Anda di halaman 1dari 26

TUGAS FISIKA DAN BIOLOGI

BIOLISTRIK

OLEH :

NAMA : NI LUH PUTU ARY APRILIYANTI

NIM : (P07120216 017)

KELAS : 1.A D-IV KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, atas karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“BIOLISTRIK” dengan baik dan lancar. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah BIOFIS, Suratiah, S.Kep, Ns, M.Biomed.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dan bermanfaat di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Denpasar, 2 Oktober 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
E. Metode Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Pengertian Biolistrik.....................................................................................................4
B. Penemu Biolistrik..........................................................................................................4
C. Macam-Macam Gelombang Arus Listrik....................................................................6
D. Hukum Biolistrik...........................................................................................................6
E. Kemagnetan dan Kelistrikan Dalam Tubuh...............................................................7
G. Penggunaan Listrik dan Magnet Pada Tubuh..........................................................12
H. Kegunaan Listrik Secara Medis.................................................................................14
I. Syok Listrik..................................................................................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan...............................................................................................................19
B. Saran.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan


sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman
Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu
amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau
bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
electron.
Read More
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada
dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul
dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan
tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut
denganBiolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada
makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan
kata listrik.

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan


runtutan sesuai dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu penyusunan
suatu rumusan masalah yang menjadi batu pijak untuk pembahasan makalah
ini. Adapun rumusan masalah ialah sebagai berikut:
1. Apa pengertian biolistrik ?
2. Bagaimana penemuan mengena biolistrik ?
3. Sebutkan macam-macam gelombang arus listrik?

1
4. Bagaimanakah Penjelasan dari Hukum biolistrik?

5. Jelaskan Tentang kemagnetan dan kelistrikan dalam tubuh?


6. elaskan tentang isyarat listik tubuh !

7. Jelaskan Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh?

8. Jelaskan Kegunaan Listrik secara medis?

9. Jelaskan tentang Syok Listrik?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

-Untuk memenuhi tugas biologi dan fisika

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Biolistrik
2. Untuk mengetahui macam-macam gelombang arus listrik
3. Untuk mengetahui hukum-hukum biolistrik
4. Untuk mengetahui tentang kemagnetan dan kelistrikan dalam
tubuh
5. Untuk mengetahui tentang isyarat listrik tubuh
6. Untuk mengetahui penggunaan listrik dan magnet pada tubuh
7. Untuk mengetahui kegunaan listrik secara medis
8. Untuk mengetahui tentang syok listrik

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan
tentang Biolistirik.
2. Manfaat praktis

2
Dapat dijadiakan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan
lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang sejenisnya.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada pembuatan makalah kali ini,
ialah tinjauan pustaka berdasarkan beberapa literatur dan dari berbagi media
informasi internet karena penulis tidak melakukan tinjauan langsung terhadap
masalah yang akan dibahas. Adapun yang akan dibahas pada makalah kali ini,
ialah mengenai pengertian biolistrik, penemuan biolistrik, macam-macam
gelombang arus listrik, hukum biolistrik, kemagnetan dan kelistrikan dalam
tubuh, isyarat listrik pada tubuh, penggunaan listrik dan magnet pada tubuh,
kegunaan listrik secara medis, serta mengenai syok listrik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-


elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat
adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup,
semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk
potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh
anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi
daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh
sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-
bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang
bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate),  dimana ATP ini di hasilkan
oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi
sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan
luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan
isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang
dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke

4
neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh
seperti gelombang pada permukaan air.

B. Penemu Biolistrik

Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan


listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya.
Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik diteliti.
1. Histori Yunani Kuno : Batu amber digosok dapat menarik benda kecil
seperti jerami atau bulu (kata listrik dari bahasa yunani, electron =
amber).
Gilbert, 1600, dokter istana Inggris –> electric (membedakannya dgn
gejala kemagnetan).
2. Du Fay, 1700, tolak menolak – tarik menarik –> resinous (-), vitreous (+)
Franklin, ilmuwan USA membagi muatan listrik atas dua: positif dan
negatif. Jika gelas dengan sutera digosokkan, maka gelas akan bermuatan
positif dan sutera akan bermuatan negative.
3. Luigi Galvani (1786), periode hujan badai: Menyentuh otot tungkai
seekor katak dengan metal, teramati otot berkontraksi. Aliran listrik
akibat badai merambat melalui saraf katak sehingga otot-ototnya
berkontraksi. Kemudian hari: Impuls dalam sistem syaraf terdiri dari ion-
ion yang mengalir sepanjang sel syaraf, analog dengan aliran elektron
dalam konduktor. Pada tahun 1786 dia melaporkan hasil eksperimennya
bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberikan aliran listrik lewat
suatu konduktor.
4. Millikan (1869 – 1953), mencari harga muatan paling kecil, percobaan
tetes minyak Millikan. Muatan elektron e = 1,6 10-19 C.
5. Caldani (1856), kelistrikan pada otot katak yang telah mati.
6. Arons (1892), merasa ada aliran frekuensi tinggi melalui tubuhnya sendiri
serta pembantu atau asistennya.

5
7. Van Seynek (1899), mengamati terjadinya panas pada jaringan yang
disebabkan aliran frekuensi tinggi.
8. Schlephake (1982), melaporkan tentang pengobatan dengan
menggunakan Short Wave

C. Macam-Macam Gelombang Arus Listrik

Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik


untuk merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang
dimaksud diantaranya :
1. Arus bolak balik/sinosuidal
2. Arus setengah gelombang
3. Arus setengah penuh
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Sentakan faradik
7. Sentakan sinosuidal
8. Galvanik yang interuptus
9. Arus gigi gergaji

D. Hukum Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

1. Hukum Ohm menyatakan bahwa


“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung
dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan
dari konduktor”.

V
Rumusnya yaitu :  R=
I

6
Keterangan :

R : hambatan (Ω)

I : kuat arus (ampere)

V : tegangan (Volt).

2. Hukum joule menyatakan bahwa :

“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V),


dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”.

Rumusnya yaitu : Q =V. I .t

Keterangan :

Q : energi panas yang ditimbulkan (joule)

V : tegangan (Volt),

I : arus (A)

t : waktu lamanya arus mengalir (second).

E. Kemagnetan dan Kelistrikan Dalam Tubuh

1. Sistem Syaraf dan Neuron

Sistem saraf dibagi dalam dua bagian yaitu sistem saraf pusat dan
sistem saraf otonom.

 Sistem saraf pusat


Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf
perifer ini adalah serat-serat yang mengirim informasi sensoris ke

7
otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferensedangkan serat
saraf yang menghantarkan informasi dari otak dan medulla spinalis
ke otot serta kelenjar disebut serat efferen.
 Sistem saraf otonom

Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya


jantung, usus dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan
secara tidak sadar. Otak berhubungan langsung dengan medulla
spinalis; keduanya diliputi cairan serebro spinalis dan dilindungi
tulang tengkorak serta tulang vertebralis (columna vertebralis).
Berfat otak 1500 gram dan hanya 50 gram yang efektif.

Struktur dasar dari sistem saraf  di sebut neuron/sel saraf.


Suatu sel saraf mempunyai fungsi menerima, interpretasi dan
menghantarkan aliran listrik.

2. Kelistrikan Saraf

Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls


serat saraf ; serat saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan
menghantar impuls lebih cepat dari pada serat saraf yang berdiameter
kecil. Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat
dibagi dalam tiga bagian yaitu serat saraf tipe A, B dan C. Dengan
mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf dibagi dalam dua tipe :
serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.

Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin


merupakan suatu insulator ( isolasi) yang baik dan kemampuan mengalir
listrik sangat rendah. Potensial aksi makin menurun apabila melewati
serat saraf yang bermielin.

3. Perambata Potensial Aksi

8
Potensial aksi bisa terjadi apabila suatu daerah membran saraf
atau otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi
itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel
membran untuk mencapai nilai ambang. Dengan demikian dapat terjadi
perambatan potensial aksi ke segala jurusan sel membran keadaan ini
disebut perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.

Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami


repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat
refrakter. Tinkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut
dan peiode refrakter relatif.

 Periode refrekter absolut

Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur


kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi yang lain.

 Periode refrekter relatif


Setelah sel membran mendeteksi repolarisasi seuruhnya
maka dari periode refrekter absolut akan menjadi periode refrekter
relatif, dan apabila ada stimulasi/rangsangan yang kuat secara
normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru. 
4. Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis; berakhirnya
saraf pada sel otot/hubungan saraf otot disebut Neuromnyal junction.
Baik sinapsis maupun Neuromnyal junction mempunyai kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke
sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel
membran sel otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia
yang terdapat pada otot akan trigger/bergetar/berdenyut menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana
otot akan mengalami relaksasi.

9
5.Kelistrikan Otot Jantung

Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot
bergaris. Pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial
membran istirahat dilakukan ragsangan ion-ion Na+ akan masuk ke
dalam sel dan setelah tercapai nilai ambang akan timbul depolarisasi.
Sedangkan pada sel otot jantung, ion Na+berlahan-lahan akan masuk
kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala depolarisasi secara
spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa
memerlukanrangsangan dari luar.

6. Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi


 Gelombang potensial aksi dari akson
 Gelombang potensial aksi dari sel otot bergaris
 Gelombang potensial aksi dari sel oto jantung
7. Elektrode

Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan


elektroda. Kegunaan dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke
penyalur elektron. Bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak
dan tembaga. Apabila sebuah elektroda tembaga da sebuah elektroda
perak di celupkan dalam sebuah larutan misalnya larutan elektrolit
seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial
antara kedua elektroda itu. Perbedaan potensial ini kira-kira sama
dengan perbedaan antara potensial kontak kedua logamtersebut disebut
potensial offset elektroda.

     Macam- macam bentuk elektroda :

 Elektroda Jarum (Mikro Elektroda)

10
Berbentuk konsentrik ( consentrik elektoda ). Elektroda
berbentuk jarum ini dipergunakan untuk mengukur aktivitas
motor unit tunggal.
 Elektroda Mikropipet
Elektroda ini dibuat dari pada gelas.
 Elektroda Permukaan Kulit
Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan
karat, Misalnya perak, nikel, atau alloy.

Bentuk-bentuk ;

a. Bentuk plat.
b. Bentuk suction cup.
c. Bentuk floating.
d. Bentuk ear clip.
e. Bentuk batang.
8. Tulang

Sumber listrik pada tubuh yang lain adalah tulang. Pertumbuhan


tulang adalah salah satu proses kehidupan yang dikendalikan secara
elektrik. Tulang mengandung kolagen yang merupakan suatu bahan
piezoelektrik yaitu apabila diberikan suatu gaya kepada kolagen, akan
terbentuk potensial dc kecil.  Kolagen menghantarkan arus listrik
dengan muatan negatif sedangkan kristal mineral tulang (apatit) yang
terletak dekat dengan kolagen menghantarkan arus listrik dengan
muatan positif. Pada sambungan antara kedua jenis semikonduktor ini,
arus akan mengalir ke satu arah tetapi tidak kearah lain (mengubah
sinyal ac menjadi dc dengan rectification).

11
F. Isyarat Listrik
Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan
kimia dari tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara
selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi
tubuh. Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
a. EMG (Elektromiogram),

Yaitu pencatatan potensial otot biolistrik selama pergerakan


otot. Ada 25-2.000 serat otot(sel), dihubungkan dengan syaraf via
motor end plate. EMG bisa digunakan untuk mengukur sel otot
tunggal maupun pada beberapa serat otot.  Elektrode permukaan
diletakkan pada permukaan kulit untuk mengukur isyarat listrik dari
sejumlah unit motoris. Electrode jarum konsentris dimasukkan ke
dalam kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal.

b. ENG (elektroneurogram)

Tujuannya untuk mengetahui keadaan lingkungan, untuk


mengetahui kecepatan konduksi syaraf motoris dan sensosris, untuk
menentukan penderita miastenia gravis. Kecepatan normal  konduksi
saraf motoris berkisar 40-60 m/detik. Apabila kecepatan < 10 m/detik
merupakan pertanda kelainan saraf.

c. ERG (Elektroretionogram)

Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang


ada pada retina mata yang di kerjakan melalui rangsangan cahaya pada
retina. Isyarat ERG sangat kompleks, karena merupakan sumasi efek
yang terjadi di dalam mata. Bila gelombang B tidak tampak pada
ERG, berarti retina penderita mengalami retinitis pigmentosa.

d. EOG (Elektrookulogram)

12
Suatu pengukuran/pencatatan berbagai potensial pada kornea-
retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.

e. EGG (Elektrogastrogram)

Merupakan EMG yang berkaitan gerakan peristaltic traktus


gastrointestinalis.

f. EEG (Elektroensefalogram)

Yaitu pencatatan isyarat listrik otot. Pencatatan potensial aksi


listrik otak merupakan sumasi dari potensial aksi sel saraf di dalam
otak. Amplitudo dari isyarat EEG merupakan gelombang denyut demi
denyut (peak to peak) dengan jarak antara 10 mV-100mV pada
frekuensi di bawah 1 Hz sampai lebih 100 Hz. Pemeriksaan EEG
bertujuan untuk menggantikan fungsi EKG sebagai alat monitor saat
operasi, mendiagnosis epilepsy dan klasifikasi epilepsy, menunjukkan
tumor otak (aktivitas listrik pada daerah tumor otak akan menurun).
Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz,  pada penderita berjaga memiliki
frekuensi di atas 13 Hz. Ada 4 grup frekuensi normal isyarat listrik
EEG, Delta (lambat ; 0,5-3,5 Hz), Teta (menengah ; 4-7 Hz), Alfa
( normal ; 8-13 Hz), Beta (cepat ; > 13 Hz).

g. EKG (Elektrokardiogram)

Merupakan pencatatan isyarat biolistrik jantung, di lakukan


pada permukaan kulit. Irama jantung diatur oleh isyarat listrik yang
dihasilkan oleh rangsangan spontan pada SA Node.

G. Penggunaan Listrik dan Magnet Pada Tubuh

Organ-organ yang terdapat listrik dan magnet dalam Sitem Tubuh


Manusia. Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari

13
mekanisme otak,jantung, ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, sistem
hormonal, otot-otot dan berbagai jaringan lainnya. Semuanya bekerja berdasar
sistem kelistrikan. Karena itu kita bisa mengukur tegangan listrik di bagian
tubuh mana pun yang kita mau. Semuanya ada tegangan listriknya. Bahkan
setiap sel di tubuh kita memiliki tegangan antara -90 mvolt pada saat rileks
sampai 40 mvott pada saat beraktifitas.

Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh Pada tahun


1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi rendah
untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan
listrikdengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut Short
Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang
mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain
radar. Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di
bagi dalam 2 bentuk:

i. Listrik Berfrekwensi Rendah

Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi


rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi
kontraksi otot. Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat
merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk
jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan
persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau
arus DC yang telah dimodifikasi. Selain arus DC ada pula menggunakan
arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini serupa dengan arus DC,
mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik,
merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.

ii. Listrik Berfrekuensi Tinggi

14
Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik
diatas 500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak
mempunyai sifat merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali
dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini
maka frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran di bagi menjadi
2 bagian yaitu:

 Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)


 Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)

H. Kegunaan Listrik Secara Medis

i. EEG (Elektroensefalograf)

Bila ditempatkan electrode pada kulit kepala dan mengukur


kegiatan elektris , akan ditemukan sinyal elektris kompleks yang
lemah. Potensial listrik dihasilkan melalui proses sinkronisasi
berselang-seling yang melibatkan syaraf pada permukaan otak
(cortex), dengan kelompok-kelompok berbeda menjadi sinkron pada
waktu singkat yang berbeda. Rekaman sinyal inilah yang disebut
elektroensefalogram.

Alat yang digunakan untuk merekam sinyal ini disebut


Elektroensefalograf. Elektrode yang digunakan berupa disket kecil

15
perak berklorida, terdiri dari dua macam ; electrode jarum (permukaan
kulit) dan electrode reference yang dipasang pada kedua daun telinga.
Elektrode dipasang di 10-20 saluran (standard internasional), secara
rutin hanya 8-16 saluran electrode yang dipakai & dicatat serentak,
jarak tiap-tiap electrode dengan interval 10% dan 20%. Frekuensi
sinyal EEG tampak terikat pada aktivitas mental seseorang. Amplitudo
EEG  meningkat dan frekuensi menurun seiring seseorang tertidur
lebih lelap. EEG yang diambil selama tidur menunjukkan pola
frekuensi tinggi = paradoxical sleep atau  Rapid Eye Movement
(REM) karena mata bergerak selama periode ini. Hal ini timbul
berkaitan dengan mimpi  .

2.       EKG (Elektrokardiograf)

16
Depolarisasi dan repolarisasi otot-otot jantung menyebabkan arus
mengalir ke dalam torso, menyebabkan potensial listrik pada kulit. Rekaman
potensi jantung pada permukaan kulit disebut elektrokardiogram (ECG). Alat
yang digunakan untuk merekam potensial listrik jantung disebut
Elektrokrdiograf.

Permukaan electrode untuk mendapatkan gambaran EKG (terdiri dari


12 lead), diletakkan Masing- masing pencatatan EKG, memetakan proyeksi
vector kutub elektris atau aktifitas elektris jantung, melalui setiap bagian
lingkarnya di :

a. lengan kiri (LA)

b. lengan kanan (RA)

c. kaki kiri (LL)

d. V1 (Ruang iga IV pada garis sternal kanan)

e. V2 (Ruang iga IV pada garis sternal kiri)

f. V3 (Terletak di tengah antara V2 dan V4)

g. V4 ( Ruang iga V garis tengah Klavikula Kiri)

h. V5 ( Ruang iga V garis aksilla depan kiri)

i. V6 (Ruang iga V garis aksilla tengah kiri)

Kegiatan elektris utama untuk siklus jantung yang normal antara lain :
a. Depolarisasi serambi jantung yang memproduksi gelombang P
b. Polarisasi ulang serambi jantung yang jarang terlihat dan tidak Berlabel

c. Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS


d. Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T

17
PR segment menunjukkan berhentinya impuls pada AV Node (Tidak
ada transmisi impuls di AV Node) ST Segment menunjukkan tidak adanya
transmisi impuls disebabkan adanya periode refrakter di sel miokardium
Bentuk gelombang EKG ada yang positif dan negative tergantung pada arah
kutub vector elektris dan polaritas serta posisi elektroda dari alat pengukura.

I. Syok Listrik

Syok Listrik (kejutan Listrik) Syok listrik atau kejutan adalah suatu
nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara
tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian syok listrik merupakan kejadian yang timbul
secara kebetulan. Bahaya syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan
mengalami ventricular fibrillon, kemudian diikiuti dengan kematian. Oleh
karena itu, perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat syok
listrik, metoda pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari.  Dalam
bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain:
1. Syok Dengan Tujuan Tertentu Syok listrik ini dilakukan atas dasar
indikasi
medis. Dalam bidang psiaktri dikenal dengan nama “ Electric Convultion
Teraphy”
2. Syok tanpa tujuan tertentu Timbul syok ini diakibatkan dari suatu
kecelakaan. Faktor-faktor yang menyokong sehinggga timbulnya syok ini
listrik ini :
a. Peralatan Petunjuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas v Prosedur
testing secara teratur tidak atau kurang jelas v Peralatan ECG yang
lama tanpa menggunakan transformator
b. Perorangan v Petugas-petugas yang kurang latihan v Kurang
pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang ditimbulkan
v Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri
maupun penderita Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal

18
dengan “ Earth Syok”. Berdasarkan besar kecilnya tegangan “ Earth
Syok” dapat di bagi menjadi 2 : Low tension shock ( syok tegangan
rendah) dan high tension shock ( syok tegangan tinggi) Syok semakin
serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar. Menurut
Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan
tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam
menentukan beberapa arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang
diberikan oleh tubuh.
Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut
berperan mempengaruhi tingkat syok.
1. Dari Sudut Arus
 Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220
Volt dari pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada
tegangan 220 Volt lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R)
sama.
 Basah atau tidaknya kulit penderita
 Basah tidaknya lantai

2. Dari sudut parameter-paraameter lainya:

 Jenis kelamin
 Frekuensi AC
 Duration
 Berat Badan

Jalan yang ditempuh arus Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat
mengakibatkan kematian sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan
pencegahan yang meliputi alat-alat yang dipergunakan.

19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :


Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia dan merupakan
fenomena sel. Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang
dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke
neuron. Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik
untuk merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Dalam biolistrik terdapat
beberapa hukum, yaitu Hukum Joule dan Hukum Ohm Kelistrikan dan
kemagnetan yang timbul dalam tubuh tebagi menjadi 9, yaitu:
1.  Sistem Syaraf dan Neuron 
2.  Kelistrikan Saraf 
3.  Perambata Potensial Aksi
4.  Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
5.  Kelistrikan Otot Jantung
6.  Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi
7.  Elektroda
9.  Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung
Isyarat listrik dapat di Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh
merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur
isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh
informasi klinik tentang fungsi tubuh. Yang termasuk dalam isyarat listrik
tubuh :
a. EMG (Elektromiogram)
b. ENG (elektroneurogram)
c. ERG (Elektroretionogram)
d. EOG (Elektrookulogram)

21
e. EGG (Elektrogastrogram)
f. EKG (Elektrokardiogram)
g. EKG (Elektrokardiogram)

Penggunaan Listrik dan Magnet Pada Tubuh. Organ-organ yang


terdapat listrik dan magnet dalam Sitem Tubuh Manusia. Tubuh manusia
mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak,jantung, ginjal,
paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan berbagai
jaringan lainnya. arus listrik di bagi dalam 2 bentuk: Listrik Berfrekwensi
Rendah dan Listrik Berfrekuensi Tinggi.

Syok Listrik (kejutan Listrik) Syok listrik atau kejutan adalah suatu
nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan aliran listrik yang mengalir
secara tiba-tiba melalui tubuh. Dalam bidang kedokteran ada 2 macam
syok listrik antara lain: Syok Dengan Tujuan Tertentu dan Syok tanpa
tujuan tertentu Timbul.

B. Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya


sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai
makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

22
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

Junaidi A. Kumpulan kuliah fisika kedokteran. FKUGM. Yogyakarta.2000

Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta :

Nuha Medika

Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

23

Anda mungkin juga menyukai