Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM MANDIRI FISIKA BANGUNAN 2


TOPIK: PENCAHAYAAN BUATAN

Nama Belinda Sekar Ayu Ningtyas


NIM I0219024
Kelas A

A. JUDUL
Evaluasi pencahayaan buatan pada 2 ruang yang berbeda di tempat tinggal masing-masing dan
mengidentifikasi pengaruhnya terhadap variabel jarak.

B. TUJUAN
▪ Mengukur dan mengetahui intensitas dan kualitas pencahayaan buatan pada ruang.
▪ Memahami pengaruh variabel jarak sumber pencahayaan buatan terhadap intensitas cahaya
pada bidang kerja
▪ Meredesain sistem dan model pencahayaan buatan sesuai standar kebutuhan pencahayaan
buatan dalam ruang berdasarkan aktivitas pengguna ruang.

C. ALAT DAN BAHAN


▪ Alat tulis
▪ Luxmeter (unduh Aplikasi Android / iOS) – aplikasi disamakan dengan penelitian
pencahayaan alami
▪ Meteran (digital/analog)
▪ Kamera
▪ Aplikasi grafis komputer

D. DATA 0BSERVASI
Hari / Tanggal : Sabtu, 9 Oktober 2021
Waktu : 20.00

Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m)

Dimensi ruang 1 (meter) 4 4 3

Nama ruang 1 Dapur

Macam aktifitas pada ruangan Memasak makanan dan makan


Standar intensitas pencahaayaan yang
disarankan (lihat sumber/referensi baik 250 Lux
jurnal, buku dsb)
Jenis Pencahayaan Buatan pada Ruang General lighting

Daya listrik 15 watt (LED) Watt

Warna plafon Putih


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

Warna dominan dinding Putih tulang

1. 0 meter 146 Lux


Pengukuran Intensitas pencahayaan
buatan dengan variabel tinggi bidang 2. 0,76 meter 185 Lux
kerja
3. 1,75 meter 423 Lux
*Penempatan luxmeter tepat di bawah titik lampu (general lighting) dengan variasi ketinggian
disebutkan di atas.

Hari / Tanggal : Sabtu, 9 Oktober 2021


Waktu : 20.00

Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m)

Dimensi ruang 2 (meter) 3,5 3,5 3,2

Nama ruang 2 Ruang kamar adik

Macam aktifitas pada ruangan Tidur, belajar, istirahat


Standar intensitas pencahaayaan yang
disarankan (lihat sumber/referensi baik 120 - 250 Lux
jurnal, buku dsb)
Jenis Pencahayaan Buatan pada Ruang General lighting dan task lighting

Daya listrik 3 watt (LED) dan 12 watt (LED) Watt

Warna plafon Putih

Warna dominan dinding Putih kebiruan

1. 0 meter 71 Lux
Pengukuran Intensitas pencahayaan
buatan dengan variabel tinggi bidang 2. 0,75 meter 93 Lux
kerja
3. 1,75 meter 108 Lux
*Penempatan luxmeter tepat di bawah titik lampu general lighting (dengan variasi ketinggian
disebutkan di atas) dan kondisi lampu task lighting menyala.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

E. RUANG EKSISTING OBYEK OBSERVASI PENCAHAYAAN BUATAN

1. Ruang Dapur

Letak luxmeter pada dapur dijelaskan sebagai garis ungu di gambar potongan.
• Ketinggian 0 cm (di atas lantai)
• Ketinggian 76 cm (di atas meja makan)
• Ketinggian 175 cm (sejajar dengan tinggi lemari piring)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

2. Ruang Tidur Adik

Letak luxmeter pada kamar adik dijelaskan sebagai garis ungu di gambar potongan.
• Ketinggian 0 cm (di atas lantai)
• Ketinggian 75 cm (di atas meja belajar)
• Ketinggian 175 cm (sejajar dengan tinggi lemari pakaian)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

F. LANDASAN TEORI
Dalam buku yang ditulis oleh Darmasetiawan, Christian, dan Lestari Puspakesuma (1991) yang
berjudul Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu Jilid 1 Pengetahuan Dasar, pencahayaan
buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami.
Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan
alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan, baik
yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami
adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas dan kegiatan visual secara mudah, tepat, dan aman
b. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
c. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, dan tidak menyilaukan atau mengganggu penglihatan
1. Penerapan Pencahayaan Buatan
a. Penerapan Pencahayaan Merata (general lighting)
Pada sistem ini, iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Penerapan
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak untuk melakukan kegiatan visual
khusus. Penerangannya ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit ruang.
b. Penerapan Pencahayaan Terarah untuk Fungsi Estetik (accent lighting)
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran suatu objek karena akan tampak lebih jelas.
Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan
sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme
pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan penerapan
pencahayaan merata supaya mengurangi efek menjemukan yang biasa ditimbulkan
oleh pencahayaan merata. Selain itu pencahayaan terarah dapat diatur untuk
menciptakan suasana (ambient light)
c. Penerapan pencahayaan Setempat (task lighting)
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu, misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

2. Distribusi Cahaya dalam Pencahayaan Buatan

Sumber: Philips Methods of Light Dispersement, 2017

a. Direct
Armatur ini mengarahkan cahaya lebih dari 90% ke arah bawah. Sistem ini dinilai paling
efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi –
langit, dinding serta benda yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar
tampak menyegarkan.
b. Indirect
Armatur atau rumah lampu mengarahkan lebih dari 90% cahaya ke atas dengan
memanfaatkan langit-langit sebagai pemantul dan dipakai pada bidang yang
mempunyai daya reflektansi cukup besar. Keuntungan sistem ini adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien
cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
c. Semi Direct
Armatur ini mengarahkan cahaya yang sama kuatnya ke arah atas dan arah bawah.
d. Semi Indirect
Armatur ini menyerupai jenis armature indirect, lebih dari 60% cahaya lampu diarahkan
ke atas, sekaligus mengarahkan 40% cahaya ke bawah. Pada sistem ini masalah
bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurang.
e. Diffused
Armatur menyebarkan cahaya secara merata ke segala arah. Sistem ini termasuk sistem
direct - indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan setengahnya ke
atas. Pada sistem ini, masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

3. Silau dan Kenyamanan Visual


Silau merupakan gangguan yang mempengaruhi performa visual. Ada dua silau yang dapat
merugikan kemampuan melihat, yaitu:
a. Silau langsung, yaitu silau yang disebabkan sumber cahaya yang terlalu terang sehingga
menganggung dan menimbulkan rasa tidak nyaman untuk performa visual. Cahaya
langsung juga merupakan konsekuensi geometri dimana semakin dekat sumber cahaya
dengan penglihatan, maka akan menghasilkan silau yang semakin buruk.
b. Silau pantulan, yaitu silau yang dihasilkan dari pantulan cahaya pada permukaan yang
dipoles atau mengkilat. Masalah ini dapat diatasi dengan memakai bahan material
permukaan yang kena cahaya dengan bahan matte dan meletakan sumber cahaya
sedemikian rupa agar pancaran yang dipantulkan menjauh dari yang melihat.

Sumber: Philips Methods of Light Dispersement, 2017

4. Persyaratan Tingkat Pencahayaan dalam Ruang

Sumber: SNI Sumber Pencahayaan Buatan, 2001


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

G. ANALISIS DATA
Lakukan identifikasi dan analisis kebutuhan pencahayaan buatan dalam ruang berdasarkan
aktivitas penghuni beserta pengaruh variable jarak sumber cahaya terhadap intensitas cahaya
pada bidang kerja.

Pengukuran intensitas cahaya pada ruang dapur dan ruang kamar adik dilakukan satu kali kali
yaitu pada pukul 20.00 WIB, hari Sabtu tanggal 9 Oktober 2021. Pada siang hari sumber
penerangan yang digunakan adalah sumber cahaya alami dari sinar matahari melalui pintu,
jendela dan ventilasi, sedangkan pada malam hari menggunakan sumber cahaya dari lampu.
1. Dapur
Kegiatan yang dilakukan di dapur adalah memasak, makan, dan mencuci piring. Dapur juga
digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan memasak dan peralatan makan. Di dapur
hanya ada sebuah lampu LED 15 watt yang dipasang ditengah langit-langit ruang dengan
penerapannya merata (general lighting) dan mengarah ke bawah (direct lighting), tanpa ada
lampu lain sehingga ketika mengalami kerusakan harus segera diperbaiki atau diganti. Ruang
dapur dalam “SNI Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan
Gedung 2001” memiliki standar minimal tingkat pencahayaan sebesar 250 lux supaya
kegiatan yang vital seperti memasak, terutama memotong bahan makanan, dan kegiatan
mencuci piring dapat terlihat secara visual dengan jelas.
2. Ruang Tidur Adik
Kegiatan yang dilakukan di ruang tidur adik antara lain tidur, beristirahat atau bersantai,
berganti pakaian, dan mengerjakan tugas karena terdapat meja belajar di dalam kamar. Di
ruang tidur adik terdapat dua lampu. Lampu yang pertama dipasang di tengah ruangan
dengan daya 3 watt (LED) yang berfungsi untuk lampu tidur pada malam hari supaya
ruangan tidak gelap total. Penerapan lampu ini merata (general lighting) dan mengarah ke
bawah (direct lighting). Sedangkan lampu ke dua adalah lampu belajar dengan daya 12 watt
(LED) yang berfungsi untuk menerangi meja belajar supaya pengerjaan tugas lebih maksimal
dan nyaman. Penerapan lampu ini termasuk pencahayaan setempat (task lighting).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

0802324210 | FISIKA BANGUNAN II

H. HASIL DESAIN
Penyajian gagasan redesain perbaikan kualitas pencahayaan buatan dalam ruang dalam ilustrasi
grafis (digital / manual) berdasarkan hasil analisis

I. KESIMPULAN
Deskripsi kesimpulan dari hasil praktikum dan redesain ruang.

J. DAFTAR PUSTAKA
Standar Nasional Indonesia “Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada
Bangunan Gedung”. 2001.
Salayanti, Santi, dkk. “Penerapan Pencahayaan Buatan pada Interior Restoran Atmosphere
Bandung di Malam Hari”. Jurnal IDEALOG 2.1 (2017): 195-200.

Anda mungkin juga menyukai