Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ni Wayan Liana Puspitasari

NIM : 2029141019
Tugas : Filsafat Ilmu Akuntansi

1. Mengapa Immanuel Kant dikatakan filsuf era pertengahan yang


terkemuka?
Immanuel Kant lahir di Konigsberg, kerajaan Prusia, 22 April
Tahun 1724 dan meninggal di Konigsbreg, kerajaan Prusia, 12 Februari
1804 (Pada umur 74 Tahun). Dia merupakan filsuf Jerman yang
bekerja secara komprehensif dan sistematis dalam epistemologi (teori
pengetahuan), etika, dan estetika.
Kant mengatakan bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk-
bentuk yang ditentukan oleh perangkat indrawi kita, maka hanya dalam
bentuk-bentuk itulah kita menggambarkan eksitensi segala hal,
kelemahan dari pendapatnya ini bahwa pengalaman ditentukan oleh
perangkat indrawi, dari pernyataan ini kant mengabaikan pengalaman
yang timbul dari luar indrawi, yakni misalkan metafisika, psykologi,
karena pengalaman ini tidak bersifat indrawi, secara tidak langsung
kant menentang pengalaman yang tidak indrawi atau metafisik.
Sehingga seseorang tidak dapat menggambarkan eksistensi sesuatu.
Immanuel Kant juga adalah seorang filosof yang mampu mendudukan
kembali kedudukan masing-masing dari akal dan iman pada posisinya
masing-masing. Kant berhasil menghentian sofisme modern. Dari
sinilah Kant mendapat tempat yang lumayan dalam sejarah filsafat.
Karena itulah Immanuel Kant dikatakan filsuf era pertengahan yang
terkemuka.
2. Apa yang menjadi ciri filsafat modern? Siapa sajakah tokoh-
tokohnya?
Ciri-ciri filsafat modern:
 Menghidupkan kembali rasionalisme keilmuan subjektivisme
(individualisme)/kembangkan kembali kebebasan berfikir
untuk melawan abad pertengahan.
 Humanism
 Lepas dari pengaruh atau dominasi gereja (agama)
Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-
bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran,
modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu; Subjektivitas, Kritik dan
Kemajuan. 
Dengan subjektivitas dimaksudkan bahwa manusia menyadari
dirinya sebagai subjectum, yaitu sebagai pusat realitas yang menjadi
ukuran segala sesuatu. Lewat modernisasi manusia lebih menyadari
dirinya sebagai individu. Di dalam filsafat kita mendengar pernyataan
Decartes yang sangat terkenal yaitu Cogito Ergo Sum (Saya berpikir
maka saya ada). Pernyataan itu adalah formulasi padat kesadaran
zaman modern yang terus dipertahankan. Manusia sebagai individu
bisa mengetahui kenyataan dengan rasionya sendiri.
Elemen selanjutnya adalah kritik. Dengan kritik dimaksudkan
bahwa rasio tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, melainkan juga
menjadi kemampuan prakti untuk membebaskan individu dari
wewenang tradisi atau untuk menghancurkan parsangka-prasangka
yang menyesatkan. Kant merumuskan kritik sebagai keberanian untuk
berpikir sendiri di luar tuntunan tradisi atau otoritas.Subjektivitas dan
kritik pada gilirannya mengandaikan keyakinan akan kemajuan. 
Dengan kemajuan dimaksudkan bahwa manusia menyadari
waktu sebagai sumber langka yang tak terulangi. Waktu dialami sebagai
rangkaian peristiwa yang mengarah pada satu tujuan yang dituju oleh
subjektivitas dan kritik tersebut. Selain itu ada dua hal yang menandai
sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas gereja dan mengual otoritas
Sains. Dua hal itu yang pada dasarnya menjelaskan lain-Iainnya.
Tokoh-tokoh filsuf modern
1. Empirisisme
a. George Berkeley
Seorang filsuf irlandia yang juga menjabat sebagai uskup di
Gereja Anglikan. Bersama Locke dan David Hume, ia tergolong
sebagai filsuf empiris inggris yang terkenal.
b. David Hume
Seorang filsuf Skotlandia, ekonom, dan juga sejarawan. Dia
dimasukkan sebagai salah satu figure paling penting dalam filosofi
barat dan pencerahan skotlandia. Walaupun kebanyakan
ketertarikan karya Hume berpusat pada tulisan filosofi, sebagai
sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan penghormatan.
2. Filsafat Politik
a. Karl Marx
Seorang filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiolog,
jurnalis dan sosialis revolusioner asal Jerman. Pemikiran politik
dan filsafatnya memiliki pengaruh pada sejarah intelektual,
ekonomi dan politik pada masa berikutnya dan namanya dipakai
sebagai adjektif, pengucapan dan aliran teori sosial.
b. Friedrich Engels
Friedrich Engels adalah anak sulung dari industrialis tekstil yang
berhasil. Sewaktu ia dikirim ke Inggris untuk memimpin pabrik
tekstil milik keluarganya yang berada di Manchester, ia melihat
kemiskinan yang terjadi kemudian menulis dan dipublikasikan
dengan judul Kondisi dari kelas pekerja di Inggris (Condition of
the Working Classes in England, 1844). Pada tahun 1844 Engels
mulai ikut berkontribusi dalam jurnal radikal yang ditulis oleh
Karl Marx di Paris. Kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang
pertama adalah The Holy Family. Mereka berdua sering disebut
"Bapak Pendiri Komunisme", di mana beberapa ide yang
berhubungan dengan Marxisme sudah kelihatan. Bersama Karl
Marx ia menulis Manifesto Partai Komunis (1848). Setelah Karl
Marx meninggal, ialah yang menerbitkan jilid-jilid lanjutan
bukunya yang terpenting adalah Das Kapital.
3. Idealisme
a. Immanuel Kant (1724)
Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan iman dalam
memperebutkan dominasi dalam mengendalikan jalan hidup
manusia. Kant adalah seorang filosof yang mampu mendudukan
kembali kedudukan masing-masing dari akal dan iman pada
posisinya masing-masing. Kant berhasil menghentian sofisme
modern. Dari sinilah Kant mendapat tempat yang lumayan dalam
sejarah filsafat.
4. Eksistensialisme
a. Søren Kierkegaard
Seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal dari Denmark.
Awalnya, Kierkegaard sendiri melihat dirinya sebagai seseorang
yang cenderung religius ketimbang filosofis dan agak membangun
jarak terhadap filsafat, tetapi kemudian ia justru dikenal sebagai
bapak filsafat eksistensialisme. Kierkegaard menjembatani jurang
yang ada antara filsafat Hegelian dan apa yang kemudian menjadi
eksistensialisme. Oleh karena itu, Kierkegaard menjadi kritikus
Hegel pada masanya dan menandai bahwa apa yang dilihatnya
sebagai formalisme semu dari Gereja Denmark. Filsafatnya
merupakan sebuah reaksi terhadap dialektika Hegel.

5. Fenomenologi
a. Edmund Husserl
Seorang filsuf Jerman, yang dikenal sebagai bapak fenomenologi.
Karyanya meninggalkan orientasi yang murni positivis dalam
sains dan filsafat pada masanya, dan mengutamakan pengalaman
subyektif sebagai sumber dari semua pengetahuan kita tentang
fenomena obyektif.
b. Martin Heidanger
Seorang filsuf asal Jerman. Ia belajar di Universitas Freiburg di
bawah Edmund Husserl, penggagas fenomenologi, dan kemudian
menjadi profesor di sana 1928. Ia memengaruhi banyak filsuf
lainnya, dan murid-muridnya termasuk Hans-Georg Gadamer,
Hans Jonas, Emmanuel Levinas, Hannah Arendt, Leo Strauss,
Xavier Zubiri dan Karl Löwith. Maurice Merleau-Ponty, Jean-Paul
Sartre, Jacques Derrida, Michel Foucault, Jean-Luc Nancy, dan
Philippe Lacoue-Labarthe juga mempelajari tulisan-tulisannya
dengan mendalam. Selain hubungannya dengan fenomenologi,
Heidegger dianggap mempunyai pengaruh yang besar atau tidak
dapat diabaikan terhadap eksistensialisme, dekonstruksi,
hermeneutika dan pasca-modernisme. Ia berusaha mengalihkan
filsafat Barat dari pertanyaan-pertanyaan metafisis dan
epistemologis ke arah pertanyaan-pertanyaan ontologis, artinya,
pertanyaan-pertanyaan menyangkut makna keberadaan, atau apa
artinya bagi manusia untuk berada. Heidegger juga merupakan
anggota akademik yang penting dari Nationalsozialistische
Deutsche Arbeiterpartei.
6. Pragmatisme
a. William James
Seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal sebagai salah
seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, James
juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New York
pada tahun 1842. Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas
Harvard, ia belajar psikologi di Jerman dan Prancis. William
James menentang pandangan sebelum dia bahwa kesadaran tidak
mewujudkan kesatuan lahiriah. Ia justru menyatakan bahwa
kesadaran adalah suatu fungsi yang bersumber dari pengalaman
murni. Pengalaman murni adalah perubahan-perubahan yang
terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan refleksi
manusia pada masa depan. Oleh karena itu, James menolak
adanya kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, dan bersifat
tetap serta berdiri sendiri. Menurut James kebenaran selalu dapat
diubah dan direvisi oleh pengalaman murni
b. John Dewey
Seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai
kritikus sosial dan pemikir dalam bidang Pendidikan. Menurut
Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi
perbuatan nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu, filsafat tidak
boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka.
Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta
mengolah pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian,
filsafat dapat menyusun suatu sistem nilai atau norma. Dewey
juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir
bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu
pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
7. Filsafat analitis
a. Rudolf Carnap
Seorang filsuf positivisme logis kelahiran Jerman yang memberi
kontribusi penting dalam logika, analisis bahasa, teori peluang,
dan filsafat ilmu. Carnap mempelajari matematika, fisika, dan
filsafat di Universitas Jena dan Freiburg im Breisgau pada tahun
1910-1914. Di universitasnya, ia menghadiri kuliah Gottlob
Frege, seorang filsuf yang dikenal sebagai ahli logika terbesar
pada abad ke-19. Dari sinilah gagasan-gagasan Frege kemudian
memberi pengaruh besar pada pemikiran Carnap. Selain
dipengaruhi oleh gagasan Frege, pemikiran Carnap juga
dipengaruhi oleh Bertrand Russell yang dulu pernah menjadi
gurunya.
b. Gottlob Frege
Seorang filsuf logika modern. Ia lahir dan dibesarkan di Jerman
pada 1848. Frege membawa suatu wawasan baru yang memicu
perkembangan revolusioner dalam ilmu logika.

Anda mungkin juga menyukai