Dosen Pengampu :
SYAIFUL BAHRI, S.KM, M.KM
Nama Anggota :
1. PUPUT PUTRIASIH 191040500025
2. RIA MARLIANA 191040500004
3. RIBKA MILENIA 191040500040
4. SENTIO RADJA 191040500031
5. SHELY MUTIARA PRAMESWARI 191040500048
6. SITI AMIYMAH ROFIQOH 191040500041
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016, pencahayaan adalah jumlah
penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang efektif.
Pencahayaan diukur dalam satuan LUX-Lumen per meter persegi. Kadar pencahayaan diukur
dengan alat pengukur (lux meter) yang diletakkan di permukaan tempat kerja atau setinggi perut
untuk pencahayaan umum (kurang lebih 1 meter). Untuk kenyamanan mata para pekerja, maka
pencahayaan harus memenuhi standar berikut :
Tabel 2.1 Persyaratan Pencahayaan sesuai Peruntukan Ruang menurut Permenkes No.48 Tahun
2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran
Pencahayaan di tempat kerja merupakan salah satu sumber cahaya yang dapat menerangi benda
– benda ditempat kerja. Pencahayaan dapat berasal dari cahaya alam yaitu sinar matahari dan
cahaya buatan yaitu lampu. Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
tindakan sebagai berikut :
a) Pencahayaan alami maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan
memiliki instensitas sesuai dengan peruntukannya.
b) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu
sering dibersihkan.
c) Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera di ganti.
a) Indirect Lighting
b) Semi-Indirect Lighting
e) Direct Lighting
2. Pencahayaan Aksen
Pencahayaan aksen yaitu metode pencahayaan yang khusus ditujukan pada suatu
objek yang berfungsi sebagai aksen. Aksen adalah suatu obyek yang dijadikan
sebagai unsur penarik perhatian sehingga orang tahu obyek mana yang
diutamakan.
3. Pencahayaan Khusus
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Fungsi pokok pencahayaan buatan di lingkungan kerja baik yang
diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan
alami adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail
serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat.
2) Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara mudah dan aman.
3) Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja.
4) Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayang – bayang.
5) Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
2.6 Aturan Perundangan Yang Berlaku :
Menurut Permenkes No. 48 tahun 2016 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja
perkantoran bahwa bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk vemtilasi alami. Sistem
pencahayaan sebagaimana dimaksud merupakan kebutuhan pencahayaan yang harus di sediakan
pada bangunan gedung melalui pencahayaan alami dan atau pencahayaan buatan, termasuk
pencahayaan darurat. Pencahayaan harus memenuhi aspek kebutuhan, aspek sosial, dan
lingkungan kerja perkantoran. Maka pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang
kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Aspek kebutuhan dan
harapan
pemakai ruangan kantor intensitas pencahayaan harus terpenuhi untuk menunjang kinerja, rasa
nyaman, kesehatan dan tidak mengakibatkan gangguan kesehatan seperti keluhan kelelahan
mata. Untuk kenyamanan mata di syaratkan pencahayaan minimal 300 lux, untuk aspek
keselamatan maka pencahayaan lampu emergency minimal 5% dari intensitas pencahayaan
normal. Sedangkan untuk aspek lingkungan kerja, pencahayaan pada pagi hari dan siang hari
dapat mempergunakan
cahaya matahari, efisien pemakaian lampu wajib dilakukan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No. 5 Tahun 2018 merupakan regulasi
utama yang mengatus tentang aspek lingkungan kerja dan hygiene industry. Regulasi ini telah
dipakai oleh berbagai macam industry di Indonesia. Selain itu, Permenaker No. 5 Tahun 2018
juga menggantikan Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang syarat
kesehatan, kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja yang merupakan regulasi paling
awal dalam pengaturan tentang standar pencahayaan.
Peraturan Menteri kesehatan No. 30 Tahun 2016 tentang standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja industry mengatur intensitas pencahayaan terutama di area kerja
industry.
1. Persiapan pengukuran, diantaranya : memastikan baterai alat lux meter memiliki daya
yang cukup untuk pengukuran dan alat luxmeter berfungsi dengan baik, memastikan
luxmeter sudah terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi serta
menyiapkan alat bantu ukur dimensi ruangan (meteran), formulir pengukuran dan denah
tempat kerja yang akan diukur.
2. Persyaratan pengukuran, yakni kondisi tempat kerja dalam keadaan sesuai dengan
pekerjaan yang biasa dilakukan.
3. Penerangan setempat dilakukan pada benda-benda, obyek kerja, peralatan atau mesin dan
proses produksi serta area kerja tertentu. Penentuan titik pengukurannya sensor
ditempatkan sejajar dengan permukaan objek dan pengukuran pada bidang vertikal. Jika
pengukuran pada meja kerja dibagi menjadi 4 titik penempatan luxmeter dan pada stasiun
kerja komputer berjarak 10 cm dari layar komputer.
4. Penerangan umum; Jika luas ruangan kurang dari 50 m2 : jumlah titik pengukuran
dihitung dengan mempertimbangkan bahwa 1 titik pengukuran mewakili area maksimal 3
m2. Titik pengukuran merupakan titik temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar
ruangan. Jika luas ruangan antara 50-100 m2 : Jumlah titik pengukuran minimal 25 titik,
titik pengukuran merupakan titik temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar
ruangan dan jika luas ruangan lebih dari 100 m2 : Jumlah titik pengukuran minimal 36
titik, titik pengukuran merupakan titik temu antara dua garis diagonal panjang dan lebar
ruangan.
5. Ketinggian pengukuran pencahayaan umum adalah sensor alat berjarak 0.8 m dari lantai.
6. Dan hal-hal lainnya adalah seperti petugas tidak menggunakan pakaian yang dapat
memantulkan cahaya yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran dan juga petugas
memposisikan diri sedemikian rupa agar tidak menghalangi cahaya yang jatuh ke sensor
luxmeter.
2. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran
untuk
4. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga
6. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
7. setempat seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas penerangan umum seperti
pada Lampiran D.
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat lux meter yang hasilnya dapat
langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala untuk alat
digital,energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
1. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu rasio kontras
yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang berlebihan dari
luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama yang
sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek
yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang. Perbandingan terang cahaya dalam
daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu
memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10
kali lebih besar dari latar belakang.
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata.
Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu:
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap
penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan
dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
3. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan
(artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari.
Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam
jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak terlalu jelas.
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin.
Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan
sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.