Anda di halaman 1dari 6

CLASSROOM TYPOLOGY BASED ON VISUAL COMFORT

OF NATURAL LIGHTING (CASE STUDY: ELEMENTARY


SCHOOL, BANGGAI DISTRICT)
Lia Nova Prabawati 1, Dedes Nur Gandarum2
1
Universitas Trisakti FTSP, Program Studi Magister Arsitektur
Grogol, Jakarta, Indonesia
2
Universitas Trisakti FTSP, Dosen Pengampu, Indonesia
Email: lianovaprabawati@gmail.com, dedes@trisakti.ac.id

Abstract

Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang didapatkan dari sinar matahari langsung,
dimana pencahayaan alami adalah pencahayaan terbaik bagi bangunan tidak terkecuali dengan
bangunan sekolah. Intensitas pencahayaan alami yang baik dapat memberikan kenyamanan bagi
proses belajar dan mengajar di ruang kelas juga menciptakan lingkungan yang produktif dan sehat.
Sekolah dasar merupakan pendidikan bagi anak-anak setelah melewati pembelajaran di taman
kanak – kanak. Keberhasilan dari proses dalam mengajar dan belajar di sekolah dasar dapat
membentuk anak menjadi pribadi yang unggul untuk dapat melanjutkan ketahap pendidikan
selanjutnya. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil beberapa sampel sekolah dasar di
kabupaten banggai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tipologi ruang kelas
Sekolah Dasar dan meninjau kesesuaian dengan syarat kenyamanan visual berdasarkan
pencahayaan alami. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan survey
dan pengukuran secara langsung, kuesioner dan pengumpulan data. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa cahaya alami pada ruang kelas sebanyak 63,3% dibawah standar pencahayaan
rata-rata SNI untuk ruang kelas dan hanya sebanyak 36,6% yang sudah sesuai standar SNI. Untuk
kuesioner didapatkan hasil 14 sangat nyaman, 15 nyaman dan 1 kurang nyaman. Dan kenyamanan
visual didapatkan hasil penilaian sebesar 30% yang berarti bahwa Cukup baik (B)/Cukup Nyaman
dengan skor 25% - 50%.

Kata Kunci : Tipologi, Pencahayaan Alami, Kenyamanan Visual, Pencahayaan Ruang Kelas

Abstract
Natural lighting is lighting obtained from direct sunlight, where natural lighting is the best
lighting for buildings and school buildings are no exception. Good natural lighting intensity can
provide comfort for the learning and teaching process in the classroom as well as create a
productive and healthy environment. Elementary school is an education for children after passing
learning in kindergarten. The success of the process in teaching and learning in elementary
schools can shape children into superior individuals to be able to continue to the next stage of
education. This research was conducted by taking several samples of elementary schools in
Banggai district. The purpose of this study was to identify the typology of elementary school
classrooms and review compliance with visual comfort requirements based on natural lighting.
The research method is quantitative with survey and direct measurement, questionnaire and data
collection. The results of this study showed that natural light in classrooms was 63.3% below the
average lighting standard SNI for classrooms and only 36.6% was in accordance with SNI
standards. For the questionnaire, 14 were very comfortable, 15 comfortable and 1 less
comfortable. And visual comfort obtained an assessment result of 30% which means that Good
enough (B) / Comfortable enough with a score of 25% - 50%.

Keywords: Typology, Daylighting, Visual Comfort, Classroom Lighting


Pengantar melalui peningkatan tingkat iluminasi tetapi
peningkatan performa visual sangat kecil
Pencahayaan alami merupakan (Norbert Lechner 2007:387).
pencahayaan dari sinar matahari langsung dan
merupakan cahaya terbaik bagi bangunan, Ruang Kelas merupakan ruang untuk
tidak terkecuali dengan bangunan sekolah. pembelajaran teori juga praktek yang tidak
Sekolah merupakan tempat untuk belajar dan memerlukan peralatan khusus. Untuk rasio
juga menimba ilmu, apabila pencahayaan yang minimum luas ruang kelas pada sekolah
didapatkan tidak sesuai, kurang, atau bahkan dasar adalah 2 m2/peserta didik, dengan luas
lebih, akan mempengaruhi Kesehatan dan minimum ruang kelas adalah 30 m2, dan
kenyamanan pengguna. lebar minimumnya adalah 5 m. Suatu ruang
kelas diharuskan untuk memiliki jendela
Tipologi adalah suatu studi yang yang memungkinkan dan pencahayaan yang
melakukan perbandingan karakteristik fisik memadai untuk membaca buku dan
atau karakteristik lain dari lingkungan binaan memberikan pandangan ke luar ruangan
ke dalam tipe-tipe yang berbeda (Guney, (Permendiknas, 2007).
2007). Kata tipe (type) berasal dari kata typto
(Yunani) yang berarti: mengalahkan, Dalam penelitian ini terdapat beberapa
memukul, atau menandai (Webster Collin faktor yang dapat dipertimbangkan seperti
Dictionary, 1997). Menurut World orientasi layout ruangan, penempatan
Encyclopedia (2005) disebutkan: "Sistem jendela, dan penataan furnitur. Dengan
pengelompokan yang membantu pemahaman memperhatikan faktor-faktor ini, diharapkan
tentang hal-hal yang sedang dipelajari dengan akan tercipta kondisi kelas yang lebih
membedakan atribut atau kualitas tertentu di nyaman, produktif, dan sehat bagi siswa.
antara mereka yang berfungsi untuk
menghubungkan mereka bersama ke dalam Tujuan dari penelitian ini untuk
satu set item tertutup". mengidentifikasi tipologi ruang kelas
Sekolah Dasar dan meninjau kesesuaian
Moudon (1994:305), menyebutkan ada 4 dengan syarat kenyamanan visual
(empat) tahapan yang harus dilalui dalam berdasarkan pencahayaan alami.
analisis tipologi yaitu: menentukan skala,
merumuskan klasifikasi, kolaborasi hasil Metode Penelitian
identifikasi berdasar klasifikasi untuk
menghasilkan konsep tipe, dan membangun Metode penelitian yang dilakukan pada
keterkaitan antar tipe untuk merumuskan tipe. penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Selanjutnya dari 4 tipe yang dihasilkan dapat Teknik ini dilakukan untuk mencari dan
dibahas (dimaknai) lebih jauh berdasar mendapatkan informasi secara detail
karakter kebencanaan untuk menemukan solusi terhadap layout ruang kelas dan pengukuran
dalam desainnya. pencahayaan secara langsung, sehingga data
yang didapat dan diolah dapat dipercaya juga
Visual performance sangat erat kaitannya akurat.
dengan tingkat iluminasi, luminan bidang ke
rja , nilai latar belakang, nilai kontras , Kenyamanan visual dapat tercipta jika
kesilauan, tingkat kecerahan, umur, jarak nilai iluminasi sekeliling ruang lebih tinggi
pengamat, sudut penglihatan. Beberapa ahli daripada iluminasi bidang kerja. Sedangkan
menerangkan bahwa faktor yang ruang dipersepsikan paling nyaman apabila
mempengaruhi visual performance yaitu rasio antara iluminasi bidang kerja dan
kondisi pencahayaan, kondisi pengamat dan sekeliling ruang sebesar 1:2 atau 250 lux :
kegiatan yang dikategorikan sebagai berikut: a) 500 lux. Dalam penelitian ini, data hasil
Kegiatan: ukuran jarak kedekatan, keterbatasan pengamatan digunakan untuk mengetahui
waktu, tingkat terang, kontras, keakraban; (b) apakah ruang kelas tersebut sudah ideal
Kondisi pencahayaan: tingkat iluminasi, ratio dengan standar yang ada.
tingkat terang, silau; (c) Pengamat: kondisi
mata, adapatasi, tingkat kesadaran (Norbert Dalam Tata Cara Perancangan
Lechner,2007: 386-387). Penerangan Alami Siang Hari Untuk Rumah
Dan Gedung Standar Nasional Indonesia
Peningkatan iluminasi dari 0 - 50 SNI-03-6575-2001 terdapat standar untuk
footcandle akan meningkatkan terang dan pencahayaan alami Untuk studi literatur
visual performance akan meningkat sampai 85 standar SNI ruang kelas yaitu sebagai
persen, sementara penongkatan 50 footcandle berikut:
berikutnya akan meningkatkan performa visual
hanya 5 persen sehingga disimpulkan bahwa Tabel 1. Standar pencahayaan alami ruang kelas
peningkatan tingkat terang yang besar adalah
intensitas cahaya pada masing-masing
ruang kelas adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Pengukuran pencahayaan pada ruang
kelas

Sumber : SNI-03-6575-2001

Standar pencahayaan untuk ruang kelas


sebesar 250 lux. Pengukuran pencahayaan
menggunakan alat lux meter.

Dalam Lampiran Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
Tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana
Dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan
Umum terdapat beberapa persyaratan
diantaranya sebagai berikut :
1. Bangunan yang memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut.
a. Mempunyai fasilitas secukupnya untuk
ventilasi udara dan pencahayaan yang
memadai.
b. Memiliki sanitasi di dalam dan di luar
bangunan meliputi saluran air bersih,
saluran air kotor dan/atau air limbah,
tempat
sampah, dan saluran air hujan.
c. Bahan bangunan yang aman bagi
kesehatan pengguna bangunan dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
2. Bangunan yang memenuhi persyaratan
kenyamanan sebagai berikut.
a. Bangunan mampu meredam getaran dan
kebisingan yang mengganggu kegiatan
pembelajaran.
b. Setiap ruangan memiliki pengaturan
penghawaan yang baik.
c. Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu
penerangan.

Tahap penilaian terhadap kenyamanan visual


di dalam ruang kelas akan dilakukan pada tabel
berikut ini :
n : jumlah poin (sesuai)
Σ : jumlah poin keseluruhan
n
x 100% = skor
Σ
Tabel 2. Tabel Penilaian

Temuan dan diskusi


Objek yang diteliti merupakan sekolah
yang terletak dikabupaten banggai. Penelitian
ini merupakan tipologi kenyamanan visual
ruang kelas berdasarkan pencahayaan alami.
1. Tipologi Terhadap Pencahayaan
Berdasarkan pada penelitian yang telah
dilakukan. Hasil pengukuran tingkat
Tabel 4. Hasil Kuesioner

Dari analisis 30 ruang kelas yang telah


diukur pencahayaannya menunjukkan bahwa
11 ruang kelas sudah memenuhi standar SNI
pencahayaan alami dan 19 ruang kelas belum
memenuhi standar SNI pencahayaan alami.

2. Kuesioner
Analisis pencahayaan ini dilakukan di
beberapa sekolah dasar dan 30 ruang kelas.
Kemudian dilakukan kuesioner dengan
jumlah 35 orang dengan total 34,3% laki-laki
dan 65,7% perempuan.

Gambar . Jenis Kelamin Responden


Sumber : Google Form, 2023

Kesimpulan dari hasil kuesioner ruang


kelas, didapatkan hasil 14 sangat nyaman,
15 nyaman dan 1 kurang nyaman. Pengaplikasian warna dinding pada keseluruhan
sampel yaitu putih. Hal ini sudah sangat tepat
3. Tipologi Terhadap Kenyamanan Visual mengingat tingkat refleksitas warna cerah yaitu
70-90%. Adapun dari material lantai dari
Variabel yang digunakan untuk
keseluruhan sampel adalah keramik berwarna
menganalisis kenyamanan visual pada putih, reflektansi material keramik sebesar 65-
penelitian ini terdiri dari 3 indikator atau 75%.
elemen. Yaitu elemen : Lantai, Dinding, dan Dan penilaian terhadap kenyamanan
Plafon. Analisis tipologi pada bangunan visual ruang kelas sebagai berikut :
sekolah dasar adalah sebagai berikut : n : jumlah poin (sesuai)
Σ : jumlah poin keseluruhan
Tabel 5. Kenyamanan Visual n 9
x 100% = x 100% = 30%
Σ 30
Hasil untuk persentase penilaian terhadap
kenyamanan visual pada ruang kelas sebesar 30%,
karena penilaian yang didapatkan Cukup baik
(B)/Cukup Nyaman dengan skor 25% - 50%.

Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian


didapatkan hasil untuk pencahayaan di 30
ruang kelas sekolah dasar berdasarkan data
pengukuran dinyatakan bahwa cahaya
alami berada di bawah standar pencahayaan
rata-rata SNI ruang kelas. Sebanyak 63,3%
dibawah standar pencahayaan rata-rata SNI
untuk ruang kelas dan hanya sebanyak
36,6% yang sudah sesuai standar SNI.
Dari hasil analisis data mengenai orientasi
bukaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ruang kelas yang bukaannya terletak di sisi
Utara-Selatan intensitas cahaya alami ruang
kelasnya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan ruang kelas yang bukaannya pada
sisi Timur-Barat. Hal tersebut terkait
dengan Posisi Edar Matahari pada bulan
April-Mei yang lintasannya condong ke
arah utara.
Dan kenyamanan visual didapatkan hasil
penilaian sebesar 30% yang berarti bahwa
Cukup baik (B)/Cukup Nyaman dengan skor
25% - 50%. Untuk variable yang memiliki
warna putih memiliki peluang pemantulan
cahaya yang tinggi, dan warna cerah selain
putih memiliki pemantulan cahaya yang
sedang dan faktor ada dan tidak adanya
plafon juga mempengaruhi pemantulan
cahaya alami.
Saran untuk penelitian selanjutnya,
disarankan untuk menambah waktu
pengukuran pencahayaan alami agar dapat
memperoleh data yang lebih banyak dan
hasil yang lebih akurat.
Referensi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24


Tahun 2007.
SNI 03-2396-2001: Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Alami pada
Bangunan Gedung.
SNI 03-6197-2000: Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan pada Bangunan Gedung.
Irnawaty Idrus, R. R. (2019). Evaluasi Pencahayaan Alami Ruang Kelas di Areal Pesisir Pantai
Sulawesi Selatan. Jurnal LINEARS, September, 2019 Vol.2, No. 02, hal.73-78, 73-38.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 1 ayat 1
N. Ragilyani, A. P. Dewi (2021). Pengaruh
Pencahayaan Alami Terhadap Kenyamanan
Visual Di Ruang Studio Arsitektur
Universitas Pancasila. (November) :
https://sisdam.univpancasila.ac.id/uploads/
epository/lampiran/Dokumen Lampiran-
18022021111052.pdf
Kustianingrum D, Muhamad A Y, Rahma R
M, Dkk. Kenyamanan Visual ditinjau
dari Orientasi Massa Bangunan dan
Pengolahan Fasad Apartemen Gateway.
Bandung. Jurnal Reka Karsa. Vol 4, No
1, Januari 2016.
Willi Rangga Kusuma (2021). ANALISIS
KENYAMANAN VISUAL SUDUT
PANDANG PENONTON PADA TRIBUN
GOR SASANA KRIDA DI KOMPLEKS
GELORA SATRIA PURWOKERTO. SIAR II
2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor
2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 1

Anda mungkin juga menyukai