Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FISIKA BANGUNAN
PENCAHAYAAN BUATAN

KELOMPOK 6
ANGGOTA :
1. RHEYKA RYANDHANI (07262211053)
2. SAFIRA ADELIA MAHARANI (07262211)
3. M. CHAEDAR VITO S. AMBAR (07262211)
4. FAJRIN SAIFUDDIN (07262111039)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS KHAIRUN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyatakan kebaikan-Nya dengan
menolong penyusun dalam menyusun makalah Fisika bangunan ini. Tanpa rahmat dan anugerah-Nya
tidak mungkin semuanya ini dapat terjalani dengan lancar.

Adapun makalah ini dibuat sebagai panduan bagi penyusun secara pribadi untuk memudahkan
penyusun sebagai dosen pengampu mata kuliah dalam menunaikan tugas. Selain itu, makalah ini juga
diharapkan dapat menolong mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Menyadari di dunia ini tidak ada yang sempurna, penyusun menyampaikan
permohonan maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.

Ternate, 10 Mei 2023.

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................................I

KATA PENGANTAR..................................................................................................................II

DAFTAR ISI...............................................................................................................................III
BAB I.............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................................................5

2.1 Pengertian dan istilah pencahyaan buatan........................................................................5


2.2 Jenis jenis lampu..............................................................................................................5
2.3 Distribusi Cahaya............................................................................................................6
2.4 Standar Penerangan Buatan.............................................................................................6
2.5 Perhitungan Pencahayaan Buatan....................................................................................7
2.6 Standar Pencahayaan Buatan Pada Bangunan..................................................................7
BAB IV...........................................................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya hanya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke
angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan
dari energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.

Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia menciptakan cahaya hanya dari api,
walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan
prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa
dekade terakhir produk produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam.
Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 – 45% untuk pemakaian
energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 – 10% untuk pemakaian energi total oleh plant
industri.

1.2 Rumusan Masalah


 pengertian dan istilah pencahayaan buatan
 jenis jenis lampu
 standar penerangan buatan
 contoh perhitungan pencahayaan buatan
 standar pencahayaan buatan pada bangunan

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah karena saya dan teman teman saya memaparkan
tentang apa itu penerangan/pencahayaan buatan, standar penerangan buatan dalam suatu bangunan
dan contoh perhitungan dalam pencahyaan buatan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan istilah pencahyaan buatan
Cahaya buatan adalah cahaya yang sumbernya berasal dari upaya manusia untuk mendapatkan
penerangan. Dari lampu pijar (Incandescent) sebagai sumber cahaya buatan yang pertama kali
ditemukan Thomas Alpha Edison sampai lampu LED yang sekarang terus berkembang, semuanya
dapat dikategorikan sebagai sumber cahaya buatan.

Definisi dan Istilah yang Umum Digunakan dalam Cahaya.


 Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu
sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu candela.
 Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu
bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan
dalam lux/W/m².
 Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan
lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya.
 Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan.
 Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang kerja.
 Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya
terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
 Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan
terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
 Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik,
dinyatakan dalam lux/W/m².
 Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya yang dipancarkan oleh lampulampu,
menjangkau bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
 Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan
international candle.

2.2 Jenis jenis lampu


 LED
LED merupakan jenis lampu yang paling sering dan banyak digunakan oleh masyarakat. Lampu
LED yang kepanjangan Light Emitting Diode adalah lampu yang memiliki sumber cahayanya
berasal dari dioda. Jenis lampu ini tidak menggunakan filamen, hal tersebut menjadikannya hemat
daya dan memiliki jangka waktu pemakaian yang cukup panjang.

 Pijar
Lampu pijar merupakan generasi awal dari berbagai jenis lampu beredar yang ada saat ini. Jenis
lampu ini masih memakai tungsten yang dipanaskan agar bisa mengeluarkan cahaya. Di bagian
dalamnya, filamen tungsten biasanya dicampurkan dengan gas nitrogen atau diletakkan di dalam
ruangan kedap udara.Semakin tinggi voltase lampu pijar maka lampu tersebut akan mengeluarkan
panas yang berlebih ketika kita digunakan. Salah satu kelebihan dari lampu pijar adalah cahayanya
bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.Saat ini, lampu pijar dipasang di rumah modern untuk
memberikan kesan tradisional dan tenang. Sayangnya, lampu pijar memiliki ketahanan pemakaian
yang kurang baik.

 Neon
Salah satu lampu yang bisa dikreasikan agar memiliki warna-warna yang menarik adalah lampu
neon. Sesuai dengan namanya, lampu ini berisikan gas argon atau neon yang bisa menghasilkan
warna yang berbeda. Gas yang terdapat di dalam lampu ini akan menyala ketika terdapat aliran
listrik yang melewati gas tersebut.Ketika lampu neon sudah menyala maka daya listrik yang
dibutuhkannya akan berkurang dan menjadikannya lebih hemat daya. Lampu neon banyak
diaplikasikan sebagai lampu hias yang memiliki warna menarik.

 Fluorescent Tube
Lampu fluoresen biasanya disebut dengan lampu TL. Lampu jenis ini telah dikembangkan sejak
tahun 1980-an. Gas flor digunakan lampu ini untuk menghasilkan cahaya. Energi listrik di dalam
lampu akan membangkitkan gas sehingga lampu akan mengeluarkan sinar ultraviolet. Sinar ultra
violet itu kemudian akan mebangkitkan fosfor.

2.3 Distribusi Cahaya


Distribusi cahaya adalah jumlah besaran cahaya untuk keperluan penerangan listrik. Kegiatan
distribusi cahaya umum ditemukan di dalam ruang teater, bioskop, studio film dan televisi, serta
auditorium. Pada penerangan luar ruangan, distribusi cahaya digunakan pada lampu hias dan reklame.
Distribusi cahaya memanfaatkan armatur sebagai perangkat optis. Sedangkan jumlah cahaya yang
dihasilkan memanfaatkan rangkaian pengatur cahaya. Armatur juga digunakan sebagai pelindung
lampu dan tempat menghubungkan sumber listrik. Armatur dilengkapi pula dengan perangkat optik
seperti reflektor, lensa, refraktor, difuser, atau penyaring. Bentuk geometri dari reflektor menentukan
distribusi cahayanya. Sedangkan perangkat optik mempengaruhi kualitas cahaya yang dihasilkan.

2.4 Standar Penerangan Buatan


Ruangan dengan standar pencahayaan yang baik dapat memberi kesan yang hangat dan nyaman.
Maka dari itu, tidak jarang penghuni rumah yang memiliki dekorasi ruang tamu sederhana tapi
menarik dihasilkan dari pencahayaan yang tepat. Pasalnya pencahayaan merupakan jumlah
pneyinaran yang dibutuhkan dalam sebuah ruangan agar bisa melakukan aktivitas secara efisien dan
efektif, baik itu ruangan pribadi maupun publik seperti kantor

2.5 Perhitungan Pencahayaan Buatan


E=I/d2
Dimana:
E = Emisi cahaya,
I = Intensitas cahaya
d = jarak
Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah:
E1 d1² = E2 d2²
Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu pijar
jernih, atau kaca pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh: Jika seseorang mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1 meter,
berapa kerapatan flux pada jarak setengahnya?Penyelesaian:

E1m = (d2 / d1)² * E2 = (1,0 / 0,5)² * 10 = 40 lm/m²


2.6 Standar Pencahayaan Buatan Pada Bangunan
Tingkat Pencahayaan Yang Direkomendasikan
Fungsi ruangan tingkat pencahayaan (lux) kelompok rekomendasi warna keterangan

Rumah Tinggal :
Teras 60 1 atau 2, ruang tamu 120~250 1 atau 2, ruang makan 120~250 1 atau 2, ruang kerja
120~250 1, kamar tidur 120~250 1 atau 2, kamar mandi 250 1 atau 2, dapur 250 1 atau 2, garasi 60 3
atau 4

Perkantoran :
Ruang direktur 350 1 atau 2, ruang kerja 350 1 atau 2, ruang komputer 350 1 atau 2, ruang rapat
300 1 atau 2, ruang gambar 750 1 atau 2, gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar. Gudang
arsip 150 3 atau 4, ruang arsip aktif. 300 1 atau 2

Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas 250 1 atau 2, perpustakaan 300 1 atau 2, laboratorium 500 1, ruang gambar750 1 atau
2, gunakan pencahayaan setempat pada meja gambar. Kantin 200 1

Hotel dan Restauran :


Lobby, koridor 100 1, Pencahayaan pada bidang vertikal sangat penting untuk menciptakan
suasana/kesan ruang yang baik. Ballroom/ruang sidang. 200 1, Sistem pencahayaan harus dirancang
untuk menciptakan suasana yang sesuai. Sistem pengendalian “switching”dan “dimming” dapat
digunakan untuk memperoleh berbagai efek pencahayaan. Ruang makan. 250 1, Cafetaria 250 1,
Kamar tidur 150 1 atau 2, Diperlukan lampu tambahan pada bagian kepala tempat tidur dan cermin.
Dapur 300 1

Rumah Sakit/Balai pengobatan:


Ruang rawat inap.250 1 atau 2Ruang operasi, ruang bersalin.300 1Gunakan pencahayaansetempat
pada tempat yangdiperlukan.Laboratorium 500 1 atau 2Ruang rekreasi danrehabilitasi.250 1

Pertokoan/Ruang pamer:
Ruang pamer dengan obyek berukuran besar (misalnyamobil).500 1Tingkat pencahayaan iniharus
di-penuhi pada lantai.Untuk beberapa produk tingkat pencahayaan pada bidangvertikal juga
penting.Toko kue dan makanan. 250 1Toko buku dan alattulis/gambar.300 1Toko perhiasan, arloji.
500 1Toko Barang kulit dansepatu.500 1Toko pakaian. 500 1Pasar Swalayan. 500 1 atau
2Pencahayaan pada bidangvertical pada rak barang.Toko alat listrik (TV,Radio/tape, mesin cuci,
danlain-lain).250 1 atau 2

Industri (Umum):
Ruang Parkir 50 3, Gudang 100 3, Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3, Pekerjaan sedang 200~500
1 atau 2, Pekerjaan halus 500~1000 1, Pekerjaan amat halus 1000~2000 1, Pemeriksaan warna. 750 1

Rumah ibadah:
Mesjid 200 1 atau 2, Untuk tempat-tempat yang membutuhkan tingkat pencahayaan yang lebih
tinggi dapat digunakan pencahayaan setempat. Gereja 200 1 atau 2, Idem Vihara 200 1 atau 2
BAB IV

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cahaya buatan adalah cahaya yang sumbernya berasal dari upaya manusia untuk mendapatkan
penerangan. Dari lampu pijar (Incandescent) sebagai sumber cahaya buatan yang pertama kali
ditemukan Thomas Alpha Edison sampai lampu LED yang sekarang terus berkembang, semuanya
dapat dikategorikan sebagai sumber cahaya buatan. Setiap jenis cahaya buatan memancarkan radiasi
cahaya dengan kelengkapan panjang gelombang yang berbeda-beda. Sehingga setiap jenis cahaya
buatan memancarkan serta memiliki kelengkapan spektrum warna tersebut menyebabkan setiap
cahaya buatan memiliki karakter Temperatur Warna (Tc) serta Colour Rendering (Ra) yang berbeda-
beda pula.
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/bandung/2019/09/apa-itu-cahaya-buatan/
https://berita.99.co/ragam-jenis-lampu-rumah/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengaturan_distribusi_cahaya
SNI 03-6575-2001 hal. 4
SNI 03-6575-2001 hal. 5-6

Anda mungkin juga menyukai