Anda di halaman 1dari 9

Moehammad Zain Fadhlurrahman

1220150071

Prinsip Dasar Pemilihan Lampu

A. Ketentuan daya lampu (watt) terkait intensitas cahaya

Daya lampu, diukur dalam watt (W), tergantung pada intensitas


cahaya yang dihasilkan oleh lampu tersebut. Intensitas cahaya
adalah jumlah energi cahaya yang dipancarkan oleh sumber
cahaya dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi daya lampu
maka semakin tinggi pula intensitas cahaya yang dihasilkan.

Hukum kosinus Lambert menggambarkan hubungan antara daya lampu


dan intensitas cahaya. Menurut hukum ini, intensitas cahaya
yang diterima pada suatu titik di permukaan yang disinari oleh
lampu bergantung pada sudut antara normal permukaan dan arah
sinar cahaya. Namun perlu diperhatikan bahwa intensitas cahaya
tidak hanya bergantung pada kekuatan lampu, tetapi juga pada
faktor lain seperti kekuatan lampu, desain optik, dan sifat
spektral cahaya yang dipancarkan lampu.

Dalam beberapa kasus, intensitas cahaya juga dapat diukur


dalam satuan lain, seperti lumen (lm) atau lilin (cd). Lumen
adalah ukuran jumlah total cahaya yang dihasilkan oleh lampu,
sedangkan candela mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan
ke arah tertentu.

Ingatlah bahwa watt lampu hanya menggambarkan konsumsi energi


listrik lampu, sedangkan intensitas cahaya mencerminkan
kecerahan lampu. Penting untuk memilih lampu dengan kualitas
daya yang sesuai dengan kebutuhan pencahayaan Anda, tetapi
juga mempertimbangkan efisiensi dan kualitas cahaya yang
dihasilkan oleh lampu tersebut. Sebagai contoh umum, bola
lampu tradisional cenderung relatif tidak efisien, karena
sebagian besar energi yang mereka gunakan diubah menjadi
panas, bukan cahaya. Oleh karena itu, bohlam dengan watt lebih
tinggi dapat menghasilkan lebih banyak panas daripada cahaya.

Lampu LED (Light Emitting Diode), sebaliknya, mengubah energi


listrik menjadi cahaya dengan lebih efisien. Lampu LED dengan
watt yang sama dapat menghasilkan lebih banyak salju daripada
lampu pijar konvensional.

Secara umum, semakin tinggi daya lampu, semakin banyak yang


dihasilkan. Namun, untuk mendapatkan gambaran yang lebih
akurat, penting untuk mempertimbangkan spesifikasi lampu yang
tepat, seperti kekuatan lampu, sifat cahaya spektral, dan
struktur optik.

Saat memilih lampu, pertimbangkan kebutuhan pencahayaan Anda.


Jika Anda membutuhkan cahaya yang lebih terang, Anda dapat
memilih lampu dengan daya lebih tinggi dan keluaran cahaya
lebih tinggi. Namun, ingatlah untuk memperhatikan efisiensi
energi dan karakteristik pencahayaan yang diinginkan saat
memilih sumber cahaya yang sesuai.

B. Suhu warna cahaya lampu (Daylight/tungsten)

Temperatur warna cahaya lampu mengacu pada tampilan warna


yang dihasilkan oleh lampu, yang mengacu pada spektrum warna
cahaya yang dipancarkan. Temperatur warna cahaya diukur
dalam Kelvin (K) dan sering digunakan untuk menjelaskan
apakah cahaya tampak lebih hangat (kuning ke merah) atau
lebih dingin (biru).

Dua suhu warna cahaya yang umum adalah "siang hari" dan
"tungsten".

1. Siang hari:

Siang hari, juga disebut "siang hari putih" atau "putih


dingin", memiliki temperatur warna yang tinggi, biasanya
antara 5000 K dan 6500 K. Siang hari ini tampak lebih terang
dan “dingin” karena memiliki komponen biru yang lebih
dominan dalam spektrumnya. Biasanya digunakan di lingkungan
seperti kantor, toko atau ruangan dengan pencahayaan yang
lebih fungsional.

2. Tungsten:

Bola lampu pijar, juga dikenal sebagai "putih hangat" atau


"putih lembut", memiliki suhu warna yang lebih rendah,
biasanya sekitar 2700K hingga 3000 K. Bola lampu pijar
tampak lebih hangat dan lebih kuning atau merah karena
memiliki spektrum merah. tersebar luas. Biasanya digunakan
di lingkungan seperti rumah, restoran atau ruangan dengan
pencahayaan yang lebih nyaman dan santai.

Suhu cahaya yang menerpa bumi kita setiap hari diukur dalam
derajat Kelvin (K). Sekitar 2000-10000 K. Di ujung bawah
skala, 2000-4000 K berarti cahaya kuning kemerahan yang
hangat. Pada sekitar 5500K mereka memiliki warna yang hampir
sama seperti yang kita lihat pada siang hari di hari yang
cerah. Semakin tinggi skalanya, semakin biru cahayanya. Pada
sekitar 10.000 K kita mencapai cahaya yang sangat biru.

Perbedaan suhu warna cahaya ini mencerminkan perbedaan


tampilan dan rasa warna yang dihasilkan oleh lampu.
Temperatur warna yang lebih rendah, mis. B. tungsten,
memberikan tampilan yang lebih hangat dan mengundang,
sedangkan temperatur warna yang lebih tinggi, misalnya. B.
siang hari, memberikan tampilan yang lebih cerah dan
fungsional.

Pilihan antara tungsten dan siang hari bergantung pada


kebutuhan pencahayaan dan suasana yang diinginkan di
lingkungan tertentu. Dalam banyak kasus, kombinasi keduanya
dapat mencapai keseimbangan yang diinginkan antara
kenyamanan dan kecerahan.

Dalam dunia perfilman, terdapat berbagai jenis lampu


tungsten yang biasa digunakan untuk penerangan. Berikut
adalah beberapa jenis lampu tungsten yang biasa digunakan
dalam industri film:

1. Fresel:

Lampu Tungsten Fresnel adalah salah satu jenis lampu yang


paling umum digunakan dalam film. Lampu ini memiliki lensa
Fresnel yang dapat disesuaikan yang mengubah pola cahaya
dari titik menjadi banjir. Lampu Tungsten Fresnel memberikan
cahaya yang terkonsentrasi dan dapat menghasilkan bayangan
yang tajam. Ukuran berkisar dari 150 watt hingga 10.000
watt.

2. Buka Wajah:

Lampu Tungsten Open Face adalah lampu tungsten sederhana


tanpa lensa terpisah seperti lensa Fresnel. Cahaya yang
dihasilkan lampu Open Face lebih merata dan umumnya
menghasilkan cahaya yang lebih keras. Lampu ini sering
digunakan untuk backlighting atau sebagai sumber cahaya
tambahan di sekitar tempat kejadian.

3. Parabolic Aluminized Reflector (PAR):

Lampu PAR tungsten memiliki reflektor parabola yang


mengarahkan cahaya ke depan dalam pola terfokus. Lampu ini
sering digunakan dalam pencahayaan panggung dan produksi
film untuk memfokuskan cahaya pada objek atau area tertentu.

4. Lampu Melompat:

Cahaya pantulan adalah teknik di mana cahaya tungsten


diarahkan ke permukaan reflektif seperti kain atau karton
putih, menyebabkan cahaya memantul dan menyebar secara
merata. Lampu tungsten digunakan sebagai sumber utama cahaya
yang dipantulkan untuk menciptakan cahaya yang lembut dan
menyebar.

5. Pengaduk Rendah:

Lowel Blender adalah sejenis lampu tungsten yang dapat


mengubah temperatur warna cahaya dari tungsten menjadi siang
hari. Hal ini memungkinkan pembuat film untuk menciptakan
efek pencahayaan yang berbeda dan menyesuaikannya dengan
kondisi pencahayaan yang ada.
Dalam industri perfilman, lampu daylight merujuk pada jenis
lampu yang menghasilkan cahaya yang mirip dengan cahaya
alami siang hari. Jenis lampu ini biasa digunakan dalam
produksi film untuk menghasilkan cahaya alami yang seimbang.
Berikut adalah beberapa jenis lampu siang hari yang biasa
digunakan dalam film:

1. HMI (Hydrargyrum Medium-arc Iodide):

Lampu siang hari HMI adalah salah satu lampu yang paling
umum digunakan dalam industri film. Lampu HMI menggunakan
busi yang mengandung gas hidrogen (merkuri) dan campuran
yodium untuk menghasilkan cahaya yang kuat dan seimbang
dengan suhu warna tinggi yang menyerupai siang hari. Lampu
HMI hadir dalam berbagai tingkat daya, dari beberapa ratus
watt hingga beberapa ribu watt, dan digunakan untuk
penerangan eksterior dan interior yang membutuhkan
intensitas cahaya tinggi.

2. Kinoflo:

Kinoflo adalah lampu fluoresen yang dirancang khusus untuk


menghasilkan siang hari yang lembut dan seimbang. Lampu
Kinoflo sering digunakan dalam produksi film untuk
penerangan utama, lampu pengisi, atau sebagai sumber cahaya
tambahan dalam adegan yang membutuhkan cahaya lembut. Mereka
tersedia dalam berbagai ukuran dan kapasitas, dari model
portabel hingga model yang lebih besar dan lebih bertenaga
untuk aplikasi produksi skala besar. 3.LED siang hari:

Daylight LED semakin populer di industri film karena dapat


menghasilkan cahaya yang seimbang dengan suhu warna yang
tinggi dan memiliki keuntungan dari efisiensi energi dan
kemudahan kontrol. Lampu LED siang hari hadir dalam berbagai
bentuk dan ukuran, mulai dari panel besar hingga lampu
portabel yang dapat dengan mudah ditempatkan di tempat yang
sulit dijangkau. Mereka juga sering datang dengan fitur
seperti intensitas dan suhu warna yang dapat disesuaikan.

3. LED Daylight

Lampu LED daylight semakin populer dalam industri film


karena mereka mampu menghasilkan cahaya yang seimbang dengan
suhu warna yang tinggi dan memiliki keuntungan dalam hal
efisiensi energi dan keberagaman kontrol. Lampu LED daylight
tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari panel
besar hingga lampu portabel yang dapat ditempatkan dengan
mudah di tempat yang sulit dijangkau. Mereka juga sering
dilengkapi dengan fitur seperti kontrol intensitas dan suhu
warna yang dapat disesuaikan.

4. Dengan menggunakan Filter

Selain itu, kadang-kadang sinematografer juga menggunakan


lampu tungsten yang dikombinasikan dengan filter biru
(misalnya, filter CTB - Color Temperature Blue) untuk
mengubah cahaya tungsten menjadi daylight. Ini memungkinkan
mereka untuk menciptakan pencahayaan daylight dengan
menggunakan lampu tungsten yang lebih umum dan terjangkau.

C. Karakter cahaya ( Tajam/Halus/Merata/Spot )

Karakter cahaya mengacu pada sifat-sifat visual dari


pencahayaan yang diberikan oleh lampu atau sumber cahaya.
Berikut adalah penjelasan tentang beberapa karakter cahaya
yang umum:

1. Tajam (Hard): Cahaya tajam memiliki karakteristik


pencahayaan yang tajam, kontras, dan dengan bayangan yang
terdefinisi dengan jelas. Ini terjadi ketika sumber
cahaya relatif kecil dan jauh dari subjek, sehingga
menghasilkan pencahayaan yang keras dan fokus. Cahaya
tajam sering digunakan untuk menciptakan efek dramatis
dan menekankan detail atau tekstur tertentu.

2. Halus (Soft): Cahaya halus memiliki karakteristik


pencahayaan yang lembut, dengan transisi yang lembut
antara area terang dan area gelap tanpa bayangan yang
tajam. Ini terjadi ketika sumber cahaya relatif besar
atau saat cahaya dipantulkan atau di-diffusekan sebelum
mencapai subjek. Cahaya halus memberikan pencahayaan yang
lebih merata, mengurangi kontras, dan menciptakan efek
yang lebih lembut dan lebih menyeluruh.

3. Merata (Even): Cahaya merata menghasilkan pencahayaan


yang tersebar secara merata di seluruh subjek atau area
tertentu. Ini dapat dicapai dengan menggunakan sumber
cahaya yang luas atau dengan mengatur pencahayaan secara
merata di sekitar subjek. Cahaya merata membantu
menghilangkan bayangan yang tajam dan menciptakan
tampilan yang lebih seragam dan seimbang.

4. Spot: Cahaya spot adalah cahaya yang terfokus dan


memberikan pencahayaan yang terkonsentrasi pada area yang
lebih kecil atau subjek yang spesifik. Ini dicapai dengan
menggunakan sumber cahaya dengan sudut penyebaran yang
sempit atau dengan menggunakan alat pencahayaan seperti
snoot atau grid untuk mengarahkan cahaya. Cahaya spot
sering digunakan untuk menyoroti objek atau area
tertentu, menciptakan sorotan yang dramatis atau untuk
menciptakan efek yang terfokus.

Dalam produksi film, karakter cahaya yang berbeda digunakan


untuk menciptakan nuansa visual yang diinginkan, menekankan
detail tertentu, mengatur mood, atau menciptakan efek
khusus. Pemilihan karakter cahaya yang tepat sangat penting
dalam menciptakan atmosfer yang diinginkan dalam sebuah
adegan atau film secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai