Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PRAKTIKUM LISTRIK DAN MAGNET

DALAM TUBUH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Medis yang diampu oleh
Bapak Suyadi, SPd.M.pd

DISUSUN OLEH:
NAMA

YAYUK VERAWATI

NIM

P13062

PRODI

D3 KEPERAWATAN 1A

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA


2013/2014
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Sholawat serta salam tercurah kepada nabi besar
Muhammad SAW. Nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan sepanjang hayat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada Bapak Suyadi S.Pd., M.pd.
selaku dosen Fisika medis yang telah memberikan tugas ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, keluarga, dan teman-teman yang
yang tidak mungkin disebutkan satu persatu atas doa dan motivasinya. Semoga
amal baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini tentunya tidak terlepas
dari segala kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Meskipun demikian, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca.

Surakarta, 20 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................

1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kelistrikan dan Kemagnetan ........................................................................

2.2 Kelistrikan Otot Jantung ..............................................................................

2.3 Isyarat Magnet Jantung dan Otak ................................................................

2.4 Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh ...........................

2.5 Syok Listrik (kejutan Listrik) .......................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ...................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Biolistrik adalah ilmu yang mempelajari tentang potensial listrik pada

organ tubuh. Pada biolistrik ada dua aspek yang memegang peranan penting yaitu:
Kelistrikan dan Kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia, serta penggunaan
listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Aktivitas organ dan berbagai
sistem didalam tubuh manusia tidak hanya berhubungan erat satu sama lain tetapi
juga bekerjasama dalam menanggapi perubahan lingkungan, baik lingkungan
dalam maupun lingkungan luar tubuh. Didalam tubuh manusia terdapat sistem
koordinasi yang meliputi sistem saraf yang berfungsi mengendalikan aktivitas dan
keserasian kerja antara sistem organ.
Biolistrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup
yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan
oleh salah satu bagian sel yakni mitokondria dalam proses respirasi dengan kata
lain biolistrik merupakan segala yang berkaitan dengan kelistrikan yang
dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Kelistrikan yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh
dan medan listrik yang diasilkan oleh ion-ion dan muatan muatan tersebut serta
tegangan yang dihasilkan.
Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat
dihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan-

bio atau biopotensial. Tegangan yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf
(nerve) dan sel-sel otot (muscle). Tegangan yang terjadi pada sel, (selanjutnya
disebut tegangan sel (cell potentials)), terus menerus terjaga keberadaannya, dan
untuk menjaganya, sejumlah besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai
ke dalam tubuh, sebanyak paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran
tegangan pada sel.

1.2

Perumusan Masalah
Masalah utama dalam penulisan ini adalah biolistrik. Permasalahan ini

dirinci dalam rumusan masalah seperti berikut ini:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.3

Bagaimana hukum dalam biolistrik ?


Bagaimana arus listrik menghasilkan kemagnetan ?
Apa hubungan kelistrikan dan kemagnetan ?
Bagaimana kelistrikan otot jantung ?
Bagaimana isyarat magnet jantung dan otak ?
Bagaimana penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh ?
Apa yang dimaksud dengan syok listrik (kejutan listrik) ?

Tujuan Penulisan
Tujuan secara umum dari diadakannya penulisan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui hukum dalam biolistrik.


Untuk mengetahui menghasilkan kemagnetan.
Untuk mengetahui kelistrikan dan kemagnetan.
Untuk mengetahui kelistrikan otot jantung.
Untuk mengetahui isyarat magnet jantung dan otak.
Untuk mengetahui penggunaan listrik dan magnet pada permukaan

7.

tubuh.
Untuk mengetahui pengertian syok listrik (kejutan listrik).

1.4

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penulisan ini adalah dapat

mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan biolistrik dan magnet dalam tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Kelistrikan dan Kemagnetan


Kelistrikan Dan Kemagnetan Yang Timbul Dalam Tubuh
1. Sistem syaraf dan neuron

Sistem syaraf dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem syaraf pusat
dan otonom. Sistem syaraf pusat terdiri diantaranya otak, medulla spinalis
dan perifer. Saraf perifer ini adalah saraf-saraf yang mengirim informasi
sensoris ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferen sedangkan
serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medula spinalis
ke otot serta kelenjar disebut sistem saraf efferen sedangkan sistem saraf
otonom mengatur organ dalam tubuh seperti jantung usus dan kelenjarkelenjar sehingga pengontrolan sistem ini dilakukan dengan tidak sadar
yakni bekerja secara sendiri-sendiri.
2. Konsentrasi ion di dalam dan di luar sel
Ini merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0
dimana ion K akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sehingga pada saat tertentu akan terjadi membran dipole atau
membran dua kutub di mana larutan dengan konsentrasi yang tadinya
rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan yang
konsenrasi tinggi akan mengalam kekurangan ion sehingga menjadi lebih
negatif.
3. Kelistrikan saraf
Dalam bidang Neuroatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat
saraf, serat saraf yang berdiameter yang besar mempunyai kemampuan
menghantarkan impuls lebih cepat daripada serat saraf yang mempunyai
diameter yang kecil. Serat dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
diantaranya A,B dan C.

Dengan menggunakan mikroskop elektron , serat saraf di bagi dalam


dua tipe serta saraf yang bermyelin dan tidak bermyelin .
4. Perambatan potensial aksi
Potensial aksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau
otot mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu
sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang daearah sekitar sel
membran untuk mencapai nilsi ambang. Dengan demikian dapat terjadi
perambatan potensial aksi ke segala jurusan sel membran, ,keadaan ini
disebut peramabatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami
repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut sebagai suatu tingkat
refrakter. Tingkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut
yakni selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan
nntuk menghasilkan potensial aksi yang lan sedangkan periode refrakter
relaktif yakni setelah membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka
dari periode refrakter terabsolut akan menjadi periode refrakter refraktif
dan apabila stimulus yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial
aksi yang baru.

2.2

Kelistrikan Otot Jantung


Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris,

pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat
dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan setelah

mencapai nilai ambang akan timbul depolrisasi sedangkan pada sel sel otot
jantung ion Na+ mudah terjadi kebocoran sehingga terjadi repolarisasi komplit,
ion Na+ perlahan-lahan akan masuk kembali ke dalam sel dengan akibat terjadi
gejala depolarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi
potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
Pada saraf & otot bergaris:
Rangsangan ion Na+ masuk ke dalam sel mencapai nilai ambang
depolarisasi
Pada otot jantung :
Rangsangan ion Na+ masuk ke dalam sel (mudah besar) repolarisasi
komplit Na+ masuk kembali ke dalam sel depolarisasi spontan mencapai
nilai ambang tanpa perlu rangsang dari luar (kecepatan Teratur)
Kecepatan dasar jantung = waktu antara mulai depolarisasi spontan sampai
mencapai nilai ambang setelah terjadi repolarisasi
Dipengaruhi oleh perubahan :

2.3

1.

Potensial membran istirahat

2.

Tingkat dari nilai ambang

3.

Siap (kelengkangan) dari depolarisasi spontan terhadap nilai ambang

Isyarat Magnet Jantung dan Otak


Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan

magnet sekitar jantung disebabkan adanya aliran listrik jantung yang mengalami
depolarisasi

dan

repolarisasi.

Pencatatan

medan

magnet

disebut

magnetoksdiogram. Besar medan magnet sekita jantung adalah sekitar 5 x 10


pangkat -11 T( Testa) atau sekitar 10 x 10 pangkat 8 medan megnet bumi.
Hubungan Testa (T) dengan Gauss dapat dinyatakan:
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu
ruang yang terlindung dan sangat peka terhadap detector medan magnet
(magnetometer). Detector yang dipergunakan yaitu SQUID ( Superconding
Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 derajat K, dan dapat
mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik. Ada
2 alat untuk mencatat medan magnet ini antara lain:
1.

Magnetokardiografi (MKG)
MKG memberi informasi jantung tanpa mempergunakan elektroda

yang didekatkan/ditempelkan pada badan, tidak seperti halnya pada waktu


melakukan EKG. Pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5
cm. lokasi rekaman diberi kode B, D, F, H, I, J, L (vertical). Horizontal
dilakukan perekaman 5-6 kali dibubuhi huruf I dan ditandai dengan angka
(1, 3, 5, 9)
Informasi yang diperlukan pada MKG tidak dapat dipakai sebagai EKG
oleh karena dalam pengukuran medan magnet mempergunakan arus searah
yang mengenai otot dan saraf. Perekaman MCG akan memberi informasi
yang berguna dalam diagnosis apabila dikerjakan pada waktu jantung
mengalami serangan oleh karena pada saat ini dipergunakan arus listrik.
2. Magnetoensefalogram (MEG)

MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan


mempergunakan arus searah. Alat yang adalah SQUID magnetometer.
Pada rithme alpha, medan magnet berkisar 1 x 10 pangkat -13 T.
2.4

Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh


Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik

berfrekwensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula
menggunakan listrik dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut
Short Wave Diaththermy. Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan
gelombang mikro dengan frekwensi 2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan
pemakain radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi
dalam 2 bentuk:
1.

Listrik Berfrekwensi Rendah


Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah

ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot.
Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan
otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan
bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus
listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi.
Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz
arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain:
merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
2.

Listrik Berfrekuensi Tinggi

Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas


500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan
dengan pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi
digunakan dalam bidang kedokteran di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a.

Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)

b.

Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)

2.5

Syok Listrik (kejutan Listrik)


Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang

diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Kejadian
syok listrik merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan. Bahaya syok listrik
sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillon, kemudian
diikiuti dengan kematian. Oleh karena itu, perlu diketahui perubahan-perubahan
yang timbul akibat syok listrik, metoda pengamanan sehingga bahaya syok dapat
dihindari.

Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik antara lain:


1. Syok Dengan Tujuan Tertentu
Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang
psiaktri dikenal dengan nama Electric Convultion Teraphy
2. Syok tanpa tujuan tertentu

Timbul syok ini diakibatkan dari suatu kecelakaan. Faktor-faktor yang


menyokong sehinggga timbulnya syok ini listrik ini :
a. Peralatan
Petunujuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang jelas
Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformator
b. Perorangan
Petugas-petugas yang kurang latihan
Kurang pengertian akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang

ditimbulkan
Kurang pengertian tetang cara-cara proteksi bagi petugas sendiri

maupun penderita
Syok yang timbul dari suatu kecelakaan ini dikenal dengan Earth Syok.
Berdasarkan besar kecilnya tegangan Earth Syok dapat di bagi menjadi 2 : Low
tension shock ( syok tegangan rendah) dan high tension shock ( syok tegangan
tinggi)
Syok semakin serius, apabila arus yang melewati tubuh semakin besar.
Menurut Hukum Ohm intensias arus listrik tergantung kepada tegangan dan
tahanan yang ada. ( I = V/R) berarti tegangan penting dalam menentukan beberapa
arus yang dapat dilewati oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh.
Disamping itu ada pula parameter-parameter lain yang turut berperan
mempengaruhi tingkat syok.
1.

Dari Sudut Arus

10

a. Seseorang akan menderita syok lebih serius pada tegangan 220 Volt dari
pada tegangan 80 Volt. Oleh karena, kuat arus pada tegangan 220 Volt
lebih besar dari pada tegangan 80 Volt (R) sama.
b. Basah atau tidaknya kulit penderita
c. Basah tidaknya lantai
2.

Dari sudut parameter-paraameter lainya:


a.
b.
c.
d.
e.

Jenis kelamin
Frekuensi AC
Duration
Berat Badan
Jalan yang ditempuh arus
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian

sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan yang meliputi


alat-alat yang dipergunakan.

11

BAB III
PENUTUP

3.1

Pendapat
Dari pembahasan diatas saya berpendapat bahwa, Biolistrik adalah listrik

yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh berbeda dengan
yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh
berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan
kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf di
dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.
Syok listrik atau kejutan adalah suatu nyeri pada syaraf sensorik yang diakibatkan
aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh.

3.2

Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi

mahasiswa namun manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://sellynovianty.blogspot.com/2013/06/makalah-biolistrik.html

13

Anda mungkin juga menyukai