NIM : 2029141019
Tugas : Filsafat Ilmu Akuntansi
5. Fenomenologi
a. Edmund Husserl
Seorang filsuf Jerman, yang dikenal sebagai bapak fenomenologi.
Karyanya meninggalkan orientasi yang murni positivis dalam
sains dan filsafat pada masanya, dan mengutamakan pengalaman
subyektif sebagai sumber dari semua pengetahuan kita tentang
fenomena obyektif.
b. Martin Heidanger
Seorang filsuf asal Jerman. Ia belajar di Universitas Freiburg di
bawah Edmund Husserl, penggagas fenomenologi, dan kemudian
menjadi profesor di sana 1928. Ia memengaruhi banyak filsuf
lainnya, dan murid-muridnya termasuk Hans-Georg Gadamer,
Hans Jonas, Emmanuel Levinas, Hannah Arendt, Leo Strauss,
Xavier Zubiri dan Karl Löwith. Maurice Merleau-Ponty, Jean-Paul
Sartre, Jacques Derrida, Michel Foucault, Jean-Luc Nancy, dan
Philippe Lacoue-Labarthe juga mempelajari tulisan-tulisannya
dengan mendalam. Selain hubungannya dengan fenomenologi,
Heidegger dianggap mempunyai pengaruh yang besar atau tidak
dapat diabaikan terhadap eksistensialisme, dekonstruksi,
hermeneutika dan pasca-modernisme. Ia berusaha mengalihkan
filsafat Barat dari pertanyaan-pertanyaan metafisis dan
epistemologis ke arah pertanyaan-pertanyaan ontologis, artinya,
pertanyaan-pertanyaan menyangkut makna keberadaan, atau apa
artinya bagi manusia untuk berada. Heidegger juga merupakan
anggota akademik yang penting dari Nationalsozialistische
Deutsche Arbeiterpartei.
6. Pragmatisme
a. William James
Seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal sebagai salah
seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, James
juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New York
pada tahun 1842. Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas
Harvard, ia belajar psikologi di Jerman dan Prancis. William
James menentang pandangan sebelum dia bahwa kesadaran tidak
mewujudkan kesatuan lahiriah. Ia justru menyatakan bahwa
kesadaran adalah suatu fungsi yang bersumber dari pengalaman
murni. Pengalaman murni adalah perubahan-perubahan yang
terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan refleksi
manusia pada masa depan. Oleh karena itu, James menolak
adanya kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, dan bersifat
tetap serta berdiri sendiri. Menurut James kebenaran selalu dapat
diubah dan direvisi oleh pengalaman murni
b. John Dewey
Seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai
kritikus sosial dan pemikir dalam bidang Pendidikan. Menurut
Dewey, tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi
perbuatan nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu, filsafat tidak
boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka.
Filsafat harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta
mengolah pengalaman tersebut secara kritis. Dengan demikian,
filsafat dapat menyusun suatu sistem nilai atau norma. Dewey
juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir
bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu
pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
7. Filsafat analitis
a. Rudolf Carnap
Seorang filsuf positivisme logis kelahiran Jerman yang memberi
kontribusi penting dalam logika, analisis bahasa, teori peluang,
dan filsafat ilmu. Carnap mempelajari matematika, fisika, dan
filsafat di Universitas Jena dan Freiburg im Breisgau pada tahun
1910-1914. Di universitasnya, ia menghadiri kuliah Gottlob
Frege, seorang filsuf yang dikenal sebagai ahli logika terbesar
pada abad ke-19. Dari sinilah gagasan-gagasan Frege kemudian
memberi pengaruh besar pada pemikiran Carnap. Selain
dipengaruhi oleh gagasan Frege, pemikiran Carnap juga
dipengaruhi oleh Bertrand Russell yang dulu pernah menjadi
gurunya.
b. Gottlob Frege
Seorang filsuf logika modern. Ia lahir dan dibesarkan di Jerman
pada 1848. Frege membawa suatu wawasan baru yang memicu
perkembangan revolusioner dalam ilmu logika.