Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI KELISTRIKAN DALAM MEDIS

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar -
Fisika

Fitri Sartika Sutarsono

NIM : 2130047

Kelas 1A

Jurusan S1 Keperawatan

STIKes RS Husada Jakarta

Tahun Akademik 2021/2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN MATERI...........................................................................................3

2.1 Pengertian Kelistrikan......................................................................................................3

2.2 Manfaat Listrik Bagi Kesehatan.......................................................................................3

2.3 Aplikasi Kelistrikan Dalam Medis...................................................................................4

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mandiri
membuat makalah yang berjudul “Aplikasi Kelistrikan Dalam Medis” tepat pada waktunya.

Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Astri Suppa Supratman, S.Si., M.Si
selaku dosen mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar – Fisika yang telah bersedia meluangkan
waktu dan arahan selama penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya.

Jakarta, 23 Oktober 2021

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Negara maju, terapi listrik sudah banyak dilakukan sebagai pengobatan alternative
yang sudah bisa dibilang cukup aman. Begitu juga di Indonesia, belum lama ini telah
dilakukan penelitian terhadap manfaat terapi listrik untuk pengobatan hipertensi dan
kencing manis. Gaya hidup modern di kota besar hampir pasti menghalangi kita dala
memperoleh kondisi yang sehat. Menjalani pola makan yang tepat, tinggal di lingkungan
yang bersih, cukup berolahraga, menjauhi stress, dan cukup istirahat adalah langkah-
langkahnya. Sayangnya, kehidupan modern di kota besar kurang memungkinkan untuk
kita melakukan semua kegiatan tersebut.
Tinggal dengan gaya hidup modern di kota besar dengan tingkat polusi yang tinggi,
tingkat stress tinggi, diet tidak seimbang, tidak ada waktu untuk berolahraga, dan kurang
istirahat adalah makanan sehari-hari bagi kita. Kabar baiknya, saat ini kita tidak perlu
terlalu khawatir akan hal ini kembali. Karena jika mau, kita bisa mencoba melakukan
Electric Potential Therapy (EPT) atau yang lebih dikenal dengan terapi listrik. Terapi ini
dilakukan dengan menggunakan sebuah alat khusus yang memanfaatkan energy listrik
yang akan keluar dari jari-jari tangan kita.
Kelistrikan memegang peranan yang cukup penting di dalam bidang medis. Ada dua
aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang
timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh
manusia. Awalnya pada tahun 1780, Liugi Galvani mulai mempelajari kelistrikan pada
tubuh hewan kemudian pada 1786, Ia melaporkan hasil eksperimennya bahwa kedua kaki
katak terangkat ketika diberikan aliran listrik lewat suatu konduktor. Lalu pada 1899, Van
Seynek melakukan pengamatan tentang terjadinya panas pada jaringan yang disebabkan
oleh aliran frekuensi tinggi. Selanjutnya pada 1982, Schliephake melaporkan tentang
pengobatan penderita dengan menggunakan “Short Wave”. Berdasarkan penjelasan diatas
dapat dilihat adanya kerja listrik di dalam tubuh manusia, hail ini berdasarkan dari
pengamatan yang dilakukan oleh berbagai ilmuan di atas.

iv
1.2 Tujuan Penulisan

Berkaitan dengan topik “Aplikasi Kelistrikan Dalam Medis” tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah:

1. Apa pengertian kelistrikan?


2. Bagaimana aplikasi listrik dalam bidang medis?
3. Apa saja alat-alat listrik yang digunakan untuk kesehatan?

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan topik yang saya bahas “Aplikasi Kelistrikan Dalam Medis”, ada
beberapa hal yang perlu diungkap dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian kelistrikan?
2. Bagaimana manfaat listrik bagi kesehatan?
3. Bagaimana aplikasi listrik dalam bidang medis?
4. Apa saja alat-alat listrik yang digunakan untuk kesehatan?

Setelah dipaparkan rumusan masalah di atas, perlu diketahui bahwa karya tulis ilmiah ini
akan menjawab secara rinci permasalahan yang muncul terhadap topik penulisan tentang
“Aplikasi Kelistrikan Dalam Medis” dengan berbagai referensi dan rujukan.

v
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian Kelistrikan

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik dimana kata
listrik berasal dari bahasa Yunani untuk amper yaitu electron. Listrik adalah aliran
elektron-elektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar. Semua atom memiliki
partikel yang disebut elektron, terletak pada orbitnya mengelilingi proton. Atom yang
paling sederhana adalah atom Hydrogen (atom air), yaitu hanya mempunyai satu electron
yang mengelilingi satu proton. Listrik juga dikatakan sebagai kondisi dari partikel
subatomic tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan
penolakan gaya diantaranya. Listrik adalah sumber energy yang disalurkan melalui kabel.
Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam
benda yang dapat diukur. Ada dua jenis muatan listrik yaitu, positif dan negative. Melalui
eksperimen, muatan sejenis saling menolakdan muatan lawan jenis saling menarik satu
sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb.
Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka akan
dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat
ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik.

2.2 Manfaat Listrik Bagi Kesehatan

Pengetahuan tentang gelombang arus listrik ini penting, karena dalam banyak hal
berkaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang saraf motoric atau saraf
sensori. Kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh manusia adalah ditimbulkan oleh sel
saraf. Dalam dunia kesehatan arus listrik dimanfaatkan untuk terapi. Terapi listrik adalah
jenis pengobatan alternative menggunakan media listrik melalui sentuhan jari penterapis.
Bermanfaat untuk melenturkan urat syaraf, melancarkan peredaran darah, melunturkan
lemak dalam darah (kolestrol), meningkatkan vitalitas tubuh, membakar kadar gula dan
lain-lain.

vi
Inti terapi listrik adalah melancarkan peredaran darah, mengaktifkan ion-ion dalam
tubuh dan memperbaiki kualitas darah. Satu kali sesi pengobatan hanya berlangsung 30
menit. Selama itu pentrapis akan mengalirkan listrik disekujur tubuh pasien, melalui
simpul-simpul syaraf di tangan, kaki, kepala, panggung, atau leher.

Dalam terapi listrik ini menggnakan sebuah alat short wavediathermy (diatermi
gelombang pendek), yang berfungsi untuk:

1. Terapi potensial negative, untuk menjaga keseimbangan pH, membersihkan darah,


mengaktifkan sel, mengatur saraf otonom, menyuplai energy statik yang
dibutuhkan oleh tubuh.
2. Terapi panas stimulasi, membuka blok arteri, dan memperlancar sirkulasi darah
untuk menghalau statis darah.
3. Terapi optikal stimulasi dan pijat seluruh sel tubuh dan membuat temperature
tubuh meningkat 1-2 derajat.

Dengan ketiga fungsi diatas, maka berbagai manfaat akan diperoleh, seperti
meningkatkan metabolism, suplai darah meningkat, meningkatkan relaksasi, menurunkan
tekanan darah, dan meningkatkan aktivitas kelenjar keringat. Selain itu alat ini juga
mempunyai efek terapeutik atau pengobatan, diantaranya anti peradangan, meningkatkan
lekosit, dan antibody pada daerah tubuh yang terkena infeksi, menghilangkan rasa sakit,
dan meningkatkan absorpsi tulang serta aliran darah.

2.3 Aplikasi Kelistrikan Dalam Medis

Saat ini, sudah banyak aplikasi-aplikasi listrik yang dipakai dalam medis seperti yang
disebutkan dibawah ini:

A. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram atau EKG merupakan rekaman aktivita kelistrikan jantung
yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Berikut merupakan beberapa fungsi atau kegunaan Elektrokardiogram (EKG)
yaitu:

vii
1. Merupakan standar untuk diagnosis aritmia jantung
2. Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark
otot jantung akut
3. Digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
4. Membantu menemukan gangguan elektrolit (misal: Hiperkalemia dan
Hipokalemia)
5. Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (misal: blok cabang berkas
kanan kiri)
6. Bisa juga berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (misal: Emboli
paru atau Hipotermia)

Elektrokardiogram (EKG) ini mempunyai sistem kerja yaitu dengan


ditentukannya hasil catatan aktivitas elektris sel otot jantung. Pada sel otot jantung
ada penyebaran impuls (vektor) saat jantung berkontraksi yaitu depolarisasi dan
repolarisasi yang ditandai adanya depleksi pada Elektrokardiogram (EKG).

B. Elektromiogram (EMG)
Elektromiogram (EMG) adalah sebuah tes yang mengukur aktivitas listrik dari
otot atau sekelompok otot. Sebuah EMG dapat mendeteksi aktivitas otot abnormal
listrik karena penyakit dan kondisi neuromuskuler.

viii
Elektromiogram (EMG) mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Sebagai pencatat potensial otot biolistrik selama pergerakan otot
2. Untuk memperoleh informasi tentang kelistrikan otot.

Sistem kerja dari Elektromiogram (EMG) ini otot diladeni banyak unit motor.
Suatu unit motor terdiri dari cabang tunggak neutron/saraf dari otak atau medulla
spinalis. Ada 25-2.000 serat otot (sel), dihubungkan dengan saraf via motor end
plate, sehingga potensial istirahat yang melewati serat saraf. Oleh sebab itu
gerakan otot berkaitan dengan satu potensial aksi yang merambat sepanjang akson
dan diteruskan ke serat otot melalui motor end plate.

Sistem kerja EMG pada beberapa serat otot yaitu elektroda permukaan
diletakkan pada permukaan kulit dengan tujuan mengukur isyarat listrik dari
sejumlah unit motoris. Sebuah elektroda jarum kosentris dimasukkan ke dalam
kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal.

C. Elektroneurogram (ENG)
Elektroneurogram (ENG) adalah sebuah alat untuk mengukur kelistrikan saraf
yang dapat menghasilkan data kelistrikan.

ix
Elektroneurogram (ENG) berfungsi untuk mengetahui keadaan lengkungan
refleks, mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris serta untuk
menentukan penderita miastenia gravis.

Sistem kerja Elektroneurogram (ENG) biasanya diperoleh dengan menempatkan


elektroda di jaringan saraf. Aktivitas listrik yang dihasilkan oleh neuron, dicatat
oleh elektroda, dan dikirim ke sistem akuisisi yang biasanya memungkinkan untuk
memvisualisasikan aktivitas neuron. Setiap garis vertical di Elektroneurogram
(ENG) merupakan salah satu potensial aksi saraf. Tergantung pada presisi dari
elektroda yang digunakan untuk merekam aktivitas syaraf, sebuah
Elektroneurogram (ENG) dapat berisi aktivitas neuron tunggal untuk ribuan
neuron. Para peneleti menyesuaikan presisi elektroda mereka untuk naik fokus
pada aktivitas neuron tunggal atau aktivitas umum sekelompok neuron, kedua
strategi memiliki keuntungan mereka.

D. Elektroretinogram (ERG)
Elektroretinogram (ERG) adalah tes mata yang mengevaluasi fungsi retina,
film yang melapisi bagian dalam mata. Uji Elektroretinogram (ERG) membantu
mendiagnosa penyakit pada retina.

x
Elektroretinogram (ERG) mempunyai fungsi sebagai pencatat bentuk kompleks
potensial biolistrik yang terdapat pada retina mata yang dikerjakan melalui
rangsangan cahaya pada retina.

Sistem kerja pada uji Elektroretinogram (ERG), pasien akan memakai


tambalan mata dan duduk dalam ruangan gelap selama 30 menit. Kemudian
peneliti akan melakukan tes, tes tidak menimbulkan rasa sakit. Setelah itu
tambalan pada mata dilepaskan. Permukaan mata pasien akan mati rasa dengan
tetes mata, dan lensa kontak yang akan ditempatkan pada mata pasien. Pasien
tidak dapat melihat, kemudian disorotkan cahaya, dan mata akan berkedip. Yang
berkedip adalah lensa kontak pada mata ketika disorot cahaya.

E. Elektrookulogram (EOG)
Elektrookulogram (EOG) adalah suatu pengukuran atau pencatatan berbagai
potensial pada kornea retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
Elektrookulogram (EOG) berfungsi untuk mencatat atau mengukur berbagi
potensial pada kornea-retina sebagai akibat perubhan posisi dan gerakan mata.

xi
Sistem kerja pada pengkuran ini, sepasang electrode dilekatkan dikedua sisi
mata. Potensian Elektrookulogram (EOG) didefinisikan sebagai nol untuk mata
yang melihat lurus kedepan ke titik rujukan 0°. Elektrookulogram (EOG)
memberikan informasi tentang orientasi mata, selain itu kecepatan angular dan
percepatan angularnya juga dapat ditentukan.
Elektrookulogram (EOG) lebih banyak dilakukan untuk penelitian. Telah
dilakukan banyak studi Elektrookulogram (EOG) untuk menentukan efek obat
pada gerakan mata, gerakan mata sewaktu tidur, dan sewaktu mencari sesuatu
dengan mata. Salah satu penerapan klinisnya adalah pemeriksaan gerakan mata
sewaktu nistagmus, suatu kondisiyang berkaitan dengan gerakan-gerakan kecil
pada mata. Sinyal Elektrookulogram (EOG) bergantung pada otot mata dan sistem
vestibular atau keseimbangan.

F. Elektrogastrogram (EGG)
Elektrogastrogram (EGG) adalah suatu gerakan yang terjadi pada otot-otot
pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang
sehingga menimbulkan efek menyedot atau menelan makanan yang masuk
kedalam saluran pencernaan.
Elektrogastrogram (EGG) memiliki dua fungsi yaitu:
1. Untuk membantu penyembuhan Dyspepsia atau Maag
2. Bagi penderita Gastroparesis berfungsi untuk memperbaiki aktivitas
myoelectric pada lambung.

xii
Elektrogastrogram (EGG) memiliki sistem kerja dengan electrode yang
ditempelkan pada bagian atas perut untuk memonitor aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh otot lambung.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik dimana kata
listrik berasal dari bahasa Yunani untuk amper yaitu electron. Listrik adalah aliran
elektronelektron dari atom ke atom pada sebuah penghantar. Terapi listrik sudah banyak
dilakukan dinegara negara maju sebagai alternatif pengobatan yang cukup aman.
Demikian pula di Indonesia, belum lama ini telah dilakukan penelitian terhadap manfaat
terapi listrik untuk pengobatan hipertensi dan kencing manis. Terapi medan listrik
tegangan tinggi yang berfungsi dalam merawat sakit kepala, sakit otot, insomnia,
konstipasi kronis, lumbago, darah tinggi, strok, gout, batu karang, asma, lemah syahwat,
senggugut, haid tidak teratur, penuaan, lemah-lemah sendi dan lain-lain. Terapi medan
listrik statik lemah yang berfungsi dalam menggantikan akupuntur sebagai metode non
invasif untuk mencegah atau merawat tekanan darah tinggi, sindrom menopause, sakit
gerakan, sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, dismenorrhea dan masalah klinis
lainnya. Aplikasi kelistrikan dalam medis meliputi Elektrokardiogram (EKG),
Elektromiogram (EMG), Elektroneurogram (ENG), Elektroretinogram (ERG),
Elektrookulogram (EOG), dan Elektrogastrogram (EGG).

B. Saran
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, masih perlu kritik, masukan, dan saran yang membangun
serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukannya.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

1. Dwi Vita Ratna Purwardini (2013) Alat Untuk Mendiagnosis Penyakit., Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
2. Septian Muna Barakati (2014) Aplikasi Listrik Dalam Medis., Penyuluh IKM,
Sulawesi Tenggara.
3. Dr. drh. Hamong Suharsono, M. Kes (2018) Biolistrik Pada Metode Diagnosis.,
Universitas Udayana, Denpasar.
4. Dr. Rizki Tamin (2020) Elektrokardiogram, Ini yang Harua Anda Ketahui.,
alodokter.com
5. Ihda Fadila (2021) Tes Elektromiografi (EMG) untuk Mendeteksi Masalah Otot dan
Saraf., hellosehat.com
6. Wikiskript (2017) Elektroretinografi., wikiscripta.eu
7. Irwan Syafrudin (2016) Electrooculography., Universitas MH Thamrin, Jakarta.

xv

Anda mungkin juga menyukai