Anda di halaman 1dari 19

HIPERTENSI

KELOMPOK 2
• Arimbi Presillia 2130016
• Azelitha Zahra 2130019
• Cahya Barcha 2130018
• Ifa Di Khairina 2130022
• Isnaeni Ulfiana 2130021
• Nanda Triana 2130015
• Rizka Nur Aisyah 2130017
Definisi Hipertensi
Menurut The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure (JNC) hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala
kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
berhubungan.

Etiologi Hipertensi
Menurut Anggraini (2009) risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari
faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang
tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan
faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi.
Patofisiologi Hipertensi
Menurut Anggraini (2009) Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui
terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme
(ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon renin
akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I
diubah menjadi angiotensin II.
Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang disebut prorenin dalam sel-sel
jukstaglomerular (sel JG) pada ginjal. Sel JGmerupakan modifikasi dari sel-sel otot polos
yang terletak pada dinding arteriol aferen tepat di proksimal glomeruli. Bila tekanan
arteri menurun, reaksi intrinsik dalam ginjal itu sendiri menyebabkan banyak molekul
protein dalam sel JG terurai dan melepaskan renin.
Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat dan memiliki efek-efek lain yang juga mempengaruhi
sirkulasi. Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang
dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh pertama, yaitu vasokonstriksi, timbul dengan cepat.
Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan sedikit lemah pada vena. Cara kedua dimana angiotensin II
meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan ekskresi garam dan air.
Vasopresin, disebut juga antidiuretic hormone (ADH), bahkan lebih kuat daripada angiotensin sebagai
vasokonstriktor, jadi kemungkinan merupakan bahan vasokonstriktor yang paling kuat dari ubuh. Bahan ini
dibentuk di hipotalamus tetapi diangkut menuruni pusat akson saraf ke glandula hipofise posterior, dimana
akhirnya disekresi ke dalam darah.
Aldosteron, yang disekresikan oleh sel-sel zona glomerulosa pada korteks adrenal, adalah suatu regulator
penting bagi reabsorpsi natrium (Na+ ) dan sekresi kalium (K+ ) oleh tubulus ginjal. Tempat kerja utama
aldosteron adalah pada sel-sel prinsipal di tubulus koligentes kortikalis. Mekanisme dimana aldosteron
meningkatkan reabsorbsi natrium sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi kalium adalah
dengan merangsang pompa natriumkalium ATPase pada sisi basolateral dari membran tubulus koligentes
kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan permeabilitas natrium pada sisi luminal membran. (Guyton, 1997)
Manifestasi Klinis Hipertensi Komplikasi
Hipertensi
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri Komplikasi yang tidak teratasi dapat
kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual menimbulkan komplikasi yang
dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah berbahaya (Syam 2019) :
intrakranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan
1 Payah jantung
retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang
tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
2 Stroke
pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerulus. Edema dependen 3 Kerusakan penglihatan
dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
4 Komplikasi pada jantung
Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
PEMERI1
KSAAN 3 5
LABOR 2 4
Photo
ATORIU EKG
CT Scan IUP dada
M
Penatalaksanaan Hipertensi
1. Terapi Non Farmakologi
Modifikasi gaya hidup:
a. Penurunan berat badan.
b. Pengurangan asupan alkohol.
c. Pengurangan asupan natrium.
d. Olahraga teratur.
e. Teknik relaksasi.
f. Penghentian rokok.
g. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertention) dengan
asupan tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah lemak telah
terbukti menurunkantekanan darah tinggi.
2. Terapi Farmakologi
Pilihan obat untuk terapi permulaan:
A. Hipertensi tanpa indikasi khususa.
Hipertensi derajat 1
Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau Tekanan darah diastolic 90-99mmHg. Umumnya
diberikan diuretic gol Thiazide. Bisa dipertimbangkan pemberian penghambat EKA, ARB,
penyekat B, antagonis Ca.
B. Hipertensi derajat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau Tekanan darah distolik > mmHg.Umumnya diberi
kombinasi 2 macam obat (diuretic golongan Thiazide dan penghambat EKA atau ARB atau
penyakit b, atau antagnis Ca).
Hipertensi indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus: Obat anti hipertensi lainnya (diuretic, penghambat EKA,
ARB, Penyekat B,antagonis Ca) sesuai yang diperlukan.
ASKEP
HIPERTENSI
1. Identitas Klien 3. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Identitas klien Pengkajian yang mendukung keluhan
Meliputi : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis utama dengan memberikan pertanyaan
kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, tentang kronologi keluhan utama. Keluhan
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit lain yang menyerta biasanya : sakit kepala,
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik. pusing, penglihatan buram, mual, detak
b.Identitas Penanggung Jawab jantung tak teratur, nyeri dada.
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, 4. Riwayat kesehatan Dahulu
pekerjaan, serta status hubungan dengan pasien. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi,
2. Keluhan utama penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri Penting untuk mengkaji mengenai riwayat
kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, pemakaian obat-obatan masa lalu dan
penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
impotensi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga 2) Tanda :
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit a.Peningkatan tekanan darah
hipertensi, penyakit metabolik, penyakit menular b.Nadi denyutan jelas dari
seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan karotis,ugularis,radialis, takikardia
penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, c.Murmur stenosis vulvular
dan lain-lain. d.Distensi vena jugularis
6. Aktivitas / istirahat e.Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya (vasokontriksi perifer)
hidup monoton. f.Pengisian kapiler mungkin lambat /
2) Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan tertunda
irama jantung, takipnea. 8. Integritas ego
7. Sirkulasi 1) Gejala : riwayat perubahan kepribadian,
1) Gejala : ansietas, factor stress multiple (hubungan,
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung keuangan, yang berkaitan dengan
koroner/ katup dan penyakit serebrovaskuler pekerjaan).
Episode palpitasi
2) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, 2) Tanda :
penyempitan perhatian, tangisan meledak, otot uka a.Berat badan normal atau obesitas
tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara. b.Adanya edema
9.Eliminasi c.Glikosuria
1) Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti d.Neurosensori
obstruksi) atau riwayat penyakit ginjal pada masa 3) Gejala :
yang lalu. a.Keluhan pening / pusing, berdenyut, sakit
10.Makanan / cairan kepala, suboksipital (terjadi saat bangun
1) Gejala : dan menghilang secara spontan setelah
a. Makanan yang disukai yang mencakup makanan beberapa jam)
tinggi garam, lemak serta kolesterol b.Gangguan penglihatan (diplopia,
b.Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini penglihatan abur, epistakis)
(meningkat/turun) 4) Tanda :
c.Riwayat penggunaan diuretic a.Status mental, perubahan keterjagaan
orientasi, pola/ isi bicara, efek, proses pikir
b.Penurunan kekuatan genggaman tangan 13.Keamanan
11. Nyeri / ketidaknyamanan Gejala : gangguan koordinasi/ cara
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / berjalan, hipotensi postural.
keterlibatan jantung), sakit kepala 14.Pembelajaran / penyuluhan
12. Pernapasan Gejala :
1) Gejala : a.Factor risiko keluarga:
a.Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, hipertensi,aterosklerosis, penyakit jantung,
takipnea, ortopnea. Dispnea diabetes mellitus.
b.Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum b.Factor lain, seperti orang afrika-amerika,
c.Riwayat merokok asia tenggara, penggunaan pil KB atau
2) Tanda : hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
a.Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori 15. Rencana pemulangan
pernapasan Bantuan dengan pemantau diri tekanan
b.Bunyi napas tambahan (crakles/mengi) darah/ perubahan dalam terapi obat
c.Sianosis
Diagnosis Keperawatan
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan hipertensi
(Nurarif ,2015 dan Tim pokja SDKI DPP PPNI 2017) :
Nyeri akut ( D.0077 )
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab : Agen pencedera fisiologis ( mis : inflamasi, iskemia, neoplasma).
Batasan Karakteristik :
1) Kriteria Mayor :
a.Subjektif : mengeluh nyeri.
b.Objektif : tampak meringis, bersikap protektif (mis : waspada, posisi menghindar nyeri),
gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
2) Kriteria Minor :
a.Subjektif : tidak ada
b.Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafus makan berubah,
proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis.
Kondisi Klinis Terkait :
a.Kondisi pembedahan
b.Cedera traumatis
c.Infeksi
d.Sindrom koroner akut
e.Glaukoma
Intervensi Keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim pokja SDKI PPNI (2017)
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis:iskemia)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat nyeri menurun.
Kriteria hasil : Tingkat nyeri ( L.08066)
a.Pasien mengatakan nyeri berkurang dari skala 7 menjadi 2
b.Pasien menunjukan ekspresi wajah tenang
c.Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Rencana tindakan : (Manajemen nyeri I.08238)
a.Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
b.Identifikasi skala nyeri
c.Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
d.Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis: akupuntur,terapi musik
hopnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbing,kompres hangat/dingin)
e.Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
f.Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
g.Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
h.Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
BUNGA MAWAR BUNGA SELASIH
WARNANYA CERAH TIADA DUANYA
CUKUP SEKIAN DAN TERIMAKASIH
SAYA HARAP TIDAK ADA YANG BERTANYA

Anda mungkin juga menyukai