PENDAHULUAN
Cahaya adalah suatu bentuk pancaran tenaga atau energi elektronik yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita di bumi, karena dengan adanya cahaya kita
dapat melihat benda atau suatu dalam hal jelas. Dalam kehidupa sehari-sehari kita
banyak menemukan berbagai macam sumber cahaya, misalnya cahaya lampu, linlin,
sinar matahari, dan sebagainya. Setiap sumber cahaya memiliki nilai kuat cahaya
(intensitas cahaya) yang berbeda-beda. Untuk mengukur nilai kuat cahaya dar
sumber cahaya kita dapat menggunaka alat yang dinamakan fotometer.
1
1.3 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini dalah sebagai berikut.
1. Mengetahui cara menggunakan Luxmeter.
2. Memahami tentang pengaruh jarak terhadap intensitas cahaya yang
terukur oleh Luxmeter.
3. Membuktikan tentang Hukum Fotometri mengenai pemetaan
pencahayaan sebagai fungsi dari nilai berbanding terbalik kuadrat
terhadap jarak.
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3
𝐹
𝐼= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹 = 𝐼 𝜔
𝜔
𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛
= 𝑐𝑎𝑛𝑑𝑒𝑙𝑎 (𝑐𝑑)
𝑠𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
Kuat penerangan (E) merupakan ukuran energi cahaya yang diterima benda
tiap satuan waktu pada setiap satuan luas bidang yang tegak lururs terhadap arah
sinar datang. Kuat penerangan juga menyebabkan rangsangan pengelihatan pada
mata sehingga benda tampak terang atau redup. Kuat penerangan suatu permukaan
benda adalah fluks cahaya atau aliran cahaya persatuan luas dalam meter persegi
dapat ditulis:
𝐹
𝐸=
𝐴
𝐹 𝐴1
𝐸1 𝐴 𝜔 𝑅2 1
= 1 = = 1 = 2
𝐼 𝐹𝜔 𝐴1 𝐴1 𝑅1
1 1
𝐸1 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝐸2 =
𝑅1 𝑅22
1
𝐸1 𝑅2 𝑅22
= 1 = 2
𝐸2 1 𝑅1
𝑅22
𝐸1 1 𝐸2 1
= 2 𝑑𝑎𝑛 = 2 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝐼1 𝑅1 𝐼2 𝑅2
2
𝐸1 𝐼1 𝑅22
=
𝐸2 𝐼2 𝑅12
Atau
𝐼1 𝐸1 𝑅12
=
𝐼2 𝐸2 𝑅22
Jika sumber cahaya tidak terletak pada normal bidang yang di terangi maka
menurut lambert :
𝐼 cos 𝜃
𝐸 =
𝑅2
Dimana Ѳ adalah sudut antara normal dengan sinar dating membandingkan kuat
cahaya (I) dari dua sumber cahaya dengan photometer lumer brodhun . Transisi akan
terlaksana lebih cepat setelah terimbasi oleh foton yang melewatinya. Atom +
foton atom + 2 foton, hasil terpenting dari eksitasi ini adalah bahwa ke dua foton
yang terpancarkanbergerakdalamarah yang samadanenergi yang sama pula.
Akibatnya gelombang elektromagnet yang bersngkutan benar-benar sefase ( koheren
). Apabila sekumpulan atom yang semua berada pada keadaan tereksitasi maka
sebuah foton yang melewati atom pertama, menyababkan terjadi pemancaran
berimbas yang menghasilkan dua buah foton. Masing-masing foton ini kemudian
menyebabkan pemancaran terimbas, yang menghasilkan total empat buah foton.
Proses ini terus berlangsung dengan penggandaan jumlah foton pada tiap tahap
hingga tercipta berkas foton yang kuat, yang semuanya koheren dan bergerak dalam
arah yang sama(Supramono,2005).
3
BAB III
METODE PERCOBAAN
Mulai
Proses
Pengukuran
2
3.4. CARA KERJA
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut,
1. Peralatan disusun.
2. Sumbu lampu filamen dipastikan bertepatan dengan sumbu bangku
optik.
3. Luxmeter di kalibrasi terlebih dahulu.
4. Lampu dinyalakan dengan menggunakan Power Supply.
5. Luxmeter digerakkan mendekati sumber cahaya
6. Nilai dari Luxmeter dicatat tiap bergerak 5 cm.
3
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐸 0,345 0,345
𝐼2 = = = = 0.0058305
𝑟2 132 169
2
𝐸 0,393 0,393
𝐼3 = = = = 0.0127332
𝑟2 182 324
𝐸 0,519 0,519
𝐼4 = = = = 0.0274551
𝑟2 232 529
𝐸 0,726 0,726
𝐼5 = 2
= 2
= = 0.0569184
𝑟 28 784
𝐸 1,175 1,175
𝐼6 = 2
= 2
= = 0.1279575
𝑟 33 1089
𝐸 1,947 1,947
𝐼7 = = = = 0.2811468
𝑟2 382 1444
𝐸 2,768 2,768
𝐼8 = = = = 0.5110636
𝑟2 432 1849
𝐸 90,7 90,7
𝐼9 = 2
= 2
= = 19,05408
𝑟 48 2304
4.3 PEMBAHASAN
Data diatas diperoleh dengan menggerakkan sensor cahaya atau Luxmeter
mendekati sumber cahaya dengan pengukuran tiap pergeseran 5 cm, sehingga di
dapat seperti data diatas. Dari data diatas dapat di katakan bahwa tidak sesuai dengan
teori. Alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi baik meskipun data hasil ari
praktikum terdapat sedikit kekuarangan dan kesalahan. Dalam data terlihat bahwa
percobaan dengan tegangan tetap didapatkan nilai intensitas yang tidak sesuai
dengan teori. Dalam data terlihat bahwa pada percobaan pertama, nilai intensitas
yang terukur sangat besar dibandingkan dengan data pada jarak yang berbeda,
perbedaan tersebut tidak termasuk normal karena perbedaan yang terlau jauh. Dalam
percobaan ini ditemui beberapa kendala lain yang mempengaruhi pengukuran, yaitu:
Pada jarak 8 cm, besar nilai Intensitas cahay sebesar 1,698752 Cd, sedangkan
pada jarak 13 cm didapat besar intensitas cahaya sebesar 0.005830 Cd. Perbedaan
antara nilai intensitas pada jarak 8 cm dengan 13 cm sangatlah jauh, sehingga
perbedaan ini tidak normal dalam pengukuran.
3
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Gangguan berupa cahaya dari luar dapat mengganggu pengukuran
intensitas cahaya
2. Pada beberapa jarak, hukum fotometri mengenai intensitas berbanding
terbalik dengan jarak terbukti dalam pengukuran.
3. Grafik yang di dapat dari pengukuran tidak konstan.
5.2 SARAN
Adapun saran untuk percobaan ini adalah ruangan yang digunakan untuk
praktikum sebaiknya kedap cahaya sehingga tidak ada gangguan dalam menhitung
inensitas cahaya, karena dalam menghitung intensitas cahay menggunaka Luxmeter.
Luxmeter merupakan sebuah alat yang sangat sensitif terhadap cahay, sehingga
intensitas cahaya yang berasal dari luar dapat menggangu pengukuran.
2
DAFTAR PUSTAKA