Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FISIKA BIOLOGI

KONSEP BIOAKUSTIK, BIOLISTRIK, DAN BIOOPTIK

Disusun Oleh:
1. NDAMUNG MATALU
2. MIKSEN DOMU LODU
3. KUSNAL YAKIN FIRMASYAH
4. KAKA NJEBI
5. DARIUS ADE ERISMAN MANNGI
6. DONI KAMBARU
7.RAHMAWATI HUSAINI
8. MARLIN NGONGO
9. LIAN LESTARI
10. ANA INTAN URU HIDA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2011/2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa sebab atas kasih dan

penyertaannya kami telah menyeleseikan penulisan makalah tentang ”konsep Bioakustik,

Biolistrik dan Biooptik ” sesuai waktu yang ditetapkan.

Adapun tugas ini disusun sebagai salah satu tugas awal semester 1 Tahun Pelajaran

2011/2012 untuk mata kuliah fisika biologi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, besar harapan kami untuk mendapatkan saran serta kritikan yang bersifat konstruktif

demi penyempurnaannya. Kiranya makalah ini dapat memberikan masukan Yang berarti bagi

pengembangan kependidikan keperawatan di kabupaten Sumba Timur.

Waingapu, 28 Oktober 2011

Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG


Bioakuistik, suatu perubahan mekanika terhadap zat gas, zat cair, atau zat padat
sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi /
getaran dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun demikian
zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energy
bahkan tidak perna terjadi pemindahan partikel.
Berbicara, tergantung pada substansi yang menjalar apabila suara mencapai tapal
batas maka suara tersebut akan terbagi dua yaitu sebagai energy di transmisikan /
diteruskan dan sebagian direfleksikan atau di pantulkan.
Biolistrik, kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang
kedokteran,maupun keperrawatan. Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam
bidang kedokteran maupun keperawatan yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam
tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Biooptik, sampai abad ke empat sebelum masehi orang masi berpendapat bahwa
benda – benda di sekitar dapat di lihat oleh karena mata mengeluarkan sinar – sinar
penglihatan. Tetapi pada abad pertengahan Alhazan ( 429 - 348 )

I.2. PERUMUSAN MASALAH


 Pengertian tiap – tiap pokok materi
 Sifat – sifat setiap pokok materi
 Teori menurut ilmuwan
 SMacam – macam optik dan lensa
``I.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar setiap mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang Bioakustik,
Biolistrik, dan Biooptik
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian dari Bioakustik, Biolistrik dan
Boioptik

I.4. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan ajar untuk mata kuliah Fisika Biologi khususnya konsep Bioakustik,
Biolistrik, dan Biooptik
2. Menambah wawasan bagi setiap pembaca
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. GELOMBANG BUNYI


2.1.1 Pengertian gelombang bunyi

Gelombang bunyi merupakan gelombang bunyi longitudinal yang


membutuhkan medium untuk rambatannya. Gelombang bunyi dapat mengalami
interferensi, difraksi, refleksi dan resonansi.

2.1.2 Sifat – sifat gelombang bunyi


 Gelombang bumyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh
benda
 Disebab oleh benda yang bergetar
 Gelombang bunyi adalah gelombang bunyi longitudinal
 Gelombang bunyi merambat dalam bentuk rapatan dan renggangan sehingga
bunyi dapat merambat melalui zat padat, zat cair dan gas.

2.1.3 klasifikasi gelombang bunyi

Diklasifikasikan menjadi 3 yaitu sbb:

 Infrasonik
Gelombang bunyi dgn frekuensi kurang dari 20 Hz, bunyi ini tidak dapat di
dengar mc, hanya dapat didengar oleh binatang tertetu seperti jangkrik.
 Audiosonik
Gelombang bunyi dengan frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz, bunyi ini dapat
didengar oleh mc.
 Ultrasonik
Gelombang bunyi dengan frekuensi diatas 20.000 Hz, tidak dapat didengar
mc dan hanya dapat didengar oleh binatang tertentu seperti anjing dan
kelelawar
2.1.4 kecepatan
Fenomena alamiah membuktikan bahwa bunyi memerlukan waktu untuk
merambat dari suatu tempat ke tempat lain. Hal bagi jarak yang ditempuh (s),
dengan selang waktu (t) didefenisikan sebagai cepat rambat bunyi (v) jadi,
S
V = (cepat rambat bunyi)
T

2.2. INTENSITAS BUNYI


Intensitas bunyi yaitu energy bunyi tiap sekon (daya bunyi) yang menembus
bidang setiap satuan luas permukaan secara tegak lurus
 Intensitas bunyi yang dihasilkan sumber titik dapat ditentukan dengan rumus
sbb:
P
I =
A
Keterangan:
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya bunyi (watt)
L = luas bidang ( M2)

2.3. KELISTRIKAN YANG TIMBUL DALAM TUBUH

Kelistrikan saraf dan jantung

 Kelistrikan saraf

Dalam bidang neuroatomi akan dibicarakan kecepatan implus serat saraf . serat
saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar implus lebih
cepat dari serat saraf yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau dari besar kcilnya serat
saraf maka serat saraf dibagi dalam tiga bagian yaitu saraf tipe A, B dan C.
Dengan mengunakan mikroskop electron , serat saraf dibagi dalam dua tipe
yaitu:

 Serat saraf bermyelin yaitu banyak terdapat pada manusia. Myelin


merupakan suatu insulator (isolasi) yang baik dan kemampuan mengaliri
listrik sangat rendah.
 Serat saraf tanpa myelin yaitu kelistrikan serat saraf yang kurang baik.

Kecepatan aliran listrik pada serat saraf


 Serat saraf tanpa myelin (diameter 1mm) mempunyai kecepatan 20 – 50
m/detik
 Serat saraf bermyelin pada diameter 10 m mempunyai kecepatan 100
m/detik

 Kelistrikan otot jantung


Sel membran otot jantung (miokardium) sangat berbeda dengan serat dan otot
bergaris pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial. Membran
istirahat dilakukan rangsangan maka maka ion – ion Na+ akan masuk kedalam sel
dan akan mencapai nilai ambang maka akan timbul depolarisasi sedangkan pada sel
otot jantung, ion Na+ akan mudah bocor sehingga segera repolarisasi komplit,ion Na+
perlahan – lahan akan masuk kedalam sel dengan akibat terjadi gejala depolarisasi
secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa
memerlukan rangsangan dari luar.

2.4. CAHAYA
Cahaya adalah energy bentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380 – 750nm.
2.4.1 Beberapa teori tentang cahaya
 Teori emisi Sir Isaac Newton (1642 – 1722)
Menurut teori Newton bahwa pertikel-partikel sangat kecil dipancarkan
dari sumber cahaya ke segala arah dengan kecepatan tinggi.jika partikel-partikel
itu mengenai mata kita,maka kita akan mendapat kesan melihat sumber cahaya
tsb;
 Percobaan Thomas Young (1773-1829) dan Agustin Fresnel (1788-1827)
Young dan Fresnel mengatakan bahwa cahaya dapat melentur dan
berinterferensi.
 Percobaan Heinrick Rudolf Hertz(1857-1894)
Hertz menyatakan bahwagelombamg cahaya merupakan gelombang
transversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat mengalami
polarisasi.

2.4.2 Sumber cahaya


secara garis besar cahaya dapat dibagi dua macam yaitu:
 Cahaya alam ( Natural lighting)
Yang termsuk cahaya alam adalah cahaya matahari yg merupakan sumber
cahaya dan dominan.
 Cahaya yang artificial (cahaya buatan)
Yang meliputi cahaya buatan meliputi cahaya listrik (cahaya flouresen),
cahaya gas, lampu minyak dan lilin.

2.4.3 Alat pengukur Cahaya


Untuk mengukur cahaya dipakai alat sbb:
 Fotometer sederhana
 Fotometer buatan Lummer Brodhun

2.4.4 Sifat – sifat Cahaya


 Cahaya dapat mengalami pemantulan (refleksi)
 Cahaya dapat mengalami pembiasan (refraksi)
 Cahaya dapat mengalami pemanduan atau penjumlahan (interferensi)
 Cahaya dapat mengalami pelenturan (difraksi)
 Cahya dapat mengalama penguraian (disperse)
 Cahaya dapat mengalami pengkutupan (polarisasi)

Berdasarkan arah penyebarannya,berkas cahaya dibedakan menjadi 3 macam


sebagai berikut.

 Berdasarkan cahaya sejajar, jika arahnya sejajar satu sama lain.


 Berkas cahayanya mengumpul (konvergen) jika arahnya menuju ke satu titik
 Berkas cahaya menyebar (divergen) jika arahnya menyebar ke beberapa arah.

2.5. OPTIK
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi.
Dalam ilmu optika ada dua cara pendekatan mengenai gejala yaitu : optika
geometris dan optika fisik.
 Optika geometris
Berpangkal pada penjalaran cahaya dalam medium secara garis lurus,
berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan digambarkan secara garis lurus.
 Optika fisik
Merupakan gejala cahaya seperti disperse,intervensi dan polarisasi tidak
dapat di jelaskan melalui metode optikal geometris, gejala – gejala ini hanya
dapat di jelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.

Alat – alat optik :


 MATA
Mata dapat melihat suatu benda jika benda tersebut memantulkan
cahaya.cahaya yang masuk ke mata dibiaskan oleh lensa mata sehingga
terbentuk cahaya di retina.
 LUP
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang yang terdiri atas
sebuah lensa cenbung yang di gunakan untuk mengamati benda kecil
sehingga tampak lebih besar dan jelas.
 MIKROSKOP
Milroskop adalah alat optik yang di gunakan untuk melihat benda
yang sangat kecil dan mempunyai dua lensa yaitu lensa objektif dan lensa
okuler
 KAMERA
Kamera adalah alat optik yang berguna untuk menghasikan gambar
cahaya dengan cahaya pada film.
 TEROPONG
Teropong adalah alat optik yang di gunakan untuk melihat benda –
benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas.

Jenis – Jenis Teropong:


 Teropong bintang ( teropong astronomi )
 Teropong bumi
 Teropong panggung ( teropong Galileo )
 Teropong prisma

2.6. LENSA
PENGERTIAN
Lensa ( kanta ) adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan
cahaya.lensa merupakan zat optik yang dibatasi oleh 2 permukaan lengkung dan
permukaan datar.
Ada dua macam lensa yaitu lensa konvergen dan lensa divergen.
 Lensa konvergen
 Lensa divergen
2.6.1 KUAT LENSA
Makin tebal suatu lensa berarti jari-jari kelengkungan lensa makin
kecil.sebaliknya makin tipis suatu lensa makin besar jari-jari kelengkungan lensa.
1
P=
F
p= kuat lensa
F= jarak focus

2.6.2 KEGUNAAN LENSA

 LENSA CEMBUNG
Digunakan untuk cacat mata yaitu rabun dekan ( hipermetrop ).
 LENSA CEKUNG
Dignakan untuk mengatasi cacat mata rabun jauh ( miop )
 LENSA RANGKAP
Digunakan untuk mengatasi cacat mata yaitu mata tua ( presbiop )

2.7. CAHAYA DAN OPTIK


Cahaya dan optik saling melengkapi, tanpa adanya cahaya alat – alat optik tidak
dapat bekerja atau berfungsi dengan baik. kerja alat optik di pengaruhi oleh cahaya.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
3.1.1 Bioakuistik,
Suatu perubahan mekanika terhadap zat gas, zat cair, atau zat padat sering
menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi / getaran
dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat
tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energy bahkan
tidak perna terjadi pemindahan partikel.
Biolistrik, kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang
kedokteran,maupun keperrawatan. Ada dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam
bidang kedokteran maupun keperawatan yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam
tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia.
Biooptik, sampai abad ke empat sebelum masehi orang masi berpendapat bahwa
benda – benda di sekitar dapat di lihat oleh karena mata mengeluarkan sinar – sinar
prenglihatan. Tetapi pada abad pertengahan Alhazan ( 429 - 348 )
3.1.2 Bagian – bagian Bioakustik, Biolistrik, Biooptik :
1. Bagian – bagian Bioakustik :
a). Bunyi
b). Gelombang Bunyi dan Kecepatan
c). Intensitas Bunyi
2. Bagian – bagian Biolistrik
a). Kelistrikan yang timbul dalam tubuh
3. Bagian – bagian Biooptik:
a). Lensa
b). Mata
c). Cahaya
d). Mikroskop
e). Luph
f). Teropong
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2007. FISIKA untuk SMA kelas X. Cimahi: Penerbit Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2007. FISIKA untuk SMA kelas XI. Cimahi: Penerbit

Erlangga.

Endang & Rinawan. 2009. PR FISIKA untuk SMA / MA. Klaten: Penerbit Intan

Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai