Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM K3

PENGUKURAN PENCAHAYAAN

Laporan disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah Laboratorium K3

Dosen Pengampu: Azizah Musliha Fitri, SKM., MPH

Disusun oleh: Kelompok 4

Hauzanda Hajid 1710713077

Annur Aini Al Alief 1710713125

Rizka Fitri Nabila Tristin 1710713129

Nelce Tejaruth 1710713143

Delia Febriani 1710713149

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Laboratorium
K3. Penyusun harap laporan yang disusun ini dapat membantu meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan pembaca mengenai Pengukuran Pencahayaan.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penyusun laporan menyampaikan
rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Ibu Azizah Musliha Fitri, SKM., MPH.
selaku dosen pembimbing dan untuk semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penyusun dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan tentang pengukuran pencahayaan
ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan yang lebih luas bagi pembaca.

Depok, 5 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup....................................................................................... 5
1.4.1 Tempat............................................................................................ 5
1.4.2 Waktu............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
2.1 Pengertian Cahaya.................................................................................. 6
2.2 Karakteristik Cahaya.............................................................................. 6
2.3 Istilah dan Satuan Pencahayaan............................................................. 6
2.4 Sumber Pencahayaan............................................................................. 7
2.5 Faktor-Faktor Pencahayaan.................................................................... 8
2.6 Standar Pencahayaan.............................................................................. 9
BAB III METODOLOGI............................................................................... 12
3.1 Alat dan Bahan....................................................................................... 12
3.2 Cara Kerja.............................................................................................. 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 15
4.1 Hasil....................................................................................................... 15
4.2 Pembahasan............................................................................................ 17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 19
5.1 Simpulan................................................................................................ 19
5.2 Saran....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
LAMPIRAN.................................................................................................... 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Sistem pencahayaan pada perpustakaan tentunya sangat menunjang kegiatan belajar
mengajar civitas akademika. Dengan pencahayaan yang baik maka para pengunjung
perpustakaan dapat merasa nyaman saat berkunjung dan belajar di perpustakaan.
Pencahayaan yang baik akan mempengaruhi kesehatan dari diri seseorang contohnya
kesehatan mata.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencahayaan itu baik atau tidak.
Faktor tersebut adalah jumlah lampu yang tersedia, luas ruangan, jumlah sumber
pencahayaan alami dan lain-lain.
Pemilihan perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan sebagai objek praktikum
dikarenakan banyak mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan untuk belajar dan
membaca buku sehingga pencahayaan merupakan hal yang sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dasar hukum yang mengatur pencahayaan di tempat kerja?
2. Bagaimana seharusnya pencahayaan di tempat kerja?
3. Apa saja sumber pencahayaan?
4. Bagaimana pencahayaan di gedung industri?

5. Bagaimana cara pengukuran pencahayaan?

1.3 Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui dasar hukum mengenai pencahayaan di tempat
kerja.
2. Agar pembaca mengetahui bagaimana seharusnya pencahayaan di tempat
kerja.
3. Agar pembaca mengetahui apa saja sumber pencahayaan.
4. Agar pembaca mengetahui bagaimana pencahayaan di gedung industri.

4
5. Agar pembaca mengetahui cara pengukuran pencahayaan.

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Tempat
Perpustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta
1.4.2 Waktu
Praktikum dilakukan pada waktu jam mata kuliah Laboratorium K3 tanggal
27 September 2019 Pukul 08.00 – 09.40.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cahaya


Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang dalam kondisi
tertentu dapat berperilaku seperti suatu partikel. Gelombang elektromagnetik
merupakan gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat sehingga
cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya merambat dengan sangat
cepat yaitu dengan kecepatan 3x108 m/s, artinya dalam waktu satu detik cahaya dapat
menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000 km (Sunardi, 2012).

2.2 Karakteristik Cahaya


Wibiyanti (2008) mengemukakan bahwa cahaya dipancarkan dari suatu benda
dengan fenomena sebagai berikut:

1. Pijar padat dan cair memancarkan radiasi yang dapat dilihat bila dipanaskan
sampai suhu 1000 K. Intensitas meningkat dan penampakan menjadi
semakin putih jika suhu naik.
2. Muatan listrik, yaitu jika arus listrik dilewatkan melalui gas maka atom dan
molekul memancarkan radiasi dimana spektrumnya merupakan karakteristik
dari elemen yang ada.
3. Electro luminescence, yaitu cahaya dihasilkan jika arus listrik dilewatkan
melalui padatan tertentu seperti semikonduktor atau bahan yang
mengandung fosfor.

4. Photoluminescence, yaitu radiasi pada salah satu panjang gelombang


diserap, biasanya oleh suatu padatan, dan dipancarkan kembali pada
berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang dipancarkan kembali tersebut
merupakan fenomena yang dapat terlihat maka radiasi tersebut disebut
fluorescence.

2.3 Istilah dan Satuan Pencahayaan

6
Wibiyanti (2008) mengemukakan bahwa istilah yang umum digunakan dalam
pencahayaan antara lain sebagai berikut:
1. Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan di dalam satuan unit
sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam satu
candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah
kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat
standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
2. Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan
dan perlindungan lampu-lampu, serta dihubungkannya lampu ke pasokan
daya.
3. Lux merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya
rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada
area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter
persegi.
4. Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya
yang jatuh pada permukaan obyek dan dipantulkan. Luminance dapat diukur
dengan menggunakan photometer.
5. Reflectance merupakan perbandingan antara cahaya yang dipantulkan oleh
suatu benda yang dinyatakan dalam persen.

2.4 Sumber Pencahayaan


Pencahayaan adalah sesuatu yang memberikan terang (sinar) atau yang
menerangi, meliputi pencahayaan alami dan pencahayaan buatan (Permenaker RI,
2018).
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sumber pencahayaan ini dirasa kurang efektif dibandingkan
dengan penggunaan sumber pencahayaan buatan. Hal ini disebabkan karena
matahari tidak dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap. Untuk
pencahayaan alami diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding kaca,

7
dinding yang banyak dilubangi, dan dapat diperkirakan akan membutuhkan
biaya yang mahal (Wibiyanti, 2008).
Untuk memenuhi intensitas cahaya yang diinginkan dapat
memadukan pencahayaan alami dengan pencahayaan buatan. Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan agar penggunaan pencahayaan alami dapat
memberikan keuntungan diantaranya (Wibiyanti, 2008):
 Variasi intensitas cahaya matahari.
 Distribusi terangnya cahaya.
 Efek dari lokasi, pemantulan cahaya dan jarak bangunan.
 Letak geografis dan kegunaan gedung.
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami. Apabila pencahayaan alami tidak
memadai atau posisi ruangan sedemikian rupa sehingga sukar dicapai oleh
pencahayaan alami, maka dapat digunakan pencahayaan buatan. Adapun
fungsi pokok pencahayaan buatan di lingkungan kerja, baik yang diterapkan
secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami
adalah sebagai berikut (Astuti, 2000):
 Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat
secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara
mudah dan tepat.
 Memungkinkan penghuni untuk berjalan dan bergerak secara
mudah dan aman.
 Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada
tempat kerja.
 Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar
secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak
menimbulkan bayang- bayang.
 Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan
prestasi.

8
2.5 Faktor-Faktor Pencahayaan
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi pencahayaan di ruangan termasuk di
tempat kerja antara lain sebagai berikut (Departemen Pekerjaan Umum dalam
Wibiyanti, 2008):
1) Disain sistem pencahayaan: faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran
cahaya ke seluruh ruangan. Dengan disain yang baik dapat dihindarinya
sudut atau bagian ruangan yang gelap.
2) Distribusi cahaya: faktor ini berpengaruh terhadap penyebaran cahaya.
Jika distribusi sumber cahaya tidak merata, maka akan menimbulkan
sudut dan bagian ruangan yang gelap.
3) Pemantulan cahaya: pemantulan cahaya dari langit-langit tergantung dari
warna dan finishing. Pemantulan cahaya ini tidak berlaku pada sistem
pencahayaan langsung, tetapi sangat penting pada pencahayaan tidak
langsung.
4) Ukuran ruangan: ruangan yang luas akan lebih efisien dalam
pemanfaatan cahaya daripada ruang yang sempit.
5) Utilisasi cahaya: utilisasi cahaya adalah persentase cahaya dari sumber
cahaya yang secara nyata mencapai dan menerangi benda-benda yang
perlu diterangi.
6) Pemeliharaan disain dan sumber cahaya: apabila pemeliharaan disain dan
sumber cahaya tidak baik, misalnya penuh debu, maka akan
memengaruhi pencahayaan yang dihasilkan.

2.6 Standar Pencahayaan


Menurut Suma’mur (2009), kebutuhan intensitas penerangan tergantung dari
jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit
dilakukan bila keadaan cahaya di tempat kerja tidak memadai.

Tabel 2.1 Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tingkat Penerangan
Jenis Pekerjaan Contoh Pekerjaan yang
Dibutuhkan (Lux)

Tidak teliti Penimbunan barang 80-170


Agak Teliti Pemasangan (tak teliti) 170-350
Teliti Membaca, 350-700 9
menggambar
Sangat teliti Pemasangan 700-1000
Sumber: Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Suma’mur, 2009).

Nilai pantulan (reflektan) yang dianjurkan menurut Suma’mur (2009) adalah


sebagai berikut:
Tabel 2.2 Nilai Pantulan (Reflektan)

No JENIS PERMUKAAN REFLEKTAN (%)


1. Langit-langit 80 – 90
2. Dinding 40 – 60
3. Perkakas (mebel) 25 – 45
4. Mesin dan perlengkapannya 30 – 50
5. Lantai 20 – 40
Sumber: Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Suma’mur, 2009)

Standar pencahayaan menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5


Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Lingkungan Kerja adalah
sebagai berikut:

10
11
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Daftar Alat yang digunakan

No Nama Gambar

1. Lux Meter

2. Stopwatch

3. Meteran

4. Alat Tulis

3.2 Cara Kerja

12
1. Persiapan;
a) Membuat denah lokasi pengukuran;
b) Persiapkan lux meter dan pastikan alat telah dikalibrasi;
c) Pasang baterai pada tempatnya;
d) Tekan tombol power;
e) Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui apakah baterai
dalam keadaan siap.
2. Pengukuran
a. Mengukur Penerangan Umum
1) Bagi ruangan menjadi beberapa titik pengukuran dengan jarak
antar titik sekitar 1 meter (untuk luas ruangan yang kurang dari
10 meter persegi: buat garis horizontal panjang & lebar
ruangan, tentukan titik pengukuran pada setiap luas bidang 1
m2);
2) Lakukan pengukuran dengan tinggi lux meter kurang lebih 85
cm di atas lantai, dan posisi photo cell menghadap sumber
cahaya;
3) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu
beberapa saat (angka pada monitor telah stabil);
4) Catat hasil pengukuran.
b. Mengukur Penerangan Lokal
1) Tentukan objek kerja yang akan di ukur;
2) Bagi objek kerja menjadi beberapa titik ukur;
3) Letakkan luxmeter pada objek kerja dengan photo cell
menghadap sumber cahaya;
4) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu
beberapa saat (angka pada monitor telah stabil);
5) Catat hasil pengukuran.
c. Mengukur Penerangan Reflektan
1) Tentukan objek kerja yang akan diukur;

13
2) Ukur intensitas penerangan yang jatuh pada bidang ukur
dengan photo cell menghadap sumber cahaya (A Lux);
3) Ukur intensitas penerangan yang jatuh pada bidang ukur
dengan photo cell menghadap bidang ukur (B Lux);
4) Catat hasil pengkuran dan hitung Reflektan.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Denah Lokasi

Gambar 4.1. Denah Lokasi Pengukuran Pencahayaan


Keterangan:

: Sumber pencahayaan
: Titik 1 penerangan lokal
: Titik 1 penerangan umum
: Titik 2 penerangan lokal
: Titik 2 penerangan umum
: Titik 3 penerangan lokal
: Titik 3 penerangan umum
: Titik 4 penerangan lokal
: Titik 4 penerangan umum
B. Hasil Pengukuran
a) Penerangan Umum

Rata-
Intensitas Penerangan (Lux)
No. Ruangan rata
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4
1. Perpustakaan 557 278 128 74 259,25

15
b) Penerangan Lokal

Rata-
Objek Intensitas Penerangan (Lux)
No. rata
Kerja
Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4
Meja
1. 465 444 510 231 412,5
Perpustakaan

c) Reflektan

Objek Reflektan
No. A (Lux) B (Lux)
Pengukuran (%)
Dinding
1. 303 108,4 35,78
Perpustakaan
Meja
2. 352 139,8 39,71
Perpustakaan
Lantai
3. 340 101,8 29,94
Perpustakaan

16
4.2 Pembahasan

a. Penerangan Umum
Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh bahwa rata-rata penerangan
umum di perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta sebesar 259,25 lux. Jika dibandingkan dengan standar pencahayaan
yang tertera di Permenaker No. 5 Tahun 2018 pada bagian pekerjaan kantor
yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-
surat yaitu sebesar 300 lux. Hal ini berarti pencahayaan pada perpustakaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Hal ini bisa juga disebabkan karena pada saat
pengukuran tidak semua lampu perpustakaan dinyalakan.
Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan
berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal
di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan
meningkatnya kecelakaan kerja (Suma’mur, 2009).

b. Penerangan Lokal
Menurut Tarwaka (2013) penerangan lokal merupakan
penerangan yang ditujukan untuk pekerjaan tertentu. Penerangan lokal
biasanya digunakan untuk pekerjaan yang teliti seperti menggambar atau
membaca. Pengukuran penerangan lokal dilakukan di atas meja
perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh bahwa rata-rata penerangan
lokal di perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta sebesar 412,5 lux. Jika dibandingkan dengan standar
pencahayaan yang tertera di Permenaker No. 5 Tahun 2018 pada bagian
pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan
arsip dan seleksi surat-surat yaitu sebesar 300 lux. Hal ini berarti
penerangan lokal pada perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

17
c. Reflektan
Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh hasil persenan reflektan
pada dinding perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta sebesar 35,78%, pada meja perpustakaan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta sebesar 39,71%, dan pada
lantai perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta sebesar 29,94%. Jika dibandingkan dengan peneltian Suma’mur
(2009) hasil persen reflektan yang dianjurkan yaitu sebesar 40-60%
untuk reflektan di dinding, 25%-45% untuk reflektan di meja, dan 20%-
40% untuk reflektan di lantai. Hal ini berarti reflektan pada dinding
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta belum sesuai
dengan standar. Sementara reflektan pada meja dan lantai Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta sudah sesuai dengan standar.

18
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari praktikum dan perhitungan pencahayaan yang dilakukan di perpustakaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, pencahayaan yang ada di
perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta masih dibawah
standar yang ditetapkan oleh Permenaker No.5 Tahun 2018. Standar untuk sebuah
pekerjaan kantor termasuk menulis dan membaca adalah 300 lux, sedangkan hasil
pengukuran penerangan di perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta hanya sebesar 259,25 lux. Namun hasil pengukuran penerangan lokal yang
dilakukan di atas meja perpustakaan, didapatkan hasil sebesar 412,5 lux yang berarti
sudah sesuai standar yang telah ditetapkan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kegiatan
menulis dan membaca yang dilakukan diatas meja perpustakaan dapat berjalan lancar
tanpa adanya hambatan yang disebabkan oleh pencahayaan yang ada di perpustakaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

5.2 Saran
Hasil pengukuran penerangan umum pada perpustakaan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang masih dibawah standar mungkin
disebabkan karena tidak semua sumber cahaya (lampu) yang ada di perpustakaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta dinyalakan. Saran yang dapat
diberikan oleh kelompok adalah apabila perpustakaan sedang buka, dan banyak
mahasiswa yang melakukan kegiatan membaca dan menulis di perpustakaan, sebaiknya
lampu perpustakaan dinyalakan semua agar tidak mengganggu konsentrasi mahasiswa
yang sedang belajar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Riky. 2012. Audit Energi Sistem Pencahayaan di Hotel Lebak Gunung
Permai. Diakses dari: digilib.polban.ac.id
Kementerian Ketenagakerjaan RI, 2018. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor
5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
Suma’mur, PK. 2009. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Sagung
Seto.
Wibiyanti, Puspa Indah. 2008. Kajian Pencahayaan pada Industri Kecil Pakaian Jadi dan
Pembuatan Tas di Perkampungan Industri Kecil, Penggilingan. Skripsi. Diakses
dari: lontar.ui.ac.id

20
LAMPIRAN

Gambar 1. Kegiatan Pengukuran Pencahayaan

21

Anda mungkin juga menyukai