Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................................i
Daftar Tabel...........................................................................................................ii
Daftar Gambar.......................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................1
1
2
3

Latar Belakang.................................................................................................1
Rumusan Masalah...........................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................2


BAB III Metode Percobaan...................................................................................10
3.1. Alat dan Bahan...............................................................................................10
3.2. Prosedur Percobaan........................................................................................10
BAB IV Analisa Data dan Pembahasan................................................................11
4.1. Data Hasil Pengamatan...................................................................................11
4.2. Analisa Data....................................................................................................12
4.3. Pembahasan....................................................................................................16
BAB V Penutup.....................................................................................................18
5.1. Kesimpulan.....................................................................................................18
Daftar Pustaka.......................................................................................................19

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1................................................................................................................10
Tabel 4.1................................................................................................................11

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1............................................................................................................3
Gambar 2.2............................................................................................................4
Gambar 2.3............................................................................................................5
Gambar 2.4............................................................................................................5
Gambar 2.5............................................................................................................7
Gambar 2.6............................................................................................................8
Gambar 3.1............................................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Resistor adalah komponen yang disebut juga dengan hambatan listrik yang

berfungsi untuk mengendalikan arus litrik yang melewati rangkaian, resistor juga
dapat mengendalikan tegangan. Nilai resistor dapat dilihat dari cincin atau dengan
cara mngekur menggunakan Ohmmeter, namun terkadang nilai dari pengukuran
tidak sama dengan nilai pembacaan gelang. Resistor merupakan komponen yang
paling banyak dipakai dalam berbagai rangkaian dan perangkat elektronika
dengan berbagai susunanya. Karenanya pemahaman cara mengukur dan alat ukur
yang digunakan untuk pengukuran resistor sangat penting. Untuk mengetahui
lebih jelas tentang resistor, kita akan melakukan praktikum ini.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami konsep pengukuran tahanan?
2. Bagaimana cara kerja dan kemampuan menggunakan alat ukur
tahanan/ohmmeter?

1.3.

Tujuan
1. Memahami konsep pengukuran tahanan.
2. Memahami cara kerja dan kemampuan menggunakan alat ukur
tahanan/ohmmeter.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Resistor yang disebut juga dengan hambatan listrik berfungsi untuk
mengendalikan arus listrik yang melewati rangkaian, resistor juga dapat
mengendalikan tegangan listrik. Resistor merupakan komponen elektronika yang
selalu digunakan untuk menahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian
tertutup. Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negative, tapi memiliki
karakteristik utama yaitu resistansi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan
power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperature, kebisingan,
dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan symbol omega () merupakan
satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.
Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah
dengan bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).
Resistor dibagi menjadi dua yaitu:

Resistor statis / tetap, resistor tetap adalah resistor yang nilainya tidak
berubah-ubah. Nilai dari resistor statis telah ditentukan pada waktu
pembuatannya dengan di wakili oleh cincin warna yang berjumlah 4 atau 5
buah. Cincin-cincin ini sebagai kode nilai resistansi/ hambatan, jadi warna
cincin-cincin resistor akan berbeda pada tiap ukurannya.

Resistor Variabel (Variable Resistor), adalah jenis resistor yang nilainya


berubah- ubah sesuai rentang / range jangkauan kemampuan resistor
tersebut (Francis Weston Sears dan Mark W. Zemansky, 1962).
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat

atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
2

Sebagaimana fungsi resistoryang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk


salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau
nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol
Omega (). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah

arus

yang

mengalir

melaluinya.

Selain

nilai

resistansinya

(Ohm) resistorjuga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas
daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
tersebut

penting

untuk

diketahui

dalam

perancangan

suatu

rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan


dalam kemasan resistor tersebut.
Simbol Resistor
Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk gambar ynag sering digunakan dalam
suatu desain rangkaian elektronika.

Gambar 2.1. Simbol Resistor


Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan
dengan resistor disimbolkan dengan huruf R. Kemudian pada desain skema
elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf R, resistor variabel
disimbolkan dengan huruf VR dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang
disimbolkan dengan huruf VR dan POT (William .D Cooper , 1999).
Kapasitas Daya Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang
mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat
dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt
untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini
3

penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya
yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan
tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Nilai Toleransi Resistor
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan
karakteristik

resistor

yang

terjadi

akibat

operasional

resistor

tersebut.

Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi
kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%),
resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi
10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan
kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5%
maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan
kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak
dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1% (Hugh D. Young dan
Roger A. Freedman, 2002).
Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan
menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal
film.
1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Gambar 2.2. Resistor Kawat

Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat


dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan
dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat
dengan kapasitas daya yang besar.

2. Resistor Arang (Carbon Resistor)

Gambar 2.3. Resistor Arang


Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan
bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor
yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini
dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1
Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

3. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Gambar 2.4. Resistor Oksida Logam

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film
merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai
tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor
kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian
resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga
diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.
Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat
industri dan perangkat militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)
1. Resistor Tetap(Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat
diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika
sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita
temui dalam beberpa jenis, seperti :

2.

Metal Film Resistor

Metal Oxide Resistor

Carbon Film Resistor

Ceramic Encased Wirewound

Economy Wirewound

Zero Ohm Jumper Wire

S I P Resistor Network

Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya


secara

langsung

karena

telah

dilengkapi

dengan

tuas

kontrol.

Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan


Potensiometer Logaritmis

Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat


bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor
jenis ini disebut dengan istilah Trimer Potensiometer atau VR

Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan


berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis
yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam
artikel yang lain.

LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai
resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR
tersebut (Halliday dan Resnick, 1991).

Menghitung Nilai Resistor


Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada
resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat
ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai
resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap
daaya besar dan resistor variable.
Kode Warna Resistor
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring
warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti
dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

Gambar 2.5. Kode Warna Resistor

1.

Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna


Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna

ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan


nilai toleransi resistor.
2. Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode
warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.
3. Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor
dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6
menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan
untuk resistor tersebut.
Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan
mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor
yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai
resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai
resistansi dan toleransi resistor.

Gambar 2.6. Kode Huruf Resistor


Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

R, berarti x1 (Ohm)

K, berarti x1000 (KOhm)

M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

F, untuk toleransi 1%

G, untuk toleransi 2%

J, untuk toleransi 5%

K, untuk toleransi 10%

M, untuk toleransi 20%

Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus
diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas
daya dan toleransinya (Mikrajuddin, 2008).

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1.

Alat dan Bahan


Tabel 3.1. Alat dan Bahan pada Percobaan Pengukuran Tahanan

No.
1.
2.
3.

Alat dan Bahan


Ohmmeter
Resistor
Papan Rangkaian

Jumlah
1 Buah
Secukupnya
1 Buah

3.2. Prosedur Percobaan


1. Alat dan bahan percobaan disiapkan.
2. Beberapa resistor diambil kemudian nilai masing-masing resistor diukur
dan dicatat dalam tabel 4.1.
3. Resistor-resistor tersebut dirangkai seperti gambar 4.1. dan hambatannya
diukur. Selanjutnya dibandingkan dengan hasil perhitungan

.
Gambar 3.1. Pengukuran Hambatan dengan Multimeter
4. Resistor-resistor tersebut dirangkai. Hambatan paralelnya diukur dengan
ohmmeter, hasilnya dicatat dan dibandingkan dengan hasil perhitungan.
5. Hasil pengukuran dan analisa datanya dilaporkan.

10

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.

Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Percobaan Pengukuran Tahanan

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Resistor
2,2 k
20 k
10 k
220 k
470
4,7 k
5 k
100

Nilai R yang diukur


2 k
20 k
10 k
220 k
470
4,7 k
5 k
100

Nilai R yang dihitung


2,2 k
20 k
10 k
220 k
470
4,7 k
5 k
100

11

4.3.

Pembahasan
4.4.
4.5.

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk

menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan
termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif.
Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan
simbol Omega (). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
4.6.

Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang

lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua
nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam
perancangan suatu rangkaian elektronika.
4.7. Percobaan yang berjudul pengukuran tahanan listrik dimana tujuan
dari percobaan ini yaitu memahami konsep pengukuran tahanan serta memahami
cara kerja dan kemampuan menggunakan alat ukur tahanan / ohmmeter. Pada
praktikum ini kita akan menggunakan alat ukur ohmmeter. Dimana ohmmeter
berfungsi untuk mengukur hambatan pada suatu rangkaian elektronika. Alat ini
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format analog yakni harus
dilakukan pembacaan dari nilai jarum yang ditunjukkan dan juga bisa dalam
bentuk digital. Alat ini terdiri dari galvometer dan resistor. Galvometer bekerja
dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan pembawa arus.
penyimpangan jarum galvometer sebanding dengan arus yang melewatinya.
Prosedur penggunanaan ohmmeter sangat sederhana. Tidak serumit alat
ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar-benar
diperhatikan adalah pembacaan nilai yag ditunjukkan oleh jarum
pada ohmmeter. Dalam percobaan ini tahanan/resistor yang dipakai bernilai
2,2 k, 20 k, 10 k, 220 k, 470 , 4,7 k, 5 k, dan 100 . Cara mengukur
tahanan sangatlah mudah yakni jarum ohmmeter dihubungkan dengan kaki
resistor sehingga akan muncul hambatan dan jarum penunjuk pada ohmmeter
akan menyimpang. Setelah mengukur tahanan kita juga akan menentukan nilai
tahanan dengan cara menghitung nilai gelang yang ada pada resitor tersebut. Hasil

16

pengukuran resistansi pada setiap resistor ada yang berbeda dengan nilai resistor
yang tertera, hal ini disebabkan karena ketidak akuratan praktikan mengamati
penyimpangan jarum dari ohmeter. Dan hasil perhitungan nilai resistor dengan
melihat warna resistor sama dengan nilai-nilai yang tertera pada resistor yang
diamati.
4.8.

17

4.9.
4.10.

BAB V
PENUTUP

4.11.
5.1.

Kesimpulan
4.12.

1. Hasil pengukuran nilai resistor dengan menggunakan ohmmeter sama


dengan nilai resistor diamati.
2. Hasil perhitungan dengan melihat warna resistor memiliki nilai resistor
yang sama dengan nilai resistor yang ada pada resistor yang diamati.
3. Alat ukur nilai hambatan adalah ohmmeter.
4.13.
4.14.

18

4.15.

DAFTAR PUSTAKA

4.16.
4.17. Cooper, William D .1999 . Instrumentasi Elektronik Dan Teknik
Pengukuran
4.18.
4.19.

Jakarta: Erlangga.

Halliday dan Resnick.1991. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

4.20. Jones, Larry D. & Chin


Measurement.
4.21.

A. Foster.1996 . Electronic Instruments &

New York: Wiley & Son.

4.22.

Mikrajuddin. 2008. Fisika Jilid 1. Jakarta: Esis.

4.23.

Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas.

Jakarta:
4.24.

Erlangga.

4.25.

19

Anda mungkin juga menyukai