Disusun Oleh:
1. NDAMUNG MATALU
2. MIKSEN DOMU LODU
3. KUSNAL YAKIN FIRMASYAH
4. KAKA NJEBI
5. DARIUS ADE ERISMAN MANNGI
6. DONI KAMBARU
7.RAHMAWATI HUSAINI
8. MARLIN NGONGO
9. LIAN LESTARI
10. ANA INTAN URU HIDA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa sebab atas kasih dan
Adapun tugas ini disusun sebagai salah satu tugas awal semester 1 Tahun Pelajaran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, besar harapan kami untuk mendapatkan saran serta kritikan yang bersifat konstruktif
demi penyempurnaannya. Kiranya makalah ini dapat memberikan masukan Yang berarti bagi
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
I.4. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan ajar untuk mata kuliah Fisika Biologi khususnya konsep Bioakustik,
Biolistrik, dan Biooptik
2. Menambah wawasan bagi setiap pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
Infrasonik
Gelombang bunyi dgn frekuensi kurang dari 20 Hz, bunyi ini tidak dapat di
dengar mc, hanya dapat didengar oleh binatang tertetu seperti jangkrik.
Audiosonik
Gelombang bunyi dengan frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz, bunyi ini dapat
didengar oleh mc.
Ultrasonik
Gelombang bunyi dengan frekuensi diatas 20.000 Hz, tidak dapat didengar
mc dan hanya dapat didengar oleh binatang tertentu seperti anjing dan
kelelawar
2.1.4 kecepatan
Fenomena alamiah membuktikan bahwa bunyi memerlukan waktu untuk
merambat dari suatu tempat ke tempat lain. Hal bagi jarak yang ditempuh (s),
dengan selang waktu (t) didefenisikan sebagai cepat rambat bunyi (v) jadi,
S
V = (cepat rambat bunyi)
T
Kelistrikan saraf
Dalam bidang neuroatomi akan dibicarakan kecepatan implus serat saraf . serat
saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar implus lebih
cepat dari serat saraf yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau dari besar kcilnya serat
saraf maka serat saraf dibagi dalam tiga bagian yaitu saraf tipe A, B dan C.
Dengan mengunakan mikroskop electron , serat saraf dibagi dalam dua tipe
yaitu:
2.4. CAHAYA
Cahaya adalah energy bentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380 – 750nm.
2.4.1 Beberapa teori tentang cahaya
Teori emisi Sir Isaac Newton (1642 – 1722)
Menurut teori Newton bahwa pertikel-partikel sangat kecil dipancarkan
dari sumber cahaya ke segala arah dengan kecepatan tinggi.jika partikel-partikel
itu mengenai mata kita,maka kita akan mendapat kesan melihat sumber cahaya
tsb;
Percobaan Thomas Young (1773-1829) dan Agustin Fresnel (1788-1827)
Young dan Fresnel mengatakan bahwa cahaya dapat melentur dan
berinterferensi.
Percobaan Heinrick Rudolf Hertz(1857-1894)
Hertz menyatakan bahwagelombamg cahaya merupakan gelombang
transversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat mengalami
polarisasi.
2.5. OPTIK
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi.
Dalam ilmu optika ada dua cara pendekatan mengenai gejala yaitu : optika
geometris dan optika fisik.
Optika geometris
Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis lurus,
berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan digambarkan secara garis lurus.
Optika fisik
Merupakan gejala cahaya seperti disperse,intervensi dan polarisasi tidak
dapat di jelaskan melalui metode optikal geometris, gejala – gejala ini hanya
dapat di jelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.
2.6. LENSA
PENGERTIAN
Lensa ( kanta ) adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan
cahaya.lensa merupakan zat optik yang dibatasi oleh 2 permukaan lengkung dan
permukaan datar.
Ada dua macam lensa yaitu lensa konvergen dan lensa divergen.
Lensa konvergen
Lensa divergen
2.6.1 KUAT LENSA
Makin tebal suatu lensa berarti jari-jari kelengkungan lensa makin
kecil.sebaliknya makin tipis suatu lensa makin besar jari-jari kelengkungan lensa.
1
P=
F
p= kuat lensa
F= jarak focus
LENSA CEMBUNG
Digunakan untuk cacat mata yaitu rabun dekan ( hipermetrop ).
LENSA CEKUNG
Dignakan untuk mengatasi cacat mata rabun jauh ( miop )
LENSA RANGKAP
Digunakan untuk mengatasi cacat mata yaitu mata tua ( presbiop )
3.1. KESIMPULAN
3.1.1 Bioakuistik,
Suatu perubahan mekanika terhadap zat gas, zat cair, atau zat padat sering
menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi / getaran
dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat
tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energy bahkan
tidak perna terjadi pemindahan partikel.
Biolistrik, kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang
kedokteran,maupun keperrawatan. Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam
bidang kedokteran maupun keperawatan yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam
tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Biooptik, sampai abad ke empat sebelum masehi orang masi berpendapat bahwa
benda – benda di sekitar dapat di lihat oleh karena mata mengeluarkan sinar – sinar
prenglihatan. Tetapi pada abad pertengahan Alhazan ( 429 - 348 )
3.1.2 Bagian – bagian Bioakustik, Biolistrik, Biooptik :
1. Bagian – bagian Bioakustik :
a). Bunyi
b). Gelombang Bunyi dan Kecepatan
c). Intensitas Bunyi
2. Bagian – bagian Biolistrik
a). Kelistrikan yang timbul dalam tubuh
3. Bagian – bagian Biooptik:
a). Lensa
b). Mata
c). Cahaya
d). Mikroskop
e). Luph
f). Teropong
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen. 2007. FISIKA untuk SMA kelas X. Cimahi: Penerbit Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2007. FISIKA untuk SMA kelas XI. Cimahi: Penerbit
Erlangga.
Endang & Rinawan. 2009. PR FISIKA untuk SMA / MA. Klaten: Penerbit Intan
Pariwara.