian ruangan, struktur atap, pemilihan
material dan warna, tampak rumah adat dan filosofi didalamnya serta penampilan
gambar-gambar yang menunjang artikel ilmiah ini.
LOKASI
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Dalam hal ini dilakukan survei untuk memperoleh data dan
berdasarkan rumusan masalah dideskripsikan lebih dalam mengenai rumah adat
Ulu OKU Selatan dengan bentuk replika rumah adat yang ada di Dekarnasda
Jakabaring.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian digunakan data primer melalui
survei langsung dan dijabarkan sesuai dengan rumusan masalah serta
menggunakan data sekunder yang didapat melalui sumber dari artikel ilmiah,
arsip, dan berbagai informasi dari internet yang berkaitan dengan rumusan
masalah penelitian ini untuk melengkapi data primer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Ulu adalah sebutan untuk semua rumah tradisional yang ada di
dataran tinggi Sumatra Selatan dimana salah satu kabupatennya ialah OKU
Selatan dan rumah Ulu digunakan untuk rumah tinggal keluarga besar
dengan ketentuan adat yang berlaku.
Letak Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki topografi yang
sebagian besar merupakan dataran tinggi yang membentuk bukit-bukit dan
gunung-gunung dan berada di dekat aliran sungai membuat jenis tanah
termasuk tanah setengah basah dan untuk pondasi menggunakan pondasi
setempat beton dilapisi kayu luarannya pada rumah adat di derkanasda
karena hanya sebagai contoh dan memudahkan proses pembangunan,
sedangkan jenis pondasi rumah Ulu di OKU Selatan biasanya menggunakan
batu yang ditumpuk untuk mendukung tiang kolong dan berfungsi untuk
memisahkan antara bumi dengan struktur bawah sehingga mengurangi
kemungkinan naiknya air tanah ke kolom kolong, dan menggunakan
konstruksi goyang (tidak kaku) untuk menambah kekuatan, misal tahan
gempa dan angin kencang.
Gambar 4. Pondasi di Derkanasda Gambar 5. Pondasi di OKU Selatan
Rumah Ulu sendiri terbagi menjadi beberapa ruangan dengan bentuk denah
persegi panjang yang memiliki makna masing-masing.
ini juga dibuat untuk menerima tamu yang tidak dikenal sehingga tetap
menghormati tamu, menjunjung silahturami sekaligus mencegah terjadinya
kriminalitas karena tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam rumah. Ruang
garang belakang dapat diakses dengan menaikki 7 anak tangga dan ruangan ini
berfungsi sebagai tempat mengeringkan perabotan rumah tangga dimana
berdekatan dengan ruang Pawon.
Ruang kedua ada Pemindangan, dimana akses kesini bisa langsung melewati
ruang garang depan, lalu menaikki 7 anak tangga dimana filosofinya harus
berjumlah ganjil dan terdapat pintu dengan dua bukaan yang berukuran 90 cm
dan bukaan pintu dari kiri ke kanan sehingga jika ada tamu yang mengetok
namun ingin menyerang, pemilik rumah dapat menangkisnya dan menyerang
balik. Ruang Pemandingan ini merupakan ruang tengah rumah yang memiliki
fungsi sebagai pusat aktivitas rumah, bisa untuk tempat menjahit bagi anak
perempuan, mengobrol antar anggota keluarga atau menerima tamu yang sudah
dikenal, sekaligus tempat tidur bagi tamu jauh yang ingin menginap dan biasanya
juga sebagai tempat makan keluarga besar.
Gambar 10. ruang Pangking (kiri : kamar tidur, kanan: kamar mandi)
Ruang ketiga ada ruang Pangking yangmana sebagai tempat tidur keluarga
dan elevasi ruangan berada pada paling tinggi karena masyarakat ogan komering
sangat menjunjung tinggi ruang tidur atas kesucian dan kehormatan terletak
didalam kamar dan filosofi untuk pembagian kamar selalu Ulu-Ulak (Ilir) dimana
yang lebih tua selalu berada pada posisi Ulu dan yang muda berada pada bagian
Ilir. Kamar mandi pada lokasi survei di derkanasda seharusnya sebagai ruang
ambin jika pada rumah adat OKU Selatan, namun keperluan sehari-hari atau
wisata dijadikan kamar mandi.
Ruang keempat ada gendongan, dimana terletak pada bagian depan rumah
dan ruang ini memiliki elevasi 35 cm lebih rendah dari ruang tengah
(Pemandingan) dan Gendongan ini berfungsi sebagai tempat bersantai atau
mengobrol anggota keluarga atau kerabat, selain itu juga digunakan untuk
memantau situasi sekitar, melihat ancaman dari jauh jika ada serangan musuh
atau hewan buas.
Gambar 13. Kolom sebelah pintu masuk Gambar 14. kolom pada Gendongan
Dari keseluruhan ruangan yang ada pada rumah Ulu OKU Selatan, terdapat
peletakkan kolom yang bermakna, seperti kolom yang berada disamping pintu
masuk utama (ruang Pemandingan) yang menandakan adanya pembatas antara
luar dan dalam rumah, dimana bagian dalam sebagai pemersatu keterikatan antar
satu sama lain sebagai keluarga besar. Peletakkan kolom pada gendongan juga
terkespos dengan ukiran seperti huruf X dan lingkaran pada tiang gendongan.
Peletakkan kolom juga sejajar dan pada bagian pemandingan yang terlihat hanya
3 buah kolom, yanglainnya menyatu dengan dinding, baik dinding dalam ruang
maupun dinding luar ruangan. Untuk ketinggian ruangan interior pemandingan
dari lantai ke plafond setinggi 280 cm dan untuk plafondnya sejajar pada seluruh
ruangan.
Gambar 15. bentuk atap rumah Ulu
Atap rumah ulu terbagi menjadi dua, satu untuk keseluruhan ruang utama
bangunan yang berbentuk seperti atap joglo, namun pada bagian tengah ada
perbedaan ketinggian atap sebagai wujud menjunjung tinggi alam dari
masyarakat adat OKU Selatan sehingga dibuat peningkatan yang merupakan
wujud bentuk, simbolis dari gunung dimana daerah OKU Selatan sendiri
didominasi perbukitan dan gunung dan bagi masyarakat OKU Selatan, alam
merupakan bagian hidup mereka dan sumber segalanya. Atap rumah ulu lainnya
merupakan atap biasa untuk menutupi ruang teras/garang, namun tidak
terpisahkan dari bangunan utama yang terdiri dari atap pelana dan atap lasenar
panggangpe.
Gambar 16. contoh bagian-bagian rumah Ulu menggunakan material alami
Rumah Ulu OKU Selatan ini menggunakan material alam sebagai wujud
penghormatan dan pemanfaatan masyarakat terhadap sumber daya alam yang
melimpah dan sebagai wujud terimakasih kepada Tuhan dimana semua material
terbuat dari kayu, mulai dari kolom, pagar, jendela, pintu, tangga dan dinding.
Pada bagian lubang angin yang terdapat di atas pintu dan jendela menggunakan
kayu cempaka yangmana berbau harum sehingga menjadikan pengharum ruangan
alami dan secara filosofis keharuman kayu cempaka membuat penghuni rumah
selalu dalam keadaan baik sehat dan disukai tetangga-tetangganya. Pada bagian
pondasi juga digunakan material alam berupa batu kali yang ditumpuk dibawah
dan batang pohon besar sebagai tiang pondasi yang diletakkan diatas batukali
(pada rumah Ulu di OKU Selatan) agar air tidak mengenai tiang kolong.
Pemakaian warna pada rumah Ulu ini didominasi warna coklat dan oranye.
Warna coklat muda dipakai untuk dinding rumah dan plafond, sedangkan
material penutup atap (genteng) berwarna warna coklat tua. Warna coklat sendiri
merupakan bagian wujud natural, dekat dengan alam dan bersifat membumi,
sedangkan warna oranye pada rumah Ulu OKU Selatan ini terdapat pada tiang
teras (Garang dan Gendongan) dan ada juga pada pagar, dan railing tangga
dimana warna oranye melambangkan kehangatan, kesehatan, pikiran, dan
kegembiraan untuk orang yang menempatinya.
Gambar 17. Tampak rumah Ulu (kiri : tampak depan, kanan:tampak samping kiri)
Gambar 18. Ornamen yang digunakan
Bagian tampak rumah Ulu OKU Selatan memiliki bentuk wujud rumah
panggung dengan teras pada bagian depan rumah yang terdapat pagar dan tiang
kolom berwarna oranye, adanya ornamen yang sama pada pagar, railing tangga
dan lubang angin yang ada pada rumah Ulu. Bagian palfond juga dilengkapi
dengan listplank yang diadaptasi dari segitiga yang berjajar menyerupai gunung
bernama ornamen gigi balang yang memiliki arti bahwa hidup harus jujur, rajin,
ulet dan sabar. Pada bagian pintu dan jendela, terdapat juga ukiran burung yang
sedang terbang dimana burung melambangkan kebebasan dimana pemilik rumah
dapat bebas mengatur rumah tangganya sendiri dan berkreasi sesuai adat istiadat
masyarakat OKU Selatan. Dari keseluruhan tampak, terlihat adanya bukaan
berupa jendela, pintu dan teras yang cukup banyak dan adanya tangga pada
tampak dengan bentuk tangga L pada garang depan dan bentuk tangga lurus pada
garang belakang.
KESIMPULAN
Rumah Ulu Oku Selatan ini dibangun dengan model rumah panggung untuk
menghindari banjir dan serangan dari hewan buas. Rumah Ulu ini terletak dekat
aliran sungai dan berada pada daerah perbukitan. Untuk pembagian ruangan dan
posisi tempat keluarga selalu menjunjung tinggi kehormatan dimana adanya
prinsip Ulu-Ulak (Ilir) dimana yang paling tua selalu berada di Ulu dan yang
lebih muda berada di Ilir. Rumah Ulu ini diperuntukkan untuk masyarakat biasa
dimana tidak adanya tingkatan-tingkatan pada rumah, namun adanya pembagian
ruang yang dikategorikan sesuai adat OKU Selatan dimana posisi ruang Pangking
(kamar tidur) paling tinggi dan Pawon serta Garang paling bawah. Rumah Ulu ini
juga sangat menjunjung silahturami dimana adanya ruang garang sebagai tempat
menerima tamu meskipun tidak kenal, namun tetap dipersilahkan masuk.
Penggunaan warna pada rumah Ulu ini juga mencerminkan natural, alami, dan
membumi serta membawa kehangatan dan kenyamanan dengan penggunaan
material alam berupa kayu dan batu. Atap rumah Ulu juga berbentuk seperti atap
Joglo dan bagian tengah yang lebih tinggi sebagai simbol gunung karena letak
OKU Selatan sendiri berwilayah di perbukitan dengan penggunaan material
penutup atap genteng. Dari keseluruhan, rumah Ulu OKU Selatan merupakan
rumah keluarga besar yang harus tetap dilestarikan karena sekarang sudah jarang
ditemui rumah Ulu di OKU Selatan dikarenakan keterbatasan lahan dan
berpindahnya pola masyarakat ke konsep perumahan dan lebih modern.
DAFTAR PUSTAKA