Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM PERUBAHAN

POSISI TUBUH PASIEN


Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika dari gerakan
gerakan tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antar keilmuan mekanika,
antropometri, dan dasar ilmu kedokteran ( biologi dan fisiologi ). Menurut Frankel dan Nordin
pada tahun 1980, biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada berbagai macam bagian tubuh dan gayayang bekerja pada bagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja.
Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam melakukan
tugas.
1. Mekanika Tubuh
A. Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan
sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter
& Perry, 2005).
B. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Alignment (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh
yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of
support.
3. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
C. Prinsip body mekanik
1. Gravity
2. Balance (Keseimbangan)
3. Weight (berat)

D. Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik


1. Walking/berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang
mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
3. Pulling / menarik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya
ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke
depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi
pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut
dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu lakukan penarikan.
4. Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghindari
terjadinya resiko keseleo tulang
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
1. Status kesehatan
2. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh
sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
3. Nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi
produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
5. Emosi
6. Situasi dan kebiasaan
7.

Gaya hidup

8. Pengetahuan

F. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:

1. Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat
menyimpan mineral kususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setiap saat
sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan
fungsi pelindung organ-organ dalam.
2. Otot dan tendo
Tubuh memiliki mempunyai kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh
bergerak sesuai keinginan. Otot memiliki origo dan insersinya tulang, serta
dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat
sangat kuat pada tempat insersinya tulang.
3. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen
pada lutut merupakan penjaga stabilitas.
4. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(percabangan dari syaraf pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan
motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang belakang akan
menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf tepi menyebabkan
terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan pada saraf radial akan
menyebabkan drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.
G. Konsekuensi body mekanik yang buruk
1. Jatuh
2. Cidera belakang
Harber (1985), memberikan daftar penyebab cidera belakang yang paling sering terjadi
pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu :
1. Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
2. Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3. Memindahkan bed (27%)
4. Mengangkat pasien keatas brankat(22%)

2. Macam-macam bodi mekanik


1. Body alignment
a. Membantu pasien berdiri
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi
atau klien lemah untuk memberikan bantuan berdiri.
b. Membantu pasien duduk
Pengertian:Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang imobilisasi
atau klien lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.
Tujuan:Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang terlibat.
c. Mengatur berbagai posisi klien
2. Posisi tubuh
1) Posisi fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15- 90.
Tujuannya

untuk

mempertahankan

kenyamanan

dan

memfasilitasi

fungsi

kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan &


KV pernafasan pasien.
Fowler : 45 90o dan Semi fowler : 15 45o
2) Posisi dorsal recumbent

Posisi dorsal recumbent adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit
mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi
kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa
daerah genetalia, pasang cateter, serta pada proses persalinan
3) Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah daripada bagian
kaki
Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak
4) Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.
5) Posisi pronasi/ tengkurap

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh
kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa
tujuan diantaranya :

Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.

Membantu drainase dari mulut.

6) Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada
pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang
lain dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik
untuk posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum

7) Posisi supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur,
sekitar tiga inci di bawah kepala tempat tidur.
Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul
akibat pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.
8) Posisi Sims

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.


Tujuan posisi ini :

untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).

Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar

Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien paralisis

Memudahkan pemeriksaan perineal

Untuk tindakan pemberian enema

9) Posisi Genu pectoral/knee chest position

posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur

Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid


10) Posisi Litotomi

Posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
keatas bagian perut
Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat
kontrasepsi
11) Posisi Orthopneic

posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang
menyilang diatas TT (90o)
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada
maksimum, membantu klien yg mengalami inhalasi
3. Ambulasi
A. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda
1) Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi
Pengertian : Memindahkan klien yang tirah baring ke kursi.
2) Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda
Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
B. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya

1) Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan cara diangkat.


2) Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan easy move
3) Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan Scoop Stretcher
3. Membantu klien berjalan
Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya kontraktur sendi
dan flaksid otot
4. Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)
Tujuan: Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan
mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya
kemampuan mobilisasi klien.
4. Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan
atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur,
dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas dan mempercepat
penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh., tungkai, pelvis
atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan disebut
dengan countertraksi.
Kita dapat menggunakan traksi :
a. untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau
b. untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau
c. untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain.
Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk
mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jika diperlukan.
Ada 2 cara melakukan hal tersebut :
1) memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).
2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir melalui tulangnya
(traksi tulang).
Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan mudah
diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di lengan hal ini masih kurang
nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk pasien. Untuk kesemua alasan
ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan pengecualian yang lebih jauh.
Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:

a) Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap seseorang


dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual digunakan untuk
mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan.
b) Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton
melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal digunakan untuk
fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg
dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang.
c) Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada bagian tubuh yang
terkena melalui jaringan lunak
5. Kesegarisan Tubuh
Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan mengacu
pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar
mengurangi ketegangan pada struktur muskusloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan)
otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.
Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan
aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.
Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:
a) Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat organ
atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi
pembentukan postur tubuh.
b) Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses
keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi kurang,
kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat mengganggu
proses keseimbangan.
c) Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal
tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.
d) Faktor social
e) Gaya hidup (life style)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau sebaliknya
menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak sehat misalnya
selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
f) Perilaku dan nilai-nilai
Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh. Sebagai
contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat mempengaruhi proses
pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat penting untuk
diterapkan dalam dunia keperawatan, diantarnya mekanika tubuh, traksi, pengaturan posisi, dan
kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus mengetahui penerapannya

DAFTAR PUSTAKA

http://undinkdtc.blogspot.com/2013/10/aplikasi-biomekanika-fisika.html
diakses pada tanggal 26 September 2014
http://www.ernesperawatuit337.blogspot.com/2012/11/biomekanika.html?m=1
diakses pada tanggal 26 September 2014

Anda mungkin juga menyukai