Dosen Pembina
Annisa Agata,S.Si.,M.Si
Disusun Oleh
Kelompok 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek
dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia,
serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang
ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup
dan kata listrik.
a) Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati.
b) Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh hewan.
c) Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya kedua kaki
katak setelah diberi aliran listrik melalui konduktor
d) Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui dirinya
dan asistennya.
e) Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas pada
jaringan akibat aliran frekuensi tinggi
2
Makalah ini akan membahas bagaimana cara kerja biolistrik di dalam ilmu
kesehatan pada makalah ini. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit
banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-
menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada
dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua
fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima
sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai.
Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita
menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan.
Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.
Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal
listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot
dan jantung serta potensial listrik saraf.
3
5. Dapat mengetahui Penggunaan listrik dan magnet pada tubuh.
6. Dapat mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.
7. Dapat mengetahui Magnetik Blood Flow Water
8. Dapat mengetahui tentang Shock Listrik
9. Mengetahui manfaat bioelektrik dalam kesehatan dan atau keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Hukum Ohm
H (Joule)= V.I.T
3
6
3) Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir
4) Arus searah murni
5) Faradik
6) Surged Faradic/sentakan sinusoidal
7) Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8) Galvanik yang interuptus
9) Arus gigi gergaji
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang
bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum
tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang
mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal,
kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu
7
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang
belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post
ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang
menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-
ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada
sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut
pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan
parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan
sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf
simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan,
merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil,
memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf
parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses
pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri,
memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
C. Kelistrikan saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi
dalam 3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan
mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan
serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin
merupakan suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf
yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan
panjang yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa
mielin (diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf
bermielin pada diameter 10 um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf
bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu simpul ke simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak
adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar
sel dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di
luar sel.
Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt,
membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membrane
istirahat -90 m Volt.
9
1. Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.
2. Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial
aksi yang baru.
10
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron sensorik, berlanjut ke
dendrit, lalu badan sel, akson dan diakhiri pada sinapsis dengan neuron
motorik. Umumnya neuron ini terdapat pada sistem saraf pusat.
3) Neuron motorik
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron penghubung, berlanjut ke
dendrit lalu badan sel, akson dan diakhiri pada pilihan-pilihan di bawah ini:
11
dari sel berikutnya akan menangkap neurotransmitter tersebut sehingga
impuls dapat diteruskan ke sel berikutnya tersebut. Hubungan antara
neuron satu dengan neuron lainnya tadi dinamakan sinapsis.
Neuromyal junction adalah hubungan antara sel saraf dengan sel otot.
Seperti halnya pada sinapsis, neuromyal junction memiliki kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara meloncat dari sel satu ke sel
berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada membrane sel otot karena
pada saat terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan bergetar,
menyebabkan kontraksi otot yang akhirnya dilanjutkan dengan repolarisasi.
12
G. KELISTRIKAN OTOT JANTUNG
Membran sel otot jantung (miokardium) sangat berbeda karakteristiknya dengan
membran sel otot bergaris atau sel saraf. Pada membran sel otot bergaris atau sel
saraf dalam keadaan potensial membran istirahat, jika ada rangsangan barulah ion-
ion natrium akan berdifusi ke dalam sel hingga mencapai nilai ambang dan
selanjutnya terjadi depolarisasi.
Sedangkan pada sel otot jantung, mudah terjadi kebocoran ion natrium sehingga
setelah selesai potensial aksi, ion natrium secara perlahan-lahan akan berdifusi
kembali ke dalam sel. Akibatnya terjadilah depolarisasi spontan sampai mencapai
nilai ambang dan terjadilah potensial aksi tanpa rangsangan dari luar.
13
No Proses Skema
1 ATRIUM:
Impuls dari Nodus SA memulai
depolarisasi, selanjutnya gelombang
depolarisasi merambat ke seluruh bagian
atrium sehingga terjadilah kontraksi
atrium.
VENTRIKEL:
Pada tahap ini ventrikel berada dalam
fase istirahat (polarisasi)
2 ATRIUM:
Terjadi repolarisasi atrium.
VENTRIKEL:
Gelombang depolarisasi diteruskan
menuju Nodus AV, untuk diteruskan
menuju berkas his, selanjutnya melalui
cabang berkas his kiri dan kanan, lalu
diteruskan ke serabut-serabut purkinje di
miokardium ventrikel. Akhirnya
terjadilah depolarisasi ventrikel sehingga
kontraksi ventrikel terjadi.
3 ATRIUM:
Berada dalam kondisi istirahat
(polarisasi)
VENTRIKEL:
14
Terjadi repolarisasi ventrikel
4 ATRIUM:
Berada dalam kondisi istirahat
(polarisasi)
VENTRIKEL:
Berada dalam kondisi istirahat
(polarisasi)
R R R R
P T P T P T P T
Q Q Q Q
S S S S
Maka:
1 detik = 25 kuadran kecil
= 5 kuadran besar
1 menit = 60 detik = 60 x 25 kuadran kecil = 1500
kuadran kecil
= 60 detik = 60 x 5 kuadran besar = 300 kuadran
besar
16
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penghitungan frekuensi denyut
jantung dapat didasarkan atas jumlah kuadran kecil atau jumlah kuadran besar.
Karena 1 menit 1500 kuadran kecil, maka:
Frekuensi denyut jantung X jumlah kuadran kecil dalam 1 siklus harus sama
dengan 1500. Atau dengan kata lain:
Frekuensi denyut jantung = . 1500 _______ .
Jumlah kuadran kecil persiklus
Jika dihitung berdasarkan jumlah kuadran besar:
Frekuensi denyut jantung = . ________ 300______ .
Jumlah kuadran besar persiklus
17
2.6 Isyarat Magnet Jantung dan Otak
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan
magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami
depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet disebut
magnetoksdiogram. Besar medan magnet sekita jantung adalah sekitar 5 x 10
pangkat -11 T( Testa) atau sekitar 10 x 10 pangkat 8 medan megnet bumi.
Hubungan Testa (T) dengan Gauss dapat dinyatakan:
IT = 10.10 4 Gauss
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu
ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet
(magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding
Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat
mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada
2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
1) Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda yang
didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu melakukan
EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm. lokasi rekaman
diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal dilakukan perekaman 5-6 kali
dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka (1, 3, 5, 9)
Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG
oleh karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah yang
mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi yang berguna
dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung mengalami serangan oleh
karena pada saat ini dipergunakan arus listrik.
2) Magnetoensefalogram (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan
mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer. Pada
rithme alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
18
2.7 Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik
berfrekwensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula
menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut
“Short Wave Diaththermy”. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang
mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi
dalam 2 bentuk:
a. Listrik Berfrekwensi Rendah
Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah
ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot.
Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan
otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu
lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka
dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang
telahdimodifikasi.
Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz
arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain:
merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
b. Listrik Berfrekuensi Tinggi
Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas
500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan
dengan pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi
digunakan dalam bidang kedokteran di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)
2. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)
19
bukan suatu melainkan pipa konduksi yang ditempati pada medan magnet dan
dilewati zat cair.
Apabila darah melewati pipa konduksi tersebut, dengan rata-rata kecepatan
V melewati medan magnet B maka tegangan yang dihasilkan antara elektroda
dinyatakan:
V= B dv
Q= d x V
4 Bd
20
2. Syok tanpa tujuan tertentu
Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang
menyokong sehinggga timbulnya syok ini listrik ini :
Peralatan
1. Petunujuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
2. Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas
3. Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator
Perorangan
1. Petugas-petugas yang kurang latihan
2. Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya
yang ditimbulkan
3. Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas
sendiri maupun penderita
21
a.Jenis kelamin
b. Frekuensi AC
c.Duration
d. Berat Badan
e.Jalan yang ditempuh arus
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian sehingga
dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi alat-alat yang
dipergunakan
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada
tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan
pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan
kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di dalam
tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf ootonom.
3.2. Saran
Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini.
Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
23
DAFTAR PUSTAKA
24