Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOLISTRIK
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kuliah

DI BUAT OLEH :
1. ANISA TRI WULAN 211FK06041
2. DESI KOMALASARI 211FK06043
3. MEYTA NURHAPSARI Z 211FK06047
4. REVIRA AVRILLIANI 211FK06050
5. RISKA LISTIANI 211FK06052
6. RIZKI ATHTHORIQ C 211FK06054
7. SAEPUL AKBAR 211FK06055
8. ALMA SUCIANI 211FK06072

TK 1B D3 KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA GARUT
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpaham rahmat dan karunia-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Wina atas bimbingan dan arahan
dalam membuat makalah ini, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, dan dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai
“Biolistrik” . Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami dengan senang hati menerima kritik dan sarannya. Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpaham rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Biolistrik” ini dengan lancar.

Garut,29 November 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kelistrikan Dalam Persyarafan Manusia
2.2 Proses Terjadinya Kejang
2.3 Pemeriksaan EKG

BAB III SIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA


3.1 Simpulan
3.2 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik
listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah
mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti
jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.

Apakah teman-teman sudah tau rupanya tubuh kita juga memiliki arus listrik lho,
terutama pada sistem saraf yakni berupa impuls listrik. Kelistrikan memegang peranan penting
dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang
timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh
manusia.Tegangan dalam tubuh manusia pun berbeda dengan tegangan yang ada dalam instalasi
listrik rumah tangga. Untuk kelistrikan yang ada dalam tubuh kita tentu berhubungan dengan
komposisi ion, bukan listrik yang mengalir pada kabel seperti pada umumnya.Salah satu yang
dapat kita jadikan contoh mengenai listrik yang ada dalam tubuh yakni perjalanan impuls saraf
ke otot atau efektor yang sangat cepat. Hal tersebut karena adanya proses dari kelistrikan dalam
sel saraf.

Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan
sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti
makhluk hidup dan kata listrik. Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari
sinyal-sinyal listrik dalam tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Bagaimana kelistrikan dalam sistem persyarafan manusia?
2. Bagaimana proses terjadinya kejang akibat gangguan kelistrikan tubuh?
3. Apa yang dimaksud pemeriksaan EKG?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Mengetahui tentang kelistrikan dalam sistem persyarafan manusia.
2. Kita dapat mengetahui proses terjadinya kejang yang diakibatkan adanya gangguan
kelistrikan dalam tubuh.
3. Kita dapat mengetahui apa itu pemeriksaan EKG.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelistrikan dalam Persyarafan Manusia

Sinyal Listrik dari Tubuh

Orang telah mengenal adanya ikan listrik (torpedo dan belut) berabad-abad sebelum
listrik secara ilmiah dipelajari. Luigi Galvani, seorang ahli anatomi dari Italia, menemukan bukti
pertama bahwa listrik berperan dalam kontraksi otot pada tahun 1786. Ia mendapatkan bahwa
apabila dua potong logam yang berbeda dihubungkan dan ujung-ujung bebas dari keduanya
disentuhkan ke beberapa bagian otot seekor kodok yang telah mati, otot kodok akan
berkontraksi. Ia berpendapat bahwa kodok mati menghasilkan stimulus listrik.

Pada kenyataannya, otot dirangsang oleh arus listrik lemah yang terbentuk secara tidak
sengaja oleh baterai mentah yang terdiri dari dua logam sebagai elektrode dan cairan tubuh
sebagai elektrolit. Alessandro Volta meneliti fenomena ini dan, dalam prosesnya, menemukan
baterai - salah satu penemuan terpenting dalam sejarah fisika. Temuan tersebut merupakan
sumber arus listrik tetap yang pertama. Sejarah tidak mencatat siapa yang pertama kali
berpendapat bahwa pulsa listrik mengendalikan otot serta menghasilkan sinyal menuju dan dari
otak. Instrumen-instrumen peka (galvanometer) untuk mengukur potensial listrik lemah dari
jantung belum tercipta sampai sekitar seabad setelah penemuan Galvani. Jacques D'Arsonval
menciptakan galvanometer, suatu instrumen sensitif untuk mengukur arus, pada tahun 1880.
Respons alat ini yang lambat tidak dapat merekam benruk sinyal listrik singkat saat jantung
berkontraksi. Deteksi sinyal listrik yang sangat singkat dari sebuah neuron, yaitu potensial aksi,
yang berlangsung sekitar beberapa milidetik, perlu menunggu sampai diciptakannya osiloskop
pada abad ke-20. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi untuk mengendalikan dan
mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ.

Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-
gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan oleh tarik-menarik antara muatan listrik yang
berbeda. Kerja otak pada dasarnya bersifat elektrik. Semua sinyal saraf dari dan ke otak
melibatkan aliran arus listrik. Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh.
Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal internal dan eksternal
dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di
sepanjang saraf-saraf. Sistem komunikasi yang efisien ini dapat menangani jutaan informasi pada
saat yang sama. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang
dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi sel-sel tertentu. Dengan
mengukur sinyal yang sesuai secara selektif, kita dapat memperoleh informasi klinis yang
bermanfaat mengenai fungsi tubuh tertentu.
Sistem Saraf dan Neuron

Sistem saraf dapat dibagi menjadi dua bagian-sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak, korda spinalis, dan saraf perifer. Serat saraf (neuron) yang
menyalurkan informasi sensorik ke otak atau korda spinalis disebut saraf aferen. Serat saraf yang
menyalurkan informasi dari otak atau korda spinalis ke otot dan kelenjar yang sesuai disebut
saraf eferen. Sistem isaraf otonomi mengendalikan berbagai organ internal, misalnya jantung,
usus dan kelenjar. Pengendalian sistem saraf otonom pada dasarnya bersifat involunter. Otak
merupakan organ yang sangat rumit dan tidak terlalu dipahami. Otak merupakan organ
terpenting bagi tubuh dan mendapat perlindungan khusus. Otak dibungkus oleh tiga membran di
dalam tengkorak protektif dan karena otak "mengambang" di dalam cairan serebrospinalis (CSS)
yang berfungsi sebagai peredam-kejut, oleh karena itu otak yang 1,5 kg tersebut memiliki berat
efektif 50 g. Otak terhubung dengan korda spinalis yang juga dikelilingi oleh CSS dan dilindungi
oleh tulang belakang.

2.2 Proses terjadinya kejang akibat gangguan tubuh

Kejang adalah perubahan aktivitas fisik secara tidak disadari dan tidak dapat dikontrol
yang dapat terjadi akibat adanya gangguan aktivitas penyebaran sinyal listrik di otak.Untuk
membentuk suatu koordinasi dan keteraturan fungsi di berbagai organ di seluruh tubuh, otak
berfungsi sebagai pengatur utama ‘jaringan komunikasi’ dengan penjalaran sinyal-sinyal listrik.
Dengan adanya penjalaran sinyal yang baik, otak bisa memerintahkan otot, misalnya otot tangan,
untuk melakukan gerakan mengambil barang dengan baik.

Namun saat aktivitas penyebaran sinyal listrik ini terganggu, akan terjadi gerakan-gerakan
anggota tubuh yang tidak terkontrol, baik untuk bergerak secara terus-menerus, maupun tidak
bisa bergerak/menegang. Kondisi ini disebut kejang.Penggunaan kata ‘kejang’ sering
disalahartikan oleh masyarakat pada umumnya. Misalnya saat otot tangan kaku, maka dianggap
sebagai kejang.
Kejang pada umumnya, sebenarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dimulai dengan periode di mana penderita merasa bingung/linglung secara mendadak
2. Dilanjutkan dengan perubahan mendadak, misalnya tiba-tiba terjatuh
3. Tampak kaku dan lemas secara cepat/menegang
4. Tidak sadar/tidak bisa diajak berkomunikasi
5. Seringkali bersamaan dengan gejala keluar air liur atau busa dari mulut
6. Mata dapat melirik hanya pada satu sisi
7. Mengerang, atau mengeluarkan bunyi mengorok
8. Menggigit lidah, atau gigi gemeretuk
Gejala-gejala di atas dapat terjadi hanya beberapa detik atau menit saja. Namun demikian,
gejala-gejala di atas juga dapat berkelanjutan hingga 15 menit atau lebih. Dalam kondisi kejang
yang terlampau lama, muncul kecurigaan adanya gangguan otak yang cukup berat.

Berikut adalah beberapa penyebab yang harus diwaspadai sebagai penyebab dari kejang:

1. Infeksi otak (ensefalitis)

2. Pasca terjadinya cedera kepala karena kecelakaan

3. Stroke

4. Tumor otak

5. Penggunaan obat-obatan secara berlebihan (drug abuse)

6. Tersetrum listrik

7. Epilepsi

8. Tidak mampu menoleransi panas berlebihan

9. Demam tinggi dll

Namun terkadang, ada kalanya penyebab kejang tidak dapat ditemukan. Apabila kondisi
tersebut terjadi, maka dikatakan sebagai kejang idiopatik.Kebanyakan kejang dapat berhenti
sendiri. Namun selama terjadi kejang, orang tersebut dapat terluka atau cedera. Oleh sebab itu,
penanganan kejang merupakan hal yang palig utama untuk dilakukan. Dalam menangani
seseorang yang ditemukan kejang, dan kejang tersebut tidak kunjung berhenti, memanggil
petugas medis secepatnya adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan guna untuk
memastikan keselamatan penderita yang mengalami kejang.

Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada
neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama
melepaskan muatan listriknya. Seperti contoh kejang pada anak disaat demam proses terjadinya
itu dikarenakan masuknya Mikroorganisme (MO) ke dalam tubuh yang pada umumnya memiliki
suatu zat toksin/racun yang dikenal sebagai pyrogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut
tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tantara
pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya
(fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan
senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogeendogen (khususnya interleukin 1/ IL-1)
yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogenyang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusunhipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi
yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim
fosfolipase.
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan
pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuandan
campur tangan dari enzim siklooksigenase(COX). Pengeluaran prostaglandin ternyataakan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,
hipotalamusselanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal).

Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhutubuh
sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil.Adanya proses
mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak.Adanya perubahan
suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yangmengalami gangguan oleh
mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.Demam yang tinggi pada
nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupakejang (umumnya dialami oleh
bayi atau anak-anak yangdisebut dengan kejang demam.

2.3 Pemeriksaan EKG


Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot
jantungsecarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan
tidak infsif,sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik .sejak di introduksi nya galvanometer
berkawat yangdi ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903 ,galvanometer berkawat ini
merupakan suatu pemecahan rekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap perbedaan
tegangan yang kecil sebesar milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan
dari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di
teruskan ke sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik
mendahului penguncupan sel otot.Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak
mengajar pada kita mengenai fungsiotot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-
masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan
lebih sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan
banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpasalah.

Dokter umumnya akan menyarankan EKG pada pasien yang mengalami gejala-gejala
gangguan jantung, seperti sulit bernapas, tubuh mudah lelah dan lemas, nyeri dada, dan jantung
berdebar.Indikasi dan Kontraindikasi Elektrokardiogram
Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi berikut:
1. Serangan jantung
2. Kardiomiopati
3. Gangguan irama jantung
4. Penyakit jantung koroner
5. Gangguan elektrolit
6. Keracunan obat-obatan
Dokter juga dapat menggunakan EKG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien sebelum
dan setelah menjalani operasi, serta untuk menilai efektivitas pengobatan penyakit jantung,
seperti penggunaan alat pacu jantung dan obat-obatan.

Tujuan Pemasangan EKG


1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram bisa dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan lama pemeriksaan
kurang lebih 10 menit.
Berikut ini adalah rangkaian pemeriksaan EKG:
1. Pasien akan diminta untuk mengganti semua pakaian dengan baju operasi, kemudian
mencopot perhiasan atau benda apapun di tubuh yang bisa memengaruhi hasil
pemeriksaan.
2. Pasien akan diminta untuk berbaring di tempat tidur. Selanjutnya, elektroda yang
tersambung dengan mesin EKG akan ditempelkan di dada, lengan dan tungkai.
3. Mesin EKG akan merekam aktivitas listrik jantung pasien dan menampilkannya dalam
bentuk grafik gelombang listrik di monitor, yang kemudian akan dianalisis oleh dokter.
4. Selama pemeriksaan EKG berjalan, hindari berbicara dan bergerak karena dapat
memengaruhi hasil tes.
5. Setelah pemeriksaan EKG, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa, kecuali bila
dokter menyarankan pasien membatasi aktivitas karena adanya suatu penyakit. Hasil
EKG juga dapat langsung didiskusikan dengan dokter di hari itu juga atau di lain waktu.
6. Jika hasil EKG normal, maka pemeriksaan lain mungkin tidak diperlukan. Tetapi bila
hasil EKG menunjukkan suatu penyakit, pasien mungkin akan diminta menjalani EKG
ulang atau pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan enzim jantung, tergantung pada
penyakit yang dicurigai oleh dokter.

Beberapa informasi yang bisa didapatkan dari pemeriksaan EKG adalah:


a. Irama jantung teratur atau malah tidak teratur (aritmia)
b. Denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat (takikardia)
c. Suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang
d. Kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan, misalnya karena
pernah mengalami serangan jantung
e. Struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat pembesaran pada
bilik jantung
Pemeriksaan elektrokardiogram umumnya aman dan sangat jarang menimbulkan efek
samping apapun. Namun, pada beberapa kasus, pasien mengalami reaksi alergi kulit terhadap
elektroda yang ditempelkan di tubuh. Pasien juga mungkin akan mengalami sedikit sakit saat
elektroda EKG dicabut dari kulit.

Jenis-Jenis Elektrokardiogram
Terkadang, gangguan jantung bisa tidak terdeteksi dengan pemeriksaan
elektrokardiogram biasa (standar). Hal ini terjadi karena gangguan tersebut dapat hilang timbul,
atau mungkin saat pemeriksaan EKG biasa tidak muncul.Untuk mengatasi hal tersebut, ada
beberapa jenis pemeriksaan aktivitas listrik jantung lain yang bisa dilakukan dan sedikit berbeda
dengan pemeriksaan EKG biasa, yaitu:
1. Stress test
Stress test adalah pemeriksaan EKG yang dilakukan saat pasien beraktivitas di treadmill,
baik berjalan atau berlari. Pasien juga dapat diminta untuk mengayuh sepeda statis dalam stress
test.
2. Holter monitor
Holter monitor adalah pemeriksaan EKG untuk merekam aktivitas listrik jantung selama
pasien beraktivitas dalam 1–2 hari. Holter monitor merupakan alat kecil yang dikalungkan di
leher dan dilengkapi elektroda yang ditempelkan di dada.
Pasien dapat beraktivitas seperti biasa ketika menggunakan holter monitor, asalkan elektroda dan
monitornya tetap kering. Selama menggunakan holter monitor, dokter akan meminta pasien
untuk mencatat segala aktivitas yang mengakibatkan perubahan aktivitas listrik jantung.

3. Event monitor
Event monitor adalah alat yang serupa dengan holter monitor. Bedanya, event monitor
merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa menit ketika gejala gangguan jantung muncul.
Event monitor dapat digunakan dalam jangka waktu hingga 1 bulan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelistrikan memegang peranan penting didalam segala aspek kehidupan terutama didalam
tubuh kita. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik.
Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan oleh tarik-menarik antara muatan listrik yang
berbeda. Kerja otak pada dasarnya bersifat elektrik. Semua sinyal saraf dari dan ke otak
melibatkan aliran arus listrik. Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh.
Terutama pada kelistrikan system saraf dan neuron yang memiliki fungsi sebagai penghantar
impuls listrik didalam tubuh.

Dengan adanya kelistrikan didalam tubuh kita tidak bisa dipungkiri bahwa akan adanya
gangguan tubuh yang disebabkan oleh kelistrikan tersebut seperti kejang pada tubuh yang dapat
dialami oleh orang dewasa ataupun bayi. Kejang tersebut tidak boleh kita anggap sepele karena
kejang juga bisa menyebabkan terluka atau cedera. Oleh sebab itu, penanganan kejang
merupakan hal yang palig utama untuk dilakukan. Dalam menangani seseorang yang ditemukan
kejang, dan kejang tersebut tidak kunjung berhenti, memanggil petugas medis secepatnya adalah
hal yang sangat penting untuk dilakukan guna untuk memastikan keselamatan penderita yang
mengalami kejang.
Selain didalam tubuh kelistrikan juga dapat kita jumpai pada alat kesehatan yang sangat
diperlukan sekali dalam ilmu kedokteran dan keperawatan, yaitu Elektrokardiograpi (EKG).
EKG ini berfungsi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung, otot jantung, efek
dari obat-obatan jantung dan menilai fungsi pacu jantung yang biasanya digunakan oleh para
dokter untuk pasien yang mengalami gejala-gejala gangguan jantung, seperti sulit bernapas,
tubuh mudah lelah dan lemas, nyeri dada, dan jantung berdebar.Indikasi dan Kontraindikasi
Elektrokardiogram.

3.2 Daftar Pustaka

1. ecf660ad905ddaba303787e265d14c91.pdf
2. www.scribd.com
9
60.*******
=

Anda mungkin juga menyukai