Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Percobaan ini berjudul pengukuran illuminansi cahaya. Adapun tujuan dari
percobaan ini yaitu memahami konsep dan mampu melakukan pengukuran cahaya
serta mampu menggunakan lux meter. Cahaya merupakan sebuah gelombang
yang memiliki tingkat energi tertentu yang secara spesifik dipelajari pada
fotometri. Kuat penerangan memiliki hubungan dengan fluks cahaya, tegangan
dan jarak. Untuk mengetahui hubungan tersebut maka dilakukanlah percobaan ini.
Lux meter berfungsi menghitung tingkat intensitas sutu sumber cahaya. Alat ini
didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat
ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel yang
dihubungkan dengan menggunakan kabel probe. Sensor yang digunakan pada alat
ini adalah photo diode.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalahnya yaitu:
- Apa itu cahaya ?
- Apa itu luxmeter ?
- Bagaimana sifa dari cahaya ?

1.3 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
- Memahami konsep dan mampu melakukan pengukuran cahaya.
- Mampu menggunakan lux meter.
-

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Cahaya menjalar sebagai gelombang tranversal dengan dua macam


komponen dasar, yaitu satu komponen medan listrik dan satu komponen medan
imbang magnet. Untuk gelombang cahaya sebagai daerah gelombang
elektromagnet tampak spektrumnya. Ternyata bila dalam penjalarannya
mengalami peralihan dari suatu medium bening ke medium bening lainnya, maka
berkas cahaya yang bersangkutan akan mengalami pembelokan. Gejala ini disebut
pembiasan (refraction) cahaya. Selain itu, secara fisika pada batas medium cahaya
akan mengalami pemantulan (Refrection). Dengan konsep gelombang
elektromagnet Maxwell, kedua gejala yang disebutkan ini kiranya dapat dibahas
tanpa menggunakan konsep-konsep tambahan. Untuk itu kita perkenalkan apa
yang dinamakan hukum Huygens, yang telah digunakan untuk membahas gejala
serupa sebelum diketahui cahaya menurut konsep Maxwell. Secara singkat hukum
huygens itu dapat kita nyatakan dalam rumusan sebagai berikut :
1. Semua titik pada muka-gelombang dapat dipandang sebagai sumber titik
yang menghasilkan gelombang bola sekunder (spherical secondary
wavelet).
2. Setelah selang waktu t, posisi muka-gelombang yang baru adalah
permukaan selubung yang menyinggung semua gelombang sekunder ini.
(Renreng, 1985).
Setelah kita meninjau pernyataan hukum Huygens, maka kita tinjau pula
proses yang terjadi sebagai akibat peralihan penjalaran gelombang cahaya dari
suatu media ke media lain. Dalam hubungan ini Snellius telah menyelidiki hal
tersebut. Ia menemukan, bahwa berkas cahaya yang datang dari suatu media ke
media lain. Maka pada batas media sebagaian intensitas cahaya yang datang akan
dipantulkan dan yang lainnya akan dibiaskan. Selain hal itu Snellius juga
mengamati tiga hal yang berlaku secara umum untuk sembarang keadaan
peralihan media. Ketiga hal itu adalah:
1. Cahaya datang, cahaya terpantul, dan cahaya terbias, terletak dalam suatu
bidang yang sama.
2. Sudut datang berkas cahaya datang terhadap garis normal sama besar
dengan sudut pantul berkas cahaya terpantul.

2
3. Perbandingan antara dalam sudut datang berkas cahaya datang dengan
sinus bias cahaya terbias terhadap garis normal tertentu untuk suatu bahan
yang tertentu pula.
(Renreng, 1985).

Sifat-sifat Cahaya
Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala
arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus. Bukti cahaya
merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke
dalam ruangan yang gelap.

Cahaya Dapat Dipantulkan


Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan
difusi) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur merupakan pemantulan yang
terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada
pemantulan ini, sinar pantulnya tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur
terjadi bila cahaya mengenai permukaan yang licin, rata, dan mengkilap, misalnya
cermin. Sinar pantulnya memiliki arah yang teratur.

Cahaya Mampu Menembus Benda Bening


Peristiwa menembusnya cahaya pada bening dapat dilihat pada saat
menerawang plastik bening, gelas kaca, atau benda-benda bening lainnya kearah
sinar lampu. Sinar tersebut dapat terlihat karena cahaya dapat menembus benda
bening. Jika cahaya mengenai benda yang gelap (tidak bening) misalnya pohon,
tangan, mobil, maka akan membentuk bayangan.

Cahaya Dapat Diuraikan


Penguraian cahaya (dispersi) merupakan penguraian cahaya putih menjadi
cahaya yang memiliki bermacam-macam warna. Contohnya pelangi, yang terjadi
akibat dari cahaya matahari yang diuraikan oleh titik-titik air hujan.
Cahaya Dapat Dibiaskan

3
Peristiwa pembelokkan arah rambatan cahaya setelah melewati medium
rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Jika cahaya datang dari zat yang
kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal. Misalnya cahaya dari udara ke air. Sebaliknya jika cahaya datang dari zat
yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi
garis normal. Misal cahaya dari air ke udara. Contoh pembiasan cahaya yaitu
pensil yang dimasukkan ke air akan terlihat bengkok, dasar kolam terlihat dangkal
(Muslimin, dkk, 2013).

Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat


penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri
dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut
diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan
menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun
semakin besar. Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini
termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optik. Sensor cahaya atau optik adalah
sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya
ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil
dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel. Berbagai
jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan
mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan
menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda
pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh
layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh
sensor photo diode. Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD
(liquid Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital.
Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-
putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik
dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik
eksternal. Hampir semua lux meter terdiri dari rangka sebuah

4
sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada
sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi
yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak
cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan lebih besar
(Giancoli,2001).

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu:
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan
No. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1. Laser He-Ne 1 buah
2. Lampu senter 1 buah
3. Lampu halogen 1 buah
4. Lux meter 1 buah
5. Penggaris 1 buah

3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan yang dilakukan pada percobaan ini adalah:


- Sumber radiasi berupa lampu senter, lampu halogen dan leser He-
Ne(Leybold, 10 mW) disiapakan.
- Lux meter dan probenya disiapkan dan diarahkan pada keluaran
sumber cahaya seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 3.1 susunan peralatan percobaan

- Sebelum dihidupkan sumber cahaya, batas ukur lu meter ditempatkan


padaukuran maksimun.
- Selanjutnya dihidupkan sumber cahaya dan diatur batas ukur lux meter
sehingga hasil pengukura dapat dibaca dengan jelas.
- Dilakukan pengukuran dan dicatat hasil pengukuran serta dilakukan
perulangan sampai 10 kali.

6
- Selanjutnya dilakukan pengukuran yang sama untuk semua sumber
cahaya
- Setelah selesai dimatikan laser dan perangkat lainnya.

7
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Data hasil pengamatan dari percobaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 data hasil pengamatan menggunakan lampu senter


N Jarak (cm) I1 I2 I3 Irata-rata
o
1. 0 225 x 10 223 x 10 217 x 10 221,6 x 10
2. 2 127 x 10 125 x 10 129 x 10 127 x 10
3. 4 120 x 10 116 x 10 119 x 10 118,3 x 10
4. 6 113 x 10 111 x 10 106 x 10 110 x 10
5. 8 105 x 10 108 x 10 110 x 10 107,6 x 10
6. 10 103 x 10 104 x 10 102 x 10 103 x 10

Tabel 4.2 data hasil pengamatan menggunakan lampu hp


N Jarak (cm) I1 I2 I3 Irata-rata
o
1. 0 833 x 10 824 x 10 841 x 10 832,6 x 10
2. 2 280 x 10 291 x 10 288 x 10 286,3 x 10
3. 4 125 x 10 120 x 10 130 x 10 125 x 10
4. 6 65 x 10 66 x 10 59 x 10 63,3 x 10
5. 8 38 x 10 40 x 10 39 x 10 39 x 10
6. 10 24 x 10 26 x 10 27 x 10 25,6 x 10

4.2 Analisa Data


4.2.1 Illuminansi Sumber Cahaya lampu Senter

Sumber cahaya Lampu senter pada jarak 0cm


Dik : Iv = 221,6 x10 = 2216
r = 0 cm > 0 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 2216/(0)2
E = 0 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter pada jarak 2cm


Dik : Iv = 127 x 10= 1270
r = 2 cm > 0,02 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2

8
E = 1270/(0,02)2
E = 3.175.000 Lux/Meter2
Sumber cahaya Lampu senter pada jarak 4cm
Dik : Iv = 118,3 x 10= 1183
r = 4 cm > 0,04 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 1183/(0,04)2
E = 739.375 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter pada jarak 6cm


Dik : Iv = 110 x 10 = 1100
r = 6cm > 0,06 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 1100/(0,06)2
E = 305.555, 5 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter pada jarak 8cm


Dik : Iv = 107,6 x 10= 1076
r =8 cm > 0,08 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 1076/(0,08)2
E = 168,125 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter pada jarak 10cm


Dik : Iv = 103 x 10= 1030
r = 10 cm > 0,1 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 1030/(0,1)2
E = 103.000 Lux/Meter2

4.2.2 Illuminansi Sumber Cahaya lampu senter Handphone


Sumber cahaya Lampu senter (HP) pada jarak 0cm
Dik : Iv = 832,6 x 10= 8326
r = 0 cm > 0 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 8326/(0)2
E = 0 Lux/Meter2

9
Sumber cahaya Lampu senter (HP) pada jarak 2cm
Dik : Iv = 286,3 x 10= 2863
r = 2 cm > 0,02 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 2863/(0,02)2
E = 7157500 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter (HP) pada jarak 4cm


Dik : Iv = 125 x 10= 1250
r = 4 cm > 0,04 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 1250/(0,04)2
E = 781250 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter (HP) pada jarak 6cm


Dik : Iv = 63,3 x 10= 633
r = 6 cm > 0,06 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 633/(0,06)2
E = 17583,3 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter (HP) pada jarak 8cm


Dik : Iv =39 x 10= 390
r = 8 cm > 0,08 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 390/(0,8)2
E = 60937,5 Lux/Meter2

Sumber cahaya Lampu senter (HP) pada jarak 10cm


Dik : Iv = 25,6 x 10= 256
r = 10 cm > 0,1 m
Dit : E?
Penyelesaian:
E = I/r2
E = 256/(0,1)2
E = 25600 Lux/Meter2

10
4.3 Pembahasan

Telah dilakukan percobaan yang berjudul pengukuran illuminasi cahaya


dimana tujuan dari percobaan ini yaitu memahami konsep dan mampu melakukan
pengukuran cahaya serta mampu menggunakan lux meter. Pada praktikum ini kita
akan menggunakan alat ukur lux meter. Dimana lux meter berfungsi menghitung
tingkat intensitas sutu sumber cahaya. Alat ini didalam memperlihatkan hasil
pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah
sensor dengan sel foto dan layar panel yang dihubungkan dengan menggunakan
kabel probe. Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Prosedur
penggunanaan alat dalam mengoperasikan atau menjalankan
luxmeter sangat sederhana. Tidak serumit alat ukur lainnya,
dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan
adalah alat sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur
kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus
ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan
cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan
pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah Geser
tombol off/on kearah On lalu pilih kisaran range yang akan
diukur ( 10 lux dan 100 lux) pada tombol range kemudian
arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada
permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya dan
lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Dalam percobaan ini sumber cahaya yang diukur yaitu lampu senter dan
lampu HP. Pengukuran menggunakan luxmeter menghasilkan nilai intensitas
cahaya. Sedangkan cara untuk mendapatkan nilai dari illuminansi cahaya kita
harus menggunakan perhitungan secara manual yakni menggunakan rumus E =
I/r2. Adapun data hasil pengamatan intensitas lampu senter dan HP dapat dilihat
pada tabel data hasil pengamatan. Dari data hasil pengamatan dapat dilihat bahwa
semakin jauh jarak luxmeter dengan sumber cahaya baik itu lampu senter dan HP
maka akan semakin kecil nilai intensitas cahaya yang dihasilkan. Kemudian hasil
perhitungan untuk menentukan illuminansi cahaya lampu senter dan lampu HP

11
dapat dilihat di analisa data. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai
illuminansi cahaya (E) berbanding lurus dengan nilai intensitas cahaya (I) dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r). Sehingga semakin jauh jarak maka
nilai illuminansi cahaya juga akan semakin kecil. Lalu kita juga dapat melihat
bahwa dari hasil pengukuran dengan luxmeter serta perhitungan secara manual
nilai intensitas dan illuminansi cahaya dari lampu HP lebih besar dibandingkan
dengan lampu senter, hal ini dikarenakan lampu HP memiliki tingkat kefokusan
yang lebih besar dibanding lampu senter.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu :
- hubungan jarak dengan iluminansi cahaya berbandik terbalik yakni makin
jauh jarak maka semakin kecil nilai yang didapat.
- semakin kuat atau besar sumber cahaya maka semakin besar nilai yang di
dapat.

5.2 Saran
Semoga kedepannya Lab Elektronika dilengkapi dengan kipas angin supaya
pada saat melakukan praktikum para praktikan tidak kepanasan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Renreng, Abdullah. 1985. Asas-asas Ilmu alam Universitas. Lembaga Penerbitan


Universitas Hasanuddin: Ujung pandang.

Giancoli, D.C. (Ed.). 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Muslimin,dkk,2013.Fisika sains.Bandung: PT Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai