Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Cahaya adalah suatu bentuk pancaran tenaga atau energi elektronik yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita di bumi, karena dengan adanya cahaya kita
dapat melihat benda atau suatu dalam hal jelas. Dalam kehidupa sehari-sehari kita
banyak menemukan berbagai macam sumber cahaya, misalnya cahaya lampu, linlin,
sinar matahari, dan sebagainya. Setiap sumber cahaya memiliki nilai kuat cahaya
(intensitas cahaya) yang berbeda-beda. Untuk mengukur nilai kuat cahaya dar
sumber cahaya kita dapat menggunaka alat yang dinamakan fotometer.

Fotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya


atau penyinaran. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat
interaksi sinar yang mempunya panjang gelombang tertentu dengan larutan zat warna
yang dilewatinya. Suatu “fotometer” adalah kata umum yang meliputi alat-alat untuk
mendeteksi intensitas cahya hamburan, penyerapan, fluorensi. Kebanyakan fotometer
berdasarkan pada sebuah fotoresitor atau fotodioda. Masing-masing mengalami
perubahan sifat kelistrikan ketika disinari cahaya yang selanjutnya dapat dideteksi
dengan suatu rangkaian elektrinika tertentu.

Sedangkan fotometri adalah bagian dari optik yang menpelajari mengenai


kuat cahaya (intensitas cahaya) dan derajat penerangan (brightness). Suatu sumber
cahaya memancarkan cahaya dengan intensitas (I) tertentu tergantung pada kuat
penerangannya dan jarak dari suatu titik terhadap sumber cahaya tersebut. Dalam
percobaan ini, yaitu fotometri, kami berusaha menemukan nilai intensitas cahaya dan
tegangan terhadap nilai intensitas cahaya dengan menggunakan fotometer tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang di dapat dari latar belakang ini dalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana cara menggunakan Luxmeter?
2. Bagaimana pengaruh jarak terhadap intensitas cahaya yang terukur oleh
luxmeter?
3. Bagaimana cara membuktikan tentang Hukum Fotometri?

1
1.3 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini dalah sebagai berikut.
1. Mengetahui cara menggunakan Luxmeter.
2. Memahami tentang pengaruh jarak terhadap intensitas cahaya yang
terukur oleh Luxmeter.
3. Membuktikan tentang Hukum Fotometri mengenai pemetaan
pencahayaan sebagai fungsi dari nilai berbanding terbalik kuadrat
terhadap jarak.

1.4 MANFAAT PERCOBAAN


Adapun manfaat dari percobaan ini adalah.
1. Mahasiswa mampu memahami cara menggunakan Luxmeter
2. Mahasiswa mampu memahami tentang pengaruh jarak terahadap
intensitas cahaya yang terukur oleh Luxmeter
3. Mahasiswa mampu membuktikan Hukum Fotometri mengenai pemetan
pencahayaan sebagai fungsi dari nilai berbanding terbalik kuadrat
terhadap jarak.

2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 PENGERTIAN FOTOMETRI


Fotometer adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran
kuantitas cahaya. Ada beberapa kuantitas dari besaran-besaran cahaya, yaitu kuat
cahaya (I), fluks cahaya (F), kuat penerangan (E) dan terang cahaya (e). Difraksi
adalah penyebaran arah gelombang karena melewati celah sempitdimana intensitas
cahaya dari difraksiakan semakin berkurang disetiap titiknya. Terdapat beberapa
macam difraksi yaitu diantaranya difraksi fraunhofer dan difraksi fresnel. Difraksi
fraunhofer terjadi apabila jarak tabir penangkap pola interferensi jauh lebih panjang
dari pada ukuran celah, maka sinar-sinar pembentuk pola interferensi itu boleh
dipandang sejajar sehingga analisisnya lebih sederhana. Difraksi Fresnel terjadi
apabila jarak tabir dari celah tidak jauh lebih panjang disbanding ukuran celah sinar-
sinar pembentuk pola iterferensi itu tidak layak dipandang sejajar sehingga
analisisnya pun tidak sesederhana pada difraksi fraunhofer (Sutrisno, 1983 ).

2.2 PENGERTIAN INTENSITAS CAHAYA


Kuat cahaya (intensitas cahaya) I merupakan ukuran energi cahaya yang dipancarkan
sumbercahaya tiap satuan waktu besaran sudut (w). Satuan kuat cahaya adalah
candela (cd). Laser adalah sebuah berkas cahaya yang bersifat koheren dan
monokromatik yang diperoleh dari adanya emisi radiasi yang terstimulasi. Laser
Helium-Neon adalah salah satu contoh laser empat tingkat. Suatu campuran gas
Helium dan Neon diisikan kedalam suatu tabung sempit. Pengaliran arus elektrik
tertentu dalam campuran gas ini akan“ memompa “ Helium dari keadaan dasarnya
kekeadaan eksitasi pada enenrgi sekitar 20.6 Ev. Laser bukanlah alat yang efisien.
Laser Helium-Neon yang digunakan bagi percobaan laboratorium atau peragaan,
memiliki keluaran cahaya sekitar beberapa miliwatt. Sifat koheren ,kesearahan
berkas laser dan rapat energinya yang membuat laser sebagai alat yang bermanfaat (
Giancoli, 2001 ).

Dalam prose pemancaran berimbas atom berada pada keadaan tereksitasi.


Sebuah foton yang jatuh pada atom tersebut dengan energi yang sama akan
mengimbasinya memancarkan sebuah foton dengan bertransisi ke keadaan yang
lebih rendah atau dasar (Arthur Beizer:1986,64)

2.3 PENGERTIAN FLUKS CAHAYA


Fluks cahaya (F) adalah jumlah tenaga yang dipancarkan besaran sudut (w).
Secara matematis ditulis:

3
𝐹
𝐼= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹 = 𝐼 𝜔
𝜔

𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛
= 𝑐𝑎𝑛𝑑𝑒𝑙𝑎 (𝑐𝑑)
𝑠𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛

Kuat penerangan (E) merupakan ukuran energi cahaya yang diterima benda
tiap satuan waktu pada setiap satuan luas bidang yang tegak lururs terhadap arah
sinar datang. Kuat penerangan juga menyebabkan rangsangan pengelihatan pada
mata sehingga benda tampak terang atau redup. Kuat penerangan suatu permukaan
benda adalah fluks cahaya atau aliran cahaya persatuan luas dalam meter persegi
dapat ditulis:

𝐹
𝐸=
𝐴

Dimana: E = kuat peneranga


F = fluks cahaya
A = luas permukaan
Kuat penerangan pada suatu titik yang mempunyai jarak R dari sumber
cahaya dapat dianggap sama dengan kuat penerangan titik pada bidang selimut bola
yang berjari-jari R dengan pusatnya sebagai tempat sumber cahaya, Hubungan antara
kuat cahaya (I) dan kuat penerangan(E). untuk sumbar cahaya yang sama (tetap).
Maka I tetap.

𝐹 𝐴1
𝐸1 𝐴 𝜔 𝑅2 1
= 1 = = 1 = 2
𝐼 𝐹𝜔 𝐴1 𝐴1 𝑅1

1 1
𝐸1 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝐸2 =
𝑅1 𝑅22

untuk dua sumber cahaya yang berbeda

1
𝐸1 𝑅2 𝑅22
= 1 = 2
𝐸2 1 𝑅1
𝑅22

𝐸1 1 𝐸2 1
= 2 𝑑𝑎𝑛 = 2 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝐼1 𝑅1 𝐼2 𝑅2

2
𝐸1 𝐼1 𝑅22
=
𝐸2 𝐼2 𝑅12

Atau

𝐼1 𝐸1 𝑅12
=
𝐼2 𝐸2 𝑅22

Jika sumber cahaya tidak terletak pada normal bidang yang di terangi maka
menurut lambert :

𝐼 cos 𝜃
𝐸 =
𝑅2

Dimana Ѳ adalah sudut antara normal dengan sinar dating membandingkan kuat
cahaya (I) dari dua sumber cahaya dengan photometer lumer brodhun . Transisi akan
terlaksana lebih cepat setelah terimbasi oleh foton yang melewatinya. Atom +
foton atom + 2 foton, hasil terpenting dari eksitasi ini adalah bahwa ke dua foton
yang terpancarkanbergerakdalamarah yang samadanenergi yang sama pula.
Akibatnya gelombang elektromagnet yang bersngkutan benar-benar sefase ( koheren
). Apabila sekumpulan atom yang semua berada pada keadaan tereksitasi maka
sebuah foton yang melewati atom pertama, menyababkan terjadi pemancaran
berimbas yang menghasilkan dua buah foton. Masing-masing foton ini kemudian
menyebabkan pemancaran terimbas, yang menghasilkan total empat buah foton.
Proses ini terus berlangsung dengan penggandaan jumlah foton pada tiap tahap
hingga tercipta berkas foton yang kuat, yang semuanya koheren dan bergerak dalam
arah yang sama(Supramono,2005).

3
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan Fotometri bertempat
di Laboratorium Optik pada hari kamis tanggal 14 November 2019 pada pukul 16.00
WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB

3.2. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
No. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1. Luxmeter 1 buah
2. Kabel Luxmeter 1 buah
3. Optical Profile Bench 1 buah
4. Base 1 buah
5. Slide Mount 2 buah
6. Lamp Horder 1 buah
7. Lampu Filamen 1 buah
8. Penjepit 1 buah
9. Power Supply 1 buah

3.3. DIAGRAM ALIR


Adapun diagram alir dari percobaan ini adalah sebagai berikut.

Mulai

Proses
Pengukuran

Proses Pengambilan Proses Pengolahan


Selesai
Data Data

2
3.4. CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut,
1. Peralatan disusun.
2. Sumbu lampu filamen dipastikan bertepatan dengan sumbu bangku
optik.
3. Luxmeter di kalibrasi terlebih dahulu.
4. Lampu dinyalakan dengan menggunakan Power Supply.
5. Luxmeter digerakkan mendekati sumber cahaya
6. Nilai dari Luxmeter dicatat tiap bergerak 5 cm.

3
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN


Adapun data hasil pengamatan yang di dapat dari percobaan ini disajikan
dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan


Jarak Energi (lx)
Erata-rata I (Cd)
(cm) E1 E2 E3
8 274,6 262,4 259,3 265,4333 1,69875
13 0,319 0,323 0,316 0,319333 0,00583
18 0,395 0,391 0,395 0,393667 0,0127332
23 0,52 0,526 0,512 0,519333 0,027455
28 0,736 0,738 0,704 0,726 0,0569184
33 1,19 1,176 1,16 1,175333 0,1279575
38 1,915 1,958 1,969 1,947333 0,2811468
43 2,782 2,759 2,764 2,768333 0,5110636
48 97,2 92,2 82,7 90,7 19,05408

Gambar 4.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

4.2 ANALISA DATA


Adapun data dihitung dengan persamaan :
𝐸
𝐼=
𝑟2
Maka:
𝐸 265,43 265,43
𝐼1 = 2
= 2
= = 1,698752
𝑟 8 64

𝐸 0,345 0,345
𝐼2 = = = = 0.0058305
𝑟2 132 169

2
𝐸 0,393 0,393
𝐼3 = = = = 0.0127332
𝑟2 182 324
𝐸 0,519 0,519
𝐼4 = = = = 0.0274551
𝑟2 232 529
𝐸 0,726 0,726
𝐼5 = 2
= 2
= = 0.0569184
𝑟 28 784
𝐸 1,175 1,175
𝐼6 = 2
= 2
= = 0.1279575
𝑟 33 1089
𝐸 1,947 1,947
𝐼7 = = = = 0.2811468
𝑟2 382 1444
𝐸 2,768 2,768
𝐼8 = = = = 0.5110636
𝑟2 432 1849
𝐸 90,7 90,7
𝐼9 = 2
= 2
= = 19,05408
𝑟 48 2304

4.3 PEMBAHASAN
Data diatas diperoleh dengan menggerakkan sensor cahaya atau Luxmeter
mendekati sumber cahaya dengan pengukuran tiap pergeseran 5 cm, sehingga di
dapat seperti data diatas. Dari data diatas dapat di katakan bahwa tidak sesuai dengan
teori. Alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi baik meskipun data hasil ari
praktikum terdapat sedikit kekuarangan dan kesalahan. Dalam data terlihat bahwa
percobaan dengan tegangan tetap didapatkan nilai intensitas yang tidak sesuai
dengan teori. Dalam data terlihat bahwa pada percobaan pertama, nilai intensitas
yang terukur sangat besar dibandingkan dengan data pada jarak yang berbeda,
perbedaan tersebut tidak termasuk normal karena perbedaan yang terlau jauh. Dalam
percobaan ini ditemui beberapa kendala lain yang mempengaruhi pengukuran, yaitu:

a. Karena dilakukan dalam ruangan yang tidak kedap cahaya, sehingga


cahaya yang berasal dari luar dapat mempengaruhi pengukuran
b. Ketidak telitian praktikan dalam mengolah data hasil eksperimen
c. Tinjauan terhadap proses atau jalannya praktikum

Pada jarak 8 cm, besar nilai Intensitas cahay sebesar 1,698752 Cd, sedangkan
pada jarak 13 cm didapat besar intensitas cahaya sebesar 0.005830 Cd. Perbedaan
antara nilai intensitas pada jarak 8 cm dengan 13 cm sangatlah jauh, sehingga
perbedaan ini tidak normal dalam pengukuran.

3
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Gangguan berupa cahaya dari luar dapat mengganggu pengukuran
intensitas cahaya
2. Pada beberapa jarak, hukum fotometri mengenai intensitas berbanding
terbalik dengan jarak terbukti dalam pengukuran.
3. Grafik yang di dapat dari pengukuran tidak konstan.

5.2 SARAN
Adapun saran untuk percobaan ini adalah ruangan yang digunakan untuk
praktikum sebaiknya kedap cahaya sehingga tidak ada gangguan dalam menhitung
inensitas cahaya, karena dalam menghitung intensitas cahay menggunaka Luxmeter.
Luxmeter merupakan sebuah alat yang sangat sensitif terhadap cahay, sehingga
intensitas cahaya yang berasal dari luar dapat menggangu pengukuran.

2
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Doughlas C.2001. FisikaUniversitasedisi 5 jilid 2(terjemahan).Jakarta


:Erlagga.

Supramono, Eddy.2005. FisikaDasar II. Malang : UM Press.

Sutrisno.1983. FisikaDasar.Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai