PENCAHAYAAN
Disusun Oleh
Kelompok 3 :
FAKULTAS KESEHATAN
2019
RINGKASAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan
keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian
utama semua pihak. Keberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak
hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan
sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan
dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang
ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari
waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan
kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).
Penerangan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan
pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu
pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang
terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan
berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan
mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata,
karena menyilaukan.
Penerangan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu kantor
karena dapat memperlancar pekerjaan dikantor. Apalagi seorang karyawan
yang pekerjaan berkaitan dengan ketatabukuan maka tulisan harus terlihat jelas
tanpa terlindung oleh bayangan. Penerangan yang cukup akan menambah
semangat kerja karyawan, karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan
tugas-tugasnya, matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang terang, dan
kesalahan kesalahan dapat dihindari
Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat
sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihatan, usaha-usaha yang dilakukan untuk
melihat obyek lebih baik dan pengaruh penerangan 89 terhadap lingkungan, alat
yang digunakan untuk mengetahui intensitas penerangan adalah Luxmeter.
Penerangan dikatakan buruk apabila memiliki intensitas penerangan yang
rendah untuk jenis pekerjaan yang sesuai, distribusi yang tidak merata,
mengakibatkan kesialauan, dan kurangnya kekontrasan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penerangan.
2. Untuk mengetahui sumber sumber pencahayaan.
3. Untuk mengetahui cara pengendalian terhadap penerangan.
4. Untuk mengetahui cara pencegahan terhadap kesilauan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tingkat
Jenis Pencahayaan Contoh-contoh area kegiatan
Penerangan
100 Halaman trafo,ruang tungku,dll
Area sirkulasi di indutri pertokoan
150
dan ruang penyimpan
Pencahayaan umum Layanan penerangan yang
200
untuk interior minimum
Meja dan mesin kerja ukuran
sedang,prosses umum dalam
300 10nstrume kimia dan makanan
kegiatan membaca dan membuat
arsip
Gantungan
baju,pemeriksaan,kantor untuk
450 menggambar,perakitan mesin dan
bagian yang halus,pekerjaan
warna, tugas menggambar kritis.
Pekerjaan mesin dan diatas meja
yang sangat halus,perakitan mesi
persisi kecil dan
nstrument,komponen
1500 elektronik,pengukurn dan
pemeriksaan bagian kecil yang
rumit (
sebagian mungkin diberikan oleh
tugas pencahayaan setempat)
Pekerjaan berpresisidan rinci
Pencahayaan tambahan
sekali,10instrument yang sangat
setempat untuk tugas 3000
kecil,pembuatan jam
visual yang tepat
tangan,pengukiran.
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MenKes/SK/XI/2002
Berdasarkan aturan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/MenKes/SK/XI/2002 bahwa persyaratan intensitas
cahaya kerja minimal adalah 100 lux, dengan dilakukan tindakan seperti :
1. Pencahayaan alam maupun batan diupayakan agar tidak menimbulkan
kesialauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.
2. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum
dan bola lampu sering dibersihkan.
3. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
BAB III
METODE PENGUKURAN
B. Lokasi
Praktikum hiperkes penerangan dilaksanakan di Pabrik sepatu di Jomblang
Candisari Kota Semarang Jawa Tengah
D. Cara kerja
1. Siapkan alat ukur penerangan lux meter
2. Buatlah pemetaan ruangan yang akan diukur pencahayaannya. Interval
setiap titik sejauh 1 meter.
3. Lakukan pengukura pencahayaan di 45 titik dengan 2 x pengukuran (lampu
mati dan lampu hidup).
4. Catat hasil pengukuran pencahayaan dikertas yang sudah disediakan.
5. Lanjutkan pengukuran pada titik selanjutnya yang sudah di tentukan pada
titik terakhir.
BAB IV
DATA HASIL PENGUKURAN
A. Pencahayaan Lokal
B. Pencahayaan Umum
Lampu Hidup
1. 2. 3. 4.
33 Lux 193 Lux 429 Lux 66 Lux
5. 6. 7. 8.
0 Lux 177 Lux 122 Lux 74 Lux
1. 2. 3. 4.
15 Lux 82 Lux 210 Lux 32 Lux
5. 6. 7. 8.
0 Lux 81 Lux 60 Lux 33 Lux
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
r= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
2349
= 40
= 58,725 (hidup)
1156
r= 40
= 28,9 (mati)
C. Reflektan
Hasil Perhitungan :
𝐵 𝑥 100%
10 𝑥 100% =
= 𝐴
134
16 𝑥 100%
= 7,46% = 134
= 11,9%
17 𝑥 100% 26 𝑥 100%
= =
136 136
= 12,5% = 19,1%
2) Meja 2 (Dinding) Meja 2 (Lantai)
Rumus reflektan lampu mati
𝐵 𝑥 100%
= Rumus reflektan lampu mati
𝐴 𝐵 𝑥 100%
9 𝑥 100% =
= 29
𝐴
9 𝑥 100%
= 31% =
29
= 31%
Rumus reflektan lampu hidup
Rumus reflektan lampu hidup
𝐵 𝑥 100% 𝐵 𝑥 100%
= = 𝐴
𝐴
18 𝑥 100% 19 𝑥 100%
= = 31
31
= 61,3%
= 58%
84 𝑥 100% 41 𝑥 100%
= = 47
47
= 178,7% = 87,2%
4) Meja 4 (Dinding) Meja 4 (Lantai)
Rumus reflektan lampu mati
𝐵 𝑥 100% Rumus reflektan lampu mati
= 𝐴 𝐵 𝑥 100%
=
𝐴
39 𝑥 100%
= 41 13 𝑥 100%
=
41
= 95,1%
= 31,7%
Rumus reflektan lampu hidup
Rumus reflektan lampu hidup
𝐵 𝑥 100% 𝐵 𝑥 100%
= =
𝐴 𝐴
87 𝑥 100% 33 𝑥 100%
= = 45
45
= 193,3% = 73,3%
5) Meja 5 (Dinding)
Rumus reflektan lampu mati
𝐵 𝑥 100%
= 𝐴
5 𝑥 100%
= 47
= 10,6%
BAB V
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengukuran dilakukan di Pabrik Sepatu Jomblang Candisari Kota
Semarang Jawa Tengah
2. Pengukuran pencahayaan dilakukan dengan menggunakan alat Lux
meter.
3. Interpretasi hasil pengukuran pencahayaan lokal, pencahayaan umum,
dan pencahayaan refektan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1405 Tahun 2002 Tentang Tingkat Pencahayaan Kerja belum
memenuhi tinfkat pencahayaan minimal untuk tempat kerja sebesar 200
lux.
B. Saran
1. Dapat meningkatkan pencahayaan sesuai standard Keputusan Menteri
Kesehatan No.1405 Tahun 2002 Tentang Tingkat Pencahayaan Kerja
2. Sebaiknya tempat kerja ditata lebih rapi dalam penempatannya agar lebih
nyaman saat bekerja
3. Peralatan diletakkan di tempat yang sesuai agar tidak menimbulkan
kecelakaan atau cidera akibat kerja
4. Sebelum melakukan pengukuran, sebaiknya mengecek peralatan terlebih
dahulu
DAFTAR PUSTAKA