PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbedabeda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan
manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan
mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukug. Salah satunya
adalah penerangan yang baik. Di beberapa tempat kerja telah membuktikan bahwa
penerangan memberikan dampak positif seperti peningkatan produksi yang
maksimal, tersedianya barang dan jasa, serta perluasan lingkungan kerja.
Laboratorium adalah salah satu tempat kerja yang digunakan untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan seperti riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah yang dilakukan secara terkendali. Laboratorium
ini tentu membutuhkan penerangan yang baik, agar kegiatan yang dilakukan
didalamnya dapat berjalan lancar.
Penerangan yang baik yaitu penerangan yang memungkinkan kita dapat
melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu,
berikut hal-hal yang menentukan penerangan yang baik, Pembagian luminensi dalam
lapangan penglihatan, Pencegahan kesilauan, Panas penerangan terhadap keadaan
lingkungan, Arah sinar dan Warna.
Penerangan yang buruk yaitu penerangan dimana kita kurang dapat melihat
objek yang dikerjakan secara tidak jelas dan memungkinkan dibantu oleh alat Bantu
penglihatan. Pengaruh yang mengakibatkan penerangan yang buruk, Kelelahan
mata,Kelelahan mental,Kerusakan alat penglihatan, Keluhan pegal disekitar mata dan
Bertambahnya kecelakaan.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara pada
penurunan performansi kerja, termasuk kehilangan produktivitas, kualitas kerja
rendah, banyak terjadi kesalahan dan kecelakaan kerja meningkat. Tingkat
pencahayaan dapat diukur dengan menggunakan alat Lux Meter. Lux meter
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya cahaya
yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu.
1.2. Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah:
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada:
Pukul
: 08.40 10.20
Hari/tanggal : Senin/25 Mei 2015
Tempat : Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat Bagian K3
2.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum adalah:
a. Meteran
b. Lampu hemat energi
c. Lux meter
2.3. Sampling
Sampling yang digunakan dalam praktikum ini adalah ruanga Laboratorium Terpadu
FKM Undip.
2.4. Metode
Cahaya tampak adalah merupakan energi yang berbentuk gelombang
elektromegnetik yang panjang gelombangnya 400 nano meter -800 nano meter.
Cahaya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-sehari, bak oleh manusia, hewan
ataupun tumbuhan. Salah satu sifat cahaya yaitu bergerak lurus ke semua arah. Hal
ini terbukti ketika sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah
ruangan gelap. Apabila cahaya terhalang, maka terjadi bayangan yang disebabkan
cahaya bergerak lurus dan tidak dapat berbelok. Dalam kehidupan sehari-hari cahaya
dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, tanpa cahaya manusia tidak akan bisa
berbuat apa-apa. Terlebih lagi ketika berada didalam ruangan, peran cahaya sangat
berpengaruh pada penglihatan manusia.
Kuat maupun lemahnya intensitas cahaya berpengaruh pada akomodasi mata
yang dikenai cahaya tersebut. Bagian mata yang tanggap kebutaan, kesemua itu
berhubungan dengan tingkat intensitas cahaya yang sampai kemata (J.F Gabriel
1996: 156-158)
Luxmeter merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Hasil
pengukuran disaji-kan dalam format digital. Komponen alat meliputi rangka, sebuah
sensor dengan sel foto dan layar panel.
Sensor diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya
menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik.
Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel maka arus yang dihasilkannyapun
semakin besar. Sensor yang digunakan adalah photo diode. Sensor ini termasuk jenis
sensor cahaya atau optic yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya,
pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu.
Selanjutnya hasil pengukuran ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada lux meter baik itu cahaya alami
atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna
yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda, dan panjang gelombang
yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang
ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang
ditangkap oleh sensor photo diode. Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada
layar panel LCD (liquid crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai
format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8
yang terputus-putus. LCD memiliki karakteristik yaitu menggunakan molekul
asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan
listrik eksternal.
2.5. Pengolahan Data
Pengukuran Pencahayaan Alami
1. Siapkan alat pencatat dan lux meter.
2. Ruangan dibagi menjadi grid (kotak) berukuran 90 90 cm kemudian diberi
tanda (x) di setiap perpotongan grid
3. Mengukur intensitas cahaya tepat di atas tanda (x) pada ketinggian 1,2
meter. Posisi badan berada satu jangkauan dari titik ukur dan tidak
menghalangi sumber cahaya.
4. Catat intensitas cahaya pada seluruh titik ukur kemudian hitung rata-ratanya.
5. Tekan tombol power lux meter sampai menunjukkan angka nol jika angka
belum menunjukan angka nol tekan zero.
6. Buka fotosel kemudian tekan record (tanda mulai)
7. Lakukan fotosel sejajar dengan bahu sampai muncul tulisan Rec
8. Kita hitung 10 detik pada setiap titik kemudian pindah ke titik berikutnya
sampai titik terakhir.
9. Tekan recall secara otomatis akan menunjukkan angka max, min dan average
tingkat pencahayaannya ruangan tersebut dan catat hasilnya.
10. Setelah selesai melakukan pengukuran, matikan lux meter dengan menekan
power.
Pengukuran Pencahayaan Buatan
Tingkat
Kelompok
Pencahayaan
renderasi
(lux)
warna
60
120~250
120~250
120~250
120~250
250
250
60
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
1
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
3 atau 4
350
350
350
300
750
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
1 atau 2
Keterangan
Gunakan
pencahayaan
setempat
pada meja
gambar.
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas
Perpustakaan
Laboratorium
Ruang gambar
150
300
3 atau 4
1 atau 2
250
300
500
1 atau 2
1 atau 2
1
750
1 atau 2
Gunakan
pencahayaan
setempat
pada meja
gambar.
Kantin
Hotel dan Restauran :
200
1
Pencahayaan pada bidang
vertikal sangat penting
Lobby, koridor
100
untuk
menciptakan
suasana/kesan
yang baik.
Sistem
ruang
pencahayaan
200
suasana
sesuai.
Sistem
pengendalian switching
dan
dimming
digunakan
memperoleh
dapat
untuk
berbagai
efek pencahayaan.
Ruang makan.
Cafetaria.
250
250
1
1
Diperlukan
Kamar tidur.
150
1 atau 2
Dapur.
Rumah Sakit/
300
250
1 atau 2
lampu
Balai pengobatan:
Ruang rawat inap.
Ruang
operasi,
ruang 300
Gunakan
pencahayaan
setempat
bersalin.
pada tempat
yang diperlukan.
Laboratorium
Ruang
rekreasi
dan
rehabilitasi.
Pertokoan/
500
1 atau 2
250
Ruang pamer:
Ruang
pamer
dengan
harus
obyek
berukuran
besar 500
(misalnya
Pasar Swalayan.
500
1 atau 2
250
1 atau 2
50
100
100~200
200~500
500~1000
1000~2000
750
3
3
2 atau 3
1 atau 2
1
1
1
1
1
1
1
lain-lain).
Industri (Umum):
Ruang Parkir
Gudang
Pekerjaan kasar.
Pekerjaan sedang
Pekerjaan halus
Pekerjaan amat halus
Pemeriksaan warna.
Rumah ibadah:
lantai. Untuk
dan
pada
mobil).
di-penuhi
Untuk
tempat-tempat
yang mem
Mesjid
200
1 atau 2
tingkat
200
200
1 atau 2
1 atau 2
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
pencahayaan
Gereja
Vihara
butuhkan
setempat.
Idem
idem
pencahayaan
3.1 Hasil
3.1.1
2,99 m
B
14,1 m
6,05 m
11,34 m
Luas A
= Panjang A x Lebar A
= 6,05 x 2,99
= 18,09 m2
Luas B
= Panjang B x Lebar B
= 14,1 x 8,35
= 117,735 m2
Total luas ruangan = 18,09 + 117,735 = 135,825 m2
Perbandingan luas jendela dan luas ruangan
= 11,1 m2 : 135,825 m2
= 1 : 12,2
= 1: 12
Jadi perbandingan luas dan luas ruangan adalah 1 : 12
c. Pencahayaan umum/alami
Pengukuran pencahayaan alami dilakukan mulai dari dekat jendela, maju tiap 1m
ke arah tengah ruangan hingga maksimal 2 kali tinggi jendela dari lantai. Tinggi
jendela dari lantai adalah 2,63m, sehingga pengukuran dilakukan dengan cara
Xtotal =
Xtotal = 209,67 lux
3.1.2
2,99 m
14,1 m
6,05 m
11,34 m
= Panjang A x Lebar A
= 6,05 x 2,99
= 18,09 m2
Luas B
= Panjang B x Lebar B
= 14,1 x 8,35
= 117,735 m2
Total ruangan = 18,09 + 117,735 = 135,825 m2
Luas A
b. Lampu
A = 135,825 m2
E = 500 lux
W= 60 W
Lm/w = 56 Lm/w
LLF= Faktor kehilangan cahaya (ruangan ber-AC)
= 0,8
CU = 80 % (Efisinesi penggunaan)
n=1
F = Total lumen lampu
= Daya lampu x luminous efficacy lamp
= W x Lm/w
= 60 x 56
= 3360 lumen
N=
Ex A
F x LLF x CU x n
N=
500 x 135,825
3360 x 0,8 x 80% x 1
N = 31,58
N = 32 titik lampu.
Jadi titik lampu yang dibutuhkan untuk satu ruangan ini adalah sebanyak 32 titik
lampu.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pencahayaan Alami
Menyisihkan
Tidak teliti
Contoh pekerjaan
dibutuhkan (Lux)
barang-
50
Agak teliti
Teliti
Membaca, menulis
300
Pemasangan
700-1000
Sangat teliti
(PMP, 1964)
100
Tingkat pencahayaan
(Lux)
Pekerjaan
kasar
tidak
terus 100
menerus
Pekerjaan
Keterangan
Ruang penyimpanan
peralatan/instansi
melakukan
dan
yang
pekerjaan
kontinyu
kasar
terus menerus
200
Pekerjaan rutin
Pekerjaan
agak
halus
Pekerjaan halus
300
500
pemeriksaan
1000
dengan mesin.
Pemilihan
pekerjaan
warna,
pemprosesan
pekerjaan
Pekerjaan
amat
halus
Pekerjaan rinci
bayangan
3000
mesin
dan
perakitan
Menyulam dengan tangan,
1500
Tidak
tekstil,
menimbulkan
pemeriksaan
mesin,
pekerjaan
perakitan
halus
Pemeriksaan
sangat
pekerjaan
(Menkes, 2002)
Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tersebut, ruang
Laboratorium Terpadu FKM UNDIP membutuhkan intensitas cahaya untuk jenis
pekerjaan yang teliti seperti membaca, menulis, dan menganalisa yaitu sebesar
300 Lux. Oleh karena itu, hasil pengukuran penerangan yang ada masih belum
memenuhi standard yang baik untuk penerangan dengan pencahayaan alami
ataupun pencahayaan buatan, karena nilai range maksimal tertingi yaitu 206,67
3.2.2
lux.
Pencahayaan Buatan
berikut :
N=
Ex LxW
F x LLF x CU x n
Dimana :
N
= Panjang Ruang(Meter)
=
=
=
=
/=
L/w= Luminous Efficacy Lamp / Lumen per watt (dapat dilihat pada box lampu yang
kita beli).
Berdasarkan penghitungan hasil praktikum cahaya buatan untuk mengukur
kebutuhan lampu pada ruangan laboratorium terpadu yang memiliki luas ruangan
135,825 m2 yang akan dipasang lampu Phillips 60 W dengan type ESSENTIAL 60W
CDL E27 220-240V, E = 500 lux, W= 60 W, Lm/w = 56 Lm/w memerlukan paling tidak
32 titik lampu. Apabila hasil dari perhitungan diatas dirasa terlalu terang atau kurang
terang, kita dapat menyiasati dengan mengganti lampu dengan watt yang lebih tinggi
atau lebih rendah. Hasil penghitungan tersebut juga dipengaruhi LLF= Faktor
kehilangan cahaya (ruangan ber-AC) = 0,8 dan CU= 80 % (Efisinesi penggunaan) yang
dilihat dari karakteristik ruangan tersebut.
BAB V
SIMPULAN
Pengukuran pencahayaan diukur dengan menggunakan alat lux meter. Pengukuran
dilakukan di Laboratorium Terpadu FKM UNDIP. Data hasil pengukuran intensitas
penerangan dalam ruangan Laboratorium Terpadu menunjukkan bahwa pencahayaan
alami sebesar 206,67 lux. Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964
tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja,
ruang Laboratorium Terpadu FKM UNDIP membutuhkan intensitas cahaya untuk jenis
pekerjaan yang teliti seperti membaca, menulis, dan menganalisa yaitu sebesar 300 Lux.
Nilai pencahayaan alami ruang Laboratorium Terpadu masih belum memenuhi standar,
dikarenakan masih < 300 lux.
Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan
alami
atau
saat
pencahayaan
alami
tidak
mencukupi.
Penerangan / pencahayaan buatan adalah suatu penerangan yang dibuat / disain oleh
manusia. Berdasarkan penghitungan hasil praktikum cahaya buatan untuk mengukur
kebutuhan lampu pada ruangan laboratorium terpadu yang memiliki luas ruangan
135,825 m2 yang akan dipasang lampu Phillips 60 W dengan type ESSENTIAL 60W
CDL E27 220-240V, E = 500 lux, W= 60 W, Lm/w = 56 Lm/w memerlukan paling tidak
32 titik lampu.
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI 03-2396-1991 tentang Tata cara perancangan pencahayaan alami siang hari
untuk rumah dan gedung.
2. SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada
Bangunan Gedung.
3. Gabriel. J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.
4. C, Darmasetiawan dan Puspakesuma L. 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak
Lampu. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN