Anda di halaman 1dari 12

METODE

PENELITIAN PENGEMBANGAN

Oleh
Tim Puslitjaknov

PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN


DAN INOVASI PENDIDIKAN
BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2008
METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN INOVASI
PEMBELAJARAN

Pendahuluan
Penelitian Pengembangan Inovasi Pembelajaran dapat
dilakukan melalui beberapa cara yaitu: 1) Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research), 2)
Penelitian Eksperimen Semu (Quasi- experiment) dan 3)
Penelitian Pengembangan (Design Research). Oleh
karena itu metode penelitian pengembangan Inovasi
Pembelajaran akan mencakup metodologi ketiga jenis
penelitian tersebut :

1. Metode Penelitian Tindakan Kelas.


Penelitian Tindakan Kelas berorientasi pada
pemecahan masalah pembelajaran yang
menggunakan siklus-siklus berspiral dari identifikasi
masalah, analisis masalah (pemilihan masalah yang
urgen), perumusan masalah yang layak untuk
ditindaki. Setelah itu, dapat dirumuskan hipotesis
tindakan, diikuti dengan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan, pengumpulan data yang
sistematik, analysis, evaluasi dan refleksi. Selanjutnya,
dari hasil refleksi akan ditentukan apakah perlu
dilakukan tindakan dalam siklus berikutnya. Pada
umumnya rencana kedua tidak sama dengan rencana
tindakan pertama atau dilakukan penyempurnaan
rencana sebelumnya berdasarkan hasil refleksi siklus
sebelumnya. Akhirnya penentuan kembali masalah
pembelajaran.

1
Daftar Rujukan Tujuan penelitian tindakan kelas bukanlah untuk
Ary, D; Jacobs, L.C. dan Razax’ich, A., 1979, Introduction to
menemukan pengetahuan baru yang dapat
Research in Education, New York: Holt, Rinehart and diberlakukan secara meluas. Tujuan penelitian
Winston. tindakan adalah untuk memperbaiki praksis secara
langsung, di sini dan sekarang (Raka Joni,1998).
Creswell J.W., 1994, Research Design: Qualitative and Pada umumnya jenis penelitian ini bersifat kolaboratif.
Quantitative Approaches, Sage Publication, Thousen Oaks.
Guru bekerja sama dengan guru lain atau guru
Wierma W., 1995, Research Methods in Education: An dengan siswa untuk merencanakan dan melaksanakan
Introduction, Allyn and Bacon, Boston. penelitian. Menurut John Elliot (1982), penelitian ini
berkaitan erat dengan masalah praktis pembelajaran
Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An sehari-hari yang dialami oleh dosen. Penelitian
Introduction. London: Longman, Inc. Tindakan Kelas perlu dilakukan oleh guru untuk
Dick, W. And Carey, L. (1996). The Systematic Design of meningkatkan kualitas pembelajarannya, dan kadang-
Instruction. New York: Harper Collin Publishers. kadang menjadi proyek pengembang staf dimana
mereka mengembangkan kepakarannya dalam
Kempp, J.E. (1977). Instructional Design. Belmont: Fearon Tilman pengembangan kurikulum dan dalam pemikiran yang
Publishers, Inc. reflektif. Menurut Kemmis dan Mc.Taggart (1982)
Leasing, C.B., Polloock, J., and Reigeluth, C.M. (1992).
istilah tindakan dalam penelitian berarti a) menjelaskan
Instructional Design Strategies and Tactic. New Jersey: karakteristik esensial dari metode yang digunakan: b)
Educational Technology Publishers mencobakan gagasan dan praktek sebagai suatu cara
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kurikulum,
Sutopo, A.H. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: metode dan strategi belajar mengajar.
Graha Ilmu.
Pendekatan penelitian ini adalah naturalistik,
menggunakan teknik “participant-observation” dari
penelitian etnografik dan dilakukan secara kolaboratif,
dan memasukkan karakteristik metodologi studi kasus
(Belanger, 1992). Dengan melaksanakan secara
berkelanjutan penelitian jenis ini, akan dapat
mengeliminasi isolasi yang sudah lama antara dosen
dengan guru dan atau dosen dengan dosen lain dan

21 2
guru dengan guru sejawat dalam pembelajaran, yang suatu produk atau intrumen penelitian. Dengan
pada akhirnya akan berpengaruh pada meningkatnya face-to-face contact, peneliti dapat
dialog profesional diantara pelaku pendidikan serta menanyakan secara rinci mengenai respon
terciptanya budaya profesional dalam lembaga yang telah diberikan. Keputusan akhir tentang
penidikan tenaga kependidikan. hasil jajak pendapat dikatakan baik apabila
dicapai minimal 70% konsensus.
g. Prepare final report. Peneliti perlu membuat
2. Metode Penelitian Experimen Semu. laporan tentang persiapan, proses, dan hasil
yang dicapai dalam Teknik Delphi. Hasil Teknik
Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek Delphi perlu diujicoba di lapangan dengan
penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan responden yang akan memakai model atau
diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam produk dalam jumlah yang jauh lebih besar.
batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pebelajaran ,
pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan
untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena
subjek secara alami telah terbentuk dalam satu
kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti
kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-
kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat
terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah
dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat
dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel
yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan
dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti
ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen
(eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen
menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar
(intact group) untuk diberi perlakuan (treatment),

3 20
Pertanyaan dalam bentuk open-ended bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.
question, kecuali jika permasalahan memang Tidak adanya pengacakan dalam menentukan
sudah spesifik. subjek penelitian memungkinkan untuk munculnya
d. Sending questioner and analisis responded for masalah-masalah yang terkait dengan validitas
first round. Peneliti mengirimkan kuesioner eksperimen, baik validitas internal maupun eksternal.
pada putaran pertama kepada responden, Akibatnya, interpreting and generalizing hasil
selanjutnya meriview instrumen dan penelitian menjadi sulit untuk dilakukan. Oleh karena
menganalisis jawaban instrumen yang telah itu, limitasi hasil penelitian harus diidentifikasi secara
dikembalikan. Analisis dilakukan dengan jelas dan subjek penelitian perlu dideskripsikan. Agar
mengelompokkan jawaban yang serupa. Generalizability dari hasil penelitian dapat ditingkatkan,
Berdasarkan hasil analisis, peneliti merevisi maka representativeness dari subjek harus
instrument. diargumentasikan secara logis. Untuk validitas internal,
e. Development of subsequent Questionaires. peneliti harus berusaha membangun derajat ekuivalen
Kuesioner hasil review pada putaran pertama (the degree of equivalence) diantara kelompok
dikembangkan dan diperbaiki, dilanjutkan pada kelompok subjek dengan mempertimbangkan karakter-
putaran kedua, dan ketiga. Setiap hasil revisi, karakter atau variabel-variabel yang mungkin juga
kuesioner dikirimkan kembali kepada sangat berkaitan dengan variabel eksperimen.Macam-
responden. Jika mengalami kesulitan dan Macam Desain Penelitian Kuasi Eksperimen adalah
keraguan dalam merangkum, peneliti dapat sebagai berikut :
meminta klarifikasi kepada responden. Dalam
teknik delphi biasanya digunakan hingga 3-5 1). Posttest Only, Non-Equivalent Control Group
putaran, tergantung dari keluasan dan Design
kekomplekan permasalahan sampai dengan Desian penelitian ini terdiri dari satu atau beberapa
tercapainya konsensus. kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol.
f. Organization of Group Meetings. Peneliti Kelompok yang digunakan merupakan intact group dan
mengundang responden untuk melakukan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah
diskusi panel, untuk klarifikasi atas jawaban perlakuan eksperimen diberikan.
yang telah diberikan. Disinilah argumentasi dan
debat bisa terjadi untuk mencapai konsensus Contoh :
dalam memberikan jawaban tentang rancangan Efek pendekatan instruksional berbeda terhadap

19 4
performance siswa kelas delapan dalam ujian praktek kelompok terjadi curah pendapat (brain storming)
laboratorium sains. diantara para ahli dalam perancangan model atau
produk. Mereka mengutarakan pendapatnya
Intact Experimental sesuai dengan bidang keahlian masing-masing..
Classes variable posttest 2. Teknik Delphi, adalah suatu cara untuk
G1 Class 1 Approach1 (X1) O1
G2 Class 2 Approach2 (X2) O2 mendapatkan konsensus diantara para pakar
• • • • melalui pendekatan intuitif. Langkah-Langkah
• • • • penerapan Teknik Delphi dalam Uji-Ahli dalam
• • • • penelitian pengembangan adalah sebagai berikut :
Gk Classk Tradisional (-) Ok
a. Problem identification and specification. Peneliti
mengidentifikasi isu dan masalah yang
Penelitian dengan desain ini umumnya memiliki validitas berkembang di lingkungannya (bidangnya),
yang rendah, karena kemungkinan untuk terjadinya bias permasalahan yang melatar belakangi, atau
sangat tinggi dan juga karena tidak adanya pretest permasalahan yang dihadapi yang harus
sebelum perlakuan diberikan. Desain penelitian ini segera perlu penyelesaian.
disarankan untuk tidak dipakai, kecuali apabila ada data- b. Personal identification and selection.
data yang menunjukkan kesetaraan diantara kelompok- Berdasarkan bidang permasalahan dan isu
kelompok penelitian yang digunakan. Data-data tersebut yang telah teridentifikasi, peneliti menentukan
memang tidak akan menghilangkan bias, tetapi dapat dan memilih orang-orang yang ahli, manaruh
menghindarkan terjadinya kesalahan interpretasi hasil perhatian, dan tertarik bidang tersebut, yang
penelitian. memungkinkan ketercapaian tujuan. Jumlah
responden paling tidak sesuai dengan sub
2). Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control permasalahan, tingkat kepakaran (experetise),
Group Design dan atau kewenangannya.
Desain penelitian ini tidak berbeda banyak dengan c. Questionaire Design. Peneliti menyusun butir-
desain penelitian sebelumnya. Desain ini dibedakan butir instrumen berdasarkan variabel yang
dengan adanya pretest sebelum perlakuan diberikan. diamati atau permasalahan yang akan
Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian diselesaikan. Butir instrumen hendaknya
tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest memenuhi validitas isinya (content validity).

5 18
7. Revisi produk dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk
pengontrolan secara statistik (statistical control) serta
a. Simpulan yang ditarik dari hasil analisis dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan
data uji coba menjelaskan produk yang terhadap capaian skor (gain score).
diujicobakan sebagai dasar pengam-bilan
keputusan apakah model atau produk yang I Intact Pretest Experimantal (dependent
dihasilkan perlu direvisi atau tidak. classes variable variable)
G1 Class1 O1 Aproach1 (X1) O2
b. Pengampilan keputusan untuk mengadakan
revisi model atau produk perlu disertai G2 Class2 O3 Aproach2 (X2) O4
dengan dukungan/ pembenaran bahwa • • • • •
setelah direvisi model atau produk itu akan • • • • •
lebih baik, lebih efektif, efisien, lebih
• • • • •
menraik, dan lebih mudah bagi pemakai.
c. Komponen-komponen yang perlu dan akan Gk Classk Ok Tradisional (-) Ok+1
direvisi hendaknya dikemukakan secara
jelas dan rinci.
3). Desain Time Series
Desain time series sebagai kuasi eksperimen
8. Expert Judgement memiliki ciri adanya pengukuran yang berulang-ulang,
Expert Judgement atau Pertimbangan Ahli dilakukan baik sebelum maupun sesudah perlakuan terhadap satu
melalui: (1) Diskusi Kelompok (group discussion), dan atau beberapa intact group,
(2) Teknik Delphi.
Single group design :
1. Group discussion, adalah sutau proses diskusi G O1 ----O2 ---- O3 ----X ---- O4 ----O5
yang melibatkan para pakar (ahli) untuk
mengidentifikasi masalah analisis penyebab
masalah, menentukan cara-cara penyelesaian
masalah, dan mengusulkan berbagai alternatif
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia. Dalam diskusi

17 6
Multiple Group Time Series Design : dengan permasalahan yang diajukan, dan
G1 O1 -----O2 ---- O3 ----- X1 ----- O4 ----- O5 produk yang akan dikembangkan.
G2 O6 -----O7 ---- O8 ----- X 2----- O9 ----- O10 f. Laporan atau sajian harus diramu dalam
• • • • • • • format yang tepat sedemikian rupa dan
• • • • • • • disesuaikan dengan konsumen, atau calon
• • • • • • • pemakai produk.
Gk Ok1 ----Ok2 ---Ok3 ------Ok4 ---- Ok5 (control)

6. Penyajian Hasil Pengembangan


Variasi dalam Time Series Design
Variasi terhadap Time Series Design dapat Penyajian data hasil uji coba hendaknya
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah: komunikatif, sesuai dengan jenis dan karakteristik
- Multiple, random insertion of treatment produk dan calon konsumen pemakai produk.
G O1 – O2 –X – O3 – O4 – O5 – X – O6 – O7 – O8 Penyajian yang komunikatif akan membantu
konsumen/ pengguna produk dalam mencerna
- Persistent insertion of treatment informasi yang disajikan, dan menumbuhkan
G O1 – O2 – O3 – X – O4 – X – O5 – X – O6 – X – ketertarikan untuk menggunakan model atau
O7 – X – O8 produk hasil pengembangan.

4). Single Subject Design


Pada umumnya penelitian pendidikan
menggunakan subjek penelitian dalam bentuk kelompok
(kelas). Penelitian seperti ini akan memberikan hasil yang
menggambarkan keadaan satu atau beberapa kelompok,
tidak menggambarkan keadaan individual dalam
kelompok tersebut. Pada situasi eksperimen tertentu,
perlakuan perlu diberikan hanya pada satu individu saja.
Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian single-
subject. Penelitian ini sangat berguna bagi guru yang
sedang melaksanakan penelitian terhadap individual

7 16
b. Pengumpulan data dapat menggunakan siswa, misalnya dalam melakukan penelitian bimbingan
Instrumen yang sudah ada. Untuk ini perlu dan konseling atau dalam melakukan rehabilitasi dan
kejelasan mengenai karateristik instrumen, terapi fisik yang perlakuannya hanya diberikan pada satu
mencakup kesahihan (validitas), kehandalan individu saja.
(reliabilitas), dan pernah dipakai dimana dan Desain single subject umumnya menggunakan
untuk mengukur apa.. pengukuran yang berulang dan hanya
c. Instrumen dapat dikembangkan sendiri oleh mengimpleentasikan variabel bebas tunggal yang
oleh peneliti, oleh karena itu perlu kejelasan diharapkan dapat merubah hanya satu variabel terikat.
prosedur pengembangannya, tingkat validitas Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang
dan reliabilitas. disebut baseline.

5. Teknik analisis data 3. Metode Pengembangan


Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen
dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal utama yaitu : (1) Model pengembangan, (2) Prosedur
yang perlu diperhatikan dalam analisis data: pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari
masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
a. Analisis data mencakup prosedur organisasi
data, reduksi, dan penyajian data baik 1) Model pengembangan
dengan tabel, bagan, atau grafik. Model Pengembangan merupakan dasar untuk
b. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan mengembangkan produk yang akan dihasilkan.
komponen produk yang dikembangkan Model pengembangan dapat berupa model
c. Data dianalisis secara deskriptif maupun prosedural, model konseptual, dan model teoritik.
dalam bentuk perhitungan kuantitatif. Model prosedural adalah model yang bersifat
d. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal- deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang
hal yang bersifat faktual, dengan tanpa harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model
interpretasi pengembang, sehingga sebagai konseptual adalah model yang bersifat analitis,
dasar dalam melakukan revisi produk. yang menyebutkan komponen-komponen produk,
e. Dalam analisis data penggunaan menganalisis komponen secara rinci dan
perhitungan dan analisis statistik sejalan menunjukkan hubungan antar komponen yang

15 8
akan dikembangkan. Model teoritik adalah model 3. Jenis Data
yang menggambar kerangka berfikir yang Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar
didasarkan pada teori-teori yang relevan dan untuk menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya
didukung oleh data empirik. tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang akan
dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi
Dalam model pengembangan, peneliti yang dibutuhkan tentang produk yang
memperhatikan 3 hal: dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin
a. Menggambarkan Struktur Model yang dicapai. Bisa terjadi data yang dikumpulkan hanya
digunakan secara singkat, sebagai dasar data tentang pemecahan masalah yang terkait
pengembangan produk. dengan keefektifan dan efisiensi, atau data tentang
b. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari daya tarik produk yang dihasilkan.
model yang sudah ada, maka perlu dijelaskan
alasan memilih model, komponen-komponen Paparan data hendaknya dikaitkan dengan desain
yang disesuaikan, dan kekuatan serta penelitian dan subyek uji coba tertentu. Data
kelemahan model dibanding model aslinya. mengenai kecermatan isi dapat dilakukan terhadap
c. Apabila model yang digunakan dikembangkan subyek ahli isi, kelompok kecil, atau ketiganya.
sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai Dalam Uji Ahli, data yang terungkap antara lain
komponen-komponen dan kaitan antar ketepatan substansi, ketepatan metode, ketapatan
komponen yang terlibat dalam pengembangan desain produk, dsb.

2) Prosedur penelitian pengembangan 4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen


Prosedur penelitian pengembangan akan Dalam pengumpulan data dapat digunakan
memaparkan prosedur yang ditempuh oleh berbagai teknik pengumpulan data atau
peneliti/pengembang dalam membuat produk. pengukuran yang disesuaikan dengan karakteristik
Prosedur pengembangan berbeda dengan model data yang akan dikumpulkan dan responden
pengembangan dalam memaparkan komponen penelitian.
rancangan produk yang dikembangkan. Dalam
prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen a. Teknik pengumpulan data seperti observasi,
pada setiap tahapan dalam pengembangan, wawancara, dan kuesioner.

9 14
b. Analisis konseptual menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam
c. Revisi I setiap tahapan pengembangan produk, dan
d. Uji Coba Kelompok Kecil, atau Uji terbatas menjelaskan hubungan antar komponen dalam
dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai sistem. Sebagai contoh Prosedur pengembangan
pengguna produk. yang dilakukan Borg dan Gall (1983)
e. Revisi II mengembangkan pembelajaran mini (mini course)
f. Uji Coba Lapangan (field testing) melalui 10 langkah:
g. Telaah Uji Lapangan
h. Revisi III 2.1. Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei)
i. Produk Akhir dan Diseminasi untuk mengumpulkan informasi (kajian
pustaka, pengamatan kelas), identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam
2. Subyek Uji Coba. pembelajaran, dan merangkum permasalahan
Subyek uji coba atau sampel untuk uji coba, dilihat 2.2. Melakukan perencanaan (identifikasi dan
dari jumlah dan cara memilih sampel perlu definisi keterampilan, perumusan tujuan,
dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli
dipertimbangkan dalam memilih sampel. atau ujicoba pada skala kecil, atau expert
a. Penentuan sampel yang digunakan disesuaikan judgement
dengan tujuan dan ruang lingkup dan tahapan 2.3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal
penelitian pengembangan. meliputi: penyiapan materi pembelajaran,
b. Sampel hendaknya representatif, terkait dengan penyusunan buku pegangan, dan perangkat
jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri evaluasi.
atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli 2.4. Melakukan uji coba lapangan tahap awal,
perancangan produk, dan sasaran pemakai dilakukan terhadap 2-3 sekolah menggunakan
produk. 6-10 subyek ahli. Pengumpulan informasi/data
c. Jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji dengan menggunakan observasi, wawancara,
coba tahap awal (preliminary field test) dan kuesioner, dan dilanjutkan analisis data.
2.5. Melakukan revisi terhadap produk utama,
berdasarkan masukan dan saran-saran dari
hasil uji lapangan awal

13 10
2.6. Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan
terhadap 3-5 sekolah, dengan 30-80 subyek.
Tes/penilaian tentang prestasi belajar siswa 3). Uji Coba Model atau Produk
dilakukan sebelum dan sesudah proses
pembelajaran. Uji coba model atau produk merupakan bagian yang
2.7. Melakukan revisi terhadap produk operasional, sangat penting dalam penelitian pengembangan, yang
berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
lapangan utama. model atau produk bertujuan untuk mengetahui
2.8. Melakukan uji lapangan operasional (dilakukan apakah produk yang dibuat layak digunakan atau
terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh
subyek), data dikumpulkan melalui wawancara, mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran
observasi, dan kuesioner. dan tujuan.
2.9. Melakukan refisi terhadap produk akhir, Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria
berdasarkan saran dalam uji coba lapangan yaitu : kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan
2.10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan kriteria penampilan (presentation criteria).
produk, melaporkan dan menyebarluaskan
produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, Ujicoba dilakukan 3 kali: (1) Uji-ahli (2) Uji terbatas
bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna
produk untuk komersial, dan memantau produk; (3) Uji-lapangan (field Testing)
distribusi dan kontrol kualitas. Dengan uji coba kualitas model atau produk yang
dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan
Gall, dapat dilakukan dengan lebih sederhana melibatkan 1. Desain Uji Coba
5 langkah utama: Ada 3 tahapan dalam uji coba produk:
1. Melakukan analisis produk yang akan a. Uji ahli atau Validasi, dilakukan dengan
dikembangkan responden para ahli perancangan model atau
2. Mengembangkan produk awal produk. Kegiatan ini dilakukan untuk mereview
3. Validasi ahli dan revisi produk awal, memberikan masukan untuk
4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk perbaikan. Proses validasi ini disebut dengan
5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir Expert Judgement atau Teknik Delphi.

11 12

Anda mungkin juga menyukai