Anda di halaman 1dari 24

PENGUKURAN DENGAN OSILOSKOP

LAPORAN

Disusun Oleh:
Muhammad Iqbal Saputra
1408102010026
SHIFT: Satu
Asisten: Ayu Aprilia

LABORATORIUM ELEKTRONIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016/2017

DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................................i
Daftar Tabel...........................................................................................................ii
Daftar Gambar.......................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
1.1..........................................................................................................................
Latar Belakang.................................................................................................1
1.2..........................................................................................................................
Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3..........................................................................................................................
Tujuan..............................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................3
BAB III Metode Percobaan...................................................................................11
3.1. Alat dan Bahan...............................................................................................11
3.2. Prosedur Percobaan........................................................................................11
BAB IV Analisa Data dan Pembahasan................................................................13
4.1. Data Hasil Pengamatan...................................................................................13
4.2. Analisa Data....................................................................................................14
4.3. Pembahasan....................................................................................................16
BAB V Penutup.....................................................................................................18
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................18
5.2. Saran...............................................................................................................18
Daftar Pustaka.......................................................................................................19

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1................................................................................................................11
Tabel 4.1................................................................................................................13

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1............................................................................................................4
Gambar 2.2............................................................................................................5
Gambar 2.3............................................................................................................8
Gambar 2.4............................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya disebut CRO)

adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang


digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala
lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Selain itu osiloskop juga dapat
digunakan untuk CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa
transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang
sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Osiloskop sinar katoda dapat
digunakan untuk bermacam-macam pengukuran besaran fisika. Besaran listrik
yang dapat diukur dengan menggunakan alat itu antara lain tegangan searah,
tegangan bolak-balik, arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi,
dan untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul
dan waktu turun. Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan
kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tranduser sebagai pengubah ke
besaran tegangan.
Fungsi osiloskop tersebut banyak diterapkan dan di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang kesehatan pendidikan, elektronika
dan lain sebagainya. Mengingat besarnya peranan osiloskop diatas, maka perlu
dilaksanakan praktikum mengenai osiloskop ini. Dengan adanya praktikum
osilioskop ini, diharapkan praktikan mampu mamahami pengoperasian osiloskop
secara baik dan benar, mengetahui elemen-elemen penting dalam osiloskop dan
kegunaannya serta penerapan osiloskop dalam kehidupan sehari-hari.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dipelajari pada percobaan ini?
2. Apa yang dilakukan oleh praktikan pada praktikum ini?

1.3.

Tujuan

1. Mempelajari cara kerja osiloskop.


2. Dapat menggunakan osiloskop sebagai pengukur tegangan, sebagai
pengukur frekuensi dari berbagai bentuk gelombang yang dapat tergambar
pada layar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Osiloskop adalah salah satu alat ukur yang dapat menampilkan bentuk dari
sinyal listrik. Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen ukur
yang memiliki posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu
menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop kita dapat mengetahui dan mengamati frekuensi,
periode dan tegangan AC atau DC, fasa dan berbagai bentuk gelombangdari
sinyal. Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis
melintang secara vertikal dan horizontalyang membentuk kotak-kotak dan disebut
div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu
tegangan. Pada bagian panel kontrol osiloskop terdapat dua kanal yang bisa
digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu
untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Dewasa ini secara prinsip ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART analog real time oscilloscope, ) dan tipe digital (DSO - digital storage
osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur,
teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya. Pada percobaan kali ini, kita akan
menggunakan osiloskop analog untuk menentukan beberapa permasalahan yang
berbeda pada setiap prosedur percobaan. Secara umum osiloskop memiliki
kegunaan yaitu;

Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.

Membedakan arus AC dengan arus DC.

Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya


terhadap waktu (William, 1999).

Osiloskop memakai tabung sinar katoda dalam aplikasinya. Pertama akan


dibahas bagian bagian utama dan cara kerja dari sebuah tabung sinar katoda,
secara umum, belum dikaitkan dengan fungsinya terhadap cara kerja osiloskop.
Komponen komponen penting tabung katoda :
1. Glass Envelopped (evacuated)
2. Electron gun assembly
3. Deflection plate assembly
4. Accelerating anodes
5. Phospor coated screen.

screen
Base

Triode

Fokus deflection
Gambar 2.1. Tabung Sinar Katoda.

Glass envelope merupakan keseluruhan dari tabung katoda ini, ia


dikosongkan hingga menjadi hampa udara, untuk membiarkan aliran elektron
bergerak tegak lurus pada tabung , secara mudah.
Electron gun assembly terdiri dari triode dan fokus. Fungsi dari elektron
gun adalah sebagai penyedia sumber elektron,caranya dengan mengumpulkan dan
memfokuskan mereka ke arus yang baik, dan mempercepat mereka mendekati
layar fluorescent.Elektron yang membuat berkas cahaya (beam) diberikan oleh
thermionic emission dari katoda yang dipanaskan. Katode dikelilingi oleh tutup
silindris, yang berpotensial negatif, tutup ini mempunyasi lubang lubang kecil
yang lokasinya sepanjang axis longitudinal dari CRT :

katoda

anoda

pertama

hea
ter

grid cap

anoda

longitudinal axes

cincin fokus
Gambar 2.2. CRT
Tutup ini bekerja sebagai grid kontrol (potensialnya negatif), karena
muatannya negatif, elektron ditolak dari dinding silinder, dan karena itu arus
melalui lubang dimana mereka bergerak ke medan listrik dari anoda terfokus.
Fokus lensa terdiri dari anoda pertama, cicncin fokus dan aperture
astigmatisma, atau anoda kedua. Fungsi dari bagian ini adalah untuk
mengumpulkan dan mengarahkan elektron pada garis lurus axis dari berkas berkas
sinar, untuk memperoleh ukuran minimum & titik terdefinisi oleh layar phosfor
dari CRT.Bagian dari CRT selain electron gun assembly adalah sistem
deflection.Betuk gelombang dapat diperlihatkan dari layar phospor CRT, hanya
jika disana ada arus elektron yang dibelokkan baik horizontal maupun vertikal,ini
adalah fungsi dari flat terdefleksi.
Arus dibelokkan yang dialami oleh elektron disebut defleksi (pembelokkan)
elektrostatis, yang berarti bahwa berkas- berkas sinar elektron itu dilenturkan oleh
gaya dikerjakan pada tiap elektron oleh medan listrik.Energi dicapai adalah
hubungan sederhana, melibatkan hanya voltase anode kedua dari fokus lensa&
muatan elektron diberikan seperti :
Ek = V2Q
Menyamakan energi kinetik dgn energi yang dicapai, diberikan oleh :

mv2 = V2Q
dimana :
m = massa elektron,
v = kecepatan elektron
v2 = mempercepat voltase melalui elektron gun assembly
Pada CRT yang menggunakan pembelokkan elektrostatis, 2 set flat defleksi
diposisikan tepat dengan sudut yang tepat dengan anode kedua, dengan defleksi
vertikal plat pertama, danplat untuk pembelokkan horizontal, mendekati layar
fosfor. Plat defleksi dapat berupa parallel, menyudut, atau bentuk kurva.:

(a)
Menyudut

(b)

(c)

plat singel

kurva

Plat a & b menaikkan (memperbesar) beam scan dengan membelokkan


elektron melalui susut yang lebih besar, yang memungkinkan frekuansi respon
maksimum dari CRT b terbatas oleh waktu, dibutuhkan untuk sebuah elektron
untuk menjalani panjang dari plat pembelokkan vertikal.Pada frekuensi tinggi,
berkas sinar elektron mungkin berada diantara pembelokkan plat vertikal untuk
lebih dari satu putaran dari sinyal terpakai pada flat defleksi, yang dapat
dibatalkan , atau setidaknya dikurangi,jaring- jaring pembelokkan dari arus
elektron Waktu persinggahan dapat dikurangi ,dengan mengurangi panjang dari
palt defleksi atau dengan menambah kecepatan elektron.Bagaimanapun juga,
melakukan salah satunya untuk

mengurangi waktu transit menyebabkan

kerusakan (degradasi) dari parameter CRT lainnya.Masalah dengan waktu transit


dapat diatasi dengan membagi plat defleksi kepada sejumlah plat plat yang lebih
kecil.Tiap segmen plat terhubung dengan elemen LC diperlambat.Elemen
effectively ini membentuk bagian dari garis transmisi yang mencocokkan dengan
perambatan waktu dan sinyal ke waktu transit dari arus elektron selama waktu
perioda, diantara flat defleksi tersegmetasi.Kenaikkan arus defleksi ini, pada

frekuensi lebih tinggi, sebagai sebuah elektron melewati antara plat defleksi,
mengalami pembelokkan terus menerus.
Sensitivitas defleksi
Merupakan voltase yang dibutuhkan per unit defleksi, atau voltase
minimum yang diperlukan untuk menyebabkan satu divisi dari defleksi vertikal.
Fosfor memiliki karakteristik yang diinginkan (fosforensi), artinya, fosfor
berkelanjutan untuk memancarkan cahaya untuk beberapa periode waktu, setelah
sumber eksitasi digerakkan kembali.
Gratikula (Graticule) adalah skala dalam material transparan yang cukup
pada muka dari CRT untuk tujuan pengukuran.

posi si
hori zont al

Fokus
asti gmati sma
posi si ver t i kal

Osiloskop terdiri dari tabung hampa udara (tabung katoda), dan layar
dilapisi zat Fluorescent, yang berarti jika permukaannya itu ditumbuk oleh
elektron umpannya, maka elektron dari, atau yang membangun molekul dimana
zat itu dibangun akan berpindah kulit , ke kulit yang lebih luar (tingkat energinya
lebih tinggi).Tetapi kemudian elektron atom cenderung akan kembali ke kulit
7

semula, setidaknya ke kulit yang lebih dalam dari kulit tempat yang baru tadi,
karena makin dalam kulit, maka tingkat energi menjadi lebih rendah sehingga
menjadi lebih stabil.Beda tingkat enegi antara kulit yang lebih luar dan yang
dalam menjelma sebagai foton yang tampak sebagai bintik terang (Larry & Chin,
1996).

Fungsi Osiloskop
Berikut ini adalah fungsi osiloskop sebagai berikut ;
1. Pengukuran Tegangan
Tegangan adalah besar beda potensial listrik, dinyatakan dalam Volt,
antara dua titik pada rangkaian. Biasanya salah satu titiknya adalah titik ground,
tapi tidak selalu. Tegangan juga diukur dari puncak ke puncak, yaitu dari titik
puncak maksimum ke titik muncak minimum. Dan kita harus hati-hati
menspesifikasikan tegangan apa yang dimaksud.
Pada dasarnya osiloskop adalah alat ukur tegangan. Sekali anda mengukur
tegangan, maka besaran lain bisa di ketahui melalui penghitungan. Sebagai contoh
pengukuran arus dengan menerapkan hukum Ohm arus dapat diketahui melalui
pengukuran tegangan dan membaginya dengan besar hambatan yang digunakan.
Penerapan penghitungan juga bisa dilakukan untuk arus AC tetapi
tentunya akan lebih rumit,tetapi pada intinya adalah bahwa dengan mengukur
tegangan sebagai langkah awal, maka besaran lain dapat diketahui melalui
penghitungan. Gambar 2 menunjukkan tgangan dari satu puncak ke puncak
lainnya yang disebut (the peak-to-peak voltage V[p-p]), biasanya adalah duakali
V[p]. Gunakan Vrms(root-mean-square) voltage untuk menghitung daya dari
sinyal AC.

Gambar 2.3. Tegangan puncak ke puncak


Pengukuran tegangan dilakukan dengan menghitung jumlah pembagi yang
meliputi muka gelombang pada bagian skala vertikal. Atur sinyal dengan
mengubah-ubah kontrol vertikal dan untuk lebih pengukuran terbaik pilihlah skala
volts/div yang paling cocok.

Gambar 2.4. Pengukuran Tegangan pada Pusat Garis Vertikal

2. Pengukuran waktu dan frekuensi


Ambil waktu pengukuran dengan menggunakan skala horizontal pada
osiloskop. Pengukuran waktu meliputi perioda, lebar pulsa(pulse width), dan
waktu dari pulsa. Frekuensi adalah bentuk resiprok dari perioda, jadi dengan
mengukur perioda frekuensi akan diketahui, yatu satu per perioda. Seperti pada
pengukuran tegangan, pengukuran waktu akan lebih akurat saat meng-adjust
porsi sinyal yang akan diukur untuk mengatasi besarnya area pada layar. Ambil

pengukuran waktu sepanjang garis horizontal pada tengah-tengah layar, atur


time/div untuk memperoleh pengukuran yang lebih akurat.(Lihat gambar berikut

X = A sin (1t)
Y = B sin (2t + )
Berlaku m2 = n1

Jika = 2f, maka :

n
2f 2
f

2
m 2f1
f1

n 2

m 1
sehingga

Jika pada persamaan (1) 1 = 2 maka diperoleh


X 2 Y 2 2 XY
2
2
cos sin
2
A
B AB

Sinar sudut fasa antara kedua sinyal sama dengan perbandingan antara titik
potong pada sumbu Y yang dinyatakan oleh b terhadap defleksi vertikal maksimal
yang dinyatakan oleh B. Sesuai dengan gambar elips maka berlaku : sin = b/B

10

Pada rangkaian RL, RC, RLC maka arus listrik bolak-balik yang masuk pada
rangkaian tersebut, maka output dari rangkaian itu akan mengalami pergeseran
sudut fase terhadap inputannya, untuk rangkaian RC beda fasa dapat dinyatakan :
Z=

xR2 xC 2

tg

Xc
1
Xc
Xr
c

tg

1
RC

Untuk rangkaian RL, maka beda fasa dapat dinyatakan :


Z=

xR2 xC 2

tg

XL
XL L
XR

tg

L
R

Dalam suatu rangkaian seri RLC dikatakan dalam keadaan resonansi bila
impendansi totalnya adalah real dicapai, bila:

1
LC

Beda sudut fasa antara arus yang melalui rangkaian dari sumber adalah nol.

Dalam rangkaian RLC berlaku :

d 2 q R dq
q

0
2
dt
L dt LC

(Weston, 1962).

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Tabel 3.1. Alat dan Bahan yang digunakan pada percobaan ini.

11

No
1
2
3
4
5

Nama Alat dan Bahan


Dual frace osiloskop
Function generator
Power supply
Probe (attuator probe)
Kabel

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
Secukupnya

3.2. Prosedur Percobaan


Sebelum melakukan pengukuran perhatikan langkah-langkah berikut :
1. Untuk keamanan, diperhatikan terlebih dahulu AC voltage selector
tegangannya apakah sudah cocok dengan tegangan AC yang tersedia pada
jala-jala.
2. Yakinkan bahwa objek yang akan diukur tidak lebih besar dari kapasitas
ukur. Untuk lebih aman, diatur posisi switch dari volt/div pada posisi
tertinggi.
3. Diperbaiki/diatur tampilan layer dengan cara memutar tombol intensity
dan tombol focus sampai diperoleh gambar yang jelas.
4. Dilakukan kalibrasi, dengan cara:
-mengatur posisi semua tombol pengatur pada posisi terkalibrasi.
-gunakan sinyal untuk menguji kalibrasi.
3.2.1. Mengukur Tegangan
1. Diarahkan sinyal AC ke CH input dan stel scalar mode untuk
menampilkan bentuk gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.
2. Distel saklar VOLT/DIV untuk menampilkan kira-kira 5 DIV bentuk
gelombang.
3. Dihitung tegangan puncak ke puncak (peaks to peaks) dengan
menggunakan persamaan :
VOLT (p.p) = (defleksi vertikal) x (penempatan saklar VOLT/DIV)
3.2.2. Mengukur Frekuensi
1. Distel saklar SEC/DIV untuk menampilkan satu siklus gelombang
komplek.

12

2. Diukur jarak horizontal antara titik-titik pengukuran waktu (satu panjang


gelombang). Dihitumg periode getaran gelombang . Dihitung periode
getaran gelombang dengan menggunakan rumus :
PERIODE (T) = Jarak puncak ke puncak (DIV) x waktu tiap DIV
3.

(TIME/DIV)
Ditentukan frekuensi gelombang dengan menggunakan persamaan :
FREKUENSI ( f = 1/T.

13

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.

Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan pada percobaan ini

No

Gambar

Vpp

T (s)

f (Hz)

1,2

0,0055

181,8

1,2

0,0055

181,8

(Volt)

1.

2.

14

3.

1,2

4.2.

0,0048

208,3

Analisa Data

1. Dik : Difleksi Vertikal = 6 DIV


Difleksi Horizontal = 5,5 DIV
VOLT/DIV = 0,2 VOLT/DIV
TIME/DIV = 1 ms/DIV
Dit : a.Vpp
b. T
c. f

Jawab :
a. Vpp = Difleksi Vertikal x VOLT/DIV
Vpp = 6 DIV x 0,2 VOLT/DIV
Vpp = 1,2 V
b. T = Defleksi Horizontal x TIME/DIV
T = 5,5 DIV x 1 ms/DIV
T = 5,5 ms
T = 0,0055 s
c. f = 1/T
f = 1/0,0055 s

15

f = 181,8 Hz
2. Dik : Difleksi Vertikal = 2,4 DIV
Difleksi Horizontal = 5,5 DIV
VOLT/DIV = 0,5 VOLT/DIV
TIME/DIV = 1 ms/DIV
Dit : a.Vpp
b. T
c. f

Jawab :
a. Vpp = Difleksi Vertikal x VOLT/DIV
Vpp = 2,4 DIV x 0,5 VOLT/DIV
Vpp = 1,2 V
b. T = Defleksi Horizontal x TIME/DIV
T = 5,5 DIV x 1 ms/DIV
T = 5,5 ms
T = 0,0055 s
c. f = 1/T
f = 1/0,0055 s
f = 181,8 Hz
3. Dik : Difleksi Vertikal = 2,4 DIV
Difleksi Horizontal = 2,4 DIV
VOLT/DIV = 0,5 VOLT/DIV
TIME/DIV = 2 ms/DIV
Dit : a.Vpp
b. T
c. f
Jawab :
a. Vpp = Difleksi Vertikal x VOLT/DIV
Vpp = 2,4 DIV x 0,2 VOLT/DIV
Vpp = 1,2 Volt

16

b. T = Defleksi Horizontal x TIME/DIV


T = 2,4 DIV x 2 ms/DIV
T = 4,8 ms
T = 0,0048 s
c. f = 1/T
f = 1/0,0048 s
f = 208,8 Hz
4.3.

Pembahasan
Osiloskop merupakan serangkaian alat untuk mengamati sinyal-sinyal yang

masuk pada osiloskop, untuk kemudian diteliti hasil keluaran dari masukkan
sinyal tersebut. Amplitudo, frekuensi, tegangan dan periode dapat dicari dengan
menggunakan osiloskop. Osiloskop dapat menunujukkan sinyal dengan isyarat
sinusoida, persegi, atau dalam bentuk pola Lissajous. Amplitudo ditunjukkan pada
arah vertikal dan periode pada arah horizontal.
Osiloskop memiliki tabung panjang yang disebut tabung sinar katode yang
disusun oleh pemanas, katode, kisi pengatur, anode pemusat, anode pemercepat,
plat untuk simpangan horizontal, anoda untuk simpangan vertical, lapisan logam,
berkas sinar electron dan layer pliorosensi.
Praktikum kali ini menggunakan sebuah function generator dihubungkan
dengan sumber Arus AC yang berperan sebagai input dari osiloskop. Dari data
hasil pengamatan yang diperoleh dapat kita lihat hubungan antara difleksi vertikal,
difleksi horizontal, VOLT/DIV dan TIME/DIV yang ditunjukkan oleh layer pada
osiloskop dengan Amplitudo, tegangan, periode dan frekuensi.
Semakin besar VOLT/DIV yang digunakan maka amplitudo gelombang yang
tampak akan semakin kecil begitu juga sebaliknya semakin kecil VOLT/DIV yang
digunakan maka amplitudo gelombang yang tampak akan semakin besar, hal ini
dapat terlihat dari jumlah defleksi vertikal yang terbentuk pada layar osiloskop,
pada saat menggunakan 0,2 VOLT/DIV terlihat jelas bahwa amplitudo yang
terbentuk jauh lebih besar daripada amplitudo saat menggunakan 0,5 VOLT/DIV,
dan juga semakin besar TIME/DIV yang digunakan maka panjang gelombangnya
akan semakin kecil, begitu sebaliknya. Hal ini juga terlihat pada saat

17

menggunakan 1 ms/DIV panjang gelombangnya jauh lebih besar daripada saat


menggunakan 2 ms/DIV.
Setelah dilakukan perhitungan dimana tegangan puncak ke puncak dapat
dicari dengan jumlah difleksi vertikal yang ditunjukkan dilayar osiloskop di kali
dengan VOLT/DIV yang digunakan dapat kita lihat hasilnya atau Vppnya tetap,
lain halnya dengan periode tegangan yang dapat di ambil dari defleksi horizontal
yang di tunjukkan di kali dengan TIME/DIV ternyata jumlah periodenya akan
berubah, oleh karena itu dapat kita lihat kaitanya. Panjang gelombang (jumlah
difleksi

horizontal)

yang

muncul

akan

dipengagruhi

oleh

jumlah

TIME/DIVkemudian akan mempengaruhi jumlah periode gelombang pada arus


AC kemudian akan berpengaruh pada frekuensi gelombang tegangan AC tersebut.
Semakin besar periode yang diperoleh maka frekuensinya akan semakin kecil dan
sebaliknya. Dan ternyata perubahan VOLT/DIV yang di ubah-ubah pada
osiloskop saat dipraktikum ini tidak akan mempengaruhi tegangan puncak ke
puncak dari suatu tegangan AC.

18

BAB V
PENUTUP
5.1.

Kesimpulan

1. Osiloskop merupakan alat ukur yang dapat mengukur amplitudo


gelombang listrik, periode gelombang listrik, frekuensi gelombang listrik,
tegangan dan arus
2. Semakin besar VOLT/DIV yang digunakan maka amplitudo gelombang
listrik yang diperoleh semakin kecil, dan sebaliknya.
3. Semakin besar TIME/DIV yang digunakan maka panjang gelombang
listrik yang diperoleh semakin pendek.
4. VOLT/DIV yang diubah-ubah menghasilkan Vpp yang sama.
5. TIME/DIV yang diubah-ubah menghasilkan periode (T) yang berubah
pula.
6. Semakin besar TIME/DIV yang digunakan maka periode (T) yang
diperoleh akan semakin kecil, dan sebaliknya.
7. Semakin besar periode (T) maka frekuensinya akan semakin kecil, dan
sebaliknya.
5.2.

Saran
Osiloskopnya harus diperbaiki atau beli osiloskop yang baru karena terdapat

tombol yang sudah rusak dan akan mengganggu kinerja dari praktikan sehingga
keakuratan pada saat pengukuran berkurang.

19

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, D. William .1999 . Instrumentasi Elektronik Dan Teknik Pengukuran
Erlangga: Jakarta
Jones, D. Larry & Chin A. Foster.1996 . Electronic Instruments & Measurement.
Wiley & Son: New York
Sears, F. Weston. 1962. Mekanika Panas Bunyi. Binacipta: Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai